Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada faktor-faktor yang memperlemah kondisi
seorang ibu hamil perlu diprioritaskan. Disamping itu perlu dilakukan pembinaan
kesehatan pranatal yang memulai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan
kematian perinatal yang meliputi asfiksia, perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran
pretem/Bayi Berat Lahir Rendah dan Hiportermi.
Penilitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan,. Kuranh baiknya kelainan yang
dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi perode neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi,
pemberian ASI dalam usaha menurunkan angka kematian merupakan tugas pokok bayi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat
dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik
pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan,
dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi
yang sehat.
1.2. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan fisiologis agar dapat mendukung peran, tugas dan kewajiban seorang
bidan.
2. Tujuan khusus
 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian yaitu dengan mengumpulkan data
subjektif dan objektif pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu menginterprestasikan data pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang sekiranya
muncul ada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau
kolaborasidengan tenaga kesehatan lain
 Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang komprehensif sesuai
dengan kondisi pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan yang
komprehensif sesuai dengan yang telah direncanakan.
 Mahasiswa mampu mengevaluasi keejektifan dari asuhan yang sudah
diberikan pada bayi baru lahir fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1. Definisi Bayi Baru Lahir (BBL)
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai
usia 4 minggu. Biasanya lahir dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M, Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat.
2.1.2. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6) Pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia ;
a. Perempuan : Labia mayora menutupi labia minora
b. Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk
12) Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13) Reflek graps sudah baik
14) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium berwarna
hitam kecoklatan.
(Marmi, 2015)
2.1.3. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional
neonates dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di lar uterus. Kemampuan
adaptasi fiiologis ini disebut juga homeostasis.
1) Konsep – konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir :
a) Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi merupakan hal
yang esensial dalam kehidupan ekstrauterin.
b) Dalam 24 jam setelah lahir, system ginjal, gastrointestinal (GI), hematologic,
metabolic, dan system neurologi bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai
untuk maju kea rah dan mempertahankan kehidupan ekstrauterin.
2) Periode Transisi
a) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 – 8 jam pertama kehidupan,
yang akan dialami oleh seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan.
b) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir) pernafasan cepat (dapat
mencapai 80 kali/menit) dan pernafasan cuping hidung sementara , retraksi dan
suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat menapai 180
kali/menit selama beberapa menit pertam kehidupan.
c) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang, relaks, dan jatuh
tertidur; tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) dalam 2 jam setelah
kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
d) Periode kedua reaktivitas dimulai waktu bayi bangun ditandai denan respon
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi
agak sianosis, dan denyut jantung cepat.
e) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar, misalnya, tersedak, tercekik,
dan batuk.
3) Faktor – faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir
a) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya terpajan zat toksik
dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak).
b) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya lama persalinan, tipe
analgesic, atau anastesia intrapartum).
c) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi kehiduan
ekstrauterin.
d) Kemampuan petugas kesehaan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan
tepat pada saat terjadi.
Fisiologi neonatus adalah ilmu yang mempelajari fungsi yang proses vital pada
neonatus. Di bawah ini akan diuraikan beberapa fungsi dan proses vital pada
neonatus.
1) Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
mengatasi resistensi baru pada saat pernapasan yang pertama kali. Selama dalam
uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui placenta, setelah bayi
lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (Setelah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama kali pada neonatus disebabkan
karena adanya :
a) Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir.
b) Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida
merangsang kemoreseptor pada sinus karotis (stimlasi kimiawi).
c) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
(stimulasi sensorik).

Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru
(paru-paru pada bayi yang normal yang cukup bulan mengandung 80-100 ml
cairan) sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara,
paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.
2) Jantung dan sirkulasi darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan
ini menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan
serangkaian reaksi slanjutnya.
Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada unit
janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem sirkulasi tertutup,
bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat
diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal yang paling
penting adalah peningkatan tahanan pembuluh darah dan tarikan nafas pertama
terjadi secara bersamaan. Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan
sistem pembuluh darah berelaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi
sistem bertekanan rendah.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter permenit/m 2. Aliran
darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m 2 dan
bertambah pada hari kedua dan ketiga yaitu 3,54 liter/m 2 karena penutupan
duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah
yang melalui transfuse plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun,
untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3) Saluran pencernaan
Pada masa neonatus, traktus digestivus mengandung zat-zat yang
berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolosakarida dan disebut
meconium. Pada masa neonatus saluran pencernaan mengelarkan tinja pertama
biasanya dalam 24 jam pertama berupa meconium. Dengan adanya pemberian
susu, meconium mulai digantikan oleh tinja tradisional pada hari ketiga dan
empat yang berwarna coklat kehijauan.
Pada saat lahir aktifitas mulut sudah berfungsi yaitu menghisap dan
menelan, saat menghisap lidah berposisi dengan palatum sehingga bayi hanya
bernafas melalui hidung, rasa kecap dan penciuman sudah ada sejak lahir, saliva
tidak mengandung enzim tepung dalam 3 bulan pertama dan lahir volume
lambung 20-25 ml. Adapun adaptasi pada saluran pernafasan adalah :
a) Pada hari ke 10 kapasitas lambung menjadi 100cc
b) Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana yaitu
monosacarida dan disacarida.
c) Difesiensi lifase pada pancreas menyebabkan terbatasnya absorpsi lemak
sehingga kemampuan bayi untuk mencerna lemak belum matang, maka susu
formula sebaiknya tidak diberikan pada bayi baru lahir.
d) Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan
ludah sampai bayi berusia ±2-3 bulan.
4) Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan
hepar untuk meniadakan bekas penghancuran dalam peredaran darah.
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis,
yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel
hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim
hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya ditoksifikasi hati pada
neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan
dosis lebih dari 50 mgt/kg BB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome.
5) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Pada jam-jam
pertama energy didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua
energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih hari
keenam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak 40% dari
karbohidrat. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir, diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula
darah mencapai 120 mg/ 100 ml.
6) Suhu tubuh
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus
minimal, rentang maksimal hanya 0,6 derajat celcius sangat berbeda dengan
kondisi diluar uterus. Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas
tubuh bayi.
a) Luasnya permukaan tubuh
b) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna
c) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
(Kukuh Rahardjo, 2015)
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada
kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,
hormone ini diperlukan untuk mempertahankan glandula supra renalis janin. Pada
neonatus kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi,
pengaruhnya dapat dilihat misalnya pembesaran kelenjar susu pada bayi laki-laki
ataupun perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang
menyerupai haid pada bayi perempuan (Wafi Nur Muslihatn, 2010). Adapun
penyesuaian pada sistem endokrin adalah:
a) Kelenjar thyroid berkembang selama minggu ke-3 dan 4.
b) Sekresi-sekresi thyroxin dimulai ada minggu ke-8 thiroxin maternal adalah
bias memintasi plasenta sehingga fetus yang tidak memproduksi hormone
thyroid akan lahir dengan hypothyroidism kongenital jika tidak ditangani
akan menyebabkan reterdasi mental berat.
c) Kotrek adrenal dibentuk pada minggu ke-6 dan menghasilkan hormon pada
minggu ke-8 atau minggu ke-9.
d) Pankreas dibentuk dari foregut pada minggu ke-5 sampai minggu ke-8 dan
pulau Langerhans berkembang selama minggu ke-12 serta insulin diproduksi
pada minggu ke-20 pada infant pada ibu DM dapat menghasilkan fetal
hyperglikemi yang dapat merangsang hyperinsulinemia dan sel-sel pulau
hyperplasia hal ini menyebabkan ukuran fetus yang berlebih.
e) Hyperinsulinemia dapat memblok maturasi paru sehingga dapat menyebabkan
janin dengan resiko tinggi distress pernafasan.
8) Keseimbangan cairan dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus engandung relative lebih banyak air dan kadar natrium
relative lebih besar daripada kalium karena ruangan ekstraseluler luas (Marmi,
2015). Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
b. Tidak seimbang antar luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal.
c. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus reatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
Sehingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh
pemberian air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air
yang didapatkan setelah lahir.
Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa defisit structural dan
fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tersebut akan
membaik pada bulan pertma kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah
untuk bayi baru lahir yang sakit atau mengalami stress. Ginjal bayi baru lahir
menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus, kondisi ini dapat menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.
Bayi baru lahir tidak dapat mengonsentrasikan urine dengan baik, bayi baru lahir
mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, yaitu hanya 30-
60 ml (Marmi, 2015).
9) Imunologi
sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobin (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG (Immunoglobulin gamma G).
Pada neonatus hanya terdapat imunoglobulin gamma G, dibentuk banyak pada
bulan kedua setelah bayi dilahirkan.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina
propia ilium serta apendiks. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G,
sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya
kecil. Gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak
ditemukan segera setelah bayi dilahirkan khususnya pada traktus respiratory.
Imunoglobulin gamma M ditemukan pada kehamilan lima bulan, produksi
meningkat segera setelah bayi dilahirkan, sesuai dengan bakteri dalam alat
pencernaan.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun
yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. Kekebalan alami juga
disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir
membunuh mikroorganisme asing (Marmi, 2015).
2.1.4. Penilaian BBL
Pada penilaian BBL, keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah bayi
menderita asfiksia/ tidak. Hal-hal yang dinilai antara lain frekuensi jantung (hearst
rate), usaha napas (respiratury effort), tonus otot (Musole tore), warna kulit (colour) dan
prekuensi terhadap rangsangan (Respon to stimuli) yaitu dengan memasukkan kateter
ke lubang hidung setelah jalan panas diberikan.
Setiap penilaian angka 0,1 dan 2. dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui
apakah bayi normal (vigorous baby, nilai APGAR 7-10). Asfikasi sedang ringan
(APGAR 0.3), baik nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi lebih-lebih lanjut karena apabila bayi menderita asfiksa
lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejala-gejala neorologis lanjutan di
kemudian hari lebih besar. Selain dilakukan pada umur 1 menit juga dilakukan pada
umur 5 menit (Ilmu Kebidanan, 2005 : 248-249)
Semua bayi harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang
menunjukkan suatu pxt
 BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu/ beberapa tanada berikut :
a. Sesak nafas e. Panas/ suhu badan bayi rendah
b. Frekuensi pernafasan 60 x/menit f. Kurang aktif
c. Gerakan retraksi dada g. Berat lahir rendah (1500-2500 gr)
d. Malas minum Dengan kesulitan minum
 Tanda-tanda bayi sakit berat
a. Sulit minum e. Kejang/ periode kejang-kejang kecil
b. Sionosis rentral (lidah biru) f. Merintih
c. Perut kembung g. Perdarahan
d. Periode apnev h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gr
( Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2000 : 139)
 Tabel Nilai APGAR
Nilai O 1 2 NA Cat :
Kriteria  NA 1 menit lebih/
Badan merah Seluruh tubuh sama dg 7 tidak
Appreance Pucat perlu resusitasi
ekstrimitas biru kemerah-merahan  NA 1 menit 4-6
Tdk bog and mask
Pulse < 100 > 100 ventilation
teraba
Tdk
Grimaco Batuk/ bersin Batuk/ bersin
ada
Tdk Ekstrimitas dalam
Activty Gerakan aktif
ada rediktif plexi
Tdk Lemah/ tdk
Respiration Baik/ mengangis
ada teratur
(Ilmu kebidanan, 2005: 248-249)
2.2. Manajemen Kebidanan
I. Pengkajian

Data Subyektif

1. Biodata Bayi
Nama : Untuk dapat mengidentifikasi agar tidak keliru dengan
penderita lain
Umur : Untuk mengetahui usia bayi saat ini, mempermudah dalam
penatalaksanaan
Jenis Kelamin : Untuk memeriksa dan membedakan bagi yang satu dengan
yang lain
2. Biodata Orang tua
Untuk mengetahui nama orang tua, umur, agama, tingkat satelektual, taraf hidup
dan sosial ekonomi serta alamat untuk memastikan tempat tinggal
3. Riwayat Kehamilan
Untuk mengetahui adanya komplikasi selama kehamilan, rutin atau tidak ANC.
4. Riwayat Kesehatan intranatal
Untuk mengetahui proses pentalian, penolong dan komplikasi persalinan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Untuk mengetahui adanya respon dari bayi terhadap simulai yang diberikan,
seperti :
Morro : Timbul rangsangan yang diberikan secara tiba-tiba yaitu
menepuk tempat tidur
Tonic Neck : Timbul bayi saat diangkat kemudian dapat mengangkat
lehernya sendiri
Palmagraph : Untuk dapat menggerggam saat diberi suatu rangsangan
pegangan
Rooting : Menoleh kearah benda yang menyentuhnya
Walking : Menggerakkan kakinya jika 8 gures telapak kakinya
Scoking : Menghisap
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan bayi baik/ cukup/ lemah
TTV : Nadi : 100-160 x/mnt
Respiration : 30-60x/mnt
Suhu : 36,5-37,5 0C
Antroprometri : BB : 2500-4000 gr
TB : 45-50 cm
LK : 33 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Terdapat caput succedenum/tidak, terdapat cephal
hematoma/tidak
Mata : Simetris/tidak, skiera putih/ tidak, konjungtive merah muda/
tidak
Muka : Pucat/ tidak, oedem/ tidak
Hidung : Simetris/tidak cacat/ tidak ada sekrep/tidak
Mulut : Simetris/ tidak, sionosis/ tidak
Gigi : Ada/ tidak
Telinga : Simetris/ tidak ada penumpukan serumen/ tidak
Leher : Ada pembesaran vena regilaris/ tidak ada pembengkakan
abnormal/ tidak
Dada : simetris/ tidak, ada retraksi/tidak
Abdomen : Ada pembesaran abnormal/ tidak, ada perdarahan talbus/ tidak
Punggung : Ada/ tidak pembenjolan optina bivida
Genetalia : Wanita lebih mayora menutup/ tidak, oedem/ tidak, perdarahan/
tidak, uresum ada/tidak
Pria ada/ tidak skorom, tetris turun/tidak. Ada lubang gland
penis
Anus : Ada atrena ani/ tidak
Ekstrimitas : Simetris/ tidak, ada polidiktiv/ tidak adasiadiktili/ tidak,
pergerakan aktif/ tidak
II. Interpretasi dan Dasar
Diagnosa : NCB SMK
DS : Sesuai keluhan yang dikatakan ibu/ keluarga terhadap bayinya
DO : Keadaan umum
TTV : Nadi, suhu, serfiran
Antropomelsi : BB, PB, LK, LD, ULA
Masalah : Timbul setelah dilakukan pengkajian pada data subyektif dimana dapat
mengganggu kelanjutan kesehatan ibu.
Kebutuhan : Hal-hal yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang timbul.
III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai
dengan kondisi klien.
V. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
VI. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
VII. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam  diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR (FISIOLOGIS)
Tanggal Pengkajian : 03 Juli 2023
Jam : 23.40 wib
I. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny M Nama Ayah Tn S


Umur : 20 Tahun Umur : 23 Tahun
kebangsaan : Indonesia kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pakong Alamat : Pakong

I. DATA SUBJEKTIF
Lahir pada tanggal 03 juli 2023 jam: 22.40 wib, oleh : Siti Mufarrohah, S.Tr.Keb
1. Riwayat Kehamilan :
P1-1 A0, Usia Kehamilan aterm, Anak hidup 1
II. DATA OBJEKTIF
1. Bayi lahir tanggal 11 Maret 2023, jam 22.40 05 Wib ditolong oleh bidan
2. Keadaan umum : baik
3. Kulit : Warna merah muda
4. THT : tidak ada kelaianan
5. Mulut : bersih
6. Leher : tidak ada pembesaran kelanjar tyroid
7. Dada : simetris
8. Paru : tidak ada ronkhi
9. Jantung : normal tidak ada mur-mur
10. Abdomen : supel tidak kembung
11. Genetalia : bersih tidak ada kelainan
12. Anus : Normal, lubang +
13. Ektremitas : lengkap
14. Reflex : moro +, Rooting +, Sucking +
15. Pengeluaran air kemih : +
16. Pengeluaran meconium : +
III. ANALISA : Neonatus Cukup Bulan (NCB) , Sesuai Masa kehamilan (SMK), Umur 1 jam
IV. PENATALAKSANAAN
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi
2. Menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat
3. Bouding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera
4. Merawat tali pusat dengan kasa kering.
5. Bayi dibugkus dengan kain flannel (bedong)
6. Mengidentifikasi bayi , bayi laki-laki , BB 3500 gram, PB 50 cm, anus +
7. Memberikan suntikan vitamin K sebanyak 1 mg/IM
8. Memberikan suntikan HB0 di paha kanan
9. Merawat mata, memberikan salep mata.
10. Kontrol 3 hari lagi.

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien: No. RM Ruang: Kaber
Umur: Tanggal: Nama Bidan :
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan Paraf
(SOAP)
04/07/2023 S=
Jam 08.00 wib O= KU baik, menangis kuat, gerak aktif, kulit
merah, suhu 36,5ºC, p : 40x/mnt, sesak (-), reflek
hisap baik, abdomen tidak kembung, tali pusat
basah, perdarahan (-), tanda infeksi (-), BAK (+),
BAB (+).

A= NCB SMK umur 3 hari


P=
1. Mengobservasi tanda vital dan tangisan bayi
tiap 4 jam
2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi,
dengan memakai baju dan dibungkus dengan
kain flanel( Bedong), serta didekatkan kepada
ibunya
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan
ASI setiap kali membutuhkan
4. Merawat tali pusat dengan kasa kering, tiap
pagi, sore dan bila diperlukan

Bangkalan, 04 juli 2023


Praktikan

Siti Mufarrohah
2215901126

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Enggal Sari Maduratna, S.ST,M.AP.,M.Kes (Muizzatul Husna.S.Tr.Keb )


NIDN. 0707028903 NIP. 199102032023212002
BAB IV
PEMBAHASAN

Bayi baru lahir (normal) adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan dengan berat badan lahir 2500 gr sampai 7000 gr
Perubahan-perubahan pada BBL :
 Perubahan suhu tubuh
 Perubahan sistem sirkulasi
 Perubahan sistem pernafasan
 Perubahan sistem hematopoesis
 Perubahan sistem reproduksi
 Perubahan sistem neorumuskuler
 Perubahan metabolisme karbohidrat
 Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal dan otot yang mulai berfungsi
Pembagian kehamilan menurut WHO 1979 :
a. Preterum : UK < 37 minggu
b. term : UK 37 minggu
c. Posterm : >42 minggu
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada saat penulisan askeb ini adalah :
1. Memberikan asuhan yang tepat pada bayi baru lahir
2. Memantau bayi baru lahir 10 menit pertama untuk menentukan kondisi napas bayi.
4.2 SARAN
1. Bagi profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang menyeluruh
dalam melakukan asuhan kebidanan pada BBL.
2. Bagi institusi
a) Bagi puskesmas
diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL dan bisa menambah sarana dan
prasarana demi meningkatkan pelayanan yang berkualitas pada bayi baru lahir.
b) Bagi pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi terbaru tentang
BBL dan memberikan pengetahuan secara praktis untuk meningkatkan jasa
pelayanan.
c) Mahasiswa
Lebih trampil dan mengkaji menambah kemampuan tentang perawatan BBL

Anda mungkin juga menyukai