Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

Oleh :

Nama : Amirul Isnaini Kasanah

NIM : 30902000027

Ruang : NISA 2

RS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021/2022
A. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan -
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 - 28 hari (Mega, 2020). Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Manuaba, 2012).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan
usia empat minggu (Deasy, kk.,2020).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan
2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-
35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120- 160 kali permenit,
kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo
tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan
lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity Respiration (APGAR) >7, gerakan
aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan
genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia
minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk
dengan baik (Armini, 2017).

B. Klasifikasi
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut (Ni Wayan, 2021) yaitu :
1. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :
a) Kurang bulan (preterm infant) : 4000 gram
b) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
c) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih
2. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:
a) Berat lahir rendah : 4000 gram
b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c) Berat lahir lebih : >4000 gram
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

C. Anatomi Fisiologi
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus.Beberapa perubahan fisiologi
yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :

1. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada umur kehamilan 34-
36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa
mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi (Rahardjo dan Marmi, 2015).
Tabel perkembangan sistem pulmonal sesuai umur kehamilan

Umur kehamilan Perkembangan


24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Dua bronchi membesar
6 minggu Dibentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Dibentuk alveolus
28 minggu Dibentuk surfaktan
34-36 minggu Maturasi struktur ( paru-paru dapat mengembangkan sistem
alveolidan tidak mengempis lagi )

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.


Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru- paru
bayi.Rangsangan gerakan pernapasan pertama :
a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasimekanik)
b) Penurunan Pa02 dan peningkatan PaC02 merangsang kemoreseptor yang
terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi)
c) Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam
uterus(stimulasi sensorik)(Indrayani, 2013).
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga tertahan di dalam.Respirasi
pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal,
sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi
atelektasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan
hidupnya karena adannya kelanjutan metabolisme anaerobik.

2. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung.Dari
bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh.Dari bilik kanan darah di
pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah
bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam
paru menurun. Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung
kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal ini
terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru
turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia
(pa02 yang naik), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari
pertama.Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran
darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena
penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2013).

3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak.Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran
lemak.Setelah mendapat suhu < pada hari keenam, energy 60% di dapatkan dari
lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013).

4. Keseimbangan air dan fungsi ginjal


Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
natriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi
ginjal belum sempurna karena:
a) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
b) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal
c) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa(Indrayani, 2013)

5. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.Kekebalan alami
terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:Perlindungan
dari membran mukosa, Fungsi saringan saluran nafas, Pembentukan koloni
mikroba dikulit dan usus, Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
(Walyani dan Purwoastuti, 2015)

6. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan
orang dewasa.Pada neonatus traktus digestivenus mengandung zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut meconium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja
sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivenus biasanya
sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.Bayi sudah ada refleks
hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh
sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung belum
sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu < 30 cc (Indrayani,
2013)

7. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan
matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi,
2015). Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis,
yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu yang lama. Enzim
hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada
neonatus juga belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan
dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome
(Indrayani, 2013)

D. Tahapan Bayi Baru Lahir


1. Tahap I: terjadi segera setelah lahir, Selama menit- menit pertama kelahiran.Pada
tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk
interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukanpengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
3. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 Jam pertama
yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Rahardjo, K., Marmi, 2015)

E. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum

F. Tanda Bayi Normal


1. Bb 2500 – 4000 gr
2. Pb lahir 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit, kemudian
menurun
6. Sampai 120x/menit atau 140x/menit
7. Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira 180x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira – kira 40x/menit
8. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi
9. Vernic caseosa
10. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
11. Kuku agak panjang dan lemah
12. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora ( pada perempuan ) testis
sudah turun ( pada anak laki – laki )
13. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
14. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk
15. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak tangan
bayi akan
16. Menggenggam atau adanya gerakan reflek
17. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Meconium berwarna kuning kecoklatan

G. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat : koma, menurunnya reflex mata
6. Kardiovaskular : penurunan tekanan darah secara berangsur
7. Pernafasan : Menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
H. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
1. Sistem pernafasan
Masa alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku. Pernafasan pada neonatus biasanya
pernafasan diafragma dan abnominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat
kelahiran yaitu 30 -60 x/menit.

2. Jantung dan sirkulasi darah


Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat. Dengan demikian
paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru. Dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan
tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat

3. Saluran pencernaan
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.

4. Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk menindakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin Difosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologi

5. Metabolisme
Pada jam -jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga
kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.

6. Produksi panas
Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran
"brown fat" (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.

7. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi
sejak beberapa bulan sebelum akhir.

8. Keseimbangan air dan ginjal


Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada
kalium

9. Susunan saraf
Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 Minggu dapat
hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya

10. Imunologi
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan asi

11. Sistem skeletal


Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yg telapak tangan dan sudah
terlihat pada bayi cukup bulan. (Armini, 2017).

I. Pathway

Persalinan

Bayi baru lahir

Fungsi organ belum baik


Daya tahan tubuh Jaringan lemak Peningkatan ASI ibu kurang
rendah subkutan tipis metabolisme tubuh baik

Resiko infeksi Pemaparan dengan Peningkatan Menyusui tidak


D.0141 suhu luar kebutuhan O2 efektif D.0029

Risiko hipotermia Bersihan jalan nafas


D.0140 tidak efektif D.0001

J. Pemeriksaan Penunjang
1. Sel Darah Putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis)
3. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
4. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3.

K. Penatalaksanaan Medis
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome (SIDS). Tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali
pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi.

Asuhan bayi baru lahir meliputi :


1. Pencegahan Infeksi (PI)

2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah bayi
mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh
bayi lahir dengan tiga pertanyaan :
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi
tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

3. Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada
tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas
dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan
tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah
dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada
tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali pusat
adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering
dan terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol
karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus
(Lissauer, 2013)

4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada
ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama 1
jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian
besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu
pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-
20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian
vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan
lagi kepada ibu untuk belajar menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI,
2013).

6. Pemberian salep mata/tetes mata


Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri
bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1%
atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah
kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1
jam setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

7. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri


Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1
mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi
vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan
RI, 2010).
Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease of the
newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih
terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi
absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer,
2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lowry, 2014).

8. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Imunisasi


Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang
bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang
dapat menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada
bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas
tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3
hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian
Kesehatan RI, 2010).

10. Pemberian ASI eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan
pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI
ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan
perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi."
DAFTAR PUSTAKA

Armini, N.W., Sriasih, NG.K., dan Marhaeni, G.A. 2017, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Deasy, dkk (2020).Ilmu kuliah : Ilmu kesehatan Anak. Medan : Yayasan kita menulis

Dewi, M. P., & Mahmudah, M. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pentingnya
Kolostrum Bagi Bayi Baru Lahir Di RB Rahayu Tawangmangu Karanganyar. Maternal,
4(04). https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/maternal/article/view/140

Indrayani, T., & Fatimah, S. K. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu Dan Media
Informasi Dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari Pada bayi baru lahir di BPM Hj.
Darmis syaiful Jakarta Timur. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan,
9(1), 195-204. https://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.php/dksm/article/

Lissauer. (2013). Perawatan tali pusat kering pada bayi. http:Kesehatan RI/2013/12/ infeksi-
tali-pusat.html.

Manuaba, I.B.G. 2012, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Mega Cahyani, P. N. L. S., Yuni Gumala, S. K. M., Made, N., Suarjana, S. K. M., & Made, I.
(2020). Hubungan Konsumsi PUFA Dengan Status Gizi Dan Lingkar Kepala Bayi Baru
Lahir Di Klinik Bersalin Yayasan Bumi Sehat (Doctoral dissertation, Jurusan Gizi).

Ni Wayan Metriani, N. W. (2021). Gambaran Kejadian Infeksi Bayi Baru Lahir Di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Tahun 2020 (Doctoral
dissertation, Jurusan Kebidanan 2021).

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rahardjo, K., Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar

Walyani ES dan Purwoastuti E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press."

Anda mungkin juga menyukai