Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR


TERHADAP NY.X DI RU

ANG POLI KEBIDANAN TO YOGYAKART

Disusun Oleh :
Nita Febriana
SN181119

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
SURAKARTA
2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

A. Definisi Bayi Baru Lahir


Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari
(wewenang maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonates
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Dewi dan Lia, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau
42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram (Karyuni, 2008).

B. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


Segera setelah bayi baru lahir, BBL harus diadaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang
dialmi oleh bayi baru lahir yang semula berada dalam lingkungan interna ke
lingkungan eksterna yang dingin dimana segala kebutuhannya memerlukan
orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode
transisi. Periode ini berlangsung selama 1 buan atau lebih setelah kelahiran
untuk beberapa system tubuh. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada
system pernapasan dan sirkulasi, system termoregulasi, dan dalam
kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa (Rahayu dan Dedeh,
2009).

C. Adaptasi Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri
dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang
terbentuk dalam proses kehamailan sehingga dapat menentukan proses
kematangan dalam sistem pernafasan. Proses perubahan bayi baru lahir
adalah dalam proses pernafasan yang dapt dipengaruhi oleh keadaan hipoksia
pada akhir persalinan dan rangsangan fisik (lingkungan) yang merangsang
pusat pernafasan medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan
rongga dada karena kompresi atau paru selama persalinan, sehingga
merangsang masuknya udara ke dalam paru. Surfaktan mengeluarkan cairan
dalam paru dan menstabilkan didinding alveolus untuk mencegah kolaps
(Maryuami, 2010).

D. Adaptasi Kardiovaskuler
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi
baru lahir yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran o2
keseluruh jaringan tubuh, maka di dapat perubahan yaitu penutupan foramen
ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteiosis antara arteri dan
aorta. Perubahan ini terjadi akbat adanya tekanan pada seluruh sistem
pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara mengikatkan atau mengurani
resistensi, perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali
pusat dipotong.
Resistensinya akan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun
karena suplai darah ke atrium kanan berkurang yang dapat menyebabkan
volume dan juga tekanan atrium kanan juga menurun. Perubahan lain adalah
menutupnya vena umbilikus dan duktus venosus dan arteri hipogastrika dari
tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat
diklem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan
(Maryuami, 2010).

E. Perubahan termoregulasi dan metabolik


Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi
pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat
homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal dalam
rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan
merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada bayi di penuhi
oleh brownfat dan meningkatkan aktifitas metabolis meotak, jantung dan
liver. Brown fatter letak pada antara kedua scapula dan axila, serta di dalam
pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut mengandung
banyak pembuluh darah dan saraf dari pada lemak biasa(Alimul Aziz, 2008).

F. Adaptasi Neuorologis
Sistem persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup
tetapi belum terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan otak setalah lahir
mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi
sampai awal masa kanak-kanak. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan
serebrum yang di mulai pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Hal inilah
yang mungkin jadi penyebab kenapa otak rentan terhadap trauma nutrisi dan
trauma lain selama masa bayi. Fungsi tubuh dan respon yang diberikan
sebagian besar dilakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak dan reflek
dalam medula spinalis.
Adaptasi gastrointestinal proses menghisap dan menelan sebelum lahir
sudah dimulai, reflek gumoh dan batuk sudah terbentuk saat bayi lahir.
Kemampuan menelan dan mencrna makanan masih belum sempurna yang
dapat menyababkan gumoh dan kapasitasnya terbatas kurang lebih 30
minggu, berakhir. Hal ini ang mungkin jadi penyebab mengapa otak rentan
terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa bayi. Fungsi tubuh dan
respon yang diberikan sebagian besar dilakukan leh pusat yang lebih rendah
dari otak dan reflek dari medula spinalis (Maryuami, 2010).

G. Adaptasi gastrointestinal
Bayi aterm sudah bias menelan, mencerna dan mengolah serta
menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak
sederhana. Bayi yang hidrasinya baik, mukosa mulutnya basah, merah muda.
Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut bayi (Rukiyah, 2010).
H. Adaptasi sistem imun
Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami proses
penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran
nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus serta perlindungan
kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan - perkembangan alami
oleh sel - sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui
pemberian kolostrum sehingga akan terjadi kekebalan sesuai perkembangan
usia (Jone ball, 2009).

I. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir


Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak memerlukan banyak macam
makanan yang bernutrisi untuk bayi karena sebenarnya sudah tersedia di
dalam air susu ibu. ASI memang dirancang untuk melengkapi kebutuhan
nutrisi bayi, terutama bayi yang baru lahir, dimana kandungan gizi di dalam
ASI sarat dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh dan kembang bayi. Dalam
ASI sendiri terdapat vitamin dan mineral yang di butuhkan dan dengan porsi
yang juga disesuaikan dengan usia sang bayi dan semuanya tersedia secara
otomatis.
ASI pada khususnya saat usia bayi 3-5 hari mengandung kolostrum
yang mengandung antibodi dan nutrisi lainnya yang di butuhkan oleh bayi
kolostrum sangat bagus bagi bayi (Maryuami, 2010). WHO
merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif sekurang-kurangnya
selama 6 bulan pertama dan rekomendasi serupa jaga didukung oleh
American Academi of pedriatrics (AAP) Asi eksklusif adalah pemberian asi
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan
(Rahayu dan Dedeh 2009).
J. PATHWAY

(Rahayu dan Dedeh 2009).


K. Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir
Rahayu dan Dedeh 2009, menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir sebagai berikut :
1. Pengkajian Bayi Baru Lahir
1) Penampilan umum
a. BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh >
10 %, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12.
b. PB 46-56 cm.
c. Suhu 36,5-37,5 0C.
2) Kepala
a. Ukur : lingkar kepala
b. Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior
dan posterior.
c. Periksa bentuk telinga.
d. Simetris tidaknya wajah.
e. Periksa mata :bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya
perdarahan.
f. Periksa mulut : bibir, palatum, lidah, gigi.
g. Periksa hidung : septum, simetris atau tidak.
h. Periksa leher :Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,
Pergerakan otot.
3) Kulit
a. Vernix caseosa
b. Lanugo terutama di wajah, bahu (lebih banyak pada premature)
c. Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan
akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik,
deskuamasi, kering.
d. Pembesaran payudara.
e. Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.
f. Cairan amnion, bau.
g. Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning
akan lebih jelas.
4) Dada
a. Diameter anteroposterior hamper sama dengan diameter transversa
(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek dari pada
abdomen.
b. Pembesaran payudara, witch’s milk.
c. Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit)
dan murmur.
d. Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada,
frekuensi 30-60 x/menit (dada dan perut bergerak bersama, hitung 1
menit penuh), periode apnea.
5) Abdomen
a. Bentuk :simetris/tidak
b. Bising usus :ada/ tidak
c. Kelainan :cekung/cembung
d. Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.
6) Neurologik
a. Tonus otot.
b. Reflek :mororeflek, tonik neck reflek, palmar grapsreflek, walking
reflek, rooting reflek, sucking reflek.
7) Kelamin
a. Bayi perempuan ,labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan,
Anus.
b. Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
8) Punggung
Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )
9) Ektremitas
a. Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.
b. Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan
gerakannya dengan menekuk kedua paha ke kanan kiri abdomen.
Penilaian APGAR Score

APGAR Pemeriksaan 0 1 2
Appearance Inspeksi Biru/pucat Badan Semua
/warna kulit seluruh merah, merah
tubuh ekstremitas
biru
Pulse/denyut Auskultasi Tidak < 100 > 100
jantung jantung terdengar x/menit x/menit
Grimace/ Menghisap Tidak ada Menyeringai Menangis
reflekiritabily atau rangsang respon keras
lain
Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak
tonus otot ekstremitas aktif
Respiration Inspeksi Tidak ada Menangis Gerakan
/pernafasan gerakan lemah atau pernafasan
pernafasan merintih kuat/
menangis
kuat
Total score : 0-3 : asfiksia berat
4-6 : asfiksia sedang
7-10 : asfiksia ringan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali
pusat
b. Hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
c. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucul
3. Intervensi
a. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali
pusat
Tujuan
Tidak terjadi infeksi pada tali pusat
Intervensi
1. Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusar
2. Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
3. Ganti nouvelgauze pada tali pusat setiap habis mandi
4. Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
kemerahan disekitar tali pusat.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
Tujuan
Hipotermi tidak menjadi aktual
Intervensi
1. Segera bungkus bayi dengan selimut kering.
2. Observasi suhu bayi tiap 4jam
3. Jaga lingkungan tetap hangat dan kering
c. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus
Tujuan
Pola nafas efektif
Intervensi
1. Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir
segera setelah kepala bayi lahir.
2. Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter
pada sisi mulut atau hidung.
3. Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitas
4. Evaluasi
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian
hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase
evaluasi perlu untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan
keperawatan tersebut berjalan dan bagaimana secara proses yang terus
menerus. Revisi rencana keperawatan adalah komponen penting dari fase
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian LN 2010. Asuhan neonates bayi dan anak balita. Salemba Medika
JNPK-KR, 2008. Jakarta
Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan
untuk Dokter, Perawat & Bidan. ECG. Jakarta
Rahayu, Dedeh S. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus.Salemba
Medika. Jakarta
Hidayat, A.Aziz Alimul.2008.Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.
Jakarta : Trans info medika.
Rukiyah, AI yeyn&lia yulianti.2010 Asuhan neonatus,bayi &anak balita, Jakarta:
Trans info medika.

Anda mungkin juga menyukai