Disusun Oleh :
NUR AZIZAH (1220022004)
PENDAHULUAN
1. 1Latar belakang
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2500-4000 gram.
Neonatus dengan berat badan lahir rendah meningkatkan resiko kematian sebanyak
56%. Berat badan lahir rendah secara universal diakui sebagai faktor risiko utama pada
kematian neonatal. Diketahui dalam penelitian lain bahwa 52% dari neonatus yang
meninggal memiliki berat lahir sebesar <500 gram. Usia kehamilan terbanyak berada di
kisaran 28- 36 minggu atau usia kehamilan prematur (70%). Resiko infeksi dan sepsis
yangmeningkat pada kelahiran prematur akan mengakibatkan kematian jika perawatan
medis yang tepat tidak dilakukan sedini mungkin. Penyebab paling umum dari kematian
neonatus karena asfiksia (32%). Asfiksia adalah suatu kondisi kegagalan pernapasan
secara spontan di saat bayi baru lahir atau sesaat setelah lahir. Kematian neonatal dini
pada rentang usia bayi 0-7 hari sebanyak 92%. Risiko kematian neonatus telah meningkat
selama hari-hari awal bayi hidup. Risiko tinggi kematian neonatal terjadi pada ibu di
bawah usia 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Oleh karena itu masa melahirkan pada 20-
35 tahun paling aman untuk melahirkan karena organ reproduksi telah berkembang
dengan sempurna.
1. 2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bayi baru lahir?
2. Apa saja klasifikasi bayi baru lahir?
3. Bagaimana ciri-ciri bayi batu lahir?
4. Bagaimana perubahan fisiologid bayi baru lahir?
1. 3Tujuan
1. mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. mengetahui klasifikasi bayi baru lahir?
3. mengetahui ciri-ciri bayi batu lahir?
4. mengetahui perubahan fisiologid bayi baru lahir?
1. 4Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan ibu hamil guna menghindari masalah yang tidak diinginkan dalam
penanganan neonatus, bayi, balita dan apras.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Penjelasan :
1. Kulit
Permatangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara bertahap. Oleh karena
itu,kulit akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.
Pada jangka panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan
ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses
pengeringan, menyebabkan kulit mengelupas, menjadi retak seperti
dehidrasi, kemudian menjadi kasar.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa, kulit
tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul disekitar minggu 24 sampai 25
danbiasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28
kehamilan. Penipisan terjadi pertama diatas punggung bawah, karena posisi
janin yang tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada
daerah lumbo sakral. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia
kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagai ciri-ciri keluarga atau ras,
pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu.
3. Garis telapak kaki
Bagian ini berhubungan dengan lipatan ditelapak kaki. Penampilan pertama
darilipatan muncul di telapak anterior kaki. Ini mungkin berhubungan dengan
fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi kulit. Percepatan
perkembangan neuromuskuler pada bayi kulit hitam biasanya
mengkompensasi ini, mengakibatkan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena
itu, biasanya tidak ada berdasarkan diatas atau dibawah perkiraan usia
kehamilan karena ras ketika totalskor dilakukan. Bayi sangat prematur dan
sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki. Untuk lebih membantu
menentukan usia kehamilan, mengukur panjang kaki atau jarak jari dan tumit.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik
dan mencatat jarak dari belakang tumit keujung jari kaki yang besar. Untuk
jarak kurang dari 40 mm, (-2), antara 40 dan50 mm, skor (-1).
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh
dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi
janin. Pemeriksaan catatan ukuran areola dan ada atau tidak adanya stipling
(perkembangan papilla dan montgomery), palpasi jaringan payudara
dibawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk,
memperkirakan diameter dan milimeter, dan memilih yang sesuai pada
lembar skor.
5. Mata/telinga
Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian konfigurasi dan
peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian
meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju
kearah wajah dan melepaskannya. Pemeriksaan mencatat kecepatan pinna
dilipat dan kembali menjauh dari wajah ketika dilepas, kemudian memilih
yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilago. Pada
bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dilepas. Pada
bayi tersebut, pemeriksaan mencatat keadaan pembukaan kelopak mata
sebagai indikatortambahan pematangan janin. Pemeriksaan meletakkan ibu
jari dan telujuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut
memisahkannya. Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak
mata menyatu erat, yaitu, pemeriksaan tidak akan dapat memisahkan fisura
palpebra walaupun dengan traksi lembut. bayi sedikit lebih dewasa akan
memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya
akan sebagian dipisahkan oleh traksi ujung jari pemeriksa. Temuan ini akan
memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor (-2) untuk sedikit
menyatu, atau (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu.
6. Genetalia pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum kedalam kantong skrotum
padasekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri mendahului testis kanan yang
biasanyabaru memasuki skrotum pada minggu ke 32. Pada saat testis turun,
kulit skrotum mengental dan membentuk rugae lebih banyak. Testis
ditemukan didalam zona rugated dianggap turun.
7. Genetalia wanita
Dalam prematuris ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan
mungkin menyerupai kelamin laki-laki. Pematangan berlangsung jika
ditemukan klitoris kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih
menonjol. Lama-kelamaan, baik klitoris dan labia minora surur dan akhirnya
diselimuti oleh labiamayora yang makin besar.
b. Maturitas Neuromuskuler
Penjelasan :
1. Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk meregangkan kelompok otot. Saat pematangan
berlangsung, gerak otot meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif
yang berlangsungdalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit
didepan ekstremitas atas.
2. Jendela pergelangan tangan
Fleksibilitas pergelangan dan atau resistensi terhadap peregangan ekstensor
bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada
pergelangan tangan.pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan
tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan
antara telapak tangan danlengan bawah bayi diperkirakan > 90°, 90°, 60°,
45°, 30°, dan 0°.
3. Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada gerakan fleksor pasif otot bisep dimana akan
diukur sudut dari ekstremtas atas. Dengan bayi berbaring terlentang,
pemeriksa menempatkan satu tangan di bawah siku bayi. Kemudian, ambil
tangan bayi dan pemeriksa membuat lengan bayi dalam posisi fleksi, sesaat
kemudian lepaskan. Sudut mundur lengan saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar
skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan pengembalian
lengan.
4. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutu dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah.
Denganposisi bayi berbaring terlentang, kemudian paha ditempatkan lembut
pada perutbayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam
posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan lainnya. Jangan berikan tekanan pada
paha belakang. Kakidiperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi.
5. Scarf sign (Tanda Selendang)
Manuver ini dilakukan dengan mengukur gerakan pasif fleksor bahu. Bayi
dalam posisi berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi
untukgaris tengah dan meletakkan tangan bayi didada bagian atas dengan
satu tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku kearah dada. Titik pada dada saat siku
bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan, dicatat,
batasnya adalah : leher (-1), aksila kontralateral (0), pailla mammae
kontralateral (1), prosesus xypoid (2), papilla mammae ipsilateral (3), dan
aksila ipsilateral (4).
6. Tumit ke telinga
Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tekuk ekstremitas bawahnya. Pemeriksa
mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan.
Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke arah telinga
ipsilateral. Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor
panggul posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan.
Batasnya adalah
: telinga (-1), hidung (0), dagu (1), papila mammae (2), daerah pusar (3), dan
lipatan femoral (4).
c. Hasil Pemeriksaan
Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik
digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan masa
gestasinya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada By. Ny. S usia 0 hari, By. Ny. S tidak mempunyai masalah
dalam kesehatannya tidak ada komplikasi. Rencana asuhan terhadap By. Ny. S yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, memastikan kehangatan bayi, memastikan bayi
menyusu dengan benar, memberitahu ibu untuk menyimpan benda tajam dibawah bantal agar
tidak melukai bayinya, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya,
mengajarkan ibu cara merawat tali pusat, memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
5 hari sejak kepulangan dari Rumah sakit. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu bayi yaitu
ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang di
anjurkan oleh bidan.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika tugas praktikum diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki tugas praktikum tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Penulis berharap mampu meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan terhadap bayi
baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Setiyani, S. E., 2016. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan APRAS. 1st
ed. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al. 1991. New Ballard Score, expanded to include extremely
premature infant. J Pediatrics
Bobak, Iren M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Indriyani, R. I., 2016. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. [Online] Available at:
https://www.slideshare.net/laurachiedarddil/askeb-bayi-baru- lahir.
Varney, H, Kriebs, J M, Gegor, C L. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC.