Anda di halaman 1dari 3

KASUS JIWA 1

Seorang perawat mengkaji pasien (laki-laki, 35tahun) asal Blora yang baru dipindah ruangan.
Keterangan di RM, pasien masuk karena mengamuk, saat perawat bertanya alasan masuk klien
menjawab karena tidak tahan dengan suara yang sering didengar di rumah yang menyuruh
untuk memukul orang lain. Saat dilakukan pengkajian klien kurang focus, bingung, gelisah,
terlihat mengercitkan dahi dan cenderung menengok ke arah tertentu seolah mendengar suara.
Saat ditanya oleh perawat klien merespon tetapi tiba-tiba langsung diam. Saat perawat bertanya
tanggal lahir klien menjawab lupa, saat perawat bertanya siapa yang mengantar ke rumah sakait
, klien menjawab orang tua. Tidak ada anggota keluarga yang pernah masuk RSJ. Klien terpukul
karena ditinggal ayahnya saat usia 7 tahun. Saat kecil sering melihat pertengkaran kedua orang
tuanya.
Penampilan klien lusuh, baju tidak rapid an ada bau pesing. Klien anak pertama dari 3
bersaudara yang semuanya laki-laki, saudara yang lain sudah menikah, orang tua masih lengkap,
klien tinggal bersama orang tuanya.
Di saat yang lain klien terlihat membantu membereskan gelas setelah selesai makan sambil
menghitung jumlah gelas, saat ditanya oleh kawannya jumlah gelas yang terkumpul klien
menjawa 10 ditambah 7 ada 17. Klien seorang guru matematika sebelumnya. Honorer dengan
pendapatan 250 ribu perbulan. Klien ingin menikah tetapi masih ragu karena dana kurang. Klien
ingin menjadi pNS hanya saja belum diangkat-angkat. Sebulan lalu tunangannya putus dan gagal
menikah karena factor ekonomi tidak sanggup membayar mahar yang sudah ditetapkan, klien
mengatakan malu. Klien anak pertama dari 3 bersaudara dan bertanggung jawab membiayai
sekolah adek-adeknya. Klien ingin jadi orang kaya.
Saat ini (saat pengkajian) ini klien mendengar suara yang mengolok-olok dirnya bahwa dia
bodoh tak berharga dan tak bisa diandalkan. Suara terdengar saat maalm hari 3-4 kali sehari,
saat klien melamun, dan klien tidak suka dengan suara itu sehingga saat mendengarnya klien
memukul apapun yang didekatnya dan marah.
Klien mendapatkan sp1 halusinasi dari perawat tersebut. Sp1 terlaksana dengan baik, klien
mampu mengenal halusinasi dan memeragaan sp yang diajari, semua masalah/diagnose klien
masih ada, perawat berencana memberikan sp2 dihari berikutnya dan memberikan jadwal
latihan sp satu 2 kali sehari pukul 07.00 dan 16.00.
Hari berikutnya saat fase orientasi ternyata klien belum mengerjakan latihan sp1 seperti yang
dijadwalkan alasannya karena lupa.
Kasus jiwa 2

Seorang wanita 45 tahun dibawa ke RSJ karena tidak mau keluar kamar semnejak sebulan lalu,
menolak berinteraksi dengan siapapun, tidak mau makan dan minum. Ini sudah kedua kalinya
klien masuk RSJ setelah dua tahun lalu. Keluarga mengatakan klien seperti in sejak ditinggal mati
oleh suaminya.
Keluarga mengatakan bahwa kakek klien pernah mengalami gangguan jiwa juga dengan riwayat
ngamuk tetapi pengobatan berhasil.
Klien anak ketiga dari 4 bersaudara yg semuanya perempuan, klien menikah dikaruniai 3 orang
anak laki-laki semua, anak pertama sudah menikah
Klien mersa dirinya berharga, tetai untuk saat ini karena taka da suami klien merasa tak bisa
mengerjakan apapun , sudah tak berguna untuk hidup, merasa sendiri. Sebelumnya dia bahagia
sebagai seorang istri yang melengkapi suaminya.klien rajin beribadah karena ingat suaminya
yang rajin ibadah

Pengkajian 13 feb 2020 penampilan klien rapi tetapi gigi kuning dan rambut kusust, wajah lesu,
pembicaraan lambat, tidak mau menantap perawat, klien kadang menangis tiba-tiba, saat diajak
bicara klien serng mengualngi pembicaraan tentang bahwa dia ingin ikut suami
Saat ditanya tentang waktu dan tempat, klien mampu menjawab dengan baik , saat perawatn
bertanya tentang berapa 2000 + 5000 klien bisa menjawab tetapi dalam waktu yang sangat
lama. Saat klien ditanya jika lapar apa yang dilakukan? Dia menjawab akan mencari suaminya.
Klien merasa tidak sakit apa-apa dan sehat.
Saat ini perawat sudah mengajarkan Sp1 dan cara berkenalan dengan perawat lain dan latihan
kenalan 3 kali sehari pukul 07.00, 11.00 dan 16.00

Saat ini perawat *tgl 14) mengevaluasi klien tetapi klien belum bisa berkenalan dengan perawat
lain krn latihannya belum dikerjakan.
Kasus 3
Klien A 24 th, Alasan klien masuk karena klien sering bermain game warnet berlarut-larut setiap harinya
sehingga dia putus sekolah serta selalu beranggapan/berfikir bahwa dirinya adalah Andi Lau dan
Ultraman. Klien tidak pernah mengalami penganiayaan maupun kekerasan. Keluarga klien tidak ada yang
pernah mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan ia sangat menyesal kerena telah membuat kedua
orang tuanya menjadi sering bertengkar karena kelakuannya di masa lalu yang sering bermain ke warnet
dan menghabiskan waktu dan uang. Klien sedih karena klien berfikir bahwa orang tua nya menjadi sakit
dan meninggal karena memikirkan kelakuannya yang tidak benar. Klien juga mengatakan bahwa dirinya
menyesal dan malu karena ia tidak tamat SD, ia merasa bahwa hidupnya menjadi terbengkalai.

Klien anak tunggal, klien hanya lulusan SD yang saat ini tidak memiliki pekerjaan. Orang yang berharga
adalah kakanya.

Aktivitas Motorik Penjelasan : Klien tampak tegang ketika diajak berkomunikasi Masalah keperawatan :
Waham (Waham Kebesaran) . Klien sedih karena tinggal di yayasan, terlebih keluarga jarang datang
menjenguk. Klien sangat rindu dengan keluarganya. Afek klien datar, klien menjawab pertanyaan dari
perawat . Selama komunikasi, klien selalu mempertahankan bahwa dirinya adalah seorang artis Andi Lau
dan UltramanProses Pikir Penjelasan : Klien berfikir melompat lompat. Klien pada saat di ajak berbicara
tidak nyambung, menjawabnya tidak tepat pada fokus pertanyaan dari pembicaraan.

Klien sudah diajari sp 1, dan sudah bisa melaksanakan, saat ini pertemuan untuk sp2, klien tampak
tegang, gelisah, dan menunduk, afek datar serta tidak mau untuk berinteraksi.

Anda mungkin juga menyukai