Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK

DI SUSUN OLEH:

1. Muhammad Ilham Fajri (J210170053)


2. Fath Maulfi Putra (J210170060)
3. Elly Novitasari (J210170067)
4. Ajeng Triani Laksmi (J210170071)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak


Sub pokok pembahasan : Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak

Sasaran : Keluarga pasien (Ayah dan Ibu)

Hari/tanggal : Sabtu, 23 November 2019

Tempat : Ruang Anak, RSU ASSALAM GEMOLONG

Pukul : 10.00 WIB

Penyuluh : Kelompok 1

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
pada anak diharapkan orang tua pasien dapat mengetahui tentang cara pencegahan
Demam Berdarah Dengue.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan orang tua pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue pada anak
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Tanda dan gejala Demam Berdarah pada anak
5. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak

C. Media
1. Materi SAP
2. CD burn
3. Power Point
SASARAN
1. Orang tua pasien DBD
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Pengorganisasian
 Moderator : Fath Maulfi Putra
 Penyuluh : M. Ilham Fajri
 Fasilitator : Elly Novitasari
 Observer : Ajeng Triani Laksmi

Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali pengetahuan
memperhatikan
pasien dan keluarga 3. Menjawab pertanyaan
tentang Demam Berdarah
Dengue 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tujuan
memperhatikan
Penyuluhan 5. Menyetujui kontrak
5. Membuat kontrak waktu
waktu
2 Pelaksanaan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(15 menit)  Pengertian Demam
memperhatikan
Berdarah Dengue
penjelasan Penyuluh
(DBD)
 Penyebab Demam
Berdarah Dengue
(DBD)
 Tanda dan gejala
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Cara Pencegahan
Demam Berdarah
Dengue (DBD

3 Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan dan


(10 menit) Memperhatikan
2. Memberi kesempatan pada
2. Bertanya
orang tua untuk bertanya 3. Menjawab salam
3. Menyimpulkan materi
Memberi salam penutup

G. Evaluasi

1 Standar persiapan
a. Alat
b. Pengaturan tempat
c. SAP dan Booklet sudah dipersiapkan
2 Standar proses:
a. Audiens memperhatikan pendidikan kesehatan dari pembelajaran
b. Media dapat digunakan dengan baik
3 Standar hasil:
Tes lisan pada akhir kegiatan.
Audiens :
a. Mampu menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
b. Mampu menyebutkan penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
c. Mampu menyebutkan ciri nyamuk Aedes Aegypty
d. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah pada anak
e. Mampu menyebutkan cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak

H. Lampiran
Lampiran materi :

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK


A. DEFINISI
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis.
Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap
tahunnya (Hasan, S. et al. 2016).
Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam
berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit
ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita
yang cenderung meningkat setiap tahun. Sepanjang 2017, diketahui ada sekitar 59.000 kasus
demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 400 kasus di antaranya berakhir
dengan kematian. Karena jumlah penduduknya yang juga banyak, Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur, menyumbang kasus DBD terbanyak untuk tahun 2017, yaitu lebih dari 7000
kasus di masing-masing provinsi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2017).

B. PENYEBAB
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan
nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara.
Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang
digigit nyamuk tersebut. Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang
ke orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya
akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi,
kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe
virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus Dengue lebih
berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.
Selain pernah mengalami infeksi virus Dengue, faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena demam berdarah adalah tinggal atau bepergian ke daerah tropis.
Demam berdarah juga lebih berisiko dialami oleh bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan
kekebalan tubuh lemah (Hasan, S. et al. 2016).

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala demam dengue pada anak
Demam dengue adalah bentuk DBD ringan yang tidak atau belum menyebabkan
perdarahan. Demam dengue pada awalnya sering tidak menimbulkan gejala atau ciri apa
pun. Terlebih jika anak Anda sama sekali tidak pernah kena demam berdarah sebelumnya.
Kadang, gejala demam dengue dapat disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus lain.
Berikut adalah gejala demam dengue pada anak yang harus diwaspadai:
1) Demam tinggi akut 3-14 hari setelah digigit nyamuk
2) Anak mengeluh sakit kepala
3) Anak mengeluh nyeri otot dan pegal linu di sekujur tubuh
4) Muncul ruam merah pada kulit anak
5) Anak mengeluh mual
6) Kelenjar getah bening anak bengkak
7) Selain itu, anak Anda mungkin terjangkit demam dengue apabila saat tes
darah jumlah sel darah putihnya rendah.

Gejala demam berdarah dengue (DBD) pada anak


Apabila demam dengue anak bertambah parah, gejala dapat disertai perdarahan pada
beberapa bagian tubuh sehingga disebut sebagai demam berdarah dengue (DBD).
Kemunculan gejala demam berdarah dengue pada anak bisa disebabkan oleh diagnosis yang
terlambat. Demam berdarah dengue juga dapat terjadi karena sistem imun anak tidak cukup
kuat untuk melawan virus dengue meski sudah mendapat perawatan medis.
Risiko DBD pada anak bisa fatal apabila tidak terdiagnosis atau terlambat mendapatkan
penanganan dari dokter.
Maka, orangtua harus memperhatikan betul ciri-ciri demam berdarah dengue pada anak di
rumah. Gejala demam berdarah dengue pada anak umumnya dimulai dalam 24-48 jam
setelah suhu tubuh menurun. Berikut adalah gejala DBD pada anak yang harus Anda
waspadai:

No Tanda dan gejala pada anak Tanda dan gejala pada dewasa
1 Anak mengeluh sakit perut dan Demam tinggi mendadak
terasa nyeri saat ditekan
2 Suhu tubuh berubah drastis, dari Nyeri pada otot
kondisi demam bisa menjadi
hipotermia
3 Anak muntah terus-menerus Sakit kepala parah dan sakit pada bagian
belakang mata
4 Muntah anak berupa darah atau Mual dan muntah
feses yang keluar saat BAB
mengandung darah
5 Epitaksis Kelelahan
6 Gusi berdarah
7 Jumlah trombosit menurun
8 Anak kelihatan lelah, merasa
gelisah, lekas marah atau mudah
tersinggung

Fase demam berdarah pada anak


Kemunculan gejala demam berdarah dengue pada anak terbagi dalam tiga tahapan fase yang
sering disebut “Siklus Pelana Kuda”. Fase ini menggambarkan kondisi naik dan turunnya
demam yang menandakan proses perlawanan tubuh menghadapi infeksi virus dengue.
Berikut ciri-ciri fase demam berdarah pada anak yang harus diketahui para orangtua:
1) Fase demam
Fase demam adalah tahap pertama yang akan dilalui setiap pengidap DBD, baik
anak dan orang dewasa. Gejala demam berdarah berdarah pada anak di fase ini
berupa suhu tubuh yang tinggi. Anak akan mengalami demam secara tiba-tiba
hingga mencapai 40 ºCelsius selama 2 sampai 7 hari. Selain itu, anak yang
terkena demam berdarah pada fase ini akan menunjukkan ciri-ciri bintik atau
ruam merah di beberapa bagian tubuh dan nyeri otot. Beberapa anak mungkin
sampai dapat mengalami kejang. Pada fase awal ini, anak juga rentan mengalami
dehidrasi. Gejala satu inilah yang paling membedakan antara kasus demam
berdarah pada anak dan orang dewasa. Pasalnya, anak-anak cenderung lebih
mudah kekurangan cairan saat demam tinggi dibanding orang dewasa.

2) Fase kritis
Setelah 2-7 hari terserang demam, si kecil bisa memasuki fase kritis. Fase ini
seringkali mengecoh, karena suhu tubuh menurun hingga 37 ºC sehingga anak
dianggap sudah sembuh. Banyak pula anak yang sudah merasa bisa beraktivitas
dan ceria kembali. Padahal, ciri-ciri demam berdarah pada anak di fase ini justru
berpotensi bahaya. Pada fase kritis, anak kecil sangat berisiko mengalami
kebocoran pembuluh atau plasma darah. Plasma darah yang bocor bisa
menyebabkan kerusakan organ dan perdarahan hebat dalam tubuh. Gejala
perdarahan di fase ini bisa ditandai dengan kondisi anak yang mengalami
muntah, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang parah. Segera
bawa ke rumah sakit atau ke dokter apabila gejala demam berdarah pada anak ini
terjadi.

3) Fase penyembuhan
Setelah si kecil berhasil melewati fase kritis, umumnya ada beberapa tanda yang
menandakan bahwa ia sudah sehat kembali.
Ciri-ciri demam berdarah pada anak di fase penyembuhan adalah kadar
trombositnya sudah mulai kembali naik normal. Demam pada anak juga
berangsur-angsur hilang. Kadang, si kecil mungkin akan merasakan demam
kembali. Namun orangtua tidak perlu terlalu khawatir, hal ini normal pada tahap
penyembuhan demam berdarah. Setelah fase penyembuhan muncul, jumlah
cairan di tubuh anak kemungkinan akan kembali normal secara perlahan pada 48-
72 jam ke depan. (Ben-Joseph, Elana P. 2014)

D. CIRI-CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI


Nyamuk aedes. Sumber: ProjectManhattan dari Wikimedia Commons, 2013.

Nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue, dapat menularkan virus tersebut
ketika menggigit manusia, yang kemudian menjadi penyebab penyakit demam berdarah.
Nyamuk Aedes aegypti betina yang lebih sering menggigit manusia karena membutuhkan
darah untuk memproduksi telur.
Bentuk dan Corak Khas
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti di antaranya memiliki bentuk relatif kecil. Ciri khas pada
nyamuk ini yaitu adanya corak loreng-loreng putih dan hitam pada kaki dan bagian tubuh
lainnya. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka tinggal di tempat yang dapat menampung air dan
berwarna gelap yang terletak di tempat yang teduh. Lokasi favorit untuk memproduksi telur
yaitu di tangkai pohon, lubang pohon dan tempat penampungan air yang tidak tertutup.
Siang hari merupakan waktu nyamuk Aedes aegypti aktif mengigit manusia. Umumnya
nyamuk Aedes aegypti mulai beraktivitas sekitar dua jam setelah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari terbenam. Walau demikian, bukan tidak mungkin nyamuk
Aedes aegypti mengigit di malam hari, khususnya di tempat yang berpenerangan baik.
Gigitan nyamuk Aedes aegypti sering tidak disadari, karena nyamuk ini menghampiri dari
belakang dan menggigit di bagian siku atau pergelangan kaki. Selain manusia, nyamuk
Aedes aegypti juga mengigit hewan peliharaan, khususnya mamalia.

Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti


Aedes aegypti memiliki siklus hidup kompleks ditandai dari perubahan bentuk, habitat, dan
fungsi. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti menghabiskan kurang-lebih 8-10 hari pada suhu
ruangan dan bergantung pada makanan yang didapat. Fase perkembangan nyamuk Aedes
aegypti dibagi menjadi fase akuatik yaitu larva dan pupa. Fase kedua adalah fase terestrial
yaitu telur dan nyamuk dewasa. Berikut ini merupakan siklus hidup nyamuk Aedes aegypti
selengkapnya :
1. Telur
Nyamuk Aedes aegypti betina meletakkan telur-telur di dalam tempat atau wadah berisi
air. Kemudian, telur-telur menetaskan larva ketika telur terendam air akibat hujan atau
sumber air lainnya.
2. Larva
Pada hari berikutnya, larva memakan mikroorganisme dan makhluk organik berukuran
kecil. Lalu larva meluruhkan kulit-kulit sebanyak tiga kali hingga ke tahap berikutnya.
Dengan tenaga dan ukuran saat ini, larva akan bermetamorfosis ke tahapan berikutnya.
3. Pupa
Fase berikut larva berubah menjadi pupa. Pupa tidak memerlukan asupan makanan, tapi
bentuknya akan berubah-ubah sebelum menjadi nyamuk dewasa.
4. Nyamuk dewasa
Fase berikutnya, pupa akan pecah dan keluarlah nyamuk dewasa yang muncul ke
permukaan air.
5. Menyebarkan Penyakit Lain
Selama ini, nyamuk Aedes Aegypti identik dengan penyakit DBD. Padahal tidak hanya
itu, nyamuk Aedes Aegypti juga dapat menyebarkan virus lain yang mengakibatkan
penyakit :
a. Demam Kuning: Penyakit demam kuning akibat serangan virus dengue banyak
ditemukan di Afrika dan daerah tropis seperti Amerika tengah dan Selatan.
b. Chikungunya. Nyamuk Aedes aegypti diduga sebagai penyebab epidemi
chikungunya di India, benua Afrika, dan beberapa negara Asia Tenggara.
c. Virus Zika. Aedes aegypti berperan penting di dalam menyebarkan virus zika
yang berbahaya dari nyamuk ke manusia.(European Centre for Disease Prevention
and Control 2016).
E. PENCEGAHAN

B. Demam berdarah hingga menimbulkan dengue shock syndrome dapat dicegah dengan
pemberian vaksin dengue. Vaksin ini diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak 3 kali
dengan jarak 6 bulan. Pemberian vaksin tidak disarankan pada anak di bawah usia 9 tahun,
karena bisa meningkatkan risiko dengue berat, terutama pada kelompok usia 2-5 tahun.
Vaksin dengue mengandung 4 serotipe virus. Karena itu, vaksin tetap diberikan pada anak
yang sudah pernah terinfeksi. Hal ini untuk membentuk kekebalan tubuh anak terhadap tipe
virus Dengue berbeda. Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui kegiatan
PSN (pemberantasan sarang nyamuk). PSN dilakukan dalam dua kali pengasapan
insektisida atau fogging. Pengasapan kedua akan dilakukan satu minggu setelah pengasapan
pertama, untuk membunuh jentik nyamuk yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan
pertama. Metode PSN lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim
hujan. Langkah 3M, yaitu:

1. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap
pekan.
2. Menutup rapat tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, lakukan pula langkah Plus untuk membantu pencegahan. Langkah Plus antara
lain dengan mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk
di ventilasi rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit
dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan
menghentikan kebiasaan menggantung pakaian. Cara lain untuk mencegah gigitan
nyamuk adalah dengan menghindari area yang rentan terjadi infeksi. Perlu diketahui,
gigitan nyamuk dapat menembus pakaian yang ketat. Karena itu, disarankan agar
mengenakan pakaian longgar. Sebagai perlindungan tambahan, gunakan losion
antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET). Akan tetapi,
meski tergolong efektif, jangan gunakan DEET pada bayi di bawah usia 2 tahun.
(Healthline Editorial Team. Healthline 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Central for Disease Control and Prevention (2012). Dengue: Mosquito Life-Cycle.

European Centre for Disease Prevention and Control (2016). Aedes aegypti - Factsheet for
experts.

Hasan, S. et al. (2016). Dengue Virus: A Global Human Threat: Review of Literature. Journal
International Society of Preventive & Community Dentistry, 6(1), pp. 1-6

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Pusat Data dan Informasi. Profil Kesehatan
Indonesia 2017.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Pusat Data dan Informasi. Situasi Deman
Berdarah Dengue di Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016). Pusat Data dan Informasi. Situasi DBD di
Indonesia (25 April – Hari Demam Berdarah Dengue).
BetterHealth (2017). Health. Dengue Virus Disease. Health Service Executive. Conditions and
Treatments. Dengue.

Healthline Editorial Team. Healthline (2015). Dengue Hemorrhagic Fever.

Ben-Joseph, Elana P. (2014). Dengue Fever. [online] Available at:


http://kidshealth.org/en/parents/dengue.html?WT.ac=ctg# [Accessed 27 Oct. 2016].

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Aedes_Mosquito.jpg

Anda mungkin juga menyukai