Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Tanggal 25 – 30 April 2022

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

Banjarmasin, Mei 2022

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructor

Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep. Handoko, S.Kep., Ns.


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP.19681008 199103 1 005
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

Definisi (1) Manifestasi Klinis (1–3)


Bronkopneumonia  peradangan pada parenkim paru yang meluas a. Demam
sampai bronkioli / bronkus. b. Takipnea
Etiologi  disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan beda asing c. Batuk produktif
d. Nafsu makan menurun
e. Penurunan bunyi nafas
f. Napas cuping hidung
Mikroba Etiologi (4) Komplikasi (5) g. Retraksi dinding dada
h. Letargi
1. Bakteri. Organisme gram positif seperti : streptococcus Otitis media akut (OMA), Atelektasis, Efusi pluera, i. Nyeri dada pleuritis
Emfisema, Meningitis, Abses paru, Endokarditis j. Hidung kemerahan
dan staphylococcus. Organisme gram negatif :
haemophillus influenzae dan klebsiella, pseudomonas k. Sianosis (jarang terjadi)
aeruginosa. l. Terdengar suara krekels di atas
Faktor yang Berhubungan (11) paru yang sakit dan terdengar
2. Virus : Legionella pneumoniae dan virus influenza.
3. Jamur : Aspergillus spesies,dan Candida albicans. 1. Faktor intrinsik : umur balita, jenis kelamin, ketika terjadi konsolidasi
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung BBLR, status imunisasi, pemberian ASI, (pengisian rongga udara oleh
ke dalam paru. pemberian vitamin A, status gizi eksudat)
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama. 2. Faktor ekstrinsik : lingkungan dalam dan luar
tempat tinggal, kelembapan, penghasilan
keluarga, pendidikan pengetahuan dan umur Penatalaksanaan (6)
ibu, serta keberadaan keluarga yang merokok
1. Antibiotik pensilin 50.000 U/kgBB/hari,
Etiologi (1) ditambah kloramfenikol 50-70
mg/kgBB/hari
Mikroba yang ada di udara di aspirasi organisme dari nasofaring 2. Koreksi gangguan asam basa dengan
atau penyebaran hematogen. Bakteri masuk ke paru melalui saluran pemberian oksigen dan cairan IV
Pemeriksaan Penunjang (7) 3. Jika lendir berlebihan  berikan inhalasi
nafas masuk ke bronkioli dan alveoli. Mikroorganisme yang
terdapat dalam paru dapat menyebar ke bronkus, bronkus akan dengan NS dan beta agonis (terapi
nebulizer dengan flexoid dan ventolin)
mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga 1. Pemeriksaan radiologi 4. Nonfarmakologi : terapi modalitas
dapat timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat a. Rontgen thoraks pernafasan (vibrasi, claping, nafas dalam,
terjadi karena absorbsi yang lambat. Selanjutnya eksudat berubah b. Bronkoskopi batuk efektif), posisi semifowler, pasien
menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. 2. Hematologi istirahat total, banyak minum air putih
Sumbatan tersebut dapat mengurangi asupan oksigen dari luar a. Darah lengkap (Hb, Ht, leukosit, hangat, kompres hangat jika demam, diet
sehingga penderita mengalami sesak nafas, dispnea, retraksi trombosi, eritrosit, laju endap darah) makan lunak
dinding dada/nafas cuping hidung b. Analisis gas darah (AGD)
c. Kultur darah
d. Kultur sputum
PATHWAY

Diare
ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOPNEUMONIA (8–10)

Pengkajian Diagnosis Keperawatan


1. Identitas
2. Keluhan utama 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Riwayat penyakit 2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
4. Pemeriksaan laboratorium 3. Hambatan pertukaran gas
5. Pemeriksaan fisik 4. Diare
6. Pemeriksaan radiologi

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (00031) Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan (00002)
NOC NOC
Status Pernafasan: Kepatenan Jalan Nafas Status Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 3 jam, klien mampu membaik Setelah dilakukan askep 3 x 8 jam, pasien membaik dengan kriteria hasil:
dengan kriteria hasil: 1. Intake nutisi baik
1. Frekuensi pernafasan kisaran normal 2. Intake makanan baik
2. Irama pernafasan kisaran normal 3. Asupan cairan cukup
3. Mampu mengeluarkan sekret 4. Peristaltic usus normal
4. Tidak ada suara nafas 5. Berat badan meningkat
5. Tidak ada dispnea
6. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
NIC
NIC Manajemen Nutrisi
Manajemen Jalan Nafas 1. Monitor catatan intake nutrisi dan kalori
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas 2. Anjurkan intake kalori sesia dengan kebutuhan
2. Catata pergerakan dada, kesimetrisan, otot bantu nafas, dan retraksi otot 3. Anjurkan penyiapan dan penyajian makanan dengan Teknik aman
3. Monitor suara nafas tambahan dan pola nafas 4. Kaji adanya alergi makanan
4. Bersihkan jalan nafas dengan chin lift/jaw thrust 5. Monitor adanya penurunan BB
5. Posisikan pasien memaksimalkan ventilasi 6. Monitor mual muntah
6. Identifikasi kebutuhan pasien membuka jalan nafas Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Lakukan fisioterapi dada
8. Ajarkan batuk efektif
9. Lakukan suction, jika ada lendir
10. Auskultasi suara nafas
11. Berikan terapi nafas jika perlu (misal oksigen dan nebulizer)

Diare (00013) Hambatan Pertukaran Gas (00030)


NOC NOC
Eliminasi Usus Status Pernafasan: Pertukaran Gas
Setelah dilakukan askep 1 x 8 jam, pasien membaik dengan kriteria hasil: Setelah dilakukan askep 2 x 2 jam, pasien membaik dengan kriteria hasil:
1. Pola eliminasi membaik 1. PaO2, PaCO2, dan SpO2 kisaran normal
2. Suara bising usus dalam batas normal 2. Keseimbangan ventilasi dan perfusi kisaran normal
3. Feses lembut dan berbentuk Tanda-tanda Vital
4. Tidak ada diare Setelah dilakukan askep 2 x 2 jam, pasien membaik dengan kriteria hasil:
1. Suhu, nadi, tekanan darah kisaran normal
NIC 2. Tingkat dan irama pernafasan kisaran normal
Manajemen Diare
1. Intruksikan pasien atau keluarga mencatat warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja NIC
2. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatkan porsi Terapi Oksigen
secara bertahap 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
3. Anjurkan pasien menghindari makanan pedas, dan makanan mengandung 2. Siapkan oksigen dan berikan melalui sistem humidifer
laktosa 3. Monitor aliran oksigen
4. Monitor tanda dan gejala diare 4. Monitor efektifitas terapi oksigen
5. Intruksikan diet rendah serat, tinggi protein, tinggi kalori 5. Amati tanda-tanda hipoventilasi induksi oksigen
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat diare 6. Konsultasi tenkes lain penggunaan oksigen tambahan selama kegiatan dan tidur
Monitor Tanda-tanda Vital
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipo dan hipertermi
3. Monitor suara paru-paru
4. Monitor warna kulit, suhu, dan kelembapan
5. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan TTV
DAFTAR PUSTAKA

1. Damayanti I, Nurhayati S. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan


Bronkopneumonia. Bul Kesehat Publ Ilm Bid Kesehat. 2019;3(22019):161–81.
2. Lalani A. Kegawatdaruratan Pediatrik. Jakarta: EGC; 2011.
3. Usman I. Asuhan Keperawatan pada Klien Bronkopneumonia Usia Infant dengan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif di Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr. Slamet
Garut. STIKES Bhakti Kencana Bandung; 2019.
4. Alfiah Y. Asuhan Keperawatan Anak pada An.G dengan Diagnosa Medik
Bronkopneumonia di Ruang Cemara Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. Universitas
Borneo Tarakan; 2021.
5. Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2014.
6. Riyadi, Sujono, Sukarmin. Asuhan Keperawatan pada Anak. 1st ed. Yogyakarta:
Graha Ilmu; 2009.
7. Fauzan A. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang High
Care Unit (HCU) Anak IRNA Kebidanan dan Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang; 2017.
8. Herdman H, Kamitsuru S, Lopes CT, Keliat BA, Mediani HS. NANDA-I Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2021 - 2023. 12th ed. Keliat BA, Mediani HS,
Susanto T, Ester M, Karyuni PE, editors. Jakarta: EGC; 2020.
9. Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. Nursing Outcomes Classification
(NOC). 5th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV. Mocomedia;
2013.
10. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM, Wagner CM. Nursing Interventions
Classification (NIC). 6th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV.
Mocomedia; 2013.
11. Mardani RA, Pradigdo SF, Mawarni A. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak
Usia 12-48 Bulan (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gombong Ii Kabupaten
Kebumen Tahun 2017). J Kesehat Masy. 2018;6(1):581–90.

Anda mungkin juga menyukai