Anda di halaman 1dari 16

0

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. M DENGAN


DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA PARANOID
DI RUANG DRUPADI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
SURAKARTA

Disusun oleh :
Siti Rizqiyatiningsih (J 230 145 078)
Fanita Ardiyanti (J 230 145 079)
Apsari Nur Army Safaah E. (J 230 145 082)
Siti Nurhayati (J 230 145 083)
Dian Istanti (J 230 145 084)
Olivia Ekhleima Carrolina (J 230 145 086)

PROGRAM PROFESI NERS PRODI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1

2015
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA PARANOID
DI RUANG DRUPADI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
SURAKARTA

Ruang Rawat : Drupadi


Tanggal Dirawat : 16 Februari 2015

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. M
Tempat/Tanggal Lahir : 18 Juli 1995
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Karang Anyar
Informan : Klien
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2015
Tanggal Pengkajian : Selasa, 24 Februari 2015
No RM : 0430xx

Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Hubungan dengan Klien : Ibu kandung
Alamat : Karang Anyar

B. FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan sudah 3 bulan tidak minum obat. Kemudian pasien
marah-marah sama adiknya karena sering mengejek pasien. Lalu dia
melampiaskannya dengan memukul bapak dan ibunya, setelah itu dia melarikan
2

diri dan ditemukan oleh polisi lalu dikembalikan kerumah. Kemudian sama
ortunya di bawa ke RSJD.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien tidak lulus SMP. Klien juga suka dengan laki-laki namun ditolak,
klien merasa mengalami kegagalan dalam hubungan cinta karena selain ditolak
klien juga ditinggal menikah oleh orang yang sangat dicintai. Klien merasa
dikucilkan dan diolok-olok oleh temanya. Lalu klien hanya berdian diri dikamar.
Kemudian klien tiba-tiba mengamuk, keluarga menganggap klien mengalami
kesurupan dan dibawalah ke dukun. Karena tidak kunjung sembuh keudian klien
dibawa ke RSJD. Klien sudah di rawat di RSJD berkali-kali dan ini adalah ke 9
kalinya pasien di rawat.
Pengalaman yang tidak menyenangkan yang lain adalah klien pernah di
pukul oleh bapaknya pada saat klien masih SMP. Sering di olok-olok oleh
temanya “orang gila dan miskin”.

D. FISIK
1. Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 8 C
2. Ukur
TB : 158 cm
BB : 51 kg
3. Keluhan Fisik
Tidak terdapat keluhan fisik pada klien, keadaan umum klien baik dan klien
dalam keadaan sadar penuh / compos mentis.
3

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: perempuan : penyakit yang sama

: laki-laki

: tinggal dalam satu rumah

: klien

: garis perkawinan

: garis keturunan

: sudah meninggal

2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan bahwa tubuhnya berwarna hitam, dan rambutnya
lurus.
b. Identitas
Klien adalah seorang anak pertama dari 2 bersaudara.
c. Peran
Sebelum masuk RSJD klien bekerja di tukang bordir.
4

d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin menjadi seorang guru bordir. Karena dia sangat
senang sekali membordir.
e. Harga Diri
Klien mengatakan merasa banyak kekurangan dengan keadaan dirinya /
minder karena miskin dan sakit jiwa, klien selalu diejek teman dan
orang-orang di lingkungannya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri, Peran dan Harga
Diri Rendah.
3. Hubungan Sosial.
a. Orang yang berarti
Klien lebih dekat dengan ibunya karena sering menasehati dengan
penuh kasih sayang.
b. Peran serta dalam kelompok/masyarakat
Klien termasuk orang yang kurang aktif dan sulit bergaul dengan teman-
temannya di masyarakat. Klien juga sulit bersosialisasi dengan
tetangga-tetangga di dekat rumahnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Dalam bersosialisasi dengan teman-temannya, klien mengalami
hambatan, karena klien termasuk dalam orang yang sakit jiwa. Klien
selalu merasa minder di dalam masyarakat.
Masalah Keperawatan : Gangguan dalam Bersosialisasi
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya dengan adanya Tuhan YME.
Masyarakat/orang-orang di sekitar klien belum bisa menerima klien
seperti layaknya masyarakat biasa.
b. Kegiatan Ibadah
Selama di rumah maupun di RSJD klien tidak pernah sholat 5 waktu.
Klien meyakini bahwa selama ini sholat yang dia kerjakan adalah salah.
Klien merasa bahwa doa yang dia panjatkan adalah doa khusus laki-
laki.
5

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan diri klien seacara umum cukup rapi. Rambut klien selalu ditata
rapi atau sering di ikat, lurus dan tidak ada kutunya. Klien mandi 2x sehari
dan klien selalu mengganti seragam sesuai dengan yang telah ditentukan RS
setiap hari. Pasien menggosok gigi sehari 2x tanpa motivasi.
2. Pembicaraan
Klien sering banyak berbicara dan bicaranya berubah-ubah dan tidak
nyambung.
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik klien menunjukkan agitasi. Ketika diajak bicara klien
kooperatif akan tetapi saat ditanya tentang halusinasinya klien menunjukkan
kegelisahan.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Alam Perasaan
Berdasarkan observasi, klien mengalami tingkat emosi yang stabil. Saat
ditanya perasaan yang sedang dialami saat ini, klien menjawab senang.
5. Afek
Afeknya tumpul, klien mempunyai emosi yang tidak cepat berubah, tetapi
emosinya sesuai dengan stimulus yang diberikan kepadanya dan emosi klien
dapat dikendalikan/dikontrol dengan cara di bantu oleh orang lain.
6. Interaksi dalam Wawancara
Melalui hasil wawancara dan observasi perawat, klien termasuk orang yang
kooperatif dan banyak bicara. Namun kadang pembicaraanya tak terarah.
7. Persepsi
Menurut klien sewaktu di rumah, saat mau tidur, klien sering mendengar
suara dan klien merasa terganggu dengan suara-suara tersebut. Isi dari suara
tersebut adalah klien merasa hamil dan ada bisikan yang masuk ke dalam
jiwanya. Tetapi bila muncul suara tersebut klien berusaha untuk
mengabaikannya. Ketika dilakukan pengkajian, klien mendengar suara-suara
tersebut.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori
6

8. Proses Pikir
Ketika klien diajak bicara jawaban klien berbelit-belit kadang di luar topik
namun sampai ke tujuan yang dimaksud.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Klien mengalami gangguan dalam isi pikir, bahwa dia merasa ada yang
membisiki dirinya bahwa dia hamil, namun klien tidak merasa hamil. Karena
sudah di test urin sama perawat.
Masalah Keperawatan : Gangguan Isi Pikir
Tingkat Kesadaran : GCS : 15
Berdasarkan wawancara dan observasi klien tidak disorientasi tempat, orang
dan waktu.
10. Memori
Memori klien cukup bagus karena klien dapat mengingat tentang kejadian
masa lalu/memori jangka panjang, akan tetapi terkadang klien lupa.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien tidak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan berhitung. Ketika
ditanya tentang hitung-hitungan klien dapat menjawab dengan benar.
12. Daya Tilik Diri
Klien sadar kalau saat ini sedang menjalankan proses pengobatan dan
perawatan dan klien sadar bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan sehari 3x dengan menu yang disediakan dari RS, klien kadang-
kadang habis tetapi kadang-kadang tidak. Kalau lauknya cocok, klien makan
dengan habis. Tidak ada makanan pantangan bagi klien dan banyak makanan
yang dia sukai daripada yang tidak dia sukai. Menu makan yang dikomsumsi
adalah nasi, sayur, lauk pauk dan buah, cara makan klien menggunakan
sendok atau terkadang menggunakan tangan dan klien makan dengan sopan.
Snack yang disediakan dari RS kadang-kadang dimakan klien kadang-kadang
diberikan kepada temannya. Rencana klien jika sudah pulang klien ingin
memasak sendiri di rumah.
7

2. BAK/BAB
Klien dapat melakukan BAK maupun BAB secara mandiri di kamar mandi.
3. Mandi
Klien mandi sehari 2x dan menggosok gigi 2x sehari tetapi klien jarang
keramas.
4. Berpakaian
Klien mengganti baju seragam setiap hari sesuai dengan yang telah
ditentukan RS.
5. Istirahat dan Tidur
Klien dapat tidur dengan tenang dan tidak mengalami kesulitan saat mau
tidur.
6. Penggunaan Obat
Klien minum obat oral sehari 3x sesudah makan yaitu Clozapin l00 mg,
Hexymer 2 mg tab, Chlorpromazin 100 mg.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien dapat memelihara kesehatannya sendiri, jika klien sakit langsung bilang
dengan perawatnya. Dalam perawatan dan pengobatan di RS klien selalu
menurut dengan anjuran dari perawat. Namun setiap di rumah klien sudah
tidak mau minum obat lagi, setiap klien kambuh klien selalu berobat di RSJD
Surakarta.
8. Kegiatan di dalam Rumah
Di rumah klien hanya tinggal dengan bapak, ibu dan adiknya. Klien suka
membantu pekerjaan di rumah.
9. Kegiatan di luar Rumah
Ketika di rumah klien jarang keluar, hanya tinggal di rumah saja. Klien keluar
rumah hanya bila ada perlu seperti ke pasar untuk membeli bahan masakan.

H. MEKANISME KOPING
- Adaptif :
Mekanisme koping klien yang positif terhadap suatu masalah/stimulus yaitu :
berbicara dengan orang lain dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
- Maladaptif :
Mekanisme koping klien yang negatif terhadap suatu masalah/stimulus adalah
terlalu percaya diri namun tidak memikirkan apa yang akan terjadi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
8

I. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pengetahuan klien tentang penyakitnya dalam kriteria baik. Klien mengetahui
tentang penyakitnya dan alasan mengapa klien bisa dibawa ke RSJD Surakarta.

J. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik :
1. Clozapin 100 mg tab
2. Hexymen 2 mg tab
3. Chlorpromazin 100 mg tab
4. Ctm 3 x 1 tab
5. GG 3 x 1 tab
6. Amoxilin 3 x 1 tab

K. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan Konsep Diri, Peran dan Harga Diri Rendah
2. Gangguan dalam Bersosialisasi
3. Gangguan Komunikasi Verbal
4. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
5. Gangguan Proses Pikir
6. Gangguan Isi Pikir: Waham Curiga
7. Resiko Perilaku Kekerasan

B. ANALISIS DATA
No. Data Etiologi Problem
1. DS : Klien mengatakan saat mau tidur, klien Mekanisme koping Gangguan Persepsi
sering mendengar suara dan klien merasa individu tidak Sensori : Halusinasi.
terganggu dengan suara-suara tersebut. efektif.
Klien mengatakan isi dari suara tersebut
adalah klien hamil dan ada bisikan yang
masuk ke dalam jiwanya. Tetapi bila
muncul suara tersebut klien berusaha untuk
mengabaikannya.
DO : Klien tampak bingung.
9

2. DS : Klien mengatakan merasa banyak Mekanisme koping Gangguan Konsep


kekurangan dengan keadaan dirinya yang individu tidak Diri: Peran dan Harga
saat ini tidak bekerja dan mempunyai sakit efektif. Diri Rendah.
jiwa. Sehingga klien minder dan kurang
mampu bersosialisasi dengan teman dan
orang-orang di lingkungannya.
DO : Klien suka berjalan mondar-mandir,
sering banyak berbicara dan bicaranya
berubah-ubah terkadang tidak nyambung.
3. DS : Klien mengatakan “sering mengamuk, Simptomatologi Resiko Perilaku
marah-marah dan memukuli Bapak dan psikotik Kekerasan.
Ibunya ketika mengalami depresi.” (halusinasi).
DO : Aktivitas motorik klien menunjukkan
agitasi. Ketika diajak bicara klien kooperatif
akan tetapi saat ditanya tentang
halusinasinya klien menunjukkan
kegelisahan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan mekanisme
koping individu tidak efektif.
2. Gangguan konsep diri: peran dan harga diri rendah berhubungan dengan
mekanisme koping individu tidak efektif.
3. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan simptomatologi psikotik
(halusinasi).

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Tujuan Jangka Pendek – Bina hubungan a. Kunjungan yang
persepsi : saling percaya tenang membantu
sensori : Pasien dapat dengan untuk memulihkan
halusinasi mengetahui dan menjelaskan persepsi sensori
berhubungan mengatakan bahwa kita klien dapat
10

dengan bahwa ide-ide adalah perawata menghambat


mekanisme yang salah itu yang gangguan proses
koping individu tidak sesuai merawatanya. dan persepsi.
– Menggunakan
tidak efektif. dengan rasional b. Penting untuk
komunikasi
dan kenyataan. dikomunikasikan
terapeutik setiap
Tujuan jangka Panjang kepada klien
berbicara
: bahwa perawat
dengan klien.
Tergantung pada tidak menerima
– Datangi klien
proses kekronisan delusi sebagai
dengan tenang
penyakit. realita.
dan tidak
KH : c. Penting untuk
berangan-angan.
1. Menggunakan – Tunjukan bahwa dikomunikasikan
secara verbal anda menerima kepada klien
reflek diproses, keyakinan klien bahwa perawat
pikir yang yang salah, tidak menerima
berorientasi sementara itu delusi sebagai
kepada klien. biarkan pasien realita.
2. Pasien dapat tau bahwa d. Membantah
mempertahank perawat tidak keyakinan klien
an aktivitas mendukung tidak akan
sehari-hari keyakinan bermanfaat apa-
yang mampu tersebut. apa, tidak dapat
– Jangan
dilakukan dikurani dengan
membantah atau
olehnya. pendekatan ini dan
menyangkal
3. Pasien mampu mungkin akan
keyakinan klien,
menahan diri menghalangi
gunakan teknik
berespon perkembangan
keraguan yang
terhadap hubungan saling
beralasan
pikiran-pikiran percaya.
sebagai teknik
delusi, bila
terapeutik.
pikiran tersebut
– Bantu klien
muncul.
menghubungkan
keyakinan yang
salah tersebut
11

dengan
kenyataan yang
ada.
2. Gangguan TUPAN : - Bina hubungan - Membangun trust
konsep diri Setelah dilakukan saling percaya (kepercayaan) klien
peran dan harga tindakan keperawatan, terhadap perawat
diri rendah klien mampu - Observasi - Mengidentifikasi
berhubungan meningkatkan harga perilaku klien perubahan perilaku
dengan dirinya dan klien.
- Monitor
mekanisme mempunyai sistem - Mengidentifikasi
pertanyaan-
koping tidak pendukung yang dapat perubahan konsep diri
pertanyaan klien
efektif. membantu klien
tentang kritik diri
mengekpresikan - Membantu klien untuk
- Dorong klien
peranan dan bersikap terbuka
untuk
pikirannya serta
mengungkapkan
optimal.
perasaannya
- Membantu klien untuk
- Anjurkan klien
TUPEN : bersikap percaya diri.
untuk
1. Setelah dilakukan
mempertahankan
interaksi dengan
kontak mata dan
klien 2x pertemuan
postur
klien mampu
terbuka/tegak.
mengungkapkan - Menentukan intervensi
- Eksplorasi alasan
perasaannya yang tepat
klien terhadap
dengan kriteria
kritik diri
hasil : - Sebagai landasan
- Identifikasi
a. klien mampu untuk meningkatkan
kelebihan/ hal
membina hubungan konsep diri/rasa
positif yang
saling percaya percaya diri
dimiliki yang ada
dengan perawat
pada diri klien
b. klien mampu - Keberhasilan klien
- Eksplore
mempertahankan dapat dijadikan
keberhasilan-
kontak mata sebagai tolak ukur
keberhasilan
c. klien mampu tingkat berat ringannya
klien yang telah
mempertahankan masalah yang dihadapi
12

postur tubuh yang tercapai - Sebagai stimulus


tegak - Berikan reward, positif terhadap konsep
2. Setelah berinteraksi reinforcemen diri
dengan klien 3x terhadap
pertemuan, klien keberhasilan dan
mampu kelebihan klien - Meningkatkan rasa
mengidentifikasi - Yakinkan klien percaya diri
aspek positif dari bahwa ia mampu
dirinya dengan menghadapi
kriteria hasil : situasi apapun - Mengidentifikasi
a. klien mampu - Evaluasi perkembangan
mengungkapkan bersama klien perilaku klien
penerimaan perilaku yang
terhadap dirinya dulu dan - Mencegah timbulnya
b. klien mampu sembarang waham
mengungkapkan - Bantu klien
aspek positif dari menyusun tujuan
dirinya hidup yang - Mempermudah klien
c. klien mampu realistis untuk menemukan jati
mengungkapkan - Fasilitas dirinya
aspek negatif pada lingkungan dan
dirinya aktivitas yang
d. mampu dapat
mengungkapkan meningkatkan - Membantu klien dalam
penerimaan harga diri bersosialisasi dengan
terhadap - Libatkan klien lingkungan sekitar
keterbatasan dalam kegiatan - Keluarga merupakan
dirinya TAK sosialisasi sarana pendukung
e. mampu menerima - Anjurkan yang paling efektif
kritik yang keluarga untuk
membangun. memberi
dukungan
support pada - Membantu dalam
klien proses interversi
- Kolaborasi
13

dengan tim
medis dalam
pemberian
medikasi
3. Resiko TUM : klien dapat 1. Bina hubungan 2. Klien harus
kekerasan mengontrol saling percaya mempercayai perakat
terhadap orang kecemasan dengan klien. sebelum membicarakan
lain TUK : halusinasi/perubahan
berhubungan 1. klien dapat persepsi sensori lain.
dengan membina hubungan 2. bantu klien 2.Dengan mengungkapkan
simptomatologi saling percaya mengungkapkan perasaan marah klien
psikotik 2. klien dapat perasaan marahnya dapat mengurangi
(halusinasi) mengidentifikasi dengan beban mental klien
perilaku kekerasan - Motivasi klien
yang dilakukannya. untuk bercerita
3. klien dapat mengapa klien
mengidentifikasikan marah
cara konstruktif - dengarkan tanpa
dalam menyela
mengungkapkan 3. diskusikan dengan 3. klien dapat mefokuskan
kemarahan klien mengenai kemarahan dengan cara
4. klien mendapatkan cara–cara yang positif sehingga
dukungan keluarga mengungkapkan mengurangi perilaku
untuk mengontrol marah, misal kekerasan terhadap
perilaku kekerasan dengan nafas orang lain
5.klien menggunakan dalam, memukul
obat sesuai program kasur dengan
yang telah ditetapkan. bantal, sholat dan 4. dengan melibatkan
KH : zikir keluarga, sehingga
- klien menunjukan 4. diskusikan peran keluarga mampu
tanda-tanda percaya keluarga, potensi mengetahui perannya
kepada perawat keluarga, untuk pada klien
- klien dapat merawat klien 5. klien dapat mengetahui
menceritakan 5. jelaskan manfaat untuk apa diberikan
penyebab perilaku penggunaan obat obat, dan tahu manfaat
14

kekerasan yang secara teratur, dan penggunaan obat.


dilakukan baik dari menjelaskan
diri sendiri ataupun jenis,dosis, cara
pengaruh dari dan efek obat
lingkungannya.
- klien dapat
menjelaskan cara-
cara sehat
mengungkapkan
marah.
- setelah klien bertemu
keluarga klien dapat
menjelaskan cara
merawat klien
dengan perilaku
kekerasan dan
mengungkapkan
rasa puas dalam
merawat klien.
- klien dapat mengerti
alasan pemberian
obat dan klien dapat
mengerti
penggunaan obat
sesuai program.

Anda mungkin juga menyukai