Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY. “S” BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


DI RUANG NEONATUS RSI JEMURSARI

Disusun Oleh :
NUR AZIZAH (1220022004)

PRODI PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1Latar belakang
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2500-4000 gram.
Neonatus dengan berat badan lahir rendah meningkatkan resiko kematian sebanyak
56%. Berat badan lahir rendah secara universal diakui sebagai faktor risiko utama pada
kematian neonatal. Diketahui dalam penelitian lain bahwa 52% dari neonatus yang
meninggal memiliki berat lahir sebesar <500 gram. Usia kehamilan terbanyak berada di
kisaran 28- 36 minggu atau usia kehamilan prematur (70%). Resiko infeksi dan sepsis
yangmeningkat pada kelahiran prematur akan mengakibatkan kematian jika perawatan
medis yang tepat tidak dilakukan sedini mungkin. Penyebab paling umum dari kematian
neonatus karena asfiksia (32%). Asfiksia adalah suatu kondisi kegagalan pernapasan
secara spontan di saat bayi baru lahir atau sesaat setelah lahir. Kematian neonatal dini
pada rentang usia bayi 0-7 hari sebanyak 92%. Risiko kematian neonatus telah meningkat
selama hari-hari awal bayi hidup. Risiko tinggi kematian neonatal terjadi pada ibu di
bawah usia 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Oleh karena itu masa melahirkan pada 20-
35 tahun paling aman untuk melahirkan karena organ reproduksi telah berkembang
dengan sempurna.
1. 2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bayi baru lahir?
2. Apa saja klasifikasi bayi baru lahir?
3. Bagaimana ciri-ciri bayi batu lahir?
4. Bagaimana perubahan fisiologid bayi baru lahir?
1. 3Tujuan
1. mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. mengetahui klasifikasi bayi baru lahir?
3. mengetahui ciri-ciri bayi batu lahir?
4. mengetahui perubahan fisiologid bayi baru lahir?
1. 4Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan ibu hamil guna menghindari masalah yang tidak diinginkan dalam
penanganan neonatus, bayi, balita dan apras.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2. 1 Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru
lahirnormal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badannya 2500-4000 gram.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500- 4000 gram. Masa
neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalahbayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari.
Masa neonatal sendiri dapat dibedakan lagi menjadi neonatal dini umur 0-7 hari
dan neonatal lanjut umur 8-28 hari. Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali
yaitu padaumur KN1 umur 6-48 jam , KN2 umur 3-7 hari dan KN3 umur 8-28 hari.
Jadi, bayi barulahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan penyesuain diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
a. Berat badan lahir 2500-4000 gram
b. Panjang badan lahir 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Frekuensi jantung 180 denyut/menit, kemudian menurun sampai 120- 140
denyut/menit
f. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit,
kemudianmenurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk
dandiliputi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan),
testissudah turun (pada anak laki-laki)
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan gerakan
tanganseperti memeluk
m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama.
Mekoniumberwarna hitam kecoklatan.
3. Klasifikasi bayi baru lahir Menurut Wiknjosastro
(2005)Klasifikasi bayi baru lahir menurut usia
gestasi, yaitu :
a. Preterm adalah kurang dari 37 lengkap (kurang dari 259 hari)
b. Term adalah mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap
(259–293 hari)
c. Postterm adalah 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atatu lebih)
4. Perubahan fisiologis bayi baru lahir
a. Pernafasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik pertama
sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,
selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan
pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Cara
neonatusbernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan
untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi
atelektasis. Dalan kondisiseperti ini (anoksia), neonatus masih mempertahankan
hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.
1) Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dengan:
a) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx
yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur
percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8
tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang
trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem
kapiler paru- paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b) Awal timbulnya pernapasan Faktor-faktor yang berperan pada
rangsangannapas pertama bayi :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru
- paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke
dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system
pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan
pernapasanyang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3. Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin,
tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan
tingkat gerakan pernapasan janin.
4. Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan
saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi
sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan
pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang
cukup
dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang
sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir
setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan
kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan
ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Untuk mendapatkan fungsi alveoli, harus terdapat surfaktan yang
cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai
pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang
yaitu usia 30-34 minggu.
b. Perubahan Sistem Pernafasan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
1) Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan,
bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3 cairan terperas keluar dari
paru-paru.
2) Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara
ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di
dalam paru- paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan
darah. Semua alveolakan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi
tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat
bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio
sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan
beberapa kali tarikannapas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan
bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan
dari paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang
terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu.
b. sistem peredaran darah
Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Ada 2 perubahan besar yang harus terjadi dalam sistem sirkulasi :
1. Penutupan foramen ovale atrium jantung
a) Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat
dantekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan
kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses
oksigenisasi ulang
b) Pernapasan pertama, resistensi pembuluh turun, tekanan atrium kanan
naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium
kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsional
2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
a) Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah meningkat, sehingga
duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup
b) Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan darah pada
seluruh
sistem pembuluh tubuh. Ingat hukum yang menyatakan bahwa darah akan
mengalirpada daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-
perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Hal ini
terutama penting kalau kita ingat bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru
lahir berkaitan dengan oksigen(asfiksia).
Dua peristiwa penting yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian
ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru paru). Peningkatan sirkulasi
ke paru paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan atrium
kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
c. Suhu
Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara 36,50C dan
370C.Hipotermia pada bayi baru lahir didefinisikan sebagai suhu kurang dari
350C.
1) Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, suhu dikendalikan
dari pusat penurun panas dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, area
otak di dekat kelenjar hipofisis, sehingga bayi akan mengalami stress
dengan adanya perubahan perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap
lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya.
2) Pembentukan suhu pada bayi baru lahir tanpa disertai menggigil adalah
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
3) Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
4) Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa
gunamendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
5) Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang Bayi Baru Lahir.
a) Lemak coklat ditemukan di sekitar leher dan antara skapula, melintasi
garis klavikula dan sternum.
b) Lemak coklat juga mengelilingi pembuluh darah torax mayor dan
bantalanginjal.
c) Sel-sel mengandung nukleus, glikogen, mitokondria (yang melepas
energi) dan vakuola lemak multiple di dalam sitoplasma (suatu sumber
energi)
d) Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.
6) Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panaspada BBL
1. Mekanisme Kehilangan Panas
Panas hilang selama kelahiran, resusitasi dan transportasi
a. Evaporasi Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan.
Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap.
b. Konduksi Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh
bayidengan permukaan yang dingin.
c. Konveksi Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara
sekitaryang lebih dingin.
d. Radiasi Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda
yangtemperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
2. Upaya Mencegah Kehilangan Panas :
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Lakukan IMD
c. Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
d. Tutupi kepala bayi
e. Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI
f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
g. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
1. Ballard Score
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
penggunaankriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang
dan beristirahat,
sehingga lebih tepat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian
menurut ballard score adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler
diberi score, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor
pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian
dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
a. Maturitas Fisik

Penjelasan :
1. Kulit
Permatangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara bertahap. Oleh karena
itu,kulit akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.
Pada jangka panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan
ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses
pengeringan, menyebabkan kulit mengelupas, menjadi retak seperti
dehidrasi, kemudian menjadi kasar.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa, kulit
tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul disekitar minggu 24 sampai 25
danbiasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28
kehamilan. Penipisan terjadi pertama diatas punggung bawah, karena posisi
janin yang tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada
daerah lumbo sakral. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia
kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagai ciri-ciri keluarga atau ras,
pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu.
3. Garis telapak kaki
Bagian ini berhubungan dengan lipatan ditelapak kaki. Penampilan pertama
darilipatan muncul di telapak anterior kaki. Ini mungkin berhubungan dengan
fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi kulit. Percepatan
perkembangan neuromuskuler pada bayi kulit hitam biasanya
mengkompensasi ini, mengakibatkan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena
itu, biasanya tidak ada berdasarkan diatas atau dibawah perkiraan usia
kehamilan karena ras ketika totalskor dilakukan. Bayi sangat prematur dan
sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki. Untuk lebih membantu
menentukan usia kehamilan, mengukur panjang kaki atau jarak jari dan tumit.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik
dan mencatat jarak dari belakang tumit keujung jari kaki yang besar. Untuk
jarak kurang dari 40 mm, (-2), antara 40 dan50 mm, skor (-1).
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh
dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi
janin. Pemeriksaan catatan ukuran areola dan ada atau tidak adanya stipling
(perkembangan papilla dan montgomery), palpasi jaringan payudara
dibawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk,
memperkirakan diameter dan milimeter, dan memilih yang sesuai pada
lembar skor.
5. Mata/telinga
Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian konfigurasi dan
peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian
meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju
kearah wajah dan melepaskannya. Pemeriksaan mencatat kecepatan pinna
dilipat dan kembali menjauh dari wajah ketika dilepas, kemudian memilih
yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilago. Pada
bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dilepas. Pada
bayi tersebut, pemeriksaan mencatat keadaan pembukaan kelopak mata
sebagai indikatortambahan pematangan janin. Pemeriksaan meletakkan ibu
jari dan telujuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut
memisahkannya. Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak
mata menyatu erat, yaitu, pemeriksaan tidak akan dapat memisahkan fisura
palpebra walaupun dengan traksi lembut. bayi sedikit lebih dewasa akan
memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya
akan sebagian dipisahkan oleh traksi ujung jari pemeriksa. Temuan ini akan
memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor (-2) untuk sedikit
menyatu, atau (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu.
6. Genetalia pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum kedalam kantong skrotum
padasekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri mendahului testis kanan yang
biasanyabaru memasuki skrotum pada minggu ke 32. Pada saat testis turun,
kulit skrotum mengental dan membentuk rugae lebih banyak. Testis
ditemukan didalam zona rugated dianggap turun.
7. Genetalia wanita
Dalam prematuris ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan
mungkin menyerupai kelamin laki-laki. Pematangan berlangsung jika
ditemukan klitoris kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih
menonjol. Lama-kelamaan, baik klitoris dan labia minora surur dan akhirnya
diselimuti oleh labiamayora yang makin besar.
b. Maturitas Neuromuskuler

Penjelasan :
1. Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk meregangkan kelompok otot. Saat pematangan
berlangsung, gerak otot meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif
yang berlangsungdalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit
didepan ekstremitas atas.
2. Jendela pergelangan tangan
Fleksibilitas pergelangan dan atau resistensi terhadap peregangan ekstensor
bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada
pergelangan tangan.pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan
tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan
antara telapak tangan danlengan bawah bayi diperkirakan > 90°, 90°, 60°,
45°, 30°, dan 0°.
3. Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada gerakan fleksor pasif otot bisep dimana akan
diukur sudut dari ekstremtas atas. Dengan bayi berbaring terlentang,
pemeriksa menempatkan satu tangan di bawah siku bayi. Kemudian, ambil
tangan bayi dan pemeriksa membuat lengan bayi dalam posisi fleksi, sesaat
kemudian lepaskan. Sudut mundur lengan saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar
skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan pengembalian
lengan.
4. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutu dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah.
Denganposisi bayi berbaring terlentang, kemudian paha ditempatkan lembut
pada perutbayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam
posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan lainnya. Jangan berikan tekanan pada
paha belakang. Kakidiperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi.
5. Scarf sign (Tanda Selendang)
Manuver ini dilakukan dengan mengukur gerakan pasif fleksor bahu. Bayi
dalam posisi berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi
untukgaris tengah dan meletakkan tangan bayi didada bagian atas dengan
satu tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku kearah dada. Titik pada dada saat siku
bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan, dicatat,
batasnya adalah : leher (-1), aksila kontralateral (0), pailla mammae
kontralateral (1), prosesus xypoid (2), papilla mammae ipsilateral (3), dan
aksila ipsilateral (4).
6. Tumit ke telinga
Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tekuk ekstremitas bawahnya. Pemeriksa
mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan.
Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke arah telinga
ipsilateral. Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor
panggul posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan.
Batasnya adalah
: telinga (-1), hidung (0), dagu (1), papila mammae (2), daerah pusar (3), dan
lipatan femoral (4).
c. Hasil Pemeriksaan
Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik
digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan masa
gestasinya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 03 Maret 2023


Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Ruang Neonatus RSI Jemursari
A. Data Subjektif
1. Identitas/Biodata Bayi
Nama : By. Ny. S
Usia : 0 hari
Tanggal lahir : 03 Maret 2023
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Surabaya
2. Riwayat Persalinan
a. Tempat : RSI Jemursari
b. Jenis Persalinan : Spontan
c. Penolong : Bidan
d. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
e. Apgar Score : 8-9
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik Tangis Bayi : Kuat
b. BB : 3.310 Denyut Jantung : 120x/menit
c. PB : 48 cm RR : 40x/menit
d. LK : 33 cm Suhu : 36,7°C
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : Rambut hitam, sutura teraba jelas, ubun-ubun besar tidak cembung,
tidak cekung, tidak ada cephal hematoma dan caput succedenum.
Wajah : Simetris, kemerahan, tidak kebiruan.
Mata : Simetris, seklera tidak kuning, dan tidak ada perdarahan di pupil
Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, terdapat sedikit secret, septum
terlihat jelas.
Mulut : mukosa bibir lembab, kemerahan, tidak kebiruan, tidak ada
labioskisis dan platoskiziz.
Telinga : simetris, daun telinga terbentuk sempurna
Leher : tidak ada bullneck dan tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : simetris, bentuk dada tidak ada tarikan retraksi intercoste, tidak ada
suara wizing dan ronchi serta stridor.
Ekstremitas atas : simetris, jari-jari lengkap tidak ada sindaktik dan polidaktil
Payudara : simetris, nodul terbentuk sempurna, putting menonjol, aerola
melebar.
Abdomen : tali pusat masih basah, tidak ada keluar darah dan tidak ada
pembesaran hepar.
Ekstremitas bawah : simetris, jari-jari lengkap, tidak ada sindaktil dan polidaktil.
Genetalia : Guratan skrotum jelas, testis turun, lubang uretra berada di ujung.
Anus : terdapat lubang anus
Punggung : punggung normal, tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada spina
bifida
3. Pemeriksaan Reflek
Reflek Rooting : positif, bayi reflek saat menyentuh dipinggir mulut
Reflek Graps : positif, bayi bisa menggenggam
Reflek Babynskin : positif, bayi merasakan reflek saat jari-jari kaki mengenai sentuhan
Reflek Morrow : positif, bayi terkejut jika seseorang menepuk
C. Analisa Data
Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 0 hari fisiologis
D. Penatalaksanaan
10.33 WIB : Melakukan pemeriksaan Antropometri yaitu Berat badan, Panjang badan, dan
Lingkar kepala, sudah di lakukan.
10.37 WIB : Membersihkan bayi dengan cara di seka, bayi sudah di seka
10.40 WIB : Merawat tali pusat dengan kassa steril, tali pusat sudah terbungkus dengan kassa
steril
10.43 WIB : Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, semua dalam batas normal
10.48 WIB : Mengukur tanda-tanda vital pada bayi, TTV dalam batas normal
10.50 WIB : Menghangatkan bayi dengan cara dibedong, bayi sudah dibedong
10.55 WIB : Memberikan Inj. Neo K 1 mg, sudah diberikan.
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada By. Ny. S usia 0 hari, By. Ny. S tidak mempunyai masalah
dalam kesehatannya tidak ada komplikasi. Rencana asuhan terhadap By. Ny. S yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, memastikan kehangatan bayi, memastikan bayi
menyusu dengan benar, memberitahu ibu untuk menyimpan benda tajam dibawah bantal agar
tidak melukai bayinya, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya,
mengajarkan ibu cara merawat tali pusat, memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
5 hari sejak kepulangan dari Rumah sakit. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu bayi yaitu
ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang di
anjurkan oleh bidan.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika tugas praktikum diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki tugas praktikum tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Penulis berharap mampu meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan terhadap bayi
baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Setiyani, S. E., 2016. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan APRAS. 1st
ed. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al. 1991. New Ballard Score, expanded to include extremely
premature infant. J Pediatrics

Bobak, Iren M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Indriyani, R. I., 2016. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. [Online] Available at:
https://www.slideshare.net/laurachiedarddil/askeb-bayi-baru- lahir.

Varney, H, Kriebs, J M, Gegor, C L. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai