Disusun Oleh :
Kelas : 2 B
1. Pengertian
Sectio cessarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang berarti memotong atau
menyayat. Istilah itu disebut dalam ilmu obstetrik mengacu pada tindakan pembedahan
yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut ibu (Anggorowati &
Sudiharjani, 2017)
Sectio Caesarea atau SC adalah suatu metode bedah persalinan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Resiko yang mengancam
keselamatan jiwa ibu maupun bayi serta intervensi medis merupakan potensi stressor
yang dapat menyebabkan pasien pre operasi sectio caesarea (SC) mengalami
kecemasan.
Mennurut (Forte & Oxorn, 2010), sectio cessarea merupakan suatu pembedahan untuk
melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus yang disebabkan oleh
dua faktor indikasi yaitu faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu seperti panggul sempit
dan disosia mekanis.
2. Klasifikasi
3. Etiologi
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio
caesarea sebagai berikut:
Jenis- jenis
c) Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari
tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak
mengalami kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh
lebih sempurna.
2. Sectio caesaria klasik atau section cecaria korporal
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini
yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan
untuk melakukan section cacaria transperitonealis profunda. Insisi
memanjang pada segmen atas uterus.
3. Sectio cacaria ekstra peritoneal
Section cacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi bahaya
injeksi perporal akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap injeksi
pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum
tak dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterin berat.
4. Section cacaria hysteroctomi
Setelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi:
a) Atonia uteri
b) Plasenta accrete
c) Myoma uteri
keadaan tidak dapat diatasi dengan mudah. dan bisa berakibat pada
kematian janin sedangkan pengaruh anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap
tonus uteri yang menyebabkan darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh
terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat secret yang
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup anastesi ini juga
mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus
(Anjarsari, 2018).
5. Manifestasi Klinik
Perlu adanya perawatan yang lebih komprehensif pada ibu yang melahirkan
melelui persalinan section caesaria yaitu dengan perawatan post partum serta
perawaan post operatif. Doenges (2010) mengemukakan, manifestasi klinis
section caesarea meliputi:
a. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
b. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
c. Magneti resonance imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan
gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak
yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
d. Pemindaian positron emission tomography ( PET )
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan
lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak.
e. Uji laboratorium
1) Fungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
2) Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
3) Panel elektrolit
4) Skrining toksik dari serum dan urin
5) AGD
6) Kadar kalsium darah
7) Kadar natrium darah
8) Kadar magnesium darah
7. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien post sectio caesarea adalah
a. Infeksi puerperal
infeksi ini merukanan infeksi bakteri yang menyerang bagian tubuh
reproduksi setelah post partum,keguguran atau pun post SC, biasanya
ditandai dengan kenaikan suhu bersifat bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis dan sebagainya.
b. Perdarahan
Pendarahan biasanya terjadi saat proses pembedahan karena cabang-
cabang arteri terbuka atau karena ataomia uteri
c. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme
paru-paru dan sebagainya sangat jarang terjadi.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan selanjutnya bisa terjadi
rupture uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah
sesarea klasik. (Solehati, 2017)
Ansietas b.d kondisi emosi dan pengalaman subjeyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. (D.0080)
3. Rencana Keperawatan (SLKI & SIKI)
Kurniasari, D. &. (2015). Hubungan antara karakteristik ibu, kondisi bayi dan dukungan sosial suami
dengan postpartum blues pada ibu dengan persalinan SC di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani
Metro. Holistik JUrnal Kesehatan.
Nisak, K. &. (2018). PERBEDAAN KUALIATAS HIDUP POSTPARTUM BERDASARKAN JENIS PERSALINAN
DI RSUD DR.SOERATNO GEMOLONG.
Ratmiwasi, C. U. (2017). Pengaruh Promosi Kesehatan Mobilisasi Dini Terhadap Pelaksaan Mobilisasi
Dini Pada Ibu POspartum Sc Rsud Pekanbaru.