(SAP)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK
DI SUSUN OLEH:
(SAP)
Penyuluh : Kelompok 1
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
pada anak diharapkan orang tua pasien dapat mengetahui tentang cara pencegahan
Demam Berdarah Dengue.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan orang tua pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue pada anak
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Tanda dan gejala Demam Berdarah pada anak
5. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak
C. Media
1. Materi SAP
2. CD burn
3. Power Point
SASARAN
1. Orang tua pasien DBD
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Pengorganisasian
Moderator : Fath Maulfi Putra
Penyuluh : M. Ilham Fajri
Fasilitator : Elly Novitasari
Observer : Ajeng Triani Laksmi
Pembagian Tugas
Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
1 Standar persiapan
a. Alat
b. Pengaturan tempat
c. SAP dan Booklet sudah dipersiapkan
2 Standar proses:
a. Audiens memperhatikan pendidikan kesehatan dari pembelajaran
b. Media dapat digunakan dengan baik
3 Standar hasil:
Tes lisan pada akhir kegiatan.
Audiens :
a. Mampu menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue pada anak
b. Mampu menyebutkan penyebab Demam Berdarah Dengue pada anak
c. Mampu menyebutkan ciri nyamuk Aedes Aegypty
d. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah pada anak
e. Mampu menyebutkan cara pencegahan Demam Berdarah Dengue pada anak
H. Lampiran
Lampiran materi :
B. PENYEBAB
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan
nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara.
Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang
digigit nyamuk tersebut. Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang
ke orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya
akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi,
kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe
virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus Dengue lebih
berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.
Selain pernah mengalami infeksi virus Dengue, faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena demam berdarah adalah tinggal atau bepergian ke daerah tropis.
Demam berdarah juga lebih berisiko dialami oleh bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan
kekebalan tubuh lemah (Hasan, S. et al. 2016).
No Tanda dan gejala pada anak Tanda dan gejala pada dewasa
1 Anak mengeluh sakit perut dan Demam tinggi mendadak
terasa nyeri saat ditekan
2 Suhu tubuh berubah drastis, dari Nyeri pada otot
kondisi demam bisa menjadi
hipotermia
3 Anak muntah terus-menerus Sakit kepala parah dan sakit pada bagian
belakang mata
4 Muntah anak berupa darah atau Mual dan muntah
feses yang keluar saat BAB
mengandung darah
5 Epitaksis Kelelahan
6 Gusi berdarah
7 Jumlah trombosit menurun
8 Anak kelihatan lelah, merasa
gelisah, lekas marah atau mudah
tersinggung
2) Fase kritis
Setelah 2-7 hari terserang demam, si kecil bisa memasuki fase kritis. Fase ini
seringkali mengecoh, karena suhu tubuh menurun hingga 37 ºC sehingga anak
dianggap sudah sembuh. Banyak pula anak yang sudah merasa bisa beraktivitas
dan ceria kembali. Padahal, ciri-ciri demam berdarah pada anak di fase ini justru
berpotensi bahaya. Pada fase kritis, anak kecil sangat berisiko mengalami
kebocoran pembuluh atau plasma darah. Plasma darah yang bocor bisa
menyebabkan kerusakan organ dan perdarahan hebat dalam tubuh. Gejala
perdarahan di fase ini bisa ditandai dengan kondisi anak yang mengalami
muntah, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang parah. Segera
bawa ke rumah sakit atau ke dokter apabila gejala demam berdarah pada anak ini
terjadi.
3) Fase penyembuhan
Setelah si kecil berhasil melewati fase kritis, umumnya ada beberapa tanda yang
menandakan bahwa ia sudah sehat kembali.
Ciri-ciri demam berdarah pada anak di fase penyembuhan adalah kadar
trombositnya sudah mulai kembali naik normal. Demam pada anak juga
berangsur-angsur hilang. Kadang, si kecil mungkin akan merasakan demam
kembali. Namun orangtua tidak perlu terlalu khawatir, hal ini normal pada tahap
penyembuhan demam berdarah. Setelah fase penyembuhan muncul, jumlah
cairan di tubuh anak kemungkinan akan kembali normal secara perlahan pada 48-
72 jam ke depan. (Ben-Joseph, Elana P. 2014)
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue, dapat menularkan virus tersebut
ketika menggigit manusia, yang kemudian menjadi penyebab penyakit demam berdarah.
Nyamuk Aedes aegypti betina yang lebih sering menggigit manusia karena membutuhkan
darah untuk memproduksi telur.
Bentuk dan Corak Khas
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti di antaranya memiliki bentuk relatif kecil. Ciri khas pada
nyamuk ini yaitu adanya corak loreng-loreng putih dan hitam pada kaki dan bagian tubuh
lainnya. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka tinggal di tempat yang dapat menampung air dan
berwarna gelap yang terletak di tempat yang teduh. Lokasi favorit untuk memproduksi telur
yaitu di tangkai pohon, lubang pohon dan tempat penampungan air yang tidak tertutup.
Siang hari merupakan waktu nyamuk Aedes aegypti aktif mengigit manusia. Umumnya
nyamuk Aedes aegypti mulai beraktivitas sekitar dua jam setelah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari terbenam. Walau demikian, bukan tidak mungkin nyamuk
Aedes aegypti mengigit di malam hari, khususnya di tempat yang berpenerangan baik.
Gigitan nyamuk Aedes aegypti sering tidak disadari, karena nyamuk ini menghampiri dari
belakang dan menggigit di bagian siku atau pergelangan kaki. Selain manusia, nyamuk
Aedes aegypti juga mengigit hewan peliharaan, khususnya mamalia.
B. Demam berdarah hingga menimbulkan dengue shock syndrome dapat dicegah dengan
pemberian vaksin dengue. Vaksin ini diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak 3 kali
dengan jarak 6 bulan. Pemberian vaksin tidak disarankan pada anak di bawah usia 9 tahun,
karena bisa meningkatkan risiko dengue berat, terutama pada kelompok usia 2-5 tahun.
Vaksin dengue mengandung 4 serotipe virus. Karena itu, vaksin tetap diberikan pada anak
yang sudah pernah terinfeksi. Hal ini untuk membentuk kekebalan tubuh anak terhadap tipe
virus Dengue berbeda. Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui kegiatan
PSN (pemberantasan sarang nyamuk). PSN dilakukan dalam dua kali pengasapan
insektisida atau fogging. Pengasapan kedua akan dilakukan satu minggu setelah pengasapan
pertama, untuk membunuh jentik nyamuk yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan
pertama. Metode PSN lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim
hujan. Langkah 3M, yaitu:
1. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap
pekan.
2. Menutup rapat tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, lakukan pula langkah Plus untuk membantu pencegahan. Langkah Plus antara
lain dengan mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk
di ventilasi rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit
dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan
menghentikan kebiasaan menggantung pakaian. Cara lain untuk mencegah gigitan
nyamuk adalah dengan menghindari area yang rentan terjadi infeksi. Perlu diketahui,
gigitan nyamuk dapat menembus pakaian yang ketat. Karena itu, disarankan agar
mengenakan pakaian longgar. Sebagai perlindungan tambahan, gunakan losion
antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET). Akan tetapi,
meski tergolong efektif, jangan gunakan DEET pada bayi di bawah usia 2 tahun.
(Healthline Editorial Team. Healthline 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Central for Disease Control and Prevention (2012). Dengue: Mosquito Life-Cycle.
European Centre for Disease Prevention and Control (2016). Aedes aegypti - Factsheet for
experts.
Hasan, S. et al. (2016). Dengue Virus: A Global Human Threat: Review of Literature. Journal
International Society of Preventive & Community Dentistry, 6(1), pp. 1-6
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Pusat Data dan Informasi. Profil Kesehatan
Indonesia 2017.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Pusat Data dan Informasi. Situasi Deman
Berdarah Dengue di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016). Pusat Data dan Informasi. Situasi DBD di
Indonesia (25 April – Hari Demam Berdarah Dengue).
BetterHealth (2017). Health. Dengue Virus Disease. Health Service Executive. Conditions and
Treatments. Dengue.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Aedes_Mosquito.jpg