Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI

NY “N” UMUR 3 HARI DENGAN ASFIKSIA BERAT


DI RSUD UNDATA KOTA PALU

Oleh

Indri Ayu Sahari

202002045

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU

T.A 2022/2023
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Bayi Baru Lahir Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram dan harus menyelesaikan diri dari kehidupan intra
uteri ke kehidupan Ekstra Uteri ( Pusdinaskes, 2019).
B. Ciri-ciri Bayi Normal
1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-35 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Bayi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun sampai 120-140 x/menit.
6. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subeutan cukup
terbentuk dan diliputi Venii Caseosa.
8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9. Kuku telah agak panjang dan lemas.
10. Genetalia, labia minora sudah menutupi labia mayona (perempuan),
testis sudah turun ( pada anak laki-laki)
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
13. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda diatas telapak
tangan , bayi akan mengenggam/ adanyanya gerakan reflek.
14. Eliminasi Bayi, urin dan Mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama. Mekonium berwarna hitam kecoklatan (Pusdiknas, 2019 ).
C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir.
Menurut Syahlan (2019) perubahan-perubahan yang terjadi pada
Bayi baru Lahir yaitu :
1. Perubahan Metabolisme Karbohidrat.
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan gula darah
untuk menambah Energi pada jam-jam pertama setelah diambil
dari Metabolisme asam lemak.
2. Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah
dari suhu yang berada didalam rahim ibu. Apabila bila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25 oC, maka bayi akan kehilangan
panas melalui konveksi, radiasi, evaporasi sebanyak 200 kal/kg
BB/menit.
3. Perubahan Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta setelah Bayi Lahir pertukaran gas harus melalui
paru-paru Bayi. Rangsangan untuk gerakan pertama adalah :
a. Tekanan Mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.
b. Penurunan PaO2 dan kenaikan CO2 merangsang
kemareseptor yang terletak di sinus kuratis.
c. Rangsangan Dingin didaerah muka dapat merangsangkan
permukaan gerakan pernapasan.
d. Reflek Deflasi Hering Breur
e. Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal
dalam waktu 30 detik setelah persalinan.
4. Perubahan Sirkulasi
Dengan perkembangan paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkatkan dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan
menurunnya Refleksi pembuluh darah paru sehingga aliran darah
kealat tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan Duktus arteriosus menutup.
5. Perubahan Alat pencernaan, hati, ginjal, dan alat lainnya mulai
berfungsi.
D. Penaganan Bayi Baru Lahir
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong dan merawat Tali Pusat
3. Mempertahankan Suhu tubuh Bayi
4. Memberikan injeksi vitamin K
5. Memberi obat/salep mata, untuk mencegah infeksi
6. Identifikasi Bayi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan
identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam
keadaan krisis, dan dokter memberi intruksi khusus (Depkes RI,
2018)

E. Pengkajian Bayi Baru Lahir


a. Apgar Score

No Tanda 0 1 2 Menit Menit


ke 1 ke 5
1. Warna Biru atau Tumbuh kemerahan 2 2
pucat kemerahan
tangan
2. Frekuensi Tidak < 100 >100 2 2
jantung ada
(pulserate)
3. Tonus otot Lumpuh Fleksi sedikit Gerakan aktif 1 1
4. Reflex Tidak Ekstremitas Gerakan 1 2
bereaksi sedikit aktif
5. Usaha Tidak ada Lambat tak Menangis 2 2
bernafas teratur kuat
8 9
(varney 2018)
F. Penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir
1. Bayi bernafas atau menangis, warna merah muda, denyut jantung .
100/menit, serahkan bayi langsung ke abdomen ibu dan keringkan
dengan handuk kering. Tindakan ini meningkatkan bounding dan
mempertahankan suhu karena kontak langsung kulit dengan kulit.
2. Bayi apneu atau terengah-engah, warna kulit biru dan denyut
jantung . 100 stimulasi dengan menggosok punggung
menggunakan sebuah handuk atau tepuk-tepuk kaki dengan
lembut. Buka dan bersihakn jalan nafasdengan melakukan
penghisapan pada mulut kemudian hidung dengan lembut. Berikan
oksigen fasial. Jika tidak ada respon pada usia satu menit denyut
jantung menurun atau tetap biru, maka ventilasi ambu bag dan
masker harus dimulai, jika tidak ada peningkatan dalam 2 menit
denyut jantung tidak meningkat pertimbangkan untuk
mempertimbangkan intubasi pada bayi.
3. Bayi apnea atau biru pucat denyut jantung , 100/ menit, ventilasi
ambu bag dan masker harus segera dimulai. Jika tidak ada respon
dalam 2 menit maka intubasi bayi.
4. Bayi apnea warna kulit putih, denyut jantun , 60 x/menit, resusitasi
jantung paru penuh perlu dilakukan, l;akukan intubasi segera dan
mulai berikan ventilasi tekanan positif intermiten. (Varney, 2018).
G. Konsep Dasar Asfiksia
Definisi Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,
atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2017). Asfiksia neonatorum ialah
keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia
akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara
sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut
yang mungkin timbul. (Putri, 2018),
H. Etiologi
Penyebab Asfiksia Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan
oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim
ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi
baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali
pusat clan bayi berikut ini (Herawati, R. 2017) :
1. Faktor ibu
a. Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) Penolong
persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi
untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko
tersebut. maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya
tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi,
adakalanya faktor nsiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan
penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu,
penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap
pertolongan persalinan (septiningrum et al., 2018).
I. Perubahan Patologis dan Gambaran Klinis
Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan O₂ selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia
yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila
tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai
suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita
asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan
penurunan TD. Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan
perubahan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama
hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan
terjadi proses metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh,
sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.
Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang
disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya (septianigrum et al., 2018)
1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung.
2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot
jantung
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan
tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke
paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.
J. Gejala dan Tanda Asfiksia
Tidak bernafas atau bernafas megap-megap Warna kulit kebiruan
K.Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat
dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal
yang perlu mendapat perhatian yaitu (septiningrum et al., 2019) :
1. Denyut jantung janin Peningkatan kecepatan denyut jantung
umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai
ke bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur,
hal itu merupakan tanda bahaya.
2. Mekonium dalam air ketuban Mekonium pada presentasi sungsang
tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin
menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya
mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan
indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan
mudah (Septiningrumet al., 2019) :
3. Pemeriksaan pH darah janin Dengan menggunakan amnioskop
yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala
janin, dan diambil contoh darah janin Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya
asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah
7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai
asfiksia. (Wiknjosastro, 2017)
L. Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru
Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Aspek yang sangat penting dari
resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang
akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan resusitasi. Upaya
resusitasi yang efesien clan efektif berlangsung melalui rangkaian tindakan
yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan Penilaian untuk
melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu :
1. Penafasan
2. Denyut jantung
3. Warna kulit
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau
membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian
pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak
kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan
vertilasi dengan tekanan positif (VTP) (Herawati, R. 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. (2016). Buku Ajar Bayi Baru Lahir. Jakarta

Armini,niwayan dkk.2017.Asuhan kebidanan pada neonats bayi,dan balita dan


anak pras sekolah, yogyakarta : Andi Offset

Depkes RI,. (2018). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Pusdiknakes, WHO, J.-K. Asuhan Persalinan Normal. (JNPK-KR, 2019).

Pusdiknas. (2019). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Media

Putri.,2018.dokmentasi kebidanan.jakarta:fakultas kedokteran dan universitas


muhamadiya .

Syahlan. (2019). Bayi dan Balita Sehat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sembiring Br J, U., & Newi, E. El. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan.
Yogyakarta:

septigetmwn,AL,2019 Ashan kebidanan neonatus resiko tinggi dankegawat


daruratan.jakarta:salemba medika.

Varney., (2018). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika Deepublish.

wiknjosastro,.2017 Menejemen asfiksia bayi baru lahir untuk


bidan.jakarta:yayasan bina pustaka.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY “N” UMUR 3 HARI DENGAN ASFIKSIA
BERAT DI RSUD UNDATA KOTA PALU

No. Register : 02-06-30-99

Tempat Pengkajian : RSUD Undata

Tanggal Pengkajian : 20 Juli 2022

Waktu Pengkajian : 10.00 WITA

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas/biodata
a. Biodata Bayi
Nama : Bayi Ny “N”
Tanggal/jam lahir : 17 Juli 2022/ 08.25 Wita
Kelamin : perempuan
Berat badan : 2.140 gram
Panjang badan : 44 cm
b. Biodata Orang tua
Nama ibu : Ny “N” Nama ayah : Tn “E”
Umur : 19 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Kaili Suku/bangsa : Kaili
Nikah : 2 tahun Nikah : 2 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Jl. Asam 2 Alamat : Jl. Asam 2
2. Riwayat Kelahiran Bayi
Bayi lahir tanggal : 17 Juli 2022
Pukul : 08.25 Wita
Jenis persalinan : Sc
Kondisi bayi : Tidak menangis/merintih
3. Masalah yang terjadi sesaat setelah lahir : Asfiksia berat
4. Riwayat penyakit pada orang serumah? keluarga : Tidak Ada
5. Riwayat kebiasaan orang serumah/keluarga : Tidak Ada
6. Riwayat kehamilan
a) G1P0A0 Umur kehamilan : 32Minggu
HPHT : ?-01-2022
HTP : ?-09-2022
b) Imunisasi TT : Tidak pernah melakukan imunisasi TT
c) Berat badan : 55 Kg
d) Tinggi badan : 157 cm
e) Keluhan saat hamil
Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Tidak ada
f) Penyakit selama kehamilan : Tidak ada
g) Kebiasaan makan
Sebelum hamil : Tidak ada pantangan
Setelah hamil : Tidak ada pantangan
h) Komplikasi
Komplikasi ibu : Tidak ada
Komplikasi janin : Tidak ada
7. Riwayat intranatal
a) Lahir tanggal : 17 juli 2022, Pukul : 08.25 wita
b) Jenis persalinan : Sc
c) Penolong : dokter, perawat, bidan
Kala I :-
Kala II :-
Kala III :-
Kala IV :-
d) Ketuban pecah :-
Warnah :-
e) Komplikasi bersalin
Pada ibu : Tdak ada
Pada bayi : Asfiksia berat
B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Bayi Baru Lahir

a. Apgar Score

No Tanda 0 1 2 Menit ke Menit


1 ke 5
1. Warna Biru Tubuh kemerahan 0 1
atau kemerahan
pucat tangan
2. Frekuensi Tidak < 100 >100 1 1
jantung ada
(pulserate)
3. Tonus otot Lumpuh Fleksi Gerakan 1 1
sedikit aktif
4. Reflex Tidak Ekstremitas Gerakan 1 1
bereaksi sedikit aktif
5. Usaha Tidak Lambat tak Menangis 1 1
bernafas ada teratur kuat
4 5
2. Keadaan Umum Bayi Baru Lahir

a) Keadaan Umum : Lemah

b) Kesadaran : Composmentis

c) Suhu : 36.5 0C

d) Denyut jantung : 95x/menit

e) Pernapasan : 24x/menit

3. Pemeriksaan antropometri

 Berat badan : 2.140 gram


 Panjang badan : 44 cm
 Lingkar kepala : 33 cm
 Lingkar perut : 31 cm
 Lingkar dada : 32 cm
 Lila : 10 cm

Reflex

 Reflex moro : Lemah


 Reflex rooting : Lemah
 Reflex washing : Lemah
 Reflex parmir grops : Lemah
 Reflex suching : Lemah
 Reflex tonic : Lemah
 Reflex Babinski : Lemah

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1) Ubun ubun besar : Ada


2) Ubun ubun kecil : Ada
3) Sutura : Ada
4) Luka dikepala : Tidak ada

b. Muka

1) Simetris : Muka bayi simetris dan tampak menguning


2) Bentuk : Bulat

c. Mata

1) Bentuk : Simetris kiri dan kanan


2) Kebersihan : Bersih
3) Sclera : Tidak anemis
4) Konjungtiva : Pucat

d. Hidung

1) Lubang hidung : Ada (simetris kiri dan kanan)


2) Cuping hidung : Ada
3) Pengeluaran cairan : Tidak ada

e. Mulut

1) Bibir :Pucat
2) Gusi : Normal

f. Telinga

1) Bentuk : Simetris kiri dan kanan


2) Daun telinga : Normal
3) Lubang telinga : Ada
4) Benjolan :Tidak ada

g. Leher

1) Kelainan : Tidak ada benjolan pada leher


2) Pergerakan : Lemah

h. Dada

1) Bentuk :Simetris kiri dan kanan


2) Pernafasan : 24x/menit
3) Putting susu : Ada
4) Bunyi jantung : 95x/menit

i. Abdomen

1) Bentuk : Simetris
2) Bising perut : Ada
3) Kelainan : Tidak ada

j. Genetalia

Kelamin perempuan : Uretra berlubang labia mayora sudah menutupi


labia minora

k. Anus : Berlubang

l. Tungkai dan Kaki

1. Bentuk : Simetris
2. Gerakan : Normal
3. Kelainan : Tidak ada

m. Eliminasi

1. Miksi : Sudah ada


2. Meconium : Sudah ada
5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan WGB : 17,2 g/dl GDS : 40,5 mg/uL


Labolatarium WBC : 20,4 ribu/Ul
RBC : 4,68 juta/uL
HCT : 44,2 %
PLT : 246 ribu/uL

C. ASSASMENT

Bayi Ny “N” umur 3 hari dengan Asfiksia berat

D. PLANNING

Tanggal 20 juli 2022 Pukul : 10.00 WITA

1. Pukul 10.05 Wita


Membersihkan jalan nafas
Hasil : Jalan nafas telah dibersihkan
2. Pukul 10.07 Wita
Mengganti pakaian bayi yang basah
Hasil : Pakaian bayi telah dingganti
3. Pukul 10.10 Wita
Menghangatkan bayi dengan mesin infant warmer
Hasil:bayi telah dihangatkan
4. Pukul 10.11 Wita
Memasang O2 nasal khanul
Hasil : O2 terpasang 1 liter
5. Pukul 10.12 Wita
Memasang infus dextrose 10%
Hasil : infus terpasang 8 tetes/menit
6. Pukul 10.15 Wita
Menjaga personal hygine bayi(mengganti popok saat bak dan bab)
Hasil : telah dilakukan
7. Pukul 10.20 Wita
Memantau kembali ttv bayi
Hasil : N: 140x/menit
S: 36,0 ‘c
P: 26x/menit
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
(SOAP)
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 17 agustus 2022 Pukul : 07.00 WITA


A. Data Subjektif

B. Data objektif
Keadaan umum :Sedang
Suhu : 36.9 0C
Pernapasan : 30x/menit
Nadi : 140x/ menit
1. Berat badan (BB) :3696 gram
2. Panjang badan (PB) :50 cm
3. Lingkar dada (LD) :35 cm
4. Lingkar kepala (LK) :36 cm
5. Lingkar perut (LP) :36 cm
6. Reflex
 Reflex moro :Baik
 Reflex rooting :Baik
 Reflex washing : Baik
 Reflex grops : Baik
 Reflex suching : Baik
 Reflex tonic : Baik
 Reflex Babinski : Baik
8. BAK / BAB :+/+
9. Tali pusat : Bersih dan masih basah
C. Assesment
Bayi Ny “S” umur 1 hari degan asfiksia berat

D. Planning

1. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien 5S (Salam Senyum Sapa


Sopan Santun)
2. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan pada
bayinya.
Hasil: Ku :Baik
Suhu : 36.9 0C
Pernapasan : 35x/menit
Nadi : 140x/ menit
3. Memantau tetesan infus dextrose
Hasil:tetesan infus 8 x/menit
4. Memantau pola minum bayi
Hasil: Bayi meminum susu sebanyak 30cc dalam 2 jam sekali
5. Menjaga personal hygine bayi
Hasil: popok bayi selalu diganti saat Bak dan Bab
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
(SOAP)
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 21 Juli 2022 Pukul : 09.00 Wita


A. Data Subjektif
1. Bayi umur 4 hari
2. Bayi tidak demam

B. Data objektif
Keadaan umum : Lemah
Suhu : 36.50C
Pernapasan : 35x/menit
Nadi : 140x/ menit
1. Berat badan (BB) : 2.141 gram
2. Panjang badan (PB) : 44 cm
3. Lingkar dada (LD) : 32cm
4. Lingkar kepala (LK) : 33 cm
5. Lingkar perut (LP) : 28cm
6. Reflex
a) Reflex moro : Lemah
b) Reflex rooting : Baik
c) Reflex washing : Baik
d) Reflex grops : Lemah
e) Reflex suching : Baik
f) Reflex tonic : Baik
g) Reflex Babinski : Baik
8. BAK / BAB :+/+
9. Tali pusat : Bersih dan masih basah

C. Assesment
Bayi Ny “N” umur 4 hari degan asfiksia berat

D. Planning
1. Memantau KU bayi
2. Memantau tetesan infus
3. memantau pol eliminasi
4. Memantau pola minum
5.Memantau TTV

Anda mungkin juga menyukai