KEKERASAN
1. Kasus Tn. J
Tn. J merupakan laki-laki berusia 34 tahun, klien masuk RS Ernaldi Bahar tanggal 21
November 2017, klien memiliki pendidikan terakhir SMA dan tinggal di Palembang.
Klien dirawat di RS. Ernaldi Bahar dengan alasan terlibat pemukulan terhadap
tetangganya. Klien banyak memiliki tekanan seperti tekanan ekonomi dan masalah
pekerjaan. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien berlari lari dan mengamuk tanpa
ada sebab, setelah itu klien dipasang dan diikat selama 1 bulan. 2 minggu setelah itu
klien dilepaskan dan kembali mengamuk serta hampir membunuh temannya sendiri
dengan senjata tajam. Klien pun dibawa ke RS. Ernaldi bahar sampai sekarang. Klien
dirawat dan di diagnosa dengan penyakit skizofrenia. Klien sebelumnya tidak ada
riwayat masuk ke RSJ. Klien memiliki riwayat KDRT dengan istrinya dan sudah cerai
dengan istrinya.
2. Kasus Tn. S
Tn. S merupakan laki-laki berusia 32 tahun, klien masuk RS Ernaldi Bahar tanggal 9
Desember 2017, klien memiliki pendidikan terakhir SMA dan tinggal di Palembang.
Klien dirawat di RS. Ernaldi Bahar dengan alasan sering emosional dengan
keluarganya. Klien mengatakan ia sering merusak barang barang rumah dan mencoba
membunuh bapak kandungnya sendiri. Klien sebelumnya pernah dua kali keluar
masuk RSJ dengan alasan yang sama, terakhir 8 bulan yang lalu klien dirawat selama
1 bulan. Klien didiagnosa dengan penyakit skizofrenia. Klien sebelumnya tidak
pernah memiliki riwayat KDRT, pelecehan seksual ataupun tindak kejahatan. klien
memiliki riwayat putus hubungan dengan pacarnya yang menikah dengan orang lain
3. Kasus Tn. N
Tn. S merupakan laki-laki berusia 27 tahun, klien masuk RS Ernaldi Bahar tanggal
Palembang. Klien dirawat di RS. Ernaldi Bahar dengan alasan sering emosi dengan
memiliki riwayat gangguan masa lalu sebanyak dua kali, terkahir 1 tahun yang lalu
dengan alasan masuk yang sama. Klien didiagnosa mengalami gangguan jiwa
skizofrenia. Klien tidak memiliki riwayat KDRT ataupun aniaya fisik dan tindakan
kejahatan seelumnya.
I. IDENTITAS KLIEN
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit dirinya melakukan pemukulan terhadap
pekerjaan. Selain itu klien juga sering membanting-banting baarang seperti gelas piring
dan lain-lain. Klien mengatakan sekitar 2 bulan yang lalu klien berlari-lari dan
mengamuk serta jika ada orang yang mendekat pasti di pukul. Kemudian klien
diamankan oleh warga dan dipasung serta di ikat tangannya menggunakan borgol.
Sekitar 2 minggu selanjurnya klien mengamuk lagi tanpa alasan yang jelas, memukul
dan hamper membunuh temannya. Kemudian klien langsung dibawa oleh keluarnyanya
III.FAKTOR PREDISPOSISI
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan √ 25
KDRT
Tindakan Kriminal
Penjelasan no 1,2,3 :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa, pengobatan sebelumnya
tidak pernah, klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik dan aniaya
seksual. Klien mengatakan awal rumah tangganya dengan mantan istrinya tidak
direstui oleh orang tuanya sampai akhirnya dirinya hidup/ tinggal bersama mertuanya
yang selelu mengatur kehidupan klien dengan istinya. Lalu klien di khianati oleh
istrinya yang main dengan laki-laki lain. Klien kemudian bercerai dengan istrinya,
setelah itu klien menjalani hari-harinya sendiri tinggal bersama saudaranya yang
nomor 2, klien tinggal sendiri dibawah rumah saudanya. Klien mengatakan saat
dirinya menjalani kehidupan sendiri, klien merasa hidupnya tidak memiliki tujuan
hidup, klien merasa marah, kesal, kecewa, putus asa, dengan semua cobaan hidup
yang dialaminya. Klien mengatakan tidak pernah mengalami KDRT. Saat masih
merasa dirampas haknya atass kedua anaknya yang saat ini tinggal bersama mantan
istrinya. Klien merasa kecewa atas keputusan mantan istrinya, klien merasa dirinya
1. Tanda Vital
N: 87x/ menit
T:27,9 OC
2. Ukur
TB: 164 cm
BB: 70 kg
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak mengalami masalah apapun untuk bentuk badan maupun
fungsinya
1. Genogram ( 3 Generasi)
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: klien
: tinggal serumah
keduanya.
2. Konsep diri
1) Gambaran diri : klien mengatakan anggota tubuhnya semuanya normal, tidak
2) Identitas diri : klien mengatakan anak ketiga dari enam bersaudara. Klien
SMP didaerahnya.
3) Peran : klien mengatakan saat ini dirinya adalah seorang ayah dengan
duda
4) Ideal diri : klien berharap dapat hidup normal seperti orang lain berharap
adanya
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah kedua anaknya.
Klien mengatakan kadang mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat. Tetapi klo
terhadap dirinya. Oleh karena itu terkadang hal-hal sensitive yang di terima oleh
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu shalat 5 waktu di rumah. Selama dirawat klien selalu
menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien juga sering menjalankan shalat sunnah
2. Pembicaraan
√ Cepat √ Keras Gagap √ Agitasi
Pembicaraan
Jelaskan : Klien berbicara dengan intonasi yang cepat dan sedikit keras,
lalunya itu
yang agak cepat. Pandangan mata cepat dan tidak focus, pasien
terlihat cemas
4. Alam perasaan
Berlebihan
Jelaskan : klien klien sedih karena klien merasa orang-orang saat ini
5. Afek
Jelaskan : Saat mengobrol klien jarang menatap mata dan lebih suka
7. Persepsi halusinasi
8. Proses pikir
9. Isi pikir
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Jelaskan : Saat ini di pikiran klien hanya ingin pulang klien tidak
memiliki waham
11. memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka Pendek
Dirinya
2. BAB/BAK
dan BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
Kegiatan sesudah tidur : klien merapikan tempat tidur setelah bangun tidur
6. Penggunaan obat
yang diminumnya
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Jelaskan : Klien mengatakan dirumah selalu merapikan dan
membereskan rumah
Belanja
Transportasi
Adaptif √ Maladaptif
Lainnya………. Lainnya……….
Chlorpromazine 1x100g
Trihexyphenidyl 2x2mg
ANALISA DATA
2 Subjektif :
- klien mengatakan jika ada masalah klien lebih suka
memendamnya dan terkadang membanting barang Koping individu
- Klien mengatakan awal rumah tangganya dengan inefektif
mantan istrinya tidak direstui oleh orang tuanya
sampai akhirnya dirinya hidup/ tinggal bersama
mertuanya yang selelu mengatur kehidupan klien
dengan istinya.
- Klien mengatakan dirinya gagal dalam
mempertahankan rumahtangganya, klien merasa
dirampas haknya atass kedua anaknya yang saat ini
tinggal bersama mantan istrinya
- klien tinggal sendiri dibawah rumah saudaranya.
- Klien mengatakan saat dirinya menjalani kehidupan
sendiri, klien merasa hidupnya tidak memiliki
tujuan hidup,
- klien mengatakan merasa marah, kesal, kecewa,
putus asa, dengan semua cobaan hidup yang
dialaminya.
Objektif :
- Klien terlihat mudah marah
- Klien riwayat cerai karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang diharapkan keluarga.
- Klien tampak gelisa
Objektif :
- Saat mengobrol klien jarang menatap mata dan
lebih suka mengalihkan pandangannya ke arah lain.
- klien diajak bercerita tentang hal yang
menyedihkan, klien terlihat sedih dan menundukan
kepalanya.
4. Subjektif :
Objektif :
- Klien tampak agitasi
- Klien tampak cemas
- Pandangan mata cepat dan tidak focus, pasien
terlihat cemas
24 Resiko Perilaku S:
November Kekerasan - Klien mengatakan namanya
2017. Tn. J biasa dipanggil J
Keperawatan
25 Resiko Perilaku S:
November Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat cara latihan
26 Resiko Perilaku S:
November Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat cara latihan
O:
- Klien tampak mampu
mempraktekkan ulang
latihan nafas dalam dan
pukul bantal Kasur secara
mandiri
- Klien tampak mampu
mengungkapkan marah
dengan baik: meminta
dengan baik, menolak
dengan baik, dan
mengungkapkan perasaan
dengan baik
- Klien tampak mampu
mengulangi kata-kata yang
diajarkan perawat
- Kontak mata dipertahankan,
- Klien mengikuti sesi terapi
EFT hingga akhir
A:
Resiko Perilaku Kekerasan,
menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan
P:
Perawat:
- Diskusikan hasil latihan
mengontrol perilaku
kekerasan cara fisik 1
(latihan nafas dalam), cara
fisik 2 (latihan pukul bantal
dan Kasur) dan secara
verbal
- Latih cara keempat:
beribadah
- Lakukan kontrak waktu
dengan klien untuk
melakukan terapi EFT
dihari selanjutnya
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas
dalam, cara fisik II: pukul
bantal dan kasur, cara
verbal secara rutin sesuai
jadwal kegiatan harian
KEPERAWATAN
27 Resiko Perilaku S:
November Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat la tihan nafas
A:
- Resiko Perilaku Kekerasan,
menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
P:
Perawat:
- Evaluasi cara fisik 1
(latihan nafas dalam), cara
fisik 2 (pukul bantal kasur),
cara verbal, cara spiritual
- Latih klien minum obat
secara teratur disertai
penjelasan mengenai guna
obat dan akibat jika klien
berhenti meminum obat
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas,
cara II: pukul bantal kasus,
secara verbal dan beribadah
secara teratur sesuai jadwal
TGL/ JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
28 Resiko Perilaku S:
November Kekerasan 1. Mengevaluasi jadwal - Klien mengatakan sudah
2017. kegiatan harian klien latihan mengontrol marah
I. IDENTITAS KLIEN
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit dirinya sering emosi dengan
keluarganya. Klien mengatakan sering marah-marah kalau tidak ada orang dirumah.
Selain itu klien mengatakan sering merasa cemas jika di tinggal dirumah. Klien
mengatakn sebelum massuk rumah sakit klien mau membacok dan membunuh
Kemudian klien langsung dibawa oleh keluarnyanya ke RS. Ernaldi Bahar Palembang
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
KDRT
Tindakan Kriminal
Penjelasan no 1,2,3 :
klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Klien pernah dirawat di RSJ.
Ernaldi Bahar kemudian pulih, namun 5 bulan setelah keluar klien menunjukkan
Klien mengatakan pernah ditinggal menikah oleh seorang wanita yang dicintainya
sehingga klien merasa malu dengan keluarga, teman, dan tetangganya . Sejak itu
N: 88x/ menit
T: 37,0 OC
2. Ukur
TB: 160 cm
BB: 50 kg
3. Keluhan fisik
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak mengalami masalah apapun untuk bentuk badan maupun
fungsinya
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram ( 3 Generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
------ : serumah
klien tidak ada yang memiliki riwayat sakit jiwa. Klien belum
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan sangat bersyukur dengan apa yang diberi
Allah SWT, Klien juga mengatakan menyukai tampilan fisik dirinya klien
mengatakan anggota tubuhnya semuanya normal, tidak ada kecacatan dan bisa
b. Identitas diri : klien mampu menyebutkan nama, alamat, tempat tanggal lahir,
d. Ideal diri : Klien mengatakan malu karena di usia nya yang 32 tahun
e. Harga diri : klien mengatakan malu karena ditinggal menikah, dan klien
3. Hubungan social
gotong royong.
4. Spritual
b. Kegiatan ibadah
dirawat klien selalu menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien juga sering
V. STATUS MENTAL
√ Cara berpakaian
1. Penampilan Tidak rapi Penggunaan pakaian
3. Pembicaraan
√ Cepat √ Keras Gagap √ Agitasi
Pembicaraan
Jelaskan : Pada saat berinteraksi, cara klien berbicara cukup baik, namun
terkadang cara bicara klien cepat dengan suara yang keras saat
klien tidak menyukai suatu hal atau ketika klien mulai merasa
bosan
4. Aktifitas motorik
yang agak cepat. Pandangan mata cepat dan tidak focus, pasien
ruang perawatan
5. Alam perasaan
Berlebihan
Jelaskan : klien tampak sedih saat menceritakan keluarganya. Klien
6. Afek
√ Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Saat mengobrol klien jarang menatap mata dan lebih suka
8. Persepsi halusinasi
berputar-putar
Waham
memiliki waham
12. memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka Pendek
Sederhana
perkalian 1-9.
Dirinya
memukul tetangganya
2. BAB/BAK
membersihkannya
4. Berpakaian/berhias
Kegiatan sesudah tidur : klien merapikan tempat tidur setelah bangun tidur
6. Penggunaan obat
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
membereskan rumah
Belanja
Transportasi √
Adaptif √ Maladaptif
Lainnya………. Lainnya……….
Chlozapin 1x100g
Trihexyphenidyl 2x2mg
Analisa Data
Objektif :
- Wajah tegang, mudah tersinggung saat di
ajak bicara dan tatapan mata tajam.
- saat berinteraksi, afek dan ekspresi klien
terlihat tenang, namun terkadang tidak
beberapa lama saat berinteraksi, ekspresi
klien menjadi tegang atau gelisah
- Klien sering gelisah dengan mondar-
mandiri di dalam ruang perawatan
- Pada saat berinteraksi, cara klien berbicara
cukup baik, namun terkadang cara bicara
klien cepat dengan suara yang keras saat
klien tidak menyukai suatu hal atau ketika
klien mulai merasa bosan
2. Subjektif :
- Klien mengatakan ketika ada masalah dan
marah, dirinya membanting barang Koping individu inefektif
- Klien mengatakan saat mempunyai masalah
dipendam sendiri, tidak mau bercerita.
- Klien mengatakan pernah ditinggal menikah
oleh seorang wanita yang dicintainya
sehingga klien merasa malu dengan
keluarga, teman, dan tetangganya .
Objektif :
- Klien memiliki emosi dan afek yang labil
saat interaksi
- Klien sering gelisah dengan mondar mandir
di ruang perawatan
Data Objectif
perawatan
X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan
2. Ansietas
3. Harga diri rendah
4. Koping individu inefektif
10 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien tidak mau menjawab
2017. nama dan asal.
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas
dalam secara teratur minimal
3-5 kali dalam satu hari
- Masukkan kegiatan
mengontrol marah dalam
kegiatan harian klien
Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
11 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan perasaanya
2017. hari ini jengkel. Keinginan
12 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat cara latihan nafas
13 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan masih
14 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan sudah
2017. melakukan latihan mengontrol
I. IDENTITAS KLIEN
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit dirinya kesal terhadap semua anggota
uringan dan marah-marah di rumah. Klien mengatakan sering membantingkan piring dan
gelas saat sedang emosi. Klien mengatakab pernah meninju teman sekamarnya sewaktu
diasoka karena klien merasa kesal terhadap temannya tersebut. Keluaga mengatakan
Klien mengatakan saat di rumah klien pernah berantem dengan tetangganya tanpa sebab
yang jelas.
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
KDRT
Tindakan Kriminal √ 27
Penjelasan no 1,2,3 :
keluarga mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Klien
pernah dirawat di RSJ. Ernaldi Bahar kemudian pulih, namun 1 tahun setelah keluar
Klien mengatakan hal yang tidak menyenangkan adalah saat dirinya diberhentikan
dari pekerjaannya karena adanya pengurangan pegawai. Klien merasa kecewa dan
N: 88x/ menit
T: 36,4 OC
2. Ukur
TB: 170 cm
BB: 59 kg
3. Keluhan fisik
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram ( 3 Generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
------ : serumah
: meninggal
klien tidak ada yang memiliki riwayat sakit jiwa. Klien belum
perempuannya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan sangat bersyukur dengan apa yang diberi Allah
b. Identitas diri : klien mampu menyebutkan nama, alamat, tempat tanggal lahir,
c. Peran : klien mengatakan dirinya adalah seorang anak bungsu yang harus
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil,
e. Harga diri : Klien ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah, agar bisa
3. Hubungan social
4. Spritual
Klien mengatakan dirinya beragama islam. Nilai dan keyakinan yang dipegang
oleh klien adalah nilai – nilai islam dan klien mengatakan shalat itu wajib
b. Kegiatan ibadah
dirawat klien selalu menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien juga sering
Pembicaraan
suara yang keras saat klien tidak menyukai suatu hal atau ketika
3. Aktifitas motorik
4. Alam perasaan
Berlebihan
Jelaskan : klien tampak sedih karena tidak lagi bekerja. klien merasa
5. Afek
√ Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
perawat
7. Persepsi halusinasi
dipahami
9. Isi pikir
Waham
memiliki waham
11. memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka Pendek
Sederhana
Dirinya
Ernaldi Bahar
2. BAB/BAK
membersihkannya
3. Mandi
Kegiatan sesudah tidur : klien merapikan tempat tidur setelah bangun tidur
6. Penggunaan obat
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Jelaskan : klien mengatakan dukungan keluarga sangat penting
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
membereskan rumah
Belanja
Transportasi √
Adaptif √ Maladaptif
Lainnya………. Lainnya……….
X. Aspek Medik
Trihexipenidil 2x1 mg
Haloperidol 2x1,5 mg
Analisa Data
Objektif :
- Klien memiliki emosi dan afek yang labil
saat interaksi
- Klien sering gelisah dengan mondar
mandir di ruang perawatan
Objektif :
- Klien sering melamun dan menundukkan
pandangannya saat sendirian memikirkan
nasib pekerjaan
- Selama beinteraksi kontak mata klien
kurang memperhatikan perawat
16 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan namanya
2017. dan alamat rumahnya.
- klien mengatakan penyebab
marah saat dirumah karena
08.30
1. Membina hubungan kesal dengan keadaan dirinya
saling percaya yang tidak lagi bisa bekerja
08.45 2. Mengidentifikasi karena pengurangan karyawan.
penyebab perasaan - Klien mengatakan saat marah
marah dada berdebar-debar, mata
09.00
3. Mengidentifikasi melotot, dan ingin
tanda dan gejala melemparkan barang serta
09.15 perilaku kekerasan memukul
4. Mendiskusikan - Klien mengatakan jika marah
bersama klien jenis dia membantingkan barang-
perilaku kekerasan barang
09.25 yang dilakukan - Klien mengatakan mau
5. Mendiskusikan akibat mempelajari cara mengontrol
dari perilaku marah dengan baik
kekerasan - Klien mengatakan masih
09.35
6. Mendiskusikan mengingat cara latihan fisik 1:
bersama cara tarik nafas dalam
mengontrol perilaku O:
kekerasan secara fisik - Klien mampu menjawab
I: latihan nafas dalam namanya dan berjabat tangan
dengan perawat
- Klien mampu mempraktekkan
latihan nafas dalam
- Klien tampak focus saat
mempraktekkan cara fisik I
(nafas dalam)
- Klien tenang, kontak mata
dipertahankan
A:
- Resiko Perilaku Kekerasan,
menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan
P:
Perawat:
- Evaluasi cara fisik 1 (latihan
nafas dalam)
- Latih cara fisik kedua: pukul
bantal dan Kasur
- Lakukan kontrak waktu
dengan klien untuk melakukan
terapi EFT dihari selanjutnya
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas
dalam secara teratur minimal
3-5 kali dalam satu hari
- Masukkan kegiatan
mengontrol marah dalam
kegiatan harian klien
Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
17 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan sudah
2017. mampu mempraktikan latihan
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas
dalam dan cara fisik II: pukul
bantal dan kasur secara rutin
minimal 3-5 kali dalam satu
hari
- Masukkan kegiatan
mengontrol marah dalam
kegiatan harian klien
TGL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
18 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat cara latihan nafas
19 Resiko Perilaku S:
Desember Kekerasan - Klien mengatakan masih
2017. mengingat latihan nafas dalam
dan pukul bantal kasur
1. Mengevaluasi latihan - Klien mengatakan bisa
09.00
mengontrol perilaku mengungkapkan rasa marah
kekerasan secara fisik dengan baik jika ia merasa
dan verbal kesal
2. Memberikan terapi - Klien mengatakan sudah bias
09.30
EFT pada klien. beristighfar ketika marah
3. Melakukan evaluasi - Klien mengatakan lebih tenang
10.00 posttest terapi EFT setelah mengikuti terapi EFT
menggunakan lembar O:
kuesioner ZSAS - Klien mampu mempraktekkan
4. Memberikan latihan nafas dalam, pukul
reinforcement positif bantal, dan meminta dengan
10.10 pada klien. baik
5. Melatih klien - Klien mampu melakukan
mengontrol marah istighfar dan wudhu dengan
11.30
dengan cara istighfar, baik
wudhu dan sholat - Klien tampak tenang
6. Memasukkan cara - Kontak mata dipertahankan
mengontrol marah - Klien terlihat lebih relaks
dengan istighfar, - Skor setelah melakukan EFT:
11.45
wudhu dan sholat ke 21 (Cemas Ringan)
jadwal klien A:
- Resiko Perilaku Kekerasan,
menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan
P:
Perawat:
- Evaluasi cara fisik 1 (latihan
nafas dalam), cara fisik 2
(pukul bantal kasur), cara
verbal, cara spiritual
- Latih klien minum obat secara
teratur disertai penjelasan
mengenai guna obat dan akibat
jika klien berhenti meminum
obat
Klien:
- Latihan cara fisik I: nafas, cara
II: pukul bantal kasus, secara
verbal dan beribadah secara
teratur sesuai jadwal
TGL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
20 Resiko Perilaku S:
Desembe Kekerasan - Klien mengatakan sudah
r 2017 latihan mengontrol
marah sebelumnya yaitu
1. Mengevaluasi jadwal latiha nafas dalam,
09.00
kegiatan harian klien pukul bantal kasur,
untuk cara mengontrol bicara dengan baik, dan
marah yang sudah ibadah sesuai jadwal
dilatih - Klien mengatakan tidak
2. Melatih klien mengetahui nama obat
09.15
meminum obat secara sebleumnya dan hanya
teratur disertai mengingat warnanya saja
penjelasan guna Klien mengatakan tahu
minum obat dan akibat jika berhenti minum obat
jika berhenti minum maka akan marah-marah
obat dan tidak tenang
09.35 3. Memasukkan minum - Klien mengatakan akan
obat secara teratur minum obat sesuai
kejadwal harian klien jadwal
4. Memberikan O:
09.45
reinforcement positif - Klien mampu
pada klien. menyebutkan latihan
nafas dalam, pukul
bantal, dan meminta
dengan baik, beribadah
teratur
- Klien mampu
menyebutkan ulang
kegunaan obatnya dan
akibat tidak minum obat
- Klien focus dan tenang
- Kontak mata
dipertahankan
A:
- Resiko Perilaku
Kekerasan, menciderai
diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
P:
Perawat:
- Evaluasi jadwal kegiatan
harian tentang cara
mengontrol marah yang
sudah dilatih
- Anjurkan klien berlatih
secara rutin
Klien:
- Latihan cara mengontrol
perilaku kekerasan
dengan lima cara yang
sudah dipelajari secara
rutin