DISUSUN OLEH :
KHAERUN NISA PRADITA FAHRIANDANI
211120054
2. Klasifikasi
Klasifikasi Persalinan dangan Ekstraksi forsep
• Forsep ‘outlet ’
(1) Kepala terlihat di introitus tanpa harus membuka labil
(2) Kepala janin telah berada di dasar panggul
(3) Sutura segitalis berada pada:
• Diameter AP atau
• Posisi oksiput kanan/kiri anterior atau posterior
• Kapala janin berada pada atau di atas perineum
• Forsep Rendah
(1) Bagian terendah kepala ada pada station +2 atau lebih (Hodge 3-4)
• dua jenis :
- Rotasi 45 derajat atau kurang
- Rotasi lebih dari 45 derajat
• Forsep Tengah
(1) Kepala sudah masuk pintu atas panggul
(2) Bagian terendah kepala di atas station +1
(3) Plihan lain untuk forsep tengah adalah seksio sesarea – akses untuk
melakukan seksio sesarea sangat penting saat melakukan persalinan
dengan forsep
3. Etiologi
Kondisi ibu yang mungkin membutuhkan bantuan forceps antara lain:
(1) Sudah kelelahan dan tak sanggup mengejan lagi
(2) Punya masalah kesehatan yang membuat ibu berisiko untuk mengejan
(3) Ada indikasi bayi mengalami stres dan perlu keluar lebih cepat
Sebelum membantu persiapan melahirkan dengan forceps, dokter akan mengamati
posisi bayi. Untuk mengurangi risiko, dokter mesti memastikan kepala dan wajah
bayi sudah dalam posisi yang tepat. Dokter akan memeriksanya dengan teliti dan
memastikan keamanan persalinan dengan bantuan forceps. ("Persiapan Melahirkan
dengan Bantuan Forceps - Primaya Hospital | Primaya Hospital"
https://primayahospital.com/kebidanan-dan-kandungan/persiapan-melahirkan-
dengan-bantuan-forceps/)
4. Patofisiologi
Jenis-jenis persalinan Estraksi forcep
Bentuk persalinan forcep dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Forcep rendah (low forcep) Forcep yang digunakan telah dipasang pada kepala
janin yang berada sekurang-kurangnya pada Hodge III.
Forcep tengah (midforcep) Pemasangan forcep pada saat kepala janin sudah
masuk dan menancap di panggul pada posisi antara Hodge II dan Hodge III.
Forcep tinggi Dilakukan pada kedudukan kepala diantara Hodge I atau Hodge II,
artinya ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul dengan
perkataan lain kepala masih dapat digoyang. Forcep tinggi saat ini sudah diganti
dengan Sectio Cesarea.
5. Manifestasi Kinik
Jika bayi masih kesulitan untuk keluar dan proses persalinan berlangsung lama,
dokter mungkin memutuskan untuk menggunakan alat ini untuk mempercepat proses
melahirkan. Kadang-kadang, tindakan ini juga didasari untuk menghindari operasi
caesar.
Secara khusus, dokter mungkin memutuskan untuk menggunakan forceps jika
• Bayi harus segera dilahirkan karena mengalami fetal distress atau gawat janin,
kondisidi mana janin kekurangan oksigen.
• Posisi bayi kurang baik selama tahap mendorong (forceps dapat digunakan untuk
memutar kepala bayi).
• Bayi macet di jalan lahir.
• Ibu melahirkan mengalami kesulitan mendorong (misalnya akibat kelelahan,
memiliki kondisi jantung atau tekanan darah yang sangat tinggi).
• Detak jantung bayi menunjukkan adanya masalah.
Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan mempertimbangkan cara lain untuk
mendorong persalinan. Misalnya dengan menyesuaikan anestesi agar Anda
mendorong lebih efektif. Sedangkan untuk merangsang kontraksi yang lebih kuat,
pilihan lainnya mungkin pemberian obat intravena versi sintetis dari hormon oksitosin
(Pitocin).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Kumalasari I (2015), antara lain:
Pemeriksaan urine
Hemoglobin dan Hemotokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan
suplemen Fe),
Eritrosit
Leukosit dan
Trombosit.
7. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada tindakan ekstraksi forcep yaitu:
1) Komplikasi pada ibu
a. Perdarahan yang disebabkan oleh retensio plasenta , atonia uteri serta jahitan
robekan jalan lahir yang lepas.
b. Infeksi
c. Trauma jalan lahir seperti terjadinya fistula vesiko vaginal, fistula recto
vaginal , fistula utero vaginal, rupture uteri, rupture serviks, dan robekan
perineum
2) Komplikasi pada bayi
a. Trauma ekstraksi forcep dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forcep
b. Infeksi yang berkembang menjadi sepsis dapat menyebabkan kematian serta
encephalitis sampai meningitis.
c. Gangguan susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan gangguan
intelektual
d. Gangguan pendengaran dan keseimbangan
16) a) Jantung
17) Inspeksi
19) dada
20) Perkusi
22) Palpasi
26) b) Paru-paru
27) Inspeksi
29) Perkusi
31) Palpasi
35) c) Abdomen
36) Inspeksi