Anda di halaman 1dari 30

ADAPTASI BAYI BARU LAHIR DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


BAYI BARU LAHIR

Kelompok 2
Anggota Kelompok 2 :
1 Christin Lamaya
2 Daniela Antibe
3 Ekaristin Oroh

4 Erika Waleleng
5 Eugenia Karundeng
6 Felecia Rondonuwu
7 Erik Langi
A. Adaptasi Bayi Baru Lahir

1. Pengertian
Adaptasi bayi baru lahir ( BBL) yaitu periode
adaptasi terhadap suatu kehidupan keluar lahir.
Periode ini biasanya berlangsung hingga satu bulan
atau lebih setelah kelahiran terhadap beberapa sistem
tubuh bayi. Hal ini merupakan transisi paling nyata
dan cepat terjadi yaitu pada sistem
pernafasan,sirkulasi darah, sistem kemampuan
mengatur suhu dan dalam kemampuan mengambil
dan menggunakan glukosa.
Perubahan-perubahan fisiologis yang dialami oleh bayi baru lahir adalah
(Midwifery, 2017) :
A. Sistem respirasi
Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua faktor, yaitu
terjadinya hipoksia pada akhir persalinan sehingga rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap rongga dada yang terjadi
karena kompresi paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam
paru-paru secara mekanis.
B. Kardiovasular
Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen. Untuk membuat
sirkulasi yang baik terdapat perubahan adalah sebagai berikut :
-Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
-Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
-Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat tidur.
C. Termoregulasi dan Metabolik
Timbunan lemak pada tubuh bayi mampu meningkatkan panas
sampai 100%. Dengan penjepitan tali pusat saat lahir, bayi harus
mulai mampu mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada bayi baru lahir, glukosa akan turun dalam waktu cepat (1-2
jam).

D. Sistem Gastrointestinal
Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan
telah aktif saat bayi lahir. Pengeluaran mekonium disekresikan
dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal. Beberapa bayi baru
lahir dapat menyusu segera bila diletakkan pada payudara dan
sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif
(Midwifery, 2017).
E. Sistem Ginjal
Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari
pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam (Sondakh, 2013). Beban kerja
ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin urine akan
tampak keruh termasuk berwarna merah muda.
F. Hati
Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah.
Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen berasal dari Hb dan
dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
G. Sistem Muskuloskletal
Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir karena pembungkus
tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi.
H. Keseimbangan asam basa
Ph darah pada waktu rendah karena glikolisis anaerobik. 24
jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini. (midwifery
care, 2017)
I. Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum sum
tulang dan lamina propia ilium dan apendiks. Placenta
merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis.
J. Sistem Saraf
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan
adanya kerjasamaantara sistem saraf dan sistem
muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah:
(Midwifery, 2017).
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya kerjasamaantara sistem
saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut adalah: (Midwifery, 2017).

1. Refleks moro
Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-lebar
dan melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat
Seakan akan memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa.
Refleks ini Biasanya akan hilang 3-4 bulan.

2. Refleks rooting
Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut.
Refleks rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini
dapat dilihat pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan,
maka bayi akan spontan melihat kearah sentuhan, mulutnya akan
terbuka dan mulai menghisap. Reflek sini biasanya akan menghilang
saat berusia 7 bulan.
3. Refleks sucking
Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk menghisap dan
Menelan ASI.
4. Refleks batuk dan bersin
Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi
pernapasan.
5. Refleks graps
Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi
maka bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan
menggenggam jari dan biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.
6. Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari
akan bergerak keatas dan jari-jari membuka dan biasanya
menghilang setelah 1 tahun.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
BARU LAHIR

A. Konsep Keperawatan
1)Pengertian bayi baru lahir (BBL)
Bayi baru lahir normal adalah merupakan bayi yang lahir dari
usia kehamilan genap antara 37 minggu sampai dengan 42
minggu dengan berat badan lahir antara 2500gram sampai 4000
gram (Noordiati, 2018).Pada BBL atau neonatus adalah dimana
pada kelahiran bayi pada usia 0 sampai dengan 28 hari.
2) Ciri-ciri BBL normal
Berat badan antara 2500-4000 gram, panjang badan 47-50 cm, lingkar dada 32-34
cm, lingkar kepala 33-35 cm, bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 ×/menit,
kemudian menurun sampai 140-120 ×/menit, pernapasan pada menit pertama cepat
kira-kira 80 ×/menit, kuli kemera-merahan dan licin.
3) Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir
Menurut (Sinta, dkk. 2019) perubahan fisiologi pada bayi baru lahir adalah sebagai
berikut:
a. Sistem pernapasan
Pada masa neonatus yang kritis yaitu dimana harus mengatasi resistensi paru pada
saat pernapasan janin atau bayi baru pertama lahir. Pada persalinan sskepala bayi
akan menyebabkan badan bayi khususnya pada thoraks yang berada dijalan lahir
kemudian terjadi kompresi dan cairan yang terdapat dalam percabangan
trakheobronkial akan keluar sebanyak 10 sampai 28 cc.
b. Sistem Kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler terdapat perbedaan prinsip antara sirkulasi
janin dan bayi, karena paru-paru mulai berkurang dan tali pusat putus.
C. Pengaturan suhu
Pada bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat cara yaitu:
1)Konveksi yaitu: pendinginan melaui aliran udara di sekitar bayi.
2)Evaporasi yaitu: kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit
bayi yang basah.
3)Radiasi yaitu: melalui benda padat yang dekat dengan bayi yang tidak
terkena secara langsung pada kulit bayi.
4)Konduksi yaitu: melalui benda padat yang berkontak langsung pada
kulit bayi.
d.Perubahan imun
Pada bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism penyerangan dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan
resiko infeksi pada bayi baru lahir.
e.Perubahan reflek pada bayi baru lahir
f.Penilaian APGAR pada bayi baru lahir
g.Klasifikasi
Klasifikasi Neonatus menurut (Juwita & Prisusanti, 2020) yaitu:
1)Neonatus menurut masa gestasinya
2)Bayi yang kurang bulan bayi yang lahir <294 hari (<42minggu) .
3)Bayi yang cukup bulan yang lahir antara 259 – 293 hari atau 37 minggu
sampai dengan 42 minggu.
4)Bayi lebih bulan bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).
5)Neonatus
4). Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Sebelum menangani bayi, pastikan penolong persalinan telah menerapkan
upaya pencegahan pada infeksi (Kemenkes, 2015).
A.Cuci tangan dengan bersih sebelum bersentuhan dengan bayi.
B.Gunankan sarung tangan yang bersih.
C.Pastikan semua peralatan dan alat mandi yang digunakan bersih,
D.Pastikan semua pakaian bayi, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.
E.Penilaian Segera Setelah Bayi Baru Lahir
F.Perlindungan termal (Termoregulasi)
G.Mekanisme kehilangan panas
H.Proses adaptasi
I.Mencegah kehilangan panas pada bayi
J.Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir
II. Konsep Asuhan Keperawatan
Definisi dari asuhan keperawatan adalah proses kegiatan atau rangkaian
kegiatan praktik yang diberikan secara langsung pada pasien yang sehatat
maupun pasien yang mengalami sakit di tempat pelayanan kesehatan
(Nursalam, 2015).

1.Pengkajian
a.Anamnesa Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
anak keberapa, jumlah saudara dan identitas orang tua.
b.Keluhan Utama pada klien Pada bayi yang beratnya kurang dari 2500
gram.
c.Riwayat kesehatan sekarang Ibu Apa keluhan yang dirasakan atau apa
yang dirasakan ibu sibayi hinga dirawat di RS.
d.Riwayat kehamilan dan persalinan Persalinan ibu sibayi bagaimana
prosesnya, apakah bayi lahir spontan, lahir premature, aterm, letak bayi
siibu belakang kaki atau sungsang.
e.Pemeriksaan APGAR score Pemeriksaan APGAR (Appearance, Pulse,
Grimace, Activity, Respiration) score atau yang berarti (A: warna kulit,
P: denyut jantung, G: respons refleks, A: tonus otot/keaktifan, dan
R:pernapasan).
f.Pemeriksaan fisik Head Too Toe
1)Kepala
Inspeksi: bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung,
sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm.
2)Rambut
Inspeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang dan halus
atau kasar. Palpasi: mudah rontok atau tidak
3)Mata
Inspeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal, lihat reflek kedip baik
atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis saat
diberikan cahaya.
4)Hidung
Inspeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat secret berlebih dan
terpasang O2. Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan
5)Mulut dan faring
Inspeksi: pucat sianosis, membran mukosa kering, bibir kering, dan pucat
6)Telinga
Inspeksi: adanya kotoran atau cairan dan baigaimana bentuk tulang rawanya. Palpasi:
adanya respon nyeri pada daun telinga.
7)Thorax
Inspeksi: nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam. Pada lingkar dada sama dengan
atau kurang dari 30 cm. Auskultasi: adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda bahaya
8)Abdomen
Inspeksi: lihat kesimetrisan abdomen apakah ada pembesaran pada abdomen. Palpasi: apakan
ada nyeri tekan dan pembesaran abdomen
9)Kulit dan kelamin
Inspeksi: lihat apakah kulit terlihat keriput, tipis, ada atau tidaknya lanugo pada dahi, pelipis,
telinga, dan lengan, terlihat hanya sedikit lemak jaringan.
Palpasi: pada bayi laki–laki testis belum turun, dan pada bayi perempuan labia mayora lebih
menonjol (labia mayora belum menutup labia minora)
10)Muskuloskeletal
Inspeksi: apakah tumit bayi mengkilap, telapak kaki teraba halus, dan tonus otot masih lemah
sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan bayi lemah, tubuhnya kurang berisi, otot bayi
lembek, dan kulitnya terlihat keriput dan tipis
Palpasi: adanya nyeri tekan atau benjolan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang secara
berlangsung aktual maupun potensial.
•Resiko infeksi dibuktikan dengan peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan
•Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
dibutktikan dengan kelelahan maternal, kecemasan maternal, bayi tidak mampu
melekat pada payudara ibu, ASI tidak menetes/memancar, nyeri dan/atau lecet terus
menerus setelah minggu kedua.
•Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua dibuktikan dengan mengekspresikan
keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua, tampak adanya dukungan
emosi dan pengertian pada anak atau anggota keluarga
3. Perencanaan Keperawatan

1. Diagnosis Keperawatan
Resiko infeksi di buktikan dengan peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka
tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil:
• Kebersihan tangan meningkat
• Kebersihan badan meningkat
Intervensi Keperawatan
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Identifikasi kontra indikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi
anafilasis terhadap vaksin sebelum dan atau sakit parah dengan
dan atau tanpa demam
-Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan
kesehatan

Terapeutik
- Berikan suntikan kepada bayi di bagian paha anterolateral
- Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. nama produsen,
tanggal kadaluarsa)
- Jadwalkan imunisasi pada interfal waktu yang tepat

Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek
samping
- Informasi imunsasi yang diwajibkan pemerintah (mis. hepatitis
B, BCG, difteri, tetanus, pertusis, H, influensa, polio, campak,
neasles, rubela)
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah (mis. influensa atau
pneumokokus)
- Informasikan faksinansi untuk kejadian khusus (mis. rabies,
tetanus)
- Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti
mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia pelayanan pekan imunisasi nasional
yang menyediakan vaksin gratis
2. Diagnosis Keperawatan
Menyusui Tidak Efektif berhungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI di
buktikan dengan kelelahan maternal, kecemasan maternal, bayi tidak mampu
melekat pada payudara ibu, ASI tidak menetes/memancar, nyeri dan/atau lecet
terus menerus setelah minggu kedua.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam maka status
menyusui membaik dengan kriteria hasil:
• Suplai ASI adekuat membaik
• Kelahan maternal menurun
• Kecemasan maternal menurun
• Peletakan bayi pada payudara ibu membaik
• Tetesan atau pancaran ASI membaik
• Lecet pada putting menurun
Intervensi Keperawatan
Edukasi
-Menyusui
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwakan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dukungan ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
Edukasi
- Berikan konseling menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui dan perekatan dengan benar
- Ajarkan perawatan payudara anteparum dengan mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak kelapa
- Ajarkan perawatan payudara postpartum (mis. Memerah ASI, pijat payudarah,
pijat oksitosin)
4. Menganalisis 1 Tindakan Pada Bayi Baru Lahir
Tindakan Pijat Pada Bayi

a) Definisi
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia Pijat bayi
memang dipercaya dapat menjaga kesehatan dan mampu
merangsang dan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Pijat
bayi juga dikatakan dengan terapi sentuh, karenakan adanya
pijatan dan komunikasi yang baik dan nyaman antara ibu dan
bayinya. Sentuhan atau pijatan memberikan pijatan yang ringan,
sehingga bayi merasakan aman dan nyaman.
b) Indikasi.
Pijat bayi adalah meningkatkan berat badan bayi, membantu
sirkulasi dan perkembangan saraf, membantu mengatasi masalah
tidur pada bayi, menambah nafsu makan, merangsang sistem
sensorik, menstimulasi pertumbuhan hormon, membuat bayi
menjadi lebih rileks dan mempererat hubungan antara bayi
dengan orang tua.
5. Implementasi.
Pengertian dari Implementasi keperawatan adalah tahap pelakasanaan
pemberian proses keperawatan. Implementasi terdiri dari susunan dan
pelakasanaan yang meberikan pelaksanaan yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan dan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan.

6. Evaluasi.
Pada evaluasi adalah akhir dari proses keperawatan guna untuk
mengevaluasi hasil dari semua tindakan dan pencapain perawat yang
diberikan pada klien apakah tercapai dan teratasi tindakan yang
diberikan selama proses asuhan keperawatan berlangsung.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai