Oleh :
NIM : 30902000027
Ruang : NISA 2
S1 ILMU KEPERAWATAN
2021/2022
A. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan -
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 - 28 hari (Mega, 2020). Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Manuaba, 2012).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan
usia empat minggu (Deasy, kk.,2020).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan
2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-
35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120- 160 kali permenit,
kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo
tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan
lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity Respiration (APGAR) >7, gerakan
aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan
genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia
minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk
dengan baik (Armini, 2017).
B. Klasifikasi
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut (Ni Wayan, 2021) yaitu :
1. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :
a) Kurang bulan (preterm infant) : 4000 gram
b) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
c) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih
2. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:
a) Berat lahir rendah : 4000 gram
b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c) Berat lahir lebih : >4000 gram
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
C. Anatomi Fisiologi
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus.Beberapa perubahan fisiologi
yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
1. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada umur kehamilan 34-
36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa
mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi (Rahardjo dan Marmi, 2015).
Tabel perkembangan sistem pulmonal sesuai umur kehamilan
2. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung.Dari
bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh.Dari bilik kanan darah di
pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah
bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam
paru menurun. Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung
kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal ini
terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru
turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia
(pa02 yang naik), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari
pertama.Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran
darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena
penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2013).
3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak.Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran
lemak.Setelah mendapat suhu < pada hari keenam, energy 60% di dapatkan dari
lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013).
5. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.Kekebalan alami
terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:Perlindungan
dari membran mukosa, Fungsi saringan saluran nafas, Pembentukan koloni
mikroba dikulit dan usus, Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
(Walyani dan Purwoastuti, 2015)
6. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan
orang dewasa.Pada neonatus traktus digestivenus mengandung zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut meconium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja
sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivenus biasanya
sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.Bayi sudah ada refleks
hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh
sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung belum
sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu < 30 cc (Indrayani,
2013)
7. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan
matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi,
2015). Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis,
yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu yang lama. Enzim
hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada
neonatus juga belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan
dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome
(Indrayani, 2013)
E. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
G. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat : koma, menurunnya reflex mata
6. Kardiovaskular : penurunan tekanan darah secara berangsur
7. Pernafasan : Menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
H. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
1. Sistem pernafasan
Masa alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku. Pernafasan pada neonatus biasanya
pernafasan diafragma dan abnominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat
kelahiran yaitu 30 -60 x/menit.
3. Saluran pencernaan
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
4. Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk menindakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin Difosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologi
5. Metabolisme
Pada jam -jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga
kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi panas
Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran
"brown fat" (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.
7. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi
sejak beberapa bulan sebelum akhir.
9. Susunan saraf
Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 Minggu dapat
hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya
10. Imunologi
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan asi
I. Pathway
Persalinan
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Sel Darah Putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis)
3. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
4. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3.
K. Penatalaksanaan Medis
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome (SIDS). Tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali
pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi.
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah bayi
mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh
bayi lahir dengan tiga pertanyaan :
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi
tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI, 2013)
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada
tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas
dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan
tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah
dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada
tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali pusat
adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering
dan terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol
karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus
(Lissauer, 2013)
5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
Armini, N.W., Sriasih, NG.K., dan Marhaeni, G.A. 2017, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Deasy, dkk (2020).Ilmu kuliah : Ilmu kesehatan Anak. Medan : Yayasan kita menulis
Dewi, M. P., & Mahmudah, M. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pentingnya
Kolostrum Bagi Bayi Baru Lahir Di RB Rahayu Tawangmangu Karanganyar. Maternal,
4(04). https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/maternal/article/view/140
Indrayani, T., & Fatimah, S. K. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu Dan Media
Informasi Dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari Pada bayi baru lahir di BPM Hj.
Darmis syaiful Jakarta Timur. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan,
9(1), 195-204. https://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.php/dksm/article/
Lissauer. (2013). Perawatan tali pusat kering pada bayi. http:Kesehatan RI/2013/12/ infeksi-
tali-pusat.html.
Manuaba, I.B.G. 2012, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Mega Cahyani, P. N. L. S., Yuni Gumala, S. K. M., Made, N., Suarjana, S. K. M., & Made, I.
(2020). Hubungan Konsumsi PUFA Dengan Status Gizi Dan Lingkar Kepala Bayi Baru
Lahir Di Klinik Bersalin Yayasan Bumi Sehat (Doctoral dissertation, Jurusan Gizi).
Ni Wayan Metriani, N. W. (2021). Gambaran Kejadian Infeksi Bayi Baru Lahir Di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Tahun 2020 (Doctoral
dissertation, Jurusan Kebidanan 2021).
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rahardjo, K., Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Walyani ES dan Purwoastuti E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press."