NIM : 202102016
PRODI : TK 2A KEBIDANAN
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
b. Bayi
Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2003).
c. Balita
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa
ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan
pertumbuhan intelektual. (Mitayani, 2010)
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada
orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas. (Sutomo, 2010).
d. Anak prasekolah
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang
tigahingga enam tahun (Potter dan Perry, 2009). Pengertian yang sama juga
dikemukakan oleh Hockenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah
merupakan usia perkembangan anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada
usia ini terjadi perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup
yaitu masuk sekolah dengan mengkombinasikan antara perkembangan biologi,
psikososial, kognitif, spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah
memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, dapat
mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang berbahaya
dan mencelakai dirinya (Mansur, 2011).
1. Sistem Pernapasan
Napas yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan pada
rangsangan napas bayi:
a. Hipoksia yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernapasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena ompresi paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru secara mekanis.
4. Sistem Gastrointestinal
Setelah lahir gerakan usus mulai aktif, sehingga memelurkan enzim
pencernaan dan kolonisasi usus positif. Syarat pemberian minum adalah
sirkulasi baik, bising usus positif, tidak ada kembung, pasase mekonium, tidak
ada muntah dan sesak napas.
5. Sistem Neurologi
Bayi telah dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir sehingga
membutuhkan stimulasi suara dan penglihatan. Setelah lahir jumlah dan
ukuran sel saraf tidak bertambah. Pembentukkan sinpas terjadi secara
progresif sejak lahir sampai usia 2 tahun. Mielinisasi terjadi sejak janin 6
bulan sampai dewasa. Golden periode mulai trimester III sampai usia 2 tahun.
6. Sistem Imunologi
Sel fagosit, grunulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4
bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang
dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefiensi sementara sehingga
bayi mudah terkena infeksi.
a. Awal pernafasan
Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke
dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan
transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif
dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam
kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).
b. Adaptasi paru
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal
melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah
pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup.
Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang,
menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran
gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu
sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju
jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding
alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).
c. Adaptasi kardiovaskular
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas
dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem
sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang
tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan
beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh
penurunan resistensi bantalan vaskular paru.
Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru
melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular
paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen
menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat
yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti
mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen ovale.
Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel ,
pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat
menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi. Septum
biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan dengan membentuk septum intra
atrial, meskipun pada sebagian individu penutupan anatomi yang sempurna tidak
pernah terjadi.
d. Adaptasi suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu
kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu
37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap
dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.
Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan
kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan
lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat
cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga
mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan,
kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan
melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.
3. Pemeriksaan fisik bayi ( tanda-tanda vital, antropometri, tanda dan gejala, kelainan
mayor dan minor dan jelas persalinan)
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama
bayi dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak
jantung, suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh
bayi.
Malformasi dapat digolongkan menjadi malformasi mayor dan minor. Malformasi
mayor adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan menyebabkan
gangguan fungsi tubuh serta mengurangi angka harapan hidup. Sedangkan malformasi
minor tidak akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan mungkin hanya
berpengaruh pada segi kosmetik.
4. Pencegah infeksi
mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, pakai sarung tangan saat
menangani bayi, pastikan semua peralatan steril, pastikan semua pakaian, handuk,
selimut kain yang digunkaan bayi dlm keadaan bersih. begitu juga dengan
timbangan, pita ukur, termometer dan stetoskop.
5. Memmbantu ibu menjaga kebersihan bayi
- Mengganti popok bayi segera jangan biarkan lembab
- Perawatan tali pusat Upayakan tali pusat dalam kondisi tidak basah dan tetap
menjaga kebersihan. Tali pusat tidak perlu dibersihkan oleh sabun ataupun cairan
lainnya dan biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering.
- Memandikan bayi
- Pemberian ASI dimana laktasi, terdapat 2 mekanismes reflex mekanismes refleks
yaitu refleks oksitosi dan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI
dan involusi uterus.
-
6. Pencegahan kehilangan panas untuk bayi
Evaporasi
kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuholeh panas
bayi sendiri karena setelah lahir bayi segera dikeringkan. Bisa terjadi karena bayi
cepat dimandikan.
Konduksi
kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayidengan permukaandingin
konveksi
adalah kehilangan panas tubuh sat bayi terpapar udara sekitar yang lebihdingin
radiasi
adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari tubuh bayi
7. Rawat gabung
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang
ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu
berada bersama-sama di ranjang ibu.
8. Anticipatory guidance
petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan
dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal (Nursalam, 2005).
1. Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons
bayi
6 bulan kedua
1. Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.
3. Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak dan rasa
keingintahuannya.
1. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toddler khususnya negativisme.
2. Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan
pemberian makanan padat.
2. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan
terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).
1. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.
3. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui bahasa yang
digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang lain.
4. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan alasan
yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
Usia Prasekolah
Usia 3 tahun
5. Perlunya perhatian ekstra.
Usia Prasekolah
Usia 4 tahun
Usia 5 tahun