Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN ANAK 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK

Dosen:
Eka Santi., S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh :
Muhammad Khairul Fikri 1810913210020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
KEPERAWATAN ANAK 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) PADA ANAK

POKOK BAHASAN : Demam Berdarah Dengue (DBD)


SUB POKOK BAHASAN : Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
Anak
SASARAN : 10 Anak-anak dengan rentang usia 6-12 tahun
HARI/TANGGAL : Jumat, 08 Mei 2020
WAKTU : 30 Menit, Jam 10.00 WITA
TEMPAT : Poli Anak, RS Idaman Banjarbaru
PEMATERI : M.Khairul Fikri
FASILITATOR : M.Khairul Fikri

I. Tujuan
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan peserta
penyuluhan mampu memahami tentang pencegahan penyakit demam berdarah dengue
(DBD) pada anak.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
a. Mengetahui penyakit demam berdarah dengue (DBD)
b. Mengetahui ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
c. Mengetahui siklus hidup nyamuk
d. Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah dengue (DBD) pada anak
e. Mengetahui pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD)

III. Metode
Bercerita, ceramah, tanya jawab
IV. Media
- Boneka berbentuk nyamuk
- Leaflet

V. Materi
Terlampir

VI. Strategi Pelaksanaan


Setting Tempat

Pemateri dan sekaligus fasilitator

Klien

Kegiatan KegiatanPenyuluh KegiatanPeserta Metode Media Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Cerama Boneka 3 menit
2. Memperkenalkan diri salam h dan berbentuk
3. Meningkatkan rasa ingin tahu peserta 2. Mendengarkan tanya nyamuk
tentang cara mencegah penyakit 3. Mendengarkan jawab dan
demam berdarah (DBD) 4. Mendengarkan leaflet
4. Menyampaikan kontrak waktu dan 5. Menjawab
tempat penyuluhan 6. Mendengarkan
5. Menanyakan persetujuan peserta
6. Menyampaikan TIU dan TIK
Pelaksanaan 1. Menanyakan apa yang dimaksud 1. Menjawab Bercerit Boneka 7 menit
dengan penyakit demam berdarah 2. Mendengarkan a, berbentuk
dengue (DBD) 3. Mendengarkan cerama nyamuk
2. Menjelaskan mengenai penyakit 4. Mendengarkan h dan
demam berdarah (DBD) 5. Mendengarkan dan leaflet
3. Menjelaskan ciri-ciri nyamuk Aedes 6. Mendengarkan tanya
aegypti 7. Menjawab jawab
4. Menceritakan sikus hidup nyamuk
5. Menjelaskan tanda dan gejala demam
berdarah dengue (DBD) pada anak
6. Menjelaskan pencegahan penyakit
demam berdarah dengue (DBD)
7. Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya terkait materi yang
disampaikan
Penutup 1. Menanyakan beberapa peserta 1. Menjawab Cerama Boneka 5 menit
mengenai penyakit demam berdarah 2. Menjawab h dan berbentuk
dengue (DBD) 3. Menjawab Tanya nyamuk
2. Menanyakan beberapa peserta 4. Menjawab jawab dan
mengenai ciri-ciri nyamuk Aedes 5. Menjawab leaflet
aegypti 6. Menerima
3. Menanyakan siklus hidup nyamuk hadiah
4. Menanyakan beberapa peserta 7. Mendengarkan
mengenai tanda dan gejala demam 8. Menjawab
berdarah dengue (DBD) pada anak
5. Menanyakan bagaimana pencegahan
penyakit demam berdarah dengu
(DBD)
6. Memberikan hadiah bagi peserta yang
mampu menjawab
7. Memberikan reinforcement kepada
peserta
8. Menutup penyuluhan (salam)
VII. Evaluasi Pelaksanaan
1. Evaluasi Struktural
a) Peserta penyuluhan siap di tempat 15 menit sebelum penyuluhan
b) Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluhan
c) Anggota penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
d) Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
b) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
c) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b) Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yaitu
peserta yang menjawab pertanyaan mampu menjelaskan dengan minimal 70%
jawaban benar.

VIII. Daftar Pustaka


1. A, Sukohar. Demam Berdarah Dengue (DBD). Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Medula. 2(2): 2014.
2. Aida Abbas., Muh. Syafar., Dan A.Arsunan Arsin. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kab. Jeneponto.
Jurnal MKMI. 6(2): 2010.
3. Ariati, Jusniar., dan Musadad, D. Anwar. Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) dan Faktor Iklim Di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal
Ekologi Kesehatan. 11(4): 2012.
4. Diajeng Rindang Galih Annisa., MMDEAH Hapsari., dan Nur Farhanah.
Perbedaan Profil Klinis Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak
Dan Dewasa. MMM. 4(4): 2015.
5. Pangemanan, Jane., dan Nelwan, Jeini. Perilaku Masyarakat Tentang Program
Pemberantasan Penyakit DBD di Kabupaten Minahasa Utara.
IX. Lampiran Materi
A. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan
yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, family Flaviviridae. Setiap serotipe
cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan
beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Virus ini bisa masuk ke dalam
tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua
jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Seluruh wilayah di
Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue,
sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di
perumahan penduduk maupun di tempat-tempat umum diseluruh Indonesia kecuali
tempat-tempat di atas ketinggian 100 meter dpl. Hampir setiap tahun terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah pada musim penghujan. Penyakit ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten / kota di
Indonesia .
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur.
Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak-
anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan
proporsi penderita Demam Berdarab Dengue pada orang dewasa.

B. Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti


Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti yang
merupakan nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) antara lain:
1. Warna hitam dengan bercak putih pada badan
dan kaki.
2. Hidup dan berkembang biak ditempat penampungan air yang bersih, yang tidak
berhubungan dengan tanah
3. Menggigit di siang hari.
4. Hidup didalam rumah dan sekitarnya terutama ditempat yang agak gelap dan
lembab serta kurang sinar matahari.
5. Senang beristirahat ditempat-tempat pakaian yang bergelantungan.
6. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter.

C. Siklus Hidup Nyamuk

D. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) pada anak


Untuk dapat mengetahui seseorang
terkena penyakit demam berdarah dengue
(DBD), kebanyakan anak akan melihat
tanda-tanda/gejala yang sering ditimbulkan
oleh penyakit tersebut. Berikut adalah
gejala-gejala seseorang terkena demam berdarah dengue:
1. Demam tinggi, hingga 40ºC
2. Sakit kepala parah
3. Nyeri pada bagian belakang mata
4. Nyeri otot dan sendi parah
5. Mual dan muntah
6. Ruam/bercak merah
7. Sakit perut
8. Diare
9. Gusi berdarah
E. Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya,
yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk
mengendalikan nyamuk tersebut antara
lain dengan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping
kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:
a. Menguras bak mandi/penampungan
air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
b. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
c. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.

2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
a. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD cara yang paling efektif
dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang
disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga
melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada waktu tidur, menyemprot dengan insektisida, memasang
obat nyamuk, memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

Anda mungkin juga menyukai