(BBLN)
Untuk Memenuhi Laporan Praktik Klinik Keperawatan Maternitas
DISUSUN OLEH :
KHAERUN NISA PRADITA FAHRIANDANI 211120054
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang lahir selama satu jam pertama kelahiran
bayi sampai usia 4 minggu. Bayi Baru Lahir normal memiliki berat lahir antara 2500
– 4000 gram, cukup bulan dan lahir langsung menangis (Donna, 2014). Bayi lahir
prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah punya risiko lebih besar
mengalami infeksi tali pusat infeksi ini juga berperan dalam terjadinya angka
kesakitan dan angka kematian bayi baru lahir (BBL) di Indonesia (Hurlock, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram,
menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai APGAR antara 7-
10 (Wagio, 2016).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Wahyuni, 2011).
2. KLASIFIKASI
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut (Ni Wayan 2021).
Yaitu :
a. Bayi baru lahir menurut masa gestasinnya
1) Kurang bulan (preterm infant) : 4000 gram
2) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
3) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih
b. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir :
1) Berat lahir rendah : 4000 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat llahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
3. ETIOLOGI
4. KOMPLIKASI
5. PATOFISIOLOGI
Adaptasi fisiologis baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yemg meliputi :
a. Sistem pernapasan
Masa alveoli akan kolaps dan paaru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abnominal. Sedangkan respirasi setelah
beberapa saat kelahiran yaitu 30-60x/menit.
b. Jantung dan sirkulasi darah
Keyika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat. Dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru paru. Dengan demikian ductus botali tidak berfungsi lagi,
foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjaadi karena
pemotongan tali pusat
c. Saluran pencernaan
Meconium merupakan tinja pertama yang bisasnya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
d. Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menindakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar
belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (urin difosat
glukoronude transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin serung kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala icterus fisiologis
e. Metabolisme
Pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolism lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120mg/100ml.
f. Produksi panas
Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyeseuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesisi) yaitu dengan
pembakaran “brown fat’ (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa.
g. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfunghsi sejak bebetapa bulan sebelum akhir.
h. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar natrium relative lebih besar
daripada kalium
i. Susunan saraf
Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu
dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat
sensitive terhadap cahaya.
j. Imunologi
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan asi
k. Sistem integument
l. Sistem hematopoiesis
m. Sistem skeletal
Saaat baru lahir tidak terlihat lingkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus
simetris, terdapaat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yang telapak yangan
dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan (Armini, 2017)
6. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis meliputi :
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat
pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung) 4) Intra
Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD
24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk
menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah
dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat
dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan
seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-
140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari
70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik
bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda
dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik
bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah
lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir.Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm.
Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Hipertermia
c. Hipotermia
Penyebab 1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
6. Respon traima
7. Aktivitas berlebihan
8. Peggunaan incubator
Termoregulasi Observasi
Kriteria hasil : Identifikasi penyebab
a.
hipertermia (mis.
a. Mengigil meningkat
Dehidrasi, terpapar
b. Kejang meningkat
c. Akrosianosis meningkat lingkungan panas,
lakukan pendinginan
eksternal (mis.
Selimut hipotermia
atau kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila).
g.
Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Edukasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit
intravena, jika
diperlukan
Diagnosa Keperawatan Hipotermia
Kategori Lingkungan
subkategori Keamanan pada proteksi
Definisi Sushu tubuh berada di bawah rentang normal
tubuh
Penyebab 1. Kerusakan hipotalamus
2. Konsumsi alcohol
3. Berat badan ektrem
4. Kekurangan lemak subkutan
5. Terpapar suhu lingkugan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian tipis
8. Penurunan laju metabolisme
9. Tidak aktivitas
10. Transfer panas (mis. Konduksi, konveksi,
evaporasi, radiasi)
11. Trauma
12. Efek agen farmakologis
13. Kurang terpapar informasi tentang
pencegahan hipotermia
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap
ini adalah memahami respon terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan
mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan-tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi
ini terdiri 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status
klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap
perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang
mempunyai kriteria tettentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak
tercapai atau tercapai sebagian.
1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan kemajuan
yang sesuai dengan keiteria yang telah ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak
tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah
atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa
mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah
kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori adalah :
a. Pola nafas efektif
b. Bersihan jalan nafas efektif
c. Hipertermi tidak terjadi
d. Hipotermia tidak terjadi
e. Bayi aman
f. Infeksi tidak terjadi
g. Nutrisi seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Amalia.l, Yovsyah. 2009 . Pemberian Asi Segera pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional.Vol.3,No,4. Retrieved from http://
Journal.Fkm.ui.ac.id.
Armini W.N; Sriasih K.G.N; dan Marhaeni A.G. 2016. Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi,Balita dan Anak Prasekolah, edisi ke-1 Yogyakarta Andi
Jumriani & Harun, A. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Baru Lahir Di Rskdia Pertiwi Makassar.
JurnalKesehatanManarang.Volume.3,Nomor1.RevieredFrom:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjdxNaJ8Y_iAhUC0KwKHR6NBaYQ
FjABegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fjurnal.poltekkesmamuju.ac.id%2
Findex.php%2Fm%2Farticle%2Fdownload%2F34%2F34%2F&usg=AOv
Vaw3ZMFksvdCsqFIpz_DtVIyt
Kriebs M.J, Gegor L.C. 2009. Asuhan Kebidanan Varney Buku Saku, Edisi ke-2 Jakarta EGC
Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu. 2017
Reni. D.P, Nur. T.F, Cahyanto, B.E, Nugraheni, A. 2018. Perbedaan Perawatan Tali
Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru
Lahir. Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol. 6 (2).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwivtNvTsY3iAhVBVK0KHfA3CFQQF
jAAegQIAxAC&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id%2Fplacentum%
2Farticle%2Fdownload%2F22772%2F16946&usg=AOvVaw3MxX15zum DC8snk8NQnaZd
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017
Tando M.N. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, Jakarta EGCHurlock,
Elizabeth B, (2015) Spikologi Perkembangan, Jakarta:Erlangga edisi kelima
Wagiyo ; Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir
Fisiologi dan Patologi, Edisi ke-1 Yogyakarta
Wahyuni S. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita: Penuntun Belajar Pratek Klinik, Jakarta
EGC