Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN CPD (CEPHALOPELVIC
DISPROPORTION)

Tanggal 23 – 28 Mei 2022

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN CPD (CEPHALOPELVIC
DISPROPORTION)

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

Banjarmasin, Mei 2022

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructor

Nana Astriana Hasibuan, Ns., M.Kep. Hj. Fauziah, S.Kep., Ns.


NIPK. 19790317 20190120 9 001 NIP.19730323 1997032 011
KONSEP IBU HAMIL DENGAN CPD (CEPHALOPELVIC DISPROPORTION)

A. Definisi
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin dan
ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasi
keluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervaginam (1). Pengertian
lain menyebutkan bahwa ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
kepala janin yang dapat melahirkan secara alami (2).

B. Etiologi
CPD pada ibu hamil disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor ibu dan faktor anak. Berikut faktor
yang menimbulkan CPD pada ibu hamil (2,3):
1. Faktor ibu
a. Akibat gangguan pertumbuhan
b. Akibat penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
1) Panggul rachitis (tulang rapuh akibat kekurangan vit.D)
2) Panggul osteomalacci (pelunakan tulang akibat kurang Kalsium)
3) Radang articulation sacroilliaca
c. Akibat kelainan tulang panggul
1) Kifosis
2) Skoliosis
2. Faktor bayi
a. Besarnya bayi ≥ 4500 gr
b. Sikap dan kedudukan : pada kesempitan panggul ringan kepala dalam sikap
fleksi yang sempurna dan kedudukan occipitoanterior memungkinkan persalinan
normal, sedangkan presentasi muka atau kedudukan occipitoposterior akan
menyebabkan distoksia (keterlambatan atau kesulitan persalinan normal)
Posisi bayi : anterior presentation, transverse presentation, breech presentation
Sikap bayi : fleksi, defleksi, ekstensi
c. Moulage : kemampuan kepala untuk berubah bentuk menyesuaikan diri dengan
panggul.
d. Pembesaran perut janin (jarang terjadi)
C. Faktor yang Mempengaruhi Ukuran dan Bentuk Panggul (4)
1. Perkembangan : bawaan lahir atau keturunan,
suku bangsa
2. Nutrisi : gangguan gizi (malnutrisi)
3. Faktor hormon : kelebihan androgen
menyebabkan panggul jenis android
4. Metabolisme : ricketsia dan osteomalasia
5. Trauma
6. Penyakit atau tumor tulang panggul, kaki dan
tulang belakang
7. Wanita dengan tinggi kurang dari 1,5 meter
dicurigai panggul sempit

D. Tanda dan Gejala CPD


Ibu hamil yang terduga CPD, menunjukkan tanda dan gejala yang dirasakan selama
kehamilan. Berikut tanda dan gejala CPD (5):
1. Persalinan lebih lama dari normal
2. Janin belum masuk PAP pada usia kehamilan 39 minggu (primipara)
3. Tinggi badan kurang dari 145 cm
4. Ukuran distansia spinarum (jarak antara kedua spina iliaka anterior superior dekstra
dan sinistra) kurang dari 24 – 26 cm
5. Ukuran distansia kristarum (jarak antara kedua krista iliaka dekstra dan sinistra)
kurang dari 28 – 30 cm
6. Ukuran konjunggata eksterna diameter kurang dari 18 – 20 cm
7. Ukuran lingkar panggul kurang dari 80 – 90 cm
8. Pintu atas panggul
a. Ukuran konjunggata vera/diameter antero posterior (diameter depan belakang)
yaitu diameter antara promotorium dan tepi atas symfisis kurang dari 11 cm
b. Ukuran diameter melintang (transversa), yaitu jarak terlebar antara ke-2 linea
inominata kurang dari 13 cm
c. Ukuran diameter oblik (miring) jarak antara artikulosio sakro iliaka dengan
tuberkulum pubicum sisi yang bersebelahan kurang dari 12 cm
9. Bidang tengah panggul
a. Bidang luas panggul terbentuk dari titik tengah symfisis, pertengahan
acetabulum, dan ruas sacrum ke-2 dan ke-3, diameter anteroposterior kurang dari
12,75 cm, diameter tranversanya kurang dari 12,5 cm
b. Bidang sempit panggul merupakan bidang yang berukuran kecil terbentang dari
tepi bawah simfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1-2 cm dari bawah
sacrum, diameter antero-posterior kurang dari 11,5 cm, diameter transversanya
kurang dari 10 cm
10. Pintu bawah panggul
a. Diameter anteroposterior yaitu ukuran tepi bawah simfisis ke ujung sacrum
kurang dari 11,5 cm
b. Diameter transversa jarak antara tuber ichiadikum kanan dan kiri kurang dari
10,5 cm
c. Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum ke pertengahan
ukuran transversanya kurang dari 75 cm

E. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada saat persalinan dan pada anak. Berikut
komplikasi CPD (4):
1. Saat persalinan
a. Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada kesempitan panggul
b. Persalinan akan berlangsung lama
c. Maulage kepala berlangsung lama
d. Sering terjadi insertia uterus sekunder
e. Dapat terjadi simfisiolisis dan infeksi intra partal
2. Pada anak
a. Infeksi intra partal kematian janin intra partal
b. Prolaps funikuli (penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului  bagian
terendah janin yang mengakibatkan kompresi tali pusat di antara  bagian
terendah janin dan panggul ibu)
c. Perdarahan intrakranial
d. Caput succedaneum dan cepalohematoma yang besar
e. Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage yang hebat
dan lama
f. Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh karena alat-
alat yang dipakai

F. Pemeriksaan Penunjang (6)


1. Pemeriksaan radiologi
Untuk pelvimetri dibuat 2 buah foto
a. Foto pintu atas panggul
b. Ibu dalam posisi setengah duduk, sehingga tabung rontgen tegak lurus diatas
pintu atas panggul
2. Foto lateral
Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal pada trochanter maya
samping

G. Penatalaksanaan
Penanganan yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang diindikasikan CPD antara lain (5):
1. Lakukan section caesarea bila ditemukan tanda CPD
2. Pada kasus bayi mati, embriotomi atau kraniotomi dapat menjadi pilihan tindakan
bila syarat terpenuhinya dan petugas memiliki kompetensi. Berikut syarat melakukan
embriotomi:
a. Janin sudah mati, kecuali kasus hidrosefalus
b. Pembukaan serviks > 7 cm
c. Ketuban sudah pecah
d. Jalan lahir normal
e. Tidak terdapat tanda-tanda rupture uteri
H. Pathway

Split Pelvis Panggul asimilasi Kifosis Skoliosis

Tidak terjadi penyatuan Sacrum bagian atas ditekan ke belakang


tulang panggul pada Asimilasi tinggi Perubahan pada tulang
Sacrum bagian belakang memutar
simfisis

Kesukaran turunnya Panggul corong Panggul menjadi miring


Panggul terbuka di depan kepala janin ke rongga

PAP luas & bidang lain menyempit

CEPHALOPELVIC DISPROPORTION

KEHAMILAN PERSALINAN

Khawatir dgn persalinan Kemajuan janin dlm jalan Fase laten & aktif memanjang Tekanan oleh
dan janinnya lahir tertahan promontorium

Partus lama Pecahnya


Ansietas Ketegangan segmen bawah ketuban pada Perlukaan
uterus yg berlebihan pembukaan kecil jaringan diatas
Dehidrasi
tulang kepala
janin
Pembentukan lingkaran retraksi Defisien volume Risiko infeksi
cairan

Nyeri Risiko cedera Fraktur os


Trauma jaringan Rupture uteri Perdarahan Risiko syok parietalis
Persalinan
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN CPD (8–10)

Pengkajian Diagnosis Keperawatan


1. Identitas 1. Ansietas
2. Keluhan utama 2. Nyeri akut
3. Riwayat penyakit 3. Defisien volume cairan
4. Pemeriksaan laboratorium 4. Risiko infeksi
5. Risiko cidera
5. Pemeriksaan fisik
6. Risiko syok
6. Pemeriksaan radiologi

Nyeri persalinan (00256) Ansietas (00146) Risiko infeksi


NOC NOC NOC:
Kontrol Nyeri Kontrol kecemasan diri Kontrol Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30
jam, klien mampu mengontrol nyeri dengan kriteria jam, klien mampu mengontrol kecemasan dengan menit pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria
hasil: kriteria hasil: hasil :
1. Menggunakan teknik pencegahan nyeri 1. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi 1. Suhu dan TTV normal
2. Monitor dampak analgetic kecemasan 2. Hasil lab : leukosit dalam batas normal
3. Melaporkan nyeri yang terkontrol 2. Memonitor durasi tiap episode cemas
3. Mempertahankan tidur adekuat NIC:
NIC 4. Mempertahankan hubungan sosial Kontrol Infeksi
Manajemen Nyeri 5. Mengendalikan respon cemas 1. Monitor tanda-tanda vital
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (PQRST) 2. Observasi tanda infeksi : perubahan suhu, warna
2. Observasi adanyapetunjuk non verbal mengenai NIC kulit, iritabilitas
ketidaknyamanannya terutama pada mereka yang Pengurangan kecemasan 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah aktivitas
tidak dapat berkomunikasi secara efektif. 1. Dengarkan klien perawatan pasien
3. Ajarkan teknik non farmakologi nafas dalam untuk 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 4. Mempertahankan lingkungan aseptik yang optimal
mengontrol nyeri 3. Jelaskan semua prosedur yang akan dialami pasien 5. Memastikan teknik perawatan luka yang tepat
Pemberian analgesic 4. Dorong keluarga untuk mendampingi klien 6. Anjurkan istirahat
1. Dokumentasikan semua monitor temuan nyeri 5. Ajarkan relaksasi 7. Ajarkan pasien dan anggota keluarga cara
2. Cek adanya alergi obat mencegah infeksi
3. Tentukan analgesik sebelumnya, rute pemberian 8. Ajarkan kepada keluarga tentang tanda dan gejala
dan dosis untuk mencapai hasil pengurangan dari infeksi dan melaporkan pada pelayanan
nyeri yan optimal kesehatan
4. Dokumentasikan respon terhadap analgesik
dan adanya efek samping

Defisien volume cairan (00027) Risiko cidera (00035) Risiko syok (00205)
NOC NOC NOC:
Hidrasi Keparahan cidera fisik Keparahan syok: hipovolemik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30
jam, klien tidak kekurangan volume cairan dengan jam, cidera janin tidak terlalu parah dengan kriteria menit pasien tidak mengalami syok dengan kriteria
kriteria hasil: hasil: hasil:
1. Turgor kulit lembab 1. Tidak ada perdarahan 1. TTV dalam batas normal
2. Intake cairan baik 2. Fraktur tulang tengkorak tidak terlalu berat 2. Nadi kuat dan reguler
3. Tidak ada rasa haus 3. Tidak lesu
4. TTV dalam batas normal NIC 4. Tidak ada masalah pernafasan
Perawatan intrapartum: risiko tinggi melahirkan
NIC 1. Ikuti kepala janin dengan tenagna untuk NIC:
Manajemen Cairan meningkatkan fleksi selama persalinan Pencegahan syok
1. Monitor status hidrasi dilihat dari TTV 2. Sokong tubuh klien sesaat dokter primer 1. Monitor TTV
2. Monitor turgor kulit dan kelembapan bibir membantu melahirkan kepala janin 2. Berikan dan pertahankan kepatenan jalan nafas
3. Tingkatkan asupan cairan secara oral 3. Amati dengan seksama ada tidaknya perdarahan 3. Lakukan tranfusi darah jika perlu
4. Dukung pasien atau libatkan keluarga untuk postpartum 4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
mendorong pasien untuk minum 5. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai faktor
5. Tawarkan makanan tingan (misal minuman ringan, pemicu syok
buah-buahan segar/jus buah) 6. Kolaborasi pemberian cairan melalui IV dan atau
6. Kolaborasi pemberian terapi IV infus oral
DAFTAR PUSTAKA

1. Simanjuntak M, Wulandari S. Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Post Partum Dengan


Tindakan Seksio Sesaria Atas Indikasi Cephalopelvic Disproportion (CPD) Di Ruang
Delima Rsud Pasar Rebo Jakarta Timur. Bul Kesehat Publ Ilm Bid Kesehat.
2017;1(1):30–8.
2. Zakiya S. Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Diagnosa Medis “Post Sectio
Caesarea dengan Indikasi Chepalo Pelvic Disproportion” di Ruang Nifas RSUD
Bangil. Akademi Keperawatan Kerta Cendekia; 2020.
3. Redemta BM. Asuhan Kebidanan pada Ny.M.T Post Seksio Caesarea atas Indikasi
Cepalopelvik Disproportion (CPD) di Ruang Flamboyan RSUD Prof.Dr.W.Z.
Johannes Kupang. STIKES Citra Husada Mandiri; 2017.
4. Reyena N. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.E G2P01021 Hasil 30-31
Minggu dengan Suspect CPD di Puskesmas Baru Ilir Balikpapan Tahun 2020.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur; 2020.
5. Lorenza KA. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.F di Puskesmas Dukuhwaru
Kabupaten Tegal. Politeknik Harapan Bersama Tegal; 2019.
6. Munawaroh. Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan Post Ssectio Caesaria Atas
Indikasi Cephalopelvic Disproportion (CPD) Di Ruang Mawar RSUD Surakarta.
Universitas Muhammadiyah S; 2015.
7. Marlinae L, Arifin HS, Noor IH, Rahayu A, Zubaidah T, Waskito A. Desain
Kemandirian Pola Perilaku Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Anak Berbasis
Android. Yogyakarta: CV Mine; 2019.
8. Herdman TH, Kamitsuru S. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. 11th ed. Keliat BA, Mediani HS, Tahlil T, editors. Jakarta:
EGC; 2017.
9. Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. Nursing Outcomes Classification
(NOC). 5th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV. Mocomedia;
2013.
10. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM, Wagner CM. Nursing Interventions
Classification (NIC). 6th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV.
Mocomedia; 2013.

Anda mungkin juga menyukai