Anda di halaman 1dari 11

FISIOLOGI KEBIDANAN

“ADAPTASI DAN FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR”


“ASUHAN SEGERA BAYI BARU LAHIR”
Dosen: Puri Kresna,SST.,M.KM

NURAJIJAH (211560412065)
ASMAWATI (211560412083)

ALIH JENJANG
I-C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MEDISTRA INDONESIA
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
ADAPTASI DAN FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR
PENDAHULUAN

I. Deskripsi dan Relevansi


Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari (Bobak, 2005).
Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan
luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi
dengan kehidupan intrauteri. (Aziz Alimul , 2008)
Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup
bergantungan pada pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang cepat dan teratur.agar
pertukaran efisien, alveolus paru yang semula berisi cairan harus terisi oleh udara. (Kenneth J
, 2009 )
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus . Apabila terjadi gangguan adaptasi maka
bayi akan sakit.Terutama pada bayi yang kurang bulan, biasanya terdapat berbagai gangguan
mekanisme adaptasi. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, pencernaan , metabolisme, Sistem Gastrointestinal, sistem neorologi,
sistem imunologi dan pengaturan suhu).
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian
fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus
selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaptasi
fisiologis bbl adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar
uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah
bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah
menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi
menyusu sendiri pada ibunya
Secara etimologis, Adaptasi bayi baru lahir adalah pemahaman dasar mengenai adaptasi
dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan perawatan bayi selanjutnya
pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi sangat membantu bidan dalam
merawat bayi baru lahir sehingga tetap sehat
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (Kukuh
Rahardjo, 2014: 5). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan.
(Prawirohardjo, 2009: 28). .   

II. Capaian Pembelajaran


1. Mampu mempresentasikan tentang Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir.
2. Memahami Asuhan Segera Bayi Baru Lahir dalam praktik kebidanan.

III. Kegiatan Belajar


Diskusi kelompok, presentasi

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Menjelaskan Definisi Bayi Baru lahir

2. Mampu menjelaskan Adaptasi Fisiologis bayi Baru Lahir

3. Mampu memberikan Asuhan Segera Bayi Baru Lahir dalam Pelayanan


KebidanaN

URAIAN MATERI 1 :
1. Definisi Bayi Baru Lahir
BBL fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir
2500-4000 gram (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Kemenkes RI (2010), tanda-tanda bayi lahir sehat yaitu berat badan bayi 2500 4000
gram, umur kehamilan 37 – 40 minggu, segera menangis setelah lahir, bergerak aktif kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik dan tidak memiliki cacat bawaan.

2.Adaptasi Bayi Baru Lahir


1 Sistem Pernafasan
Pada saat lahir, sistem pernafasan bayi belum berkembang sempurna, pertumbuhan alveoli
baru terus berlangsung hingga beberapa tahun dengan frekuensi normal 30-60 kali per menit
(Fraser dan Cooper, 2009). Paru berasal dari titik tumbuh yang terdapat difaring, bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk percabangan bronkus. Seiring waktu, pada usia
8 bulan bronkiolus dan alveoulus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester I dan III. Ketidakmatangan
paru akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi yang lahir sebelum usia kehamilan
24 minggu karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru dan
tidak cukupnya jumlah surfaktan.
Napas yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas bayi:
a) Hipoksia yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernapasan di otak.
b). Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru secara mekanis.
Upaya bernapas pertama seorang bayi adalah untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan
mengembangkan jaringan alveolus paru. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat cukup
surfaktan dan aliran darah ke paru. Produksi surfaktan dimulai pada usia 20 minggu
kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru matang sekitar 30-40 minggu
kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan
dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir penapasan.
Surfaktan adalah lipoprotein yang dihasilkan oleh sel tipe II pneumosit yang melapisi
alveolus. Surfakatan memengaruhi pengembangan alveolus dan menjaganya tidak kolaps saat
ekskresi. Sindrom distress pernapasan pada bayi sering kali terjadi karena defisiensi
surfaktan. Gambaran surfaktan pada cairan amnion menunjukan pematangan fungsional
paru. Sintesis dan sekresi surfaktan dipengaruhi oleh hormone kortisol dan glukosteroid
lain. Terapi glukosteroid pada wanita hamil untuk memengaruhi pematangan paru hanya
efektif pada minggu ke 29-33. Pada usia gestasi <34 minggu produksi surfaktan kurang.
Sehingga ketika bayi lahir dan bernapas alveolus menjadi kolaps (hyaline membrane
disease). Cairan pada paru tidak keluar seluruhnya, misalnya pada kelahiran dengan bedah
sesar, yang dapat menyebabkan asfiksia berat (wet lung syndrome).
Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara. Untuk menciptakan sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan luar rahim terjadi dua perubahan besar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium
jantung dan penutupan duktus arteriosus antara arteri pulmonary dan aorta.
Oksigen menyebabkan system pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah, hak ini
menyebabkan kematian dini bayi baru lahir yang berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua
peristiwa yang mengubah tekanan dalam pembuluh darah:
 Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun karena berkurang aliran darah ke atrium kanan tersebut.
 Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru (menurunnya resistensi pembuluh darah paru).
 Napas pertama sangat memerlukan tekanan yang sangat tinggi untuk memasukan udara
ke alveolus yang penuh air. Napas ke 2-4 tekanannya lebih rendah. Surfaktan
merendahkan tegangan didalam alveoli dan mencegah kolaps paru setelah ekspirasi.
Surfaktan diproduksi pada kehamilan 20 minggu dan sampai meningkat sampai usia 30-
34 minggu.
Rangsangan untuk bernapas berasal dari:
a. Kompresi toraks janin pada proses kelahiran sedikit mendesak cairan dari saluran
pernapasan, sehingga memperluas ruangan untuk masuknya udara dan mempercepat
pengeluaran air dari alveolus.
b. Rangsangan fisik ketika penanganan bayi selama persalinan dan kontak dengan
permukaan yang relative kasar diyakini merangsang pernapasan secara reflek dari kulit.
c. Rangsangan berupa dingin, gravitasi, nyeri, cahaya, atau suara.
Upaya napas akan mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembangkann jaringan
alveolus paru untuk pertama kali (surfaktan dan aliran darah ke paru ). Pernapasan
normal memiliki frekuensi rata-rata 40 kali/menit, interval frekuensi 30-60 kali/menit.
Jenis pernapasan adalah diafragma, abdomen, dan pernapasan hidung.

2. Suhu tubuh
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan
panas melalui empat cara yaitu konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi (Prawiroharjo, 2010).
Dilingkungan yang dingin pengaturan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seseorang bayi yang dengan kedinginan untuk mendapatkan usaha untuk mendapatkan
panas tubuhhnya. Pengaturan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak
cokelat untuk memproduksi panas. Timbunan lemak cokelat terdapat di seluruh tubuh dan
mampu meningkatkan suhu 100%. Untuk membakar lemak cokelat, glukosa harus digunakan
guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Mekanisme terjadinya
hipotermia dimulai dari asupan makanan yang kurang, lemak cokelat belum berkembang (26
minggu), permukaan tubuh lebih luas, lemak subkutan sedikit, dan respons vasomotor kurang
efektif. Mekanisme hilangnya panas terjadi melalui:
a) Konduksi
Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Contoh:
menimbang bayi tanpa alas timbangan,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan
bayi baru lahir.
b) Konveksi
Jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara. Contoh :
membiarkan bayi baru lahir di ruang yang terpasang kipas angin
c) Radiasi
Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda. Contoh : bayi baru lahir
dibiarkan telanjang atau dibiarkan tidur di ruangan yang menggunakan AC tanpa diberikan
penghangat ruangan.
d) Evaporasi
Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Evaporasi dipengaruhi oleh
jumlah panas yang dipakai,tingkat kelembaban udara,aliran udara yang dilewati.Untuk
mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir,antara lain : mengeringkan
bayi,menyelimuti bayi dengan selimut,menutup kepala bayi dan menganjurkan memeluk
bayi saaat menysui (Muslihatun Wafi Nur , 2008)

3. Sistem Kardiovaskuler dan darah


Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 120-160 kali/ menit. Tekanan darah berkisar
antara 50-55/ 25-30 mmHg hingga 80/50 mmHg pada 10 hari pertama kelahiran (Fraser dan
Cooper, 2009). Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat
sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.Peningkatan aliran darah paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru. Peningkatan
aliran darah paru akan mendorong peningkatan sirkulasi limfe dan merangsang perubahan
sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar antara 30-60 kali per menit (Barbara,2001)
 Sistem Ginjal
Ginjal bayi baru lahir belum berfungsi sempurna.Urine pertama dikeluarkan saat
lahir atau dalam 24 jam pertama dan semakin meningkat seiring bertambahnya
asupan cairan (Fraser dan Cooper, 2009).
 Sistem Pencernaan
Mekonium telah ada di usus besar sejak usia 16 minggu kehamilan, dikeluarkan
dalam 24 jam pertama kehidupan dan dikeluarkan seluruhnya dalam 48-72 jam
(Fraser dan Cooper, 2009).
 Sistem Reproduksi Pada bayi aterm
wanita labia mayora normalnya menutupi labia minora, himen dan klitoris dapat
tampak sangat besar. Sementara untuk pria testis turun ke skrotum yang memiliki
banyak rugae dan meatus uretra berujung di ujung penis dan prepusium melekat
ke kelenjar (Fraser dan Cooper, 2009).

URAIAN MATERI 2 :

Asuhan segera Bayi Baru Lahir


Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam
pertama setelah kelahiran (Saiffudin, 2009). Segera setelah bayi lahir tanpa menunggu nilai
apgar, langsung melakukan penilaian awal. Sementara untuk menit pertama dan kelima menurut
Fraser dan Cooper (2009) menggunakan nilai APGAR. Dari hasil pemeriksaan Apgar, dapat
diberikan penilaian kondisi bayi baru lahir dengan nilai 7-10 tergolong normal, nilai 4-6
tergolong asfiksia sedang-ringan, dan nilai 0-3 tergolong asfiksia berat (Prawiroharjo, 2010).
Asuhan yang diberikan kepada bayi baru lahir sebagai berikut :
a) Pencegahan Kehilangan Panas
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat (Prawiroharjo, 2010).
b) Pembersihan Jalan Napas
Saat kepala bayi dilahirkan, sekresi lendir yang berlebih dari mulut dapat dibersihkan
dengan lembut. Namun, hindari menyentuh lubang hidung karena dapat merangsang
reflek inhalasi debris di trakea (Fraser dan Cooper, 2009).
c) Memotong dan Merawat Tali Pusat
Dalam memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk
mencegah terjadinya perdarahan. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih (Prawiroharjo, 2010).
d) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian Nutrisi Segera setelah dilahirkan bayi
diletakkan di dada atau perut atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi
kesempatan pada bayi mencari dan menemukan puting ibunya. Manfaat IMD adalah
membantu stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh, menjaga kolonisasi kuman
yang aman, dan mencegah infeksi nosokomial (Prawiroharjo, 2010).
e) Identifikasi Bayi baru lahir diberikan sebuah alat pengenal yang efektif dan tetap
ditempatnya sampai waktu dipulangkan untuk meminimalkan tertukarnya bayi dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
(Prawiroharjo, 2010).
f) Injeksi Vitamin K
Menurut Prawiroharjo (2010), pemberian vitamin K dapat menurunkan insiden kejadian
perdarahan. Untuk mencegah perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi
berisiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
g) Pemberian Salep Mata
Menurut Prawiroharjo (2010), pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver
nitrat 1%, salep mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin.
h) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif berarti bahwa bayi hanya mengkonsumsi ASI. Tujuan kesehatan
masyarakat seperti yang tertulis pada Tujuan ke 16-19 Health People 2010, dan kebijakan
orgaisasi professional kesehatan mendorong ASI eksklusif selama sekitar 6 bulan pertama
(Cadwell dan Cindy, 2011)
TUGAS/LATIHAN
1. Contoh kasus 1
By. Ny z lahir di usia kehamilan 38 minggu pada pukul 08;00 wib dengan apgar score
8/9,menagis kuat,warna kulit kemerahan,tonus otot aktif, anus (+),cacat (-),inj vit k (+),
salep mata (+),segera dilakukan IMD dan jaga kehangatan bayi,BB 3000 gram,PB 48 CM,
LK 34cm, LD 32 cm,LP 30 cm.

Soal Pilihan ganda


1. Berat badan bayi lahir normal, jawaban yang lebih tepat adalah
a. <2500 gram
b. 2500-4000 gram
c. > 4000 gram
d. 4000 gram
2. Fungsi pemberian vit k pada bayi baru lahir yaitu
a. Mencegah perdarahan
b. Mencegah asfiksia
c. Mencegah infeksi
3. Asuhan segera bayi baru lahir di berikan pada bayi selama
a. Saat masih hidup
b. Jam pertama setelah kelahiran
c. 6 jam pertama setelah kelahiran
4. Berapa APGAR score pada bayi yang tergolong asfiksia sedang
a. 7-10
b. 4-6
c. 0-3
5. Sejak usia kehamilan berapa minggu meconium telah ada di usus besar ?
a. 16 mg
b. 10 mg
c. 20 mg
RANGKUMAN
Adaptasi bayi baru lahir meliputi sistem pernafasan, suhu tubuh, sistem kardiovaskuler dan
darah, sistem ginjal, sistem pencernaan dan sistem reproduksi. Proses perubahan yang komplek ini
dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi
ini. Memberikan pelayanan asuhan segara pada bayi baru lahir sesuai SOP dapat mencegah
terjadinya masalah – masalah yang timbul dan membantu kehidupan yang baru lahir agar tetap
sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Cadwell, Karin and Turner-Maffei, Cindy. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Diterjemahkan
oleh: Etsu Tiar. Jakarta: EGC
Fraser dan Cooper.2009.Buku Ajar Bidan Myles . Yogyakarta : Nuha Medika
Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : Departemen
Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai