I.IDENTITAS
1. Identitas Klien
Inisial : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal pengkajian : 01 Februari 2008
Umur : 21 tahun
Alamat : Jl. Cipicung I no. 228 Rt 06 Rw 02 Kel.
Gedang Kec. Batununggal Bandung
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMP kelas III tidak tamat
Pekerjaan : Belum bekerja
Bentuk tubuh : kurus, kulit coklat, berkumis, bentuk muka
oval.
RM No. : 000882
Sumber data : Klien, keluarga klien, teman klien, status
2. Pengobatan sebelumnya
√ √
Aniaya fisik
Aniaya seksual √
Penolakan √
Tindakan kriminal √ 14
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, yaitu sejak tahun 2000. Klien
pernah berobat jalan ke RSJ Bandung sampai dengan klien dirawat pada tahun 2006
dikarenakan tidak teratur minum obat. Saat ini klien dirawat di RSJ yang kedua kalinya
karena penyebab yang sama.
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik sebagai korban dari
pengeroyokan sesama pelajar saat SMP, klien juga mengatakan pernah dipukuli karena
berkata-kata kasar pada orang.
Klien mengatakan pernah mengalami aniaya seksual, yaitu disodomi oleh tukang koran.
Klien mengatakan merasa dikucilkan karena ibunya tidak pernah datang menjenguk
selama klien dirawat di RSJ.
Klien dan keluarga klien mengatakan klien pernah bertengkar dengan pamannya karena
masalah dagangan hingga klien dipukul dan setelahnya klien selalu marah-marah serta
pernah juga bertengkar dengan pamannya karena perebutan alat elektronik di rumah, klien
juga mengatakan pernah menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya.
Klien dan keluarga klien mengatakan klien pernah masuk penjara karena dituduh mencuri
baju seragam SMP selama satu bulan saat usianya 14 tahun.
Pada saat dikaji klien sedang bertengkar dengan klien lain seruangan karena
kesalahpahaman yang mengakibatkan mereka saling memukul dan klien mengancam.
√ ya tidak
IV. FISIK
o
1. Tanda Vital : TD = 110/70 mmhg N = 78x/m S = 36, 8 C P = 20x/m
2. Ukur : TB = 155 cm BB = 45 kg
3. Keluhan fisik
ya tidak
√
Jelaskan:
Berat badan ideal klien adalah 49,5 kg. Persentase kategori berat badan klien termasuk dalam
kategori normal yaitu 90,9 % (Normal = 90-110%). Status gizi klien dilihat dari IMT, yaitu
18,73, termasuk dalam kategori normal (N= 18,5-25,0).
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
21
Keterangan :
= Laki – laki
= Perempuan
= klien
= Meninggal
= menderita TBC
Jelaskan :
Klien tinggal di rumah kakek dari ibunya bersama dengan keluarga inti dan keluarga dari
ibunya. Klien mengatakan di rumah paling dekat dengan ibunya. Klien mengatakan sayang
pada orang tua dan saudara kandungnya tetapi klien bermasalah dengan pamannya, sehingga
komunikasi klien dengan anggota keluarga selain keluarga intinya kurang baik, selain itu ayah
klien menderita TBC sampai saat ini.
Masalah keperawatan: Koping keluarga inefektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien menerima dirinya apa adanya, bagian tubuh yang disukai klien adalah jakun dan
hidungnya. Bagian tubuh yang tidak disukai klien adalah kuku, rambut, karena bagian
tersebut bertambah ukurannya dan bagian mukanya karena berjerawat.
b. Identitas diri
Status klien sebelum dirawat adalah sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, ingin
menikah (saat dikaji belum menikah) dan klien merasa senang/ puas dirinya sebagai laki-
laki. Tapi klien juga merasa kurang puas karena klien tidak bisa melanjutkan kuliah dan
membantu orang tua bekerja.
c. Peran diri
Klien masih bujangan, Peran klien sebagai anak dalam keluarga, klien bekerja membantu
neneknya menjual kopi, orang tua klien berharap agar klien bekerja membantu orang tua.
d. Ideal diri
Harapan klien terhadap tubuhnya adalah klien ingin mengecilkan perut dan bertambah
tinggi. Klien ingin bekerja menjadi PNS dan ingin melanjutkan sakolah sampai kuliah.
Klien juga ingin cepat menikah dan ingin mempunyai lebih banyak teman. Selain itu
klien juga ingin cepat sembuh dan keluar dari RSJ. Klien merasa belum bisa
membahagiakan orang tuanya.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu karena miskin dan merasa gagal karena tidak dapat
meneruskan sekolah.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengikuti kegiatan di rumah sakit bila disuruh, seperti membersihkan ruangan.
Klien mengatakan jarang ikut serta dalam kegiatan sosial di lingkungan rumahnya. Klien
membantu neneknya berjualan kopi di pasar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien dapat membina hubungan baru dengan orang lain.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya adanya Allah, SWT. Klien mengatakan jika sholat
dan berdoa akan menenangkan hatinya.
b. Kegiatan ibadah
Di rumah klien melaksanakan sholat lima waktu begitu juga di RSJ. Klien mengatakan
kadang sholat lima waktu ada yang tertinggal karena sering malas, namun klien juga
mengatakan dosa kalau tidak melakukan sholat lima waktu.
Tidak rapi
2. Pembicaraan
√ Cepat Apatis
√ Keras Lambat
Gagap Membisu
Jelaskan:
Klien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan sesuai, klien sering berbicara keras dan
agak cepat jika ditanya oleh perawat, dan singkat dalam menjawab, klien terlihat
mengancam pada saat sedang bertengkar dengan temannya di RSJ.
3. Aktifitas motorik
Lesu Tik
√ Tegang Grimase
√ Gelisah Tremor
Agitasi Konvulsif
Jelaskan:
Klien terlihat gelisah, ekspresi wajah tegang saat klien bertengkar dengan temanya muka
merah, rahang mengatup, tangan mengepal. Klien juga terlihat selalu mondar-mandir.
Masalah keperawatan:
- Perilaku Kekerasan
- Resti mencederai diri dan atau orang lain/ lingkungan
4. Alam Perasaan
√ Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira
berlebihan
Putus asa
Jelaskan:
Klien terlihat sedih seperti sedang memikirkan sesuatu dengan pandangan kosong, klien
mengatakan ingin menangis karena merasa gagal jika mengingat masa lalunya terutama
ketika klien tidak tamat sekolahnya.
5. Afek
Datar √ Labil
Jelaskan:
Ada perubahan roman muka saat berbicara tentang masa lalu klien dengan perawat, emosi
mudah berubah, kadang klien terlihat gelisah, sering senyum dan tiba-tiba mengatakan ingin
menangis.
Bermusuhan √
Kontak mata kurang
Jelaskan:
Saat dikaji, klien mau diajak berbicara dan hanya sesekali menatap perawat. Klien mudah
mengalihkan perhatian.
7. Persepsi
Pendengaran Pengecapan
√ Penglihatan Penghiduan
Perabaan
Jelaskan:
Klien berbicara memaki seseorang yang berada di balik pintu dan sedang merokok, ekspresi
klien terlihat kesal, mata melotot dan pandangan tajam
Tangensial Blocking
Jelaskan:
Klien dapat menjawab pertanyaan perawat sesuai topik namun dijawab dengan singkat,
tidak berbelit-belit. klien juga Kadang berbicara meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
pada saat klien ditanya oleh perawat tentang latihan komunikasi verbal klien terlihat seperti
sedang berbicara dengan orang lain yang sebenarnya tidak ada.
Obsesi Depersonalisasi
Waham
Agama Curiga
Somatik Nihilistik
Jelaskan:
Saat dikaji klien mengatakan sering muncul pikiran-pikiran masa lalu kurang
menyenangkan.
11. Memori
Jelaskan:
Saat dikaji klien dapat mengingat kejadian-kejadian sebelum masuk rumah sakit dan riwayat
hidupnya, klien juga mengetahui sudah berapa lama dirawat di RSJ, selain itu klien dapat
mengingat kontrak waktu dan topik yang telah disepakati antara perawat dengan klien.
√ Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
√
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Saat dikaji klien mampu berhitung ringan seperti 12-5=7, klien mampu menjawab dengan
benar. Perhatian klien mudah beralih saat berinteraksi dengan perawat bila melihat teman
sekitarnya merokok. Klien juga terlihat kurang berkonsentrasi saat latihan mengontrol
marah, pertanyaan perlu diulang dahulu.
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan:
Klien dapat mengambil keputusan saat diberi kesempatan memilih antara mau menonton TV
dulu atau menulis puisi dulu, klien mengatakan ingin menulis puisi dulu. Klien mampu
menilai diri sendiri akan perilakunya yang tidak baik, seperti klien mengatakan bahwa
marah yang dipendam adalah tidak baik.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
Jelaskan:
Klien mengatakan dirinya sedang sakit dan berharap cepat sembuh.
√ Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/ BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/ berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
6. Pengunaan obat
√ Bantuan minimal
Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
√ ya tidak
Pengaturan keuangan
√ ya tidak
Dll
ya tidak
Jelaskan:
Klien perlu bantuan minimal seperti bantuan motivasi saat melakukan kegiatan sehari-hari,
seperti makan, tidur dan minum obat.
Adaptif Maladaptif
Lainnya √ lainnya
Jelaskan:
Klien mengatakan pernah minum alkohol saat ada masalah, klien mengatakan bila ada
masalah di rumah klien sering merokok, marah, lebih suka diam/ menghindar tidak
mengungkapkan marahnya atau klien mengatakan jika sedang kesal klien langsung tidur.
√ Masalah dengan dukungan kelompok (keluarga), spesifik: keluarga menyadari keadaan klien
yang sakit serta tidak patuh minum obat.
√ Masalah dengan pendidikan, spesifik: klien hanya sekolah sampai kelas III SMP tidak tamat
Masalah dengan pekerjaan, spesifik: klien bekerja menjual kopi, membantu usaha
neneknya.
√ Masalah dengan perumahan, spesifik: klien merasa tidak nyaman tinggal dengan
pamannya.
√ Koping √ Obat-obatan
Lainnya
Jelaskan :
Klien dan keluarga tidak mengetahui tentang penyakit jiwa yang dialami oleh klien, keluarga
kurang memberikan dukungan terhadap klien selama di RSJ, selain itu keadaan klien di rumah
kurang harmonis dengan pamannya, klien saat dikaji pertama kali klien tidak mengetahui
marah yang konstruktif, dan Klien saat ditanya tidak tahu tentang obat-obatan yang
diminumnya.
Radiologi
- Cor sinuses, diafragma normal
- Pulmo hilli dan corakan paru normal, tidak tampak perbercakan lunak
- Kesan Radiologis: cord dan pulmo tidak ada kelainan.
Hasil Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Satuan
pemeriksaan
31/01/08 Urinalisa
- Warna Kuning Kuning jernih -
- BJ 1.015 1.003-1.030 -
- PH 6,0 5,0-6,0 -
- Leukosit - - leu/ µl
- Nitrit - - mg/dl
- Protein - - mg/dl
- Glukosa - - mg/dl
- Keton - - mg/dl
- Urobilinogen - 0,1-1 mg/dl
- Bilirubin - - mg/dl
- Blood - - mg/dl
- Sedimen - - ery/µl
22/01/08 Hematologi
- Hb 14,6 12-18 gr/dl
- Leukosit 16.200 4000-10.000 per/L
Kimia darah
- SGOT 105,6 0-37 µ/l
- SGPT 40,5 0-42 µ/l
ngaroko, A....!
Objektif
Klien terlihat berbicara memaki seseorang yang
berada dibalik pintu yang sedang merokok yang
sebenernya tidak ada
Ekspresi klien terlihat kesal
Mata klien melotot terlihat kosong
Pandangan klien tajam
Klien mencaci dengan kata-kata kasar terhadap
seseorang yang dilihat nya
Muka klien marah dengan ekspresi tegang
Konsentrasi rendah
Berhenti bicara ditengah-tengah kalimat untuk
melihat sesuatu
Klien juga kadang berbicara meloncat dari satu topik
ke topik lainnya, pada saat klien ditanya perawat
tentang latihan komunikasi verbal klien terlihat
seperti sedang berbicara dengan orang lain yang
sebenernya tidak ada
3. Subjektif Risiko harga diri rendah
situasional d.d perasaan tidak
Klien mengatakan “saya miskin” berdaya
Klien mengatakan ingin menangis
Klien mengatakan merasa gagal karena tidak dapat
meneruskan sekolah
Klien mengatakan merasa sedih karena kehilangan
neneknya
Klien mengatakan pernah disodomi oleh tukang koran
Klien mengatakan sering muncul pikiran-pikiran
masalalu kurang menyenangkan
Klien mengatakan meresa dikucilkan karena ibunya
tidak pernah datang menjenguk selama klien dirawat
diRSJ
Objektif
Kurang nya kontak mata
Ragu-ragu
Mata berkaca-kaca seperti ingin menangis
Klien terlihat menunduk
4. Subjektif Manajemen kesehatan tidak
efektif d.d komplesitas program
Keluarga klien pernah mengalami klien pernahperawatan/pengobatan
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, yaitu sejak
tahun 2000 pernah berobat jalan di RSJ bandung
sampai dengan klien dirawat pada tahun 2006
dikarenakan tidak teratur minum obat. Saat ini klien
dirawat diRSJ yang kedua kalinya karena penyebab
yang sama
Keluarga mengatakan waktu dirumah minum obat
tidak teratur, walau kadang dibujuk
Objektif
Klien sudah dua kali dirawat
Klien sebelumnya merupakan klien rawat jalan
Klien saat ditanya tidak tahu fungsi tentang obat-
obatan yang diminum
5. Subjektif Ketidakmampuan koping
keluarga d.d resistensi keluarga
Klien mengatakan ibunya tidak pernah mengunjungiterhadap perawatan/pengobatan
nya selama klien di RSJ yang kompleks
Klien mengatakan berasal dari keluarga miskin
Klien mengatakan tidak ada yang menjemputnya ke
RSJ
Klien mengatakan pernah menyaksikan pertengkaran
kedua orang tuanya
Klien mengatakan pernah bertengkar dengan
pamannya karena masalah dagangan
Objektif
Keluarga klien belum mengunjugi klien hampir 2
Minggu
Ibu klien belum mengunjungi klien sejak klien
dirawat
Penyakit klien kambuh ke 2 kalinya
6. Subjektif Koping tidak efektif b.d ketidak
percayaan terhadap
Klien mengatakan bila ada masalah dirumah, klien
kemampuan diri mengatasi
sering merokok, marah, lebih suka diam atau tidur masalah
Klien mengatakan merasa sedih karena kehilangan
neneknya, trauma karena disodomi oleh tukang koran
Klien mengatakan pernah minum alkohol saat ada
masalah
Objektif
Klien terlihat bersedih saat mengingat ibunya
Emosi berubah-ubah
Klien terlihat gelisah
Klien tampak menggerak gerakan kakinya
Klien terlihat bicara seperlunya, jawab singkat
Suara keras dan tegas
Pandangan tajam
Klien terlihat sering mondar-mandir
Klien terlihat menyendiri sambil merokok
7. Subjektif Risiko perilaku kekerasan d.d
riwayat atau ancaman
Klien terlihat berbicara memaki seseorang yangkekerasan terhadap diri sendiri
berada dibalik pintu yang sedang merokok yangatau orang lain atau dekstruksi
properti orang lain.
sebenernya tidak ada
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan
fisik sebagai korban dari pengoroyokan sesama
pelajar saat smp, klien juga mengatakan pernah
dipukuli karena berkata-kata kasar kepada orang
Klien dan keluarga klien mengatakan klien pernah
bertengkar dengan pamannya karena masalah
dagangan hingga klien dipukul
Objektif
Klien terlihat bingung
Mondar-mandir
Postur tubuh kaku
Menghisap rokok yang dalam
Bicara dengan nada suara keras
Tangan diremas-remas
Pada saat dikaji klien sedang bertengkar dengan klien
lain seruangan karena kesalah pahaman yang
mengakibatkan mereka saling memukul dan klien
mengancam
Intervensi
SDKI SLKI SIKI
Dx. I 1. Verbalisasi ancaman kepada orangObservasi
Perilaku kekerasan b.d lain - Identifikasi penyebab/pemicu kemarahan
ketidakmampuan 2. Verbalisasi umpatan - Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi
mengendalikan dorongan3. Perilaku menyerang kemarahan
marah dan status mental. 4. Perilaku melukai diri sendiri/orang - Monitor potensi agresi tidak konstruktif
lain melakukan tindakan sebelum agresif
5. Perilaku agresif/amuk - Monitor kemajuan dengan membuat data, jika
6. Suara keras perlu
Terapeutik
- Gunakan pendekatan yang tenang atau
meyakinkan
- Fasilitasi mengekspresikan marah secara adaptif
- Cegah aktivitas pemicu agresi (mis, meninju
tas, mondar-mandir,berolahraga berlebihan)
- Lakukan kontrol eksternal (mis, pengekangan,
time-out, dan seklusi), jika perlu
- Dukung menerapkan strategi pengendalian
marah dan ekspresi amarah adaptif
- Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan
strategi pengendalian matah
Edukasi
- Jelaskan makna, fungsi marah, frustasi, dan
respon marah
- Ajarkan meminta bantuan perawat atau
keluarga selama ketegangan meningkat
- Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi
marah maladatif
- Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman
emosi yang kuat (mis, latihan asertif, teknik
relaksasi, jurnal, aktivitas penyaluran energi)
Dx. II 1. Verbalisasi mendengar bisikan Observasi
Gangguan persepsi sensori2. Verbalisasi melihat bayangan - Monitor perilaku yang mengindentifikasi
b.d gangguan penglihatan3. Distorsi sensori halusinasi
dan gangguan4. Perilaku halusinasi - Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan
pendengaran stimuasi lingkungan
- Monitor isi halusinasi (mis, kekerasan atau
membahayakan diri)
Terapeutik
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak
dapat mengontrol perilaku (mis, limit selting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik,
seklusi)
- Diskusikan perasaan dan respon terdahap
halusinasi
- Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya
halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya
untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
- Anjurkan melakukan distrasi (mis,
mendengarkan musik, melakukajn aktivitas dan
teknik relaksasi)
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
Dx. III 1. Konsentrasi Observasi
Risiko harga diri rendah2. Kontak mata - Identifikasi keadaan emosional saat ini
situasional d.d perasaan - Identifikasi respons uang ditunjukan berbagai
tidak berdaya situasi
Terapeutik
- Diskusikan nilai-nilai ang berkontribusi
terhadap konsep diri
- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau
respon terhadap kondisi
- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
- Ungkapkan penyangkaian tentang kenyataan
- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan
belajar
Edukasi
- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan
tentang diri
- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis,
marah atau depresi)
- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai
korban
- Anjurkan mengindentifikasi perasaan bersalah
- Anjurkan mengindentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi
negatif tentang diri
- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan
kelompok sebaya
- Anjarkan cara membuat prioritas hidup
- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki
Dx. IV 1. Verbalisasi kemauan mematuhiObservasi
Manajemen kesehatan program perawatan/pengobatan - Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga
tidak efektif d.d2. Verbalisasi mengikuti annjuran tentang kesehatan
komplesitas program3. Perilaku mengikuti program - Identifikasi konsekuensi tidak melakukan
perawatan/pengobatan perawatan/pengobatan tindakan bersama keluarga
4. Perilaku menjalankan anjuran - Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan
keluarga
Terapeutik
- Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang
mendukung upaya kesehatan
- Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam
keluarga
- Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara
optimal
Edukasi
- Informasikan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
- Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga
Dx. V 1. Perasaan diabaikan Observasi
Ketidakmampuan koping2. Perasaan tertekan - Identifikasi respons emosional terhadap kondisi
keluarga d.d resistensi saat ini
keluarga terhadap - Identifikasi beban prognosis secara psikologis
perawatan/pengobatan - Identifikasi pemahaman tentang keputusan
yang kompleks perawatan setelah pulang
- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan
keluarga
- Terima nila-nilai keluarga dengan cara yang
tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien
dan keluarga atau antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan dalam
merencanakan perawatan jangka panjang, jika
perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dalam
mengindentifikasi dan menyelesaikan konflik
nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga
(mis, tempat tinggal, makanan, pakaian)
- Fasilitasi anggota keluarga melalui proses
kematian dan berduka, jika perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan
untuk mempertahankan keputusan perawatan
pasien
- Bersikap sebagai penggati keluarga untuk
menenangkan pasien dan/atau jika keluarga
tidak dapat memberikan perawatan
Edukasi
- Informasika kemajuasn pasien secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Dx. VI 1. Verbalisasi kempuan mengatasiObservasi
Koping tidak efektif b.d masalah - Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
ketidak percayaan 2. Verbalisasi pengakuan masalah panjang sesuai tujuan
terhadap kemampuan diri 3. Perilaku asertif - Identifikasi kemampuan yang dimiliki
mengatasi masalah 4. Tanggung jawab diri - Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk
5. Kemampuan membina memenuhi tujuan
hubungan - Identifikasi pemahaman proses penyakit
6. Perilaku penyalahgunaan zat - Identifiasi dampak situasi terhadap peran dan
hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan
rasa bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya
pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang
realistis
- Tinjau kembali kemampuam dalam
pengambilan kesempatan
- Hindari mengambil keputusan saat pasien
berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengindetifikasi sistem pendukung
yang tersedia
- Dampingi saat berduka (mis, penyakit kronis,
kecatatan)
- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang
berhasi mengalami pengalaman sama
- Dukung penggunaan lingkungan yang
mengancam
Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan memiliki
kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika
perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah konstruktig
- Latih penggunaan teknik relaksasi
- Latig keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian obyektif
Edukasi
- Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk
mendukung keselamata pasien
- Latih cara mengungkapkan perasaan secara
asertif
- Latih mengurangi kemarahan secara verbal
dan non verbal (mis, relaksi, bercerita
Implementasi & Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Dx. I S : Klien mengatakan sudah bisa mengendalikan
Perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan emosionalnya.
dorongan marah dan status mental. O : Pasien terlihat lebih tenang.
A :Masalah teratasi
Observasi P : Intervensi dihentikan
- Mengidentifikasi penyebab/pemicu kemarahan
- Mengidentifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi
kemarahan
- Memonitor potensi agresi tidak konstruktif melakukan tindakan
sebelum agresif
- Memonitor kemajuan dengan membuat data, jika perlu
Terapeutik
- Menggunakan pendekatan yang tenang atau meyakinkan
- Memfasilitasi mengekspresikan marah secara adaptif
- Mencegah aktivitas pemicu agresi (mis, meninju tas, mondar-
mandir,berolahraga berlebihan)
- Melakukan kontrol eksternal (mis, pengekangan, time-out, dan
seklusi), jika perlu
- Mendukung menerapkan strategi pengendalian marah dan
ekspresi amarah adaptif
- Memberikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi
pengendalian matah
Edukasi
- Menjelaskan makna, fungsi marah, frustasi, dan respon marah
- Mengajarkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama
ketegangan meningkat
- Mengajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladatif
- Mengajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi
yang kuat (mis, latihan asertif, teknik relaksasi, jurnal, aktivitas
penyaluran energi)
Dx. II S : pasien mengatakan sudah dapat mengontol halusinasi
Gangguan persepsi sensori b.d gangguan penglihatan dan O : Pasien terlihat sudah bisa melakukan distrasi
gangguan pendengaran A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Observasi
- Memonitor perilaku yang mengindentifikasi halusinasi
- Memonitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimuasi
lingkungan
- Memonitor isi halusinasi (mis, kekerasan atau membahayakan
diri)
Terapeutik
- Mempertahankan lingkungan yang aman
- Melakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol
perilaku (mis, limit selting, pembatasan wilayah, pengekangan
fisik, seklusi)
- Mendiskusikan perasaan dan respon terdahap halusinasi
- Menghindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
- Menganjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- Menganjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk
memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap
halusinasi
- Menganjurkan melakukan distrasi (mis, mendengarkan musik,
melakukajn aktivitas dan teknik relaksasi)
- Mengajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Dx. III S : Pasien mengatakan sudah bisa melatih kemampuan positif
Risiko harga diri rendah situasional d.d perasaan tidak dalam diri.
berdaya O : Pasien terlihat dapat merespons tindakan dengan baik
A : Masalah teratasi
Observasi P : Intervensi dihentikan
- Mengidentifikasi keadaan emosional saat ini
- Mengidentifikasi respons uang ditunjukan berbagai situasi
Terapeutik
- Mendiskusikan nilai-nilai ang berkontribusi terhadap konsep
diri
- Mendiskusikan tentang pikiran, perilaku atau respon terhadap
kondisi
- Mendiskusikan dampak penyakit pada konsep diri
- Ungkapkan penyangkaian tentang kenyataan
- Memotivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar
Edukasi
- Menganjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri
- Menganjurkan menyadari bahwa setiap orang unik
- Menganjurkan mengungkapkan perasaan (mis, marah atau
depresi)
- Menganjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
- Menganjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban
- Menganjurkan mengindentifikasi perasaan bersalah
- Menganjurkan mengindentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
- Menganjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tentang
diri
- Menganjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok
sebaya
- Mengajarkan cara membuat prioritas hidup
- Melatih kemampuan positif diri yang dimiliki
Dx. IV S : Keluarga mengatakan pasien sudah dapat menjalani
Manajemen kesehatan tidak efektif d.d komplesitas program pengobatan/perawatan dengan baik
perawatan/pengobatan O : pasien terlihat sudah bisa meminum obat dengan teratur
A : Masalah teratasi
Observasi P : Intervensi dihentikan.
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
- Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
bersama keluarga
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
- Mengidentifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
Terapeutik
- Memotivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung
upaya kesehatan
- Menggunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
- Menciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
Edukasi
- Menginformasikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga
- Menganjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
- Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
Dx. V S : Pasien mengatakan sudah tidak ingin menangis karena
Ketidakmampuan koping keluarga d.d resistensi keluarga keluarga sudah menjenguknya
terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks O : keluarga pasien sudah terlihat menjenguk pasien ke RSJ
A : Masalah teratasi
Observasi P : Intervensi dihentikan
- Mengidentifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
- Mengidentifikasi beban prognosis secara psikologis
- Mengidentifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan
setelah pulang
- Mengidentifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan
Terapeutik
- Mendengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
- Menerima nila-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
- Mendiskusikan rencana medis dan perawatan
- Memfasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar anggota keluarga
- Memfasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang, jika perlu
- Memfasilitasi anggota keluarga dalam mengindentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
- Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis,
tempat tinggal, makanan, pakaian)
- Memfasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu
- Memfasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
peralatan yang diperlukan untuk mempertahankan keputusan
perawatan pasien
- Bersikap sebagai penggati keluarga untuk menenangkan
pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
Edukasi
- Menginformasika kemajuasn pasien secara berkala
- Menginformasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia
Dx. VI S : klien mengatakan sudah dapat memecahkan masalah
Koping tidak efektif b.d ketidak percayaan terhadap O : klien tampak sudah lebih bahagia
kemampuan diri mengatasi masalah A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Observasi
- Mengidentifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai
tujuan
- Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
- Mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
- Mengidentifikasi pemahaman proses penyakit
- Mengidentifiasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
- Mengidentifikasi metode penyelesaian masalah
- Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
- Mendiskusikan perubahan peran yang dialami
- Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Mendiskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Mendiskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku sendiri
- Mendiskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
- Mendiskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
- Memfasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Memberikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu
dalam perawatan
- Memotivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Meninjau kembali kemampuam dalam pengambilan
kesempatan
- Menghindari mengambil keputusan saat pasien berada
dibawah tekanan
- Memotivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Memotivasi mengindetifikasi sistem pendukung yang
tersedia
- Mendampingi saat berduka (mis, penyakit kronis, kecatatan)
- Memperkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasi
mengalami pengalaman sama
- Mendukung penggunaan lingkungan yang mengancam
Edukasi
- Menganjurkan menjalin hubungan memiliki kepentingan dan
tujuan sama
- Menganjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
- Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Menganjurkan keluarga terlibat
- Menganjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
- Mengajarkan cara memecahkan masalah konstruktig
- Melatih penggunaan teknik relaksasi
- Melatih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
- Melatih mengembangkan penilaian obyektif
Dx. VII S : pasien sudah dapat mengunkapkan perasaan secara asertif
Risiko perilaku kekerasan d.d riwayat atau ancaman O : pasien tampak lebih relaks
kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain atau A : masalah teratasi
dekstruksi properti orang lain. P : Intervensi dihentikan
Observasi
- Memonitor adanya benda yang berpontensi membahaykan
(mis, benda tajam, tali)
- Memonitor keaman barang yang dibawa oleh pengunjung
- Memonitor selama penggunaan barang yang dapat
membahayakan (mis, pisau cukur)
Terapeutik
- Mempertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
- Melibatkan keluarga dalam perawatan
Edukasi
- Menganjurkan pengunjung dan keluarga untuk mendukung
keselamata pasien
- Melatih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
- Melatih mengurangi kemarahan secara verbal dan non verbal
(mis, relaksi, bercerita)