Anda di halaman 1dari 14

RESUME PENULISAN PUSTAKA PENELITIAN

Disusun Sebagai Penugasan Mata Kuliah Metodelogi Penelitian


Dosen Pembimbing : Titis Sriyani SKM, M. Kes

DISUSUN OLEH

ANDIKA BUDIANTO
202002T021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2021

1
DAFTAR PUSTAKA PADA PENELITIAN YANG AKAN DAMBIL

NAMA : ANDIKA BUDIANTO


NIM : 202002T021
JUDUL : HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAB QUALITY OF
LIFE PADA PASIEN TB PARU DI WILYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI

1. DEFINISI KEPATUHAN
Judul : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA TB PARU
Pengarang : ANGGRIAWAN WICAKSONO

Tahun : 2014

Penerbit : STUDI S1 KEPERAWATAN PROBOLINGGO 2013

Kepatuhan adalah suka menuruti, menaati perintah, aturan yang sudah


ditetapkan atau yang sudah ditentukan Morisky DE, Dimatio MR. (2011)

Dalam Prabawati, 2011). Kepatuhan dalam menjalani pengobatan


merupakan suatu tindakan yang patuh, taat serta teratur melakukan pengobatan yang
rutin, selain melakukan pengobatan juga harus melakukan kontrol kesehatan sesuai
jadwal yang telah ditentukan.

Suparyanto. (2010) mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat


penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
dokternya atau yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Morisky DE, Dimatio MR. (2011). Medication Morisky Adherence Scale (Skala
Ukur Kepatuhan Minum Obat).
Prabawati, R. D. (2011). Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat

Penderita Diabetes Mellitus pada Lansia di Kecamatan Tegaldlimo

Banyuwangi. Skripsi tidak dipublikasikan.

Suparyanto. (2010). Konsep Kepatuhan. http://dr-suparyanto.blogspot.com.

Diperoleh pada tanggal 5 November 2013.

2
2. PENGERTIAN QUALITY OF LIFE

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS


HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI POLI
RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PARU JEMBER
Pengarang : ANA MIFTAHUL JANNAH
Tahun : 2015

Penerbit : STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

Definisi kualitas hidup (Quality of life) menurut WHO menekankan adanya


persepsi dari individu mengenai posisi kehidupan individu saat ini dan persepsi
individu tersebut dapat dipengaruhi oleh budaya dan sistem nilai dimana individu
tinggal.
Quality of life lebih didasarkan pada apa yang diinginkan oleh individu
dapat tercapai. Individu akan memilih kualitas hidup mereka sehingga sesuai
dengan apa yang dicari dan diinginkan. Quality of life merupakan pengalaman
individu itu sendiri. Jika individu memiliki pengalaman hidup yang baik dan sesuai
dengan yang diharapkan maka diasumsikan bahwa hidup mereka akan memperoleh
kesenangan, kedamaian, dan kepuasaan hidup (Diener & Suh, 1997).

DAFTAR PUSTAKA
Diener E & Suh, E. (1997) Measuring quality of life: Economic, social, and
subjective indicators. Social Indicators Research 40. 189-216. Bandura, A.
2014. Self-efficacy : Toward a Unifying Theory of Behavioral Change.
Psychological review 84 (2), 191-251.
WHO (1997) WHOQOL: Measuring quality of life.Programme On Mental
HealthDivision Of Mental Health And Prevention Of Substance Abuse
World Health.

3
3. KONSEP TB PARU
Judul : DASAR-DASAR ILMU PENYAKIT PARU
Pengarang : HOOD ALSAGAFF DAN ABDUL MUKTI
Tahun : 2015
Penerbit : AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS, SURABAYA

TB paru merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bawah yang


disebabkan oleh mycbacterium tuberculosis (Alsagaff & Mukti, 2015). TB paru
adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman mycbacterium
tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru
(Kemenkes, 2015). TB paru adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerangparenkim paru. Sebagian besar kuman TB paru menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang, dan
nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2002).

DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H. & Mukti, H. A. 2015. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
Airlangga University Press.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis
Dengan Strategi DOTS Di Rumah Sakit, Ditjen Bina Pelayanan Medik,
Jakarta.
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC

4
4. PATOFISIOLOGI TB PARU
Judul : RADIOLOGI TORAKS TUBERKULOSIS PARU
Pengarang : AZIZA G ICKHSAN
Tahun : 2008
Penerbit : SAGUNG SETO, JAKARTA

Organisme yang terhirup masuk ke dalam lobus medius dan bawah, karena
peningkatan ventilasi. Selanjutnya berkembang selama 3 minggu, kemudian
menyebar ke kelenjar getah bening hilus dan sering kali ke aliran darah.
Organisme tumbuh terutama di daerah dengan tekanan PaO2 tinggi. Pada
90% pasien, sistem imun kemudian mengandung organisme yang menyebabkan
scarkhusus (kompleks Ghon). Namun, foto toraks mungkin normal dan tidak
disertai gejala klinis. Apabila hanya sedikit organisme yang hidup, maka disebut
sebagai infeksi TB paru laten (Icksan & Reny, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Icksan, G, A. & Reny, L. S. 2008. Radiologi Toraks Tuberkulosis Paru. Jakarta:
Sagung Seto.

5
5. PEMERIKSAAN TB PARU
Judul : PEDOMAN NASIONAL PENANGGULNGAN
TUBERKULOSIS EDISI 2
Pengarang : DEPKES RI
Tahun : 2017
Penerbit : GERDUNAS TB, JAKARTA

Diagnosis TB paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaaan spesimen dahak


pada pasien yang diduga suspek TB paru. Pemeriksaan mikroskopik ini dilakukan
pada 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari yaitu sewaktu – pagi sewaktu (SPS)
dengan rincian dahak sewaktu/spot (dahak sewaktu saat kunjungan), dahak pagi
hari (keesokan harinya), dan dahak sewaktu/spot (pada waktu mengantarkan
dahak pagi). Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman Mycobacterium tuberculosis (BTA positif) (Depkes
RI,2017).
Penemuan BTA positif melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang
merupakan diagnosis utama TB paru. Pemeriksaan lain yang dilakukan untuk
menunjang penegakan diagnosis adalah foto toraks (rongten dada, biakan kuman,
dan uji kepekaan yang disesuaikan dengan indikasi. Pendiagnosisan tuberkulosis
ektra paru didasarkan pada gejala dan keluhan pada organ atau bagian tubuh yang
terkena, misalnya kaku kuduk pada tuberkulosis meningitis, nyeri dada pada
tuberkulosis pleura (pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada
tuberkulosis limfadenitis, dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada
tuberkulosis spondilitis (Depkes RI, 2018)

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2018, Pedoman Penyakit Tuberkulosis, Dit.Jen PP & PL Depkes
RI,Jakarta.
Depkes RI. 2017. Pedoman Nasional Penanggulngan Tuberkulosis. Jakarta:
Gerdunas TB. Edisi 2 hal 20-21

6
6. KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KUALITAS HIDUP

Judul : HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN


KUALITAS HIDUP PENDERITA TB MDR DI POLI TB MDR
RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU
Pengarang : DIAN PURNAMA SARI, DARWIN KARIM, JUNIAR
ERNAWATY
Tahun : 2018

Penerbit : STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

Hubungan kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup Hasil uji statistik
menggunakan Chi Square dengan tabel 2x2, didapatkan nilai Pvalue = 0,037 < α
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kepatuhan minum obat dengan
kualitas hidup pada penderita Tb MDR (Ho ditolak). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hilka dkk (2017) tentang hubungan kualitashidup
dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB di Afrika Selatan menunjukkanada
hubungan positif antara kepatuhan dan HRQOL pada Tb di Afrika Selatan, namun
hubungan ini sangat lemah, kemungkinan besar karena HRQOL dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang berbeda dan tidak terbatas pada efek kepatuhan. Oleh karena
itu,penanganan pasien Tb seharusnya didapatkanselain pengobatan yang memadai,
juga pemenuhan kebutuhan mental dan psikososialyang spesifik.
Pengaplikasian kuisioner kepatuhan minum obat dari Morizky 2011 terhadap
penderita Tb MDR dirasakan memiliki pengaruh terhadap tingginya angka
kepatuhan minum obat yang dijalani oleh responden. Faktor lain yaitu responden
yang sebagian besar berada difase awal pengobatan mendukung untuk terjadi
kepatuhan tinggi dikarenakan masih disiplinnya responden terhadap pengobatan
yang dijalani. Faktor kekambuhan juga merupakan penyebab responden takut untuk
tidak menjalani pengobatan dengan baik, karena dengan adanya kekambuhan berarti
responden harus mengulang pengobatan dengan dosis dan jangka waktu yang lebih
dari pengobatan Tb paru. Tb MDR merupakan penyakit yang paling banyak
disebabkan oleh kekambuhan hampir sama dengan penyakit penyakit
yangmemerlukan pemantauan kepatuhan pengobatan seperti gangguan kejiwaan,
selain itu efek samping dari pengobatan yaitu obat jenis EFV dan sikloserin
menyebabkan terjadinya depresi, kecemasan, mimpi burul dan psikosis (kemenkes,
2017).
Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien skizofrenia didapatkan sama
dimana ada hubungan kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup pasien
skizofrenia (Sulisningtyas, 2016). Efek samping tersebut meyebabkanperubahan
pada responden meliputi perubahan pada dimensi kualitas hidup yaitu fisik,
psikologis, lingkungan dan sosial yang saling terkait. Dimensi kualitas hidup yang
diaplikasikan dalam kuisioner WHOQOL BREF menjadi tolak ukur utama dalam

7
penentuan kualitas hidup. Kualitas hidup yang tinggi pada hasil penelitian ini
diasumsikan bahwa responden belum mengalami banyak efek samping dari
pengobatan sehingga mayoritas responden menjawab pertanyaan yang diberikan di
skala nilai 3 (biasa-biasa saja atau dalam jumlah sedang). Dengan adanya hubungan
antara kepatuhan minum obat dengan kualitashidup penderita Tb MDR dapat
dijadikan tolak ukur bahwa semakin tinggi kepatuhan minum obat maka kualitas
hidup penderita Tb MDR akan semakin baik,begitu juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA
Hilka, Tanja Kastien et al. (2017). Association Between Health-Related Quality of
Life and Medication Adherence in Pulmonary Tuberculosis in South Africa.
Diperoleh tanggal 23 Januari 2018 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov
Kemenkes RI. (2017). Petunjuk Teknis Pengobatan Pasien Tb Resisten Obat
Dengan Ped oman Panduan StandarJangka Pendek di FASYANKES TB
Resisten Obat. Jakarta
Sulisningtyas. (2016). Hubungan kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup
pasien skizofrenia. Jurnal STIKES Husada. Surakarta
Morisky DE, Dimatio MR. (2011). Medication Morisky Adherence Scale (Skala
Ukur Kepatuhan Minum Obat).
World Health Organization. (2004). World Health Organization Quality Of Life-
BREF (WHOQOL-BREF).

8
KONSEP PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

A. Definisi Daftar Pustaka


Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan
pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar
sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari
atas ke bawah. Yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.
Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat
kembali pada sumber aslinya.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama.
Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya
diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok
ke dalam. Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada
sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya
mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip
dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas
pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.[3] Penulisan buku dapat
bersumber dari beragam jenis tulisan. Oleh karena itu, teknik penulisan pun berbeda-
beda. Inspirasi penulisan buku dapat bersumber dari tulisan buku milik orang lain,
penelitian, artikel (baik media cetak maupun elektronik/internet). Karena sumbernya
berbeda-beda, teknik penulisannya pun berbeda-beda.
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas
kemudahan. Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus
berurutan penulisannya. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara
penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan dibuku-buku sekolah.

B. Fungsi Daftar Pustaka


Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain :
1 Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil
pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
2 Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat
dicek jika perlu.
3 Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca
sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan.
4 Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah
membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
5 Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

9
C. Unsur Unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi
itu, tiap penulis harus mengetahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang
paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:
1 Nama pengarang
2 Judul Buku
3 Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke- berapa, nomor
jilid, dll.
4 Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, jilid, nomor dan tahun.
D. Tata Tulis Daftar Pustaka
1 Pustaka dalam bentuk Buku dan Buku Terjemahan :
a Buku : Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi
(jika ada),nama penerbit dan kota penerbit .
b Buku Terjemahan : Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku terjemahan
(harus ditulis miring),volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh :
nama penerjemah), nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.
c Artikel dalam Buku : Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring),
nama editor, judul buku (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika
ada), nama penerbit dan kota penerbit.
2 Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan
resminya), nomor, volume dan halaman.
3 Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah :
a Artikel dalam prosiding seminar : Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding
Seminar (harus ditulis miring), kota seminar.
b Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar : Penulis, tahun, judul
artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, dan
tanggal seminar.
4 Pustaka dalam bentuk Skripsi/tesis/disertasi :
Penulis, tahun, judul skripsi, Skripsi/tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama
fakultas/program pasca sarjana, universitas, dan kota.
5 Pustaka dalam bentuk Laporan penelitian
Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis
miring),nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota.
6 Pustaka dalam bentuk artikel dalam surat kabar
Penulis, tahun, judul artikel, nama surat kabar (harus ditulis miring), nama surat
kabar,tanggal terbit dan halaman.
7 Pustaka dalam bentuk Dokumen paten
Penemu, tahun, judul paten (harus ditulis miring), paten negara, Nomor.

10
8 Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi
artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya)
a Artikel majalah ilmiah versi cetakan : Penulis, tahun, judul artikel, nama
majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan
halaman.
b Artikel majalah ilmiah versi online : Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah
((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan
alamat website.
c Artikel umum : Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis
miring), diakses tanggal……...
9 CATATAN
a Nama penulis lebih dari satu kata
Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya
menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan
singkatan nama-nama lainnya masingmasing diikuti titik.
Contoh : Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S.Shepley L. Ross
ditulis : Ross, S. L.
b Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis sebagai
nama yang menyatu.
Contoh : Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I.William D. Ross Jr., ditulis Ross
Jr.,W.D.
c Nama dengan garis penghubung
Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung.
Contoh : Ronnie McDouglas ditulis: McDouglas, R.Hassan El-Bayanu ditulis:
El-Bayanu, H.Edwin van de Sart ditulis: van de Sart,E.
d Penulisan gelar kesarjanaan
Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan dalam penulisan
nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau prakata.
e Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis
f Dalam daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan tidak boleh
menggunakan dkk. atau et al.
E. Jenis Jenis Penulisan Daftar Pustaka
1 Pustaka berupa buku teks
Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, nomer edisi, nama penerbit dan
tempat penerbit. Contoh :
a Chapel, H and Haeney, M. 1993. Essentials of Clinical Immunology, 3th Ed.
Blackwell Scientific Publication : Cambridge.

11
b Tjokoprawiro, A. 1994. Diabetes Mellitus : Klasifikasi, Diagnosis, dan Dasar
Terapi, Edisi kedua. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
c Suharsimi, Arikunto dan Cepi, Safruddin Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program
Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta.
2 Pustaka berupa majalah, buletin, jurnal, Koran
Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah. Contoh :
a Prijanto, M, Pangastuti, R, dan Suprijanto, E. 1991. Efektifitas Imunisasi
Toksoid Serap Difteri dan Tetanus. Buletin Penelitian Kesehatan.
b Sueyadarma. 2007. Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program
Sertifikasi, Edisi Mei 2007. Buletin BSNP.
c Permata, Sofi. 2015. Membiasakan Berbahasa yang Baik dan Benar, Edisi 20
Maret 2015. Bandar Lampung Post, hlm 2.
3 Pustaka berupa abstrak
Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, keterangan (abstrak), nama
penerbit. Contoh :
a Ohmiya Y, Hirano T, Ohashi M. 1996. The Structural Origin of The Color
Differences in The Bioluminescence of Firefly Luciferase. (Abstrak). FEBS
Letter.
b Ardoni. 2005. Teknologi Informasi : Kesiapan Pustakawan Memanfaatkannya.
(Abstrak). Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Universitas Negeri Padang.
c Celein, Albert. 2012. Warm Water Immersion for CHF. (Abstrak). Elsevier :
Singapura.
4 Pustaka berupa buku teks terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, tahun terjemahan, nama penerbit terjemahan dan tempat penerbitan.
Contoh:
a Bellanti, JA, Robbins, JB. 1985. Immunology III. Samik W (penterjemah).
1993. Gajah Mada University Press : Yogyakarta, Indonesia.
b Mull, B. 2016. Five Kingdom : Rogue Knight. Lasmana R. 2016. Mizan
Fantasi : Jakarta.
c Douglas, Robertson, C, Nicol, F. 1995. Macleod Pemeriksaan Klinis. Rudjianto,
Achmad. 2014. Elsevier : Singapura.

12
5 Pustaka diambil dari internet
Pengutipan pustaka dari internet untuk tinjauan pustaka hanya diperbolehkan
apabila berasal dari sumber yang jelas berupa nama pengarang, majalah dan atau
penerbit. Yang sedikit membedakan pada penulisan ini adalah situs dan waktu akses
harus dicantumkan. Contoh :
a Ahmad, Syaifudin. 2015. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat
Makalah.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan
dalam.html. Diakses 14 April 2015.
b Anonim. 2003. Geographic Distribution of Malaria.
http://www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Malaria.html. Diakses 10 Oktober 2016.
c Nugraha, Aria. 2014. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Jurnal yang
Benar. http://www.KelasIndonesia.com/page/artikel/?act/detil/aid/42. Diakses
27 Maret 2015 pukul 20.00 WIB.
6 Pustaka berupa tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi
Nama penulis, diikuti tahun pada sampul, judul tugas akhir/ skripsi/ tesis atau
disertasi, pernyataan tugas akhir/ skripsi/ tesis atau disertasi, pernyataan tidak
diterbitkan, nama fakultas, nama perguruan tinggi, nama kota tempat perguruan
tinggi. Contoh :
a Setiawan D. 2005. Pengaruh Protein AdhO36 Salmonella typhi terhadap
Percepatan Respirasi Makrofag. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan. Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang.
b Martiana I. 2014. Pengaruh Menulis Perasaan terhadap Penurunan Insomnia
pada ODHA (Orang dengan HIV/ AIDS). Tidak diterbitkan. Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang.
c Diana, F. 2000. Pengaruh Cara Belajar pada Siswa SMP terhadap Prestasi.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia : Jakarta.
7 Pustaka berupa Undang Undang/ Peratiran Pemerintah/ Keputusan Presiden
Penanggung jawab dari dokumen dokumen ini adalah pemerintah negara indonesia,
maka bisa dituliskan Republik Indonesia atau Pemerintah Indonesia atau Indonesia
saja. Contoh :
a Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat
Negara. Jakarta.
b Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 60. Sekretariat
Negara. Jakarta.

13
8 Pustaka berupa ensiklopedia / kamus
Penulisan pustaka dari sumber ensiklopedia atau kamus sama dengan unsur unsur
pustaka pada umumnya. Contoh :
a Stafford-Clark, D. 2000. Mentasy Disoders and Therir treatment. The New
Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica. 27: 567-568.
b Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia.
9 Pustaka berupa film/ video
Nama penulis merupakan nama produser atau pembuat video dan disertai total
durasi dari film/video. Contoh :
a Oldfield, B. (Producer) 1977. On the Edge of The Forest. Tasmanian Film
Corporation. Hobart : Australia. 30 mins.
b Burke, J.2009. Distant Voices. BBC Videocasette : London, UK. 45 mins.
10 Pustaka berupa wawancara
Pustaka ini menyertakan nama pembicara, judul pertemuan/nama acara, tahun, dan
tempat. Jika wawancara bersifat ditayangkan pada media, sebutkan juga sumber
media yang menjadi pemegang hak siar. Contoh :
a Sudrajat, Ahmad. 2012. Interview of “Bandeng History” on his home, Jl.
Mertapada 20.
b Simatupang, Soni. 2017. Menyambut Tahun Baru 2017. Indosiar : Jakarta. 30
mins.

14

Anda mungkin juga menyukai