KESEHATAN JIWA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. “S”
Umur : 38 tahun
Alamat : Mojokerto
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
JenisKel. : Laki-laki
No RM : 105388
2.ALASAN MASUK
- Data Primer
Klien mengatakan di bawah kesini karena mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
membenturkan kepalanya ke tembok.
- Data Sekunder
Klien diantarkan oleh keluarga ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang karena
beberapa kali mencoba menabrakkan diri ke mobil.
5. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal : 10 Februari 2015
1. Keadaan umum :
- Rambut rapi dan tidak berketombe
- Mulut bersih
- Badan tidak bau
- Kuku pendek dan bersih
2. Tanda vital:
TD : 110/80 mm/Hg
N : 72 x/m
S : 36,7 C
P : 20 x/m
3. Ukur:
BB : 45 kg
TB : 158 cm
4. Keluhan fisik:
Klien mengatakan pusing namun dari pemeriksaan fisik dan cara berjalan klien tidak
menunjukkan adanya pusing.
Diagnosa Keperawatan :-
6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
=
Tinggal serumah
= Pasien
= Garis pernikahan
= Garis keturunan
= Orang terdekat
Penjelasan :
Klien adalah anak kedua dari empat bersaudara, klien telah menikah dan memiliki dua orang
anak. Klien tinggal serumah dengan ibu, istri dan kedua anaknya, pola komunikasi dalam
keluarga cukup baik jika ada masalah selalu dibicarakan dengan istri. Pola asuh yang diberikan
orang tua klien cukup baik karena kedua orang tua cukup sabar. Pengambilan keputusan dalam
keluarga biasanya dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan istrinya
Diagnosa Keperawatan : -
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan mensyukuri akan tubuhnya karena sudah tidak ada kekurangan pada
anggota tubuhnya dan Klien menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas :
Klien mengatakan adalah kepala rumah tangga, bekerja senbagai kukli bangunan, klien
mengatakan puas walaupun bekerja sebagai kuli bangunan karena sekolahnya hanya sebata SD
dan klien mengatakan sudah merasa puas sebagai lelaki karena bisa mengatur dan memnuhi
kebutuhan rumah tangga.
c. Peran :
Klien mengatakan sebagai kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
dengan bekerja sebagi kuli bangunan. Klien mengatakan saat di rumah juga mengikuti kegiatan
kelompok misal, tahlilan rutin tiap hari kamis, klien juga mengatakan dulu pernah akatif
didalam lingkungan masyarakat, misal pernah menjadi bendahara RT
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar bisa berkumpul bersama keluarga dan
agar bisa bekerja lagi untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi.
e. Harga diri :
Klien mengatakan bahwa klien merasa malu berada di RSJ Lawang karena klien mengetahui
bahwa tempat ini adalah tempat bagi orang yang memiliki sakit jiwa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah Istrinya karena menurut klien jika ada
masalah selalu dibicarakan dengan istri, istrinya adalah orang yang paling mengerti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien mengatakan saat di rumah juga mengikuti kegiatan kelompok misal, tahlilan rutin tiap
hari kamis, klien juga mengatakan dulu pernah aktif didalam lingkungan masyarakat, misal
pernah menjadi bendahara RT, di RSJ Lawang klien hanya duduk-duduk, tiduran mau
mengikuti giatan misal, menyapu jika diajak perawat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan jarang bercakap-cakap dengan orang lain dan lebih suka menyendiri karena
susah untuk memulai pembicaraan.
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa beragama Islam dan percaya kepada Allah SWT dengan
menjalankan sholat, pada saat ditanya penyebab sakit jiwa dipandang dari segi agamanya tidak
dapat menjelaskan, pada saat ditanya gangguan jiwa menurut pandangan klien tinggal karena
stres.
b. Kegiatan ibadah
Klien Mengatakan bahwa klien mengikuti Tahlilan rutin setiap hari Kamis malam Jum’at, di
rumah kadang sholatnya tidak teratur. Pada saat ditanya tentang pentingnya kegiatan ibadah
klien menjawab sebagai hamba untuk mendektkan diri pada Tuhan, hidup supaya tenang
Diagnosa Keperawatan : -
7. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan cukup rapi menggunakan baju yang sesuai, tidak terbalik, rambut potong pendek
ada ketomber, gigi hitam-hitam bekas rokok, kuku pendek dan bersih.
Diagnosa Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Nada bicara pelan, seperlunya, jawaban singkat sesuai dengan pertanyaan perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat lesu, kurang bersemangat, dan sering duduk menyendiri, klien mengatakan
malas untuk melakukan kegiatan di ruangan
Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas
4. Afek dan Emosi
Afek emosi klien sesuai, terbukti saat klien mengatakan sedih dan ingin cepat pulang bertemu
dengan Istri, Anak dan Keluarga tetapi keinginannya belum bisa terwujud klien menceritakan
masalahnya dengan wajah yang sedih.
Diagnosa Keperawatan : -
5. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, kontak mata kurang karena klien lebih banyak menunduk dan klien mau
menjawab pertanyaan dari perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
6. Persepsi – Sensorik
Klien mengatakan sering mendangar suara bisikan seorang lelaki yang menyuruhnya untuk
membentur-benturkan kepalanya, suara itu muncul terutama pada saat sendiri jika suara itu
muncul klien tidak menghiraukannya.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori :Halusinasi Pendengaran
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir dan bentuk pikir:
Pembicaraan klien lancar, dapat di pahami, dan jawaban sesuai dengan pertanyaan perawat.
b. Isi Pikir
Klien selalu mengatakan ingin cepat pulang untuk bertemu dengan anak dan istrinya
c. Bentuk pikir:
Realistik, Karena klien jauh dari anak istrinya
Diagnosa Keperawatan : -
8. Kesadaran
Kesadaran klien komposmentis GCS : 4-5-6, terbukti klien mampu melakukan kegiatan
sehari-hari dengan mandiri namun kesadaran klien berubah terbukti suka menyendiri dan
berdiam diri.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Orientasi
Klien tidak mengalami gangguan orientasi baik waktu, tempat dan orang terbukti pada saat
diatanya sekarang jam berapa? Klien menjawab Jam 11.00, termasuk pagi, siang, sore apa
malam? Klien menjawab Siang Mas. Pada saat ditanya sekarang bapak berada dimana klien
menjawab di RSJ Lawang, bapak ngerti RSJ Lawang tempatnya orang apa? Ya Mas, tempatnya
orang dengan sakit jiwa dan pada saat ditanya siapa yang pakai kaos hijau klien menjawab
pasien dan pada saat ditanya siapa yang memakai seragam putih-putih, klien menjawab
mahasiswa perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
10. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka pendek dan saat ini,
terbukti klien mampu bercerita pernah kerja di Irian Jaya pada tahun 2007, klien juga bercerita
bahwa diantar ke RSJ Lawang oleh keluarga, pak Sugeng dan pak Mulyono dan pada saat
ditanya apa kegiatan yang barusan dilakukan klien menjawab baru selesai mengikuti senam.
Diagnosa Keperawatan : -
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien baik terbukti pada saat disuruh menghitung mundur dari angka 27 – 15
klien mampu melakukannya, klien juga mampu berhitung secara sederhanan baik penjumlahan,
pengurangan pembagian dan perkalian, misal 13 + 8 = 21, 13 – 8 = 5, 12 : 4 = 3,
4 x 4 = 16
Diagnosa Keperawatan : -
12. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, terbukti pada waktu klien ditanya ngepel dulu apa
nyapu dulu? klien menjawab disapu dulu agar lantai bersih dan klau dipel tidak kotor lagi.
Diagnosa Keperawatan : -
13. Daya tilik diri
Klien mengatakan tau kalau sekarang berada di rumah sakit jiwa tapi klien mengatakaan
bahwa dirinya merasa tidak sakit jiwa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
MEKANISME KOPING
Klien mengatakan jika ada masalah klien langsung membicarakan dengan isrtinya.
Diagnosa Keperawatan : -
PENGETAHUAN KURANGTENTANG
Klien mengatakan tidak tau penyebab sakit jiwa tetapi mengerti bagaimana tanda orang sakit
jiwa, tidak seperti orang biasanya, jalan terus, berbicara sendiri, suka menyendiri dan orang
sakit jiwa itu harus diobati supaya sembuh.
Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetauan : tentang gangguan jiwa.
ASPEK MEDIS
1. Diagnosis medik :
Psikotik akut
ANALISA DATA
N DIAGNOSA
DATA
O KEPERAWATAN
1 DS: Koping keluarga
. - Klien mengatakan hanya inefektif : kurang
berobat ke pak kyai. pengetahuan
- Klien mengatakan tidak
pernah berobat kerumah sakit
sebelumnya.
DO:
- Baru pertama kali di
bawak ke rumah sakit
2 DS: Resiko tinggi
. - Klien mengatakan saat di kekerasan
rumah pernah membenturkan
kepalanya ke tembok dan
mencoba menabrakkan diri ke
mobil.
DO:
-
3 DS: Gangguan konsep
. - Klien mengatakan merasa diri : Harga diri
malu berada di RSJ Lawang rendah
karena klien mengetahui bahwa
tempat ini adalah tempat bagi
orang yang memiliki sakit jiwa.
DO:
- Klien sering menyendiri
- Kontak mata kurang
- Bicara pelan
4 DS: Kerusakan
. - Klien mengatakan jarang interaksi sosial
bercakap-cakap dengan orang
lain dan lebih suka menyendiri
karena susah untuk memulai
pembicaraan
- Klien mengatakan sulit
untuk memulai pembicaraan
DO:
- Sering menyendiri
- Kontak mata kurang
- Bicara pelan
5 DS: Intoleransi
. - Klien mengatakan malas aktivitas
untuk melakukan kegiatan di
ruangan
DO:
- Klien lesu
- Kurang bersemangat
- Sering duduk menyendiri
6 DS: Gangguan persepsi
. - Klien mengatakan sering sensori :Halusinasi
mendangar suara bisikan seorang Pendengaran
lelaki yang menyuruhnya untuk
membentur-benturkan kepalanya
DO:
- Suka menyendiri
- Mengarahkan telinganya
pada suatu titik
- Sering memandang satu
arah
7 DS: Gangguan proses
. - Klien mengatakan tau pikir
kalau sekarang berada di rumah
sakit jiwa tapi klien mengatakaan
bahwa dirinya merasa tidak sakit
jiwa.
DO:
- Suka menyendiri
- Jarang berinteraksi dengan
pasien lain
8 DS: Kurang
. - Klien mengatakan tidak tau pengetauan : tentang
penyebab sakit jiwa gangguan jiwa.
DO:
-
POHON MASALAH
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. S
No. CM : 105388
Jenis kelamin
Ruang : Kutilang
T Diagnos Perencanaan
Rencana Tindakan
g a Rasional
Keperaw Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
l atan
Ganggu TUM: R/ Klien
an Klien dapat yang sudah
sensori mengontrol Setelah 1 x percaya
1.1 Bina hubungan saling
persepsi: halusinasi pertemuan klien kepada
percaya dengan menggunakan
halusinas yang mampu membina perawat akan
prinsip komunikasi terapeutik
i dialaminya hubungan saling membantu
a. Sapa klien dengan ramah
(lihat/den Tuk 1 : percaya dengan mempermud
baik verbal maupun non verbal.
gar/peng Klien perawat dengan kriteria ah kerjasama
hidu/raba dapat evaluasi : ekspresi b. Perkenalkan nama, nama sehingga
/kecap) membina wajah bersahabat, panggilan dan tujuan perawat klien lebih
hubungan menunjuk-kan rasa berkenalan koop
saling senang, ada montak
percaya mata, mau berjabat c. Tanyakan nama lengkap
tangan, mau dan nama panggilan yang
menyebutkan nama, disukai klien
mau membalas salam,
mau duduk berdampi- d. Buat kontrak yang jelas
ngan dengan perawat e. Tunjukkan sikap jujur dan
mau mengutarakan menepati janji setiap kali
masalahnya. interaksi
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
h. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
i. Dengarkan ungkapan klien
dengan penuh perhatian ekspresi
T Diagnos Perencanaan
Rencana Tindakan
g a Rasional
Keperaw Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
l atan
perasaan klien
TUK 2 : R/
Klien Setelah 1x interaksi 2.1 Adakan kontak sering mengurangi
dapat klien dapat dan singkat secara bertahap. waktu
mengenal menyebutkan : kosong bagi
halusinasin a. Isi Observasi tingkah laku klien pasien
ya terkait halusinasinya(dengar sehingga
b. Waktu /lihat /penghidu /raba /kecap), pasien dapat
jika menemukan klien yang mengurangi
c. Frekunsi sedang halusinasi: bicara dan frekwensi
tertawa tanpa stimulus, halusinasi
d. Situasi dan
memandang ke kanan / kekiri /
kondisi yang
kedepan seolah-olah ada teman
menimbulkan
bicara.
halusinasi
Bantu klien mengenal
halusinasinya
a. Jika menemukan klien
sedang halusinasi, tanyakan
apakah ada bisikan yang
didengar/melihat bayangan yang
tanpa wujud atau merasakan
sesuatu yang tidak ada
wujudnya
5. Setelah 1x
3.5 Beri kesempatan untuk
pertemuan klien
melakukan cara yang di pilih
mengikuti terapi
dan dilatih.
aktivitas kelompok
Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian
TUK 5 : R/
Klien 1. Setelah 1x 5.1 Diskusikan dengan klien meningkatka
dapat interaksi klien tentang manfaat dan kerugian n kesadaran
memanfaatk menyebutkan; tidak minum obat, nama , pasien akan
an obat warna, dosis, cara , efek terapi pentingnya
dengan baik a. Manfaat minum dan efek samping penggunan minum obat
obat obat
T Diagnos Perencanaan
Rencana Tindakan
g a Rasional
Keperaw Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
l atan
b. Kerugian tidak
minum obat
5.2 Pantau klien saat R/
c. penggunaan obat mencegah
Nama,warna,dosis, Beri pujian jika klien pasien
efek terapi dan efek menggunakan obat dengan membuang
samping obat benar obat yang
5.3 Diskusikan akibat seharusnya
2. Setelah 1x
berhenti minum obat tanpa diminum
interaksi klien
konsultasi dengan dokter
mendemontrasikan
Anjurkan klien untuk R/ berikan
penggunaan obat
konsultasi kepada motivasi
dengan benar
dokter/perawat jika terjadi hal – kepada
3. Setelah 1x hal yang tidak di inginkan pasien untuk
interaksi klien minum obat
menyebutkan akibat sesuai aturan
berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter
5. Mengidentifikasi
Frekuensi halusinasinya
“Bisikannya sering ya “biasanya pada
bapak?” saat saya lagi
sendiri”
A:
Pasien
mampu
mengidentifikasi
jenis, waktu, isi,
frekwensi, situasi
dan respon
terhadap
halusinasinya
Pasien belum
mau
memperagakan
cara menghardik
halusinasi
P:
Pasien :
Anjurkan
pasien latihan
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
bila halusinasi
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
muncul
Perawat :
Ulangi SP 1
cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
11/2/20 Gangguan SP 1 : S:
15 persepsi 1. Bina hubungan
sensori : saling percaya “pagi mas”
Halusinasi “salamat pagi bapak”
Pendengaran “lupa mas”
“Masih ingat nama
saya siapa?” “iya mas Arik”
“syukurlah kalau
bapak mau, nanti jika “pergi... pergi...
bisikan itu datang lagi saya tidak mau
bapak harus bisa dengar... kamu
mengusirnya dengan suara palsu”
cara mengatakan
[pergi... pergi... saya “iya mas”
tidak mau dengar...
kamu suara palsu] coba
bapak ulangi” O:
Pasien mau
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
“iya benar seperti itu, memperagakan
di coba sekali lagi cara mengontrol
bapak” halusinasi dengar
menghardik.
“jadi nanti jika suara Kontak mata
itu datang lagi bapak bersahabat
harus bilang seperti itu”
A:
Pasien mampu
memperagakan
cara menghardik
halusinasi
P:
Pasien :
Anjurkan
pasien menghardik
halusinasi bila
halusinasi muncul
Perawat :
Lanjutkan
SP 2
12/2/20 Gangguan SP 2 S:
15 persepsi Mengevaluasi kegiatan
sensori : yang lalu (SP 1) “pagi mas,
Halusinasi 1. Bina hubungan alhamdulillah”
Pendengaran saling percaya
“pagi bapak, gimana “iya mas, saya
sudah membaik pak?” masih mendengar
“setalah saya suara-suara itu
mengajari cara meski jarang”
menghardik halusinasi,
apa bisikan itu masih
terdengar?”
2. Melatih
mengendalikan “gimana cara
halusinasi dengan mas?”
bercakap-cakap dengan
orang lain.
“kalau begitu sekarang “iya mas akan
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
saya akan mengajari saya coba tapi saya
bapak cara susah kalau harus
mengendalikan memulai
halusinasi” pembicaraan
“bapak harus sering dengan orang lain”
bercakap-cakap dengan
pasien lain agar suara-
suara itu tidak terdengar “iya mas”
lagi”
P:
Pasien :
Anjurkan
pasien
menggunakan cara
menghardik dan
bercakap-cakap
saat suara itu
muncul
Perawat :
Lanjutkan
SP3
13/2/20 Gangguan SP3 : S:
15 persepsi Mengevaluasi kegiatan
sensori : yang lalu (SP 1, SP 2) “sudah mas,
Halusinasi 1. Mengevaluasi sepertinya bisikan
Pendengaran kegiatan pasien itu sudah mulai
“gimana bapak? Apa berkurang”
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
bapak sudah mencoba
cara yang saya
ajarkan?”
A:
Pasien
mampu
mengontrol
halusinasi dengan
cara melakukan
aktivitas
P:
Pasien :
Anjurkan
sering aktivitas di
ruangan
Perawat :
Lanjutkan
SP4
16/2/20 Gangguan SP 4 : S:
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
15 persepsi 1. Mengevaluasi
sensori : semua yang telah di
Halusinasi ajarkan ke pasien “alhamdulillah
Pendengaran “gimana? Apa bapak semua itu sangat
sudah terbiasa dengan membantu saya”
semua yang sudah saya
ajarkan?” “iya mas”
A:
Pasien dapat
memanfaatkan
obat dengan baik
P:
Pasien :
Anjurkan
pasien untuk
meminum obat
sesuai jadwal
minum obat secara
teratur dan rutin
Perawat :
Pertahankan
Tangga Diagnosa
N Tindakan Tt
l/ Keperawata Evaluasi
o Keperawatan d
Jam n
SP4,
Evaluasi
kegiatan yang lalu
(SP 1- SP 3)
Libatkan
untuk mengikuti
TAK
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Saat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi ditemukan adanya
perilaku menarik diri sehingga perlu melakukan pendekatan secara terus menerus, membina
hubungan saling percaya yang menciptakan suasana yang terapiutik dalam melaksanakan
Asuhan Keperawatan
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien khususnya dengan halusinasi, pasien
dapat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan
dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan
kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama memberi
Asuhan Keperawatan pada pasien.
2. Saran
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah- langkah
proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil
dan optimal.
Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan pendekatan secara
bertahap dan terus-menerus untuk membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
sehingga tercipta suasana terapiutik dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien di rumah sakit, sehingga keluarga
dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu perawat bekerjasama
dalam pemberian Asuhan Keperawatan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi, Anna, Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa, EGC,
1995
Maramis, W.F, ilmu kedokteran jiwa, erlangga universitas press, 1999
Residen bagian psikiatri UCLA, buku saku psikiatri, EGC, 1997
Stuart, GW.2002. buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Tarwoto dan Wartonah.2000. kebutuhan dasar manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku saku diagnosa keperawatan pada perawatan psikiatri.
Edisi 3. Jakarta.EGC.
Posting Komentar
anak desa