Dibuat Oleh :
1. Ana Aryanti (2001169)
2. Aryanti Musyarafah (2001170)
3. Cahyani Wulandari (2001171)
4. Rizha Yunia Lestari Dewi (2001185)
5. Selvia Apriliani (2001186)
6. Sintawati (2001187)
Latar Belakang Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi
dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pemberian kesehatan bayi dimulai dari
pemenuhan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi.
Misalnya hipotermi pada BBL yang menyebabkan hipotisemia dan hipoglikemia. Dan banyak
tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat
pada waktu memotong tali pusat.Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode
neonatal adalah periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan
tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian
ASI atau PASI yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan
angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat. (Syaifudin, 2006: 133)
Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian
2. Menginterpretasi data
3. Mengidentifikasi masalah/diagnosa
8.Evaluasi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat
lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram.
1. BB 2.500-4.000 gram
2. PB 48-52 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kim-kira 180 x/menit, kemudian menurun sampai
120-160 x/menit
6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit, kemudian menurun setelah tenang 40
x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karem jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi
verviks cascosa
10. Genetalia labia mayor sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan) testis sudah
turun (pada anak laki-laki).
12. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk
1. Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin.
2. Konduksi adalah kehilangan panas langsung dari obyek yang panas ke obyek yang dingin.
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akbiat evaporasi air dari kulit tubuh bayi misal amnion
pada BBL
Ketika bayi baru lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu.
Apabila bayi dibiarkan dalam suhu 25 °C, maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Sehingga menyebabkan suhu tubuh turun,
akibatsuhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun
meningkat.
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O, dari pernafasan gas melalui plasenta. Setelah
lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.Rangsangan untuk gerakan pernafasan
pertama ialah:Tekanan metabolisme dan toraks sewaktu melalui jalan lahir Penurunan O,
dan kenaikan CO, merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotis - Rangsangan
dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan pernafasan
4. Perubahan sirkulasi
5. Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, alat lainnya berfungsi. Setelah anak lahir harus
segera mendapat perawatan dan pengawasan agar tidak terjadi kelainan-kelainan.
1. Menghisap lendir
-110-120 kkal/kgBB selama beberapa bulan pertama kehidupan 100 kkal/kg BB pada waktu
ia mencapai usia 1 tahun
2. Kebutuhan cairan
3. Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi - Berat badan <
1.250 gr : 24 x/hari à tiap 1 jam
Berat badan 1.250 gr 2.000 gr : 12 x/hari à tiap 2 jam Berat badan > 2.000 gr : 8 x/hari à tiap
3 jam
2. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu, keringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainyanya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.
Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di
atas perut ibu.
3. Jepit tali pusat dengan menggunakan klem, (dua menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm
dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,dorong isi tali pusat kearah distal
(ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
4. Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Dengan satu tangan angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara2 klem
tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali
benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci. Lepaskan
klem dan masukan dalam wadah yang telah di sediakan.
5. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan
posisi tengkurap di dada ibu,luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di
dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu.
6. Selimuti ibudan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. 7. Beri cukup
waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dida ibu paling sedikit I jam). Sebagian
besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
Menyusu pertam biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
9. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1) di paha
kanan anterolateral.