Jl. Bintaro Raya No.10, RT.4/RW.10, Tanah Kusir, Kby. Lama Utara, Kec. Kby.
Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
A. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang lahir selama satu jam pertama
kelahiran bayi sampai usia 4 minggu. Bayi Baru Lahir normal memiliki
berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan dan lahir langsung
menangis (Donna, 2014). Bayi lahir prematur dan bayi dengan berat badan
lahir rendah punya risiko lebih besar mengalami infeksi tali pusat infeksi
ini juga berperan dalam terjadinya angka kesakitan dan angka kematian
bayi baru lahir (BBL) di Indonesia (Hurlock, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir
dengan nilai APGAR antara 7-10 (Wagio, 2016). Bayi baru lahir (BBL)
normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Wahyuni, 2011).
B. Etiologi
1. His (kontraksi otot rahim).
2. Kontraksi otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
C. Patofisiologi
1. Kardovaskuler.
Setelah bayi lahir, system kardiovaskuler mengalami perubahan yang
mencolok, di mana voramen ovale, duktus arterious dan duktus
venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri
hepatika menjadi ligamen.Nafas pertama yang di lakukan bayi baru
lahir membuat paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi
vascular pulmoner, sehingga darah paru mengalir.Sebagian kecil darah
dari atrium kanan yang mengalir ke ventrikel kanan di pompa ke paru-
paru.
2. Sistem pernapasan
Saat dalam kandungan janin sudah mengadakan gerakan napas, tetapi
liquor amni tidak sampai masuk kedalam alveoli fetus. Keseimbangan
saturasi oksigen dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan
karbondioksida. Keseimbangan saturasi oksigen sangat penting bagi
janin di dalam rahim, bila terjadi kenaikan saturasi oksigen melebihi
50% akan terjadi apnoe, sebaliknya bila menurun lebih dari 25% akan
mempengaruhi sensitifitas pusat pernapasan.Tekanan pada rongga
dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
kelahiran kehilangan cairan paru 1/3 dari jumlahnya (jumlah pada byi
normal 80-100 ml). Sehingga cairan ini diganti dengan udara.Pola
pernapasan tertentu menjadi karateristik bayi baru lahir normal yang
cukup bulan.Setelah pernapasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi
dangkal dan tidak teratur, bervariasi 30-60 kali/menit.
3. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.Nilai
rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal
orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisaran antara 14,5-22,5
gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar
antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah
putih sekitar 18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi lahir
4. Metabolisme
Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapatakan susu kurang lebih hari ke-6 energi dari
lemak 60% dan dari karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir
akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi
jamjam pertama setelah lahir di ambil dari hasil metabolism asam
lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg/100ml.
5. Suhu tubuh
Suhu tubuh neonatus normal sekitar 36,5-370C. Terdapat empat
mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
ke lingkungan.1) Konduksi Panas di hantarkan dari tubuh bayi ke
benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. 2)
Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi keudara di sekitarnya yang
sedang bergerak (contoh : membiarkan dan meletakan bayi di pinggir
jendela) 3) Radiasi Panas yang keluar dari tubuh bayi baru lahir
kelingkungan yang lebih dingin (contoh : bayi yang baru lahir di
letakan di ruangan yang ber AC). 4) Evaporasi Panas hilang melalui
proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembapan udara.
6. Sistem Traktus Digestivus
Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan
menelan, mencerna, mengabsorpsi protein dan karbohidrat
sederhana.Pada saat bayi lahir, di dalam saluran cernanya tidak
terdapat bakteri.Setelah lahir, orifisium oral dan orifisium anal
memungkinkan bakteri dan udara sehingga bising usus dapat kita
dengarkan satu jam setelah lahir.
7. Traktus Urinarius
Pada bulan ke 4 kehidupan janin ginjal terbentuk di dalam rahim, urine
sudah terbentuk dan di ekskresikan kedalam cairan amnion.Pada
kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding
abdomen posteriopor. Neonatus harus miski dalam waktu 24 jam
setelah lahir dengan jumlah urine sekitar 20-30 ml/hari dan meningkat
menjadi 100-200 ml/hari pada waktu akhir minggu pertama
8. Sistem neuromuscular
Beberapa aktifitas reflek yang terdapat pada neunatus antara lain:
a) Reflek (eyeblink) : yaitu reflek ini dapat dilakukan dengan
memberikan cahaya (penlight) kemata maka mata bayi akan
berkedip.
b) Rooting Reflek : Reflek mencari saat ada jari yang menyentuh
pipinya reflek ini akan menghilang saat usia 3-12 bulan.
c) Suckling reflek : yaitu reflek menghisap
d) Moro reflek :Reflek yang timbul di luar kesadran bayi
e) Grasping reflek : Gerakan menggegam tangan
f) Tonik neek reflek : gerakan menoleh kekanan atau kekiri
g) Babysky reflek : Gerakan jari sepanjang telapak tangan (Wagiyo,
2016)
D. Pathway
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15-20 g. hemaktokrit berkisar antara 43% -
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentuksn adanya
kompleks antigen-antibodi pada membrane sel darah merah yang
menunjukan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
G. Komplikasi
1. Pernafasan sulit atau nadi lebih dari 60 x permenit
2. Terlalu panas ( > 380C ) atau telalu dingin (< 360C )
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat atau memar
4. Hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
6. Tanda – tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak,
bau busuk, keluar cairan, pernafasan sulit
7. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja
lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
8. Mengigil, rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus. (KIA,2017).
H. Penatalaksanaan
1. Perawatan 1 jam pertama
a. Menjaga keadaan bayi tetap hangat Yaitu dengan cara
mengeringkan tubuh bayi dan meletakan pada perut ibu.
Kemudian keringkan kepala bayi dan tubuh bayi menggunakan
handuk atau kain bersih.
b. Melakukan pengekleman tali pusat dan pemotongan tali pusat.
c. Tidak memandikan bayi setidaknya hingga 6 jam setelah
persalinan.
d. Membersihkan jalan napas dengan cara mengusap mukanya
dengan menggunakan kain atau kasa yang bersih,
e. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara dibungkus
menggunakan kassa steril dan pastikan tetap kering.
f. Memberikan salep mata tujuannya untuk pencegahan infeksi.
g. Memberika vitamin k 1 mg secara IM di paha anterolateral kanan
bayi Tujuannya untuk pencegahan perdarahan pada bayi baru
lahir (Wagiyo, 2016)
h. Memberikan imunisasai Hb0 pad bayi 0,5 ml pada paha
anterolateral kiri (Jan M. Kriebs, 2010).
4. Menyendawakan Bayi
Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi untuk
mengeluarkan udara yang ada di perut neonatus, semakinbanyak udara
yang masuk semakin kembung perut neonatus dan membuat tidak
nyaman dan rewel. Berikut ini teknik menyendawakan neonatus:
a. Menaruh dipundak
Nenatus digendong dipundak dengan wajah menghadap
kebelakang, lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang satunya meegang leher dan menepuk-nepuk
punggungnya sampai mulut bayi mengeluarkan suara khas
sendawa.
b. Posisi terlungkup
Telungkupkan neonatus di pangkuan ibu, lalu tepuk-tepuk bagian
punggungnya ketika ibu melakukannya usahakan posisi dada
neonatus lebih tinggi dari perutnya (Armini, 2017).
5. Memijat Neonatus
Manfaat memijat neonatus yang terutama yaitu bayi akan merasakan
kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat di pijit. Selain itu
manfaat dari memijat neonatus:
a. Meningkatkan bounding and attachment antara ibu dan bayi
b. Meningkatkan berat badan
c. Serta meningkatkan kualitas tidur pada bayi
d. Meningkatkan perkembangan psikomotor
e. Membantu pertumbuhan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social
dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120
x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan
kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada
setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh
darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Defisit Nutrisi
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat
Penyebab a. Depresi pusat pernapasan
b. Hambatan upaya napas
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang dada
e. Gangguan neumuskular
f. Gangguan neurologis
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energi
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
k. Sindrom hipoventilasi
l. Kerusakan inervasi diafragma
m. Cedera pada medula spinalis
n. Efek agen farmakilogis
o. Kecemasan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
a. Dispnea a. Penggunaan otot bantu
pernapasan
b. Fase ekspirasi memanjang
c. Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
a. Ortopnea a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung
c. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
d. Ventilasi semenit menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan ekspirasi menurun
g. Tekanan inspirasi menurun
h. Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait a. Depresi sistem saraf pusat
b. Cedera kepala
c. Trauma thoraks
d. Gullian barre syndrome
e. Multiple sclerosis
f. Myasthenia gravis
g. Stroke
h. Kuadriplegia
i. Intoksikasi
Hipertermia
Kategori: Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan proteksi
Definisi : Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Penyebab 1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu
lingkungan
5. Peningkatan laju metabolism
6. Respon traima
7. Aktivitas berlebihan
8. Peggunaan incubator
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
(tida tersediaa) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal
DAFTAR PUSTAKA
Reni, Dian dkk. 2018. Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan
Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.
Solo: Universitas Sebelas Maret.
google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwivtNvTsY3iAhVBVK0KHfA3CFQQFjAAegQIAxAC&url=htt
ps%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id%2Fplacentum%2Farticle
%2Fdownload
%2F22772%2F16946&usg=AOvVaw3MxX15zumDC8snk8NQnaZd
Diakses Pada Minggu 03 Desember 2023, Pukul 05.00 WIB.
Tando M.N. 2016.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, Jakarta
EGCHurlock, Elizabeth B, (2015) Spikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga
edisi kelima.