Disusun Oleh:
STIKES BANYUWANGI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Mahasiswa
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan merupakan langkah perawat dalam menetapkan tujuan dan
kriteria/hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi
keperawatan. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam membuat
perencanaan perlu mempertimbangkan tujuan, kriteria yang diperkirakan/
diharapkan, dan intervensi keperawatan (Andarmoyo, 2013). Intervensi
keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang di harapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.
Inflamasi, iskemia, neoplasma) (D.0077)
Tujuan/Kriteria Hasil (SLKI) : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan
tingkat nyeri menurun dan kontrol nyeri
meningkat dengan kriteria hasil : Tidak
mengeluh nyeri, tidak meringis, tidak
bersikap protektif, tidak gelisah, tidak
mengalami kesulitan tidur, frekuensi nadi
membaik, tekanan darah membaik,
melaporkan nyeri terkontrol, kemampuan
mengenali onset nyeri meningkat,
kemampuan mengenali penyebab nyeri
meningkat, kemampuan menggunakan
teknik non-farmakologis.
Intervensi (SIKI) : MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Observasi
1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243)
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
2. Identifikasi riwayat alergi obat
3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
5. Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
2. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus opioid untuk mempertahankan kadar dalam
serum
3. Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
4. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic
dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
Tujuan/Kriteria Hasil (SLKI) : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan
nyeri menurun, kecemasan menurun,
gerakan terbatas menurun, kelemahan fisik
menurun
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis.
tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. berjalan dari tempat tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasi (D.0142)
Tujuan/Kriteria Hasil (SLKI) : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan
resiko infeksi dapat berkurang. Dengan
kriteria hasil mengenali tanda dan gejala
yang mengindikasikan risiko dalam
penyebaran infeksi, mengetahui cara
mengurangi penularan infeksi,
mengetahui aktivitas yang dapat
meningkatkan infeksi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan berdasarkan (Kozier & Erb, 2010) adalah fase kelima
dan terakhir dalam suatu proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi
struktur, proses dan sebuah hasil evaluasi yang terdiri dari evaluasi formatif,
yaitu dapat menghasilkan umpan balik selama program berlangsung. Evaluasi
sumatif dapat dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan suatu
informasi efektifitas dan pengambilan keputusan. Proses evaluasi dalam
asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP (subjektif, objektif,
assement, planning) (Achar, 2010). Suatu evaluasi yang telah diharapkan
sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh pasien dan telah dibuat pada
perencanaan tujuan dan kriteria hasil evaluasi yang telah diarapkan dapat
tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Chairani, Nopi. 2015. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri pada Post Operasi Sectio
Caesarea di R.S Fajar Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia. Diakses tanggal 1
Juni 2018.
<http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2624/142500028.pdf?
sequence=1&isAllowed=y>
Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC), Edisi
Keenam. Missouri: Mosby Elsevier.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Astuti dan Kurniawati. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin dan Memerah ASI terhadap
Produksi ASI pada Ibu Postpartum dengan Seksio Sesarea, Jurnal Pendidikan
dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, Vol 2 No 1 hal 1-7, diakses pada tanggal
15 Januari 2018.
Sagita, F. Erin. (2019). Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Dengan Post Operasi
Sectio Caesarea Di Ruangan Rawat Inap Kebidanan Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2019. Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA. Yogyakarta: Mediaction.
LEMBAR KONSULTASI
DEPARTEMEN MATERNITAS
1.
2.