Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Schizophrenia Paranoid

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Pada Stase Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Imam Abidin, S.Kep., Ners

MARYNA OCTAVIA SANGGO

201FK04036`

PROGAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN
SCHIZOPHRENIA PARANOID DI RUANG UTARI RUMAH SAKIT Dr.
MARZOEKI MAHDI BOGOR

RUANG RAWAT : RUANG UTARI


TANGGAL DIRAWAT : 28 SEPTEMBER 2015

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. N (P)
Umur : 40 th
Jenis Kelamin : Perempuan
RM No : 0053414
Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2015
Informan
Nama : Ny. J
Alamat : Kampung Parung Kujang RT/RW 02/02 Desa Limus
Nunggal, Bogor
Status : Kakak Kandung

II. ALASAN MASUK


Klien datang ke RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor dibawa oleh keluarganya
dengan keluhan tidak bisa tidur, marah-marah, bicara kacau, bicara sendiri,
tertawa sendiri, merusak alat rumah tangga. Saat dikaji klien tampak
mengatupkan rahangnya dan sorot matanya tajam.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan sudah keluar masuk RS. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 13 kali.
Masalah Keperawatan : Ketidakmampuan keluarga melawan klien

2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien sudah 13 kali keluar


masuk rumah sakit dan terakhir dirawata pada 28 september 2015 sampai
sekarang karena putus obat selama 2 hari.
Masalah Keperawatan : Ketidakmampuan keluarga melawan klien

3. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan


kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Dalam anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
seperti klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

5. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan


Klien mempunyai masalah masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu
ditinggalkan suaminya menikah lagi.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36℃, P: 20x/menit
2. Ukur : TB: 157 cm, BB:64 kg
3. Keluhan Fisik: Tidak terdapat keluhan fisik pada kllien
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

= Laki – laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Orang yang serumah

= Bercerai

Jelaskan : Klien anak ke 6 dari 7 bersaudara, klien tinggal


bersama kakak ke 4. Yang mengambil keputusan dalam
keluarga adalah kakaknya. Komunikasi dalam keluarga
kurang harmonis karena kakaknya sibuk bekerja
berangkat pagi pulang sore sehingga klien kurang
mendapatkan perhatian dari kakaknya. Dalam keluarga
klien tidak terdapat anggota kelarga yang mengalami
gangguan jiwa selain klien. Pola asuh yang lalai karena
kakak klien sibuk bekerja jadi klien kurang mendapat
perhatian.
Masalah Keperawatan : Ketidakmampuan keluarga merawat klien

2. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan menerima semua anggota tubuhnya
tetapi yang paling tidak disukai yaitu kakinya karena hitam, sehingga klien
merasa malu.
b. Identitas : Klien dapat menyebutkan nama, umur, alamat dengan
jelas dan klien puas menerima kodratnya sebagi perempuan.
c. Peran : Klien dirumah berperan sebagai adik dan di RS
berperan sebagai pasien, dan dirumah selalu membantu pekerjaan rumah.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bia a
berkumpul dengan keluarganya.
e. Harga diri : Klien mengatakan minder karena kakinya hitam dan
klien mengatakan malu karena ekonominya kurang.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat : Klien mengatakan orang yang berarti adalah kakaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan kelompok dan masyarakat. Klien mengatakan
hanya berdiam diri di rumah dan suka membantu kakaknya membersihkan
rumah.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan
merasa malu karena ekonomi kurang sehingga klien malu untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Klien mengatakan beragama Islam, klien yakin
bahwa dirinya akan sembuh atas bantuan Allah SWT.
b. Kegiatan Beribadah : Klien mengatakan selalu melaksanakan sholat 5
waktu dan setelah sholat klien membaca al-qur’an
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan klien kurang rapih, rambut klien tampak acak-acakan dan bau. Di
kepala klien terlihat ketombe dan sering garuk-garuk kepalanya, klien
mengatakan malas berdandan.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Klien tidak mampu memulai pembicaraan, kontak mata klien kurang, klien
bicara seperlunya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri rendah dan Isolasi Sosial

3. Aktivitas Motorik : Klien tampak lesu, gelisah, mondar mandir, komat kamit.
Klien mampu mengikuti aktivitas seperti Senam pagi dan TAK dengan
motivasi dari perawat.
Masalah Keperawatan : Halusinasi
4. Alam Perasaan Klien tampak sedih apabila menceritakan tentang mantan
suaminya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

5. Afek : Saat di ajak bicara wajah klien sesuai dengan ekspresi klien ketika
bercerita kesenangan wajah klien tersenyum, dan sebaliknya apabila
menceritakan kesedihan wajah klien tanpak sedih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

6. Interaksi selama wawancara : Klien tampak berbicara keras dan bernada


tinggi ketika ditanya tentang mantan suaminya dan ekspresi muka klien
tampak tegang.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

7. Persepsi Halusinasi : Klien mengatakan mendengar suara radio yang


bergemuruh dan melihat bayangan hitam. Klien mengatakan suara dan
bayangan muncul saat klien sedang menyendiri. Klien mengatakan suara dan
bayangan muncul 1 kali sehari dengan frekuensi 10 detik. Klien mengatakan
merasa kesal dan takut. Klien menghindari suara dan bayangan itu dengan
menutup telinga dan mata.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan

8. Proses Pikir : Klien sering berhenti ditengah-tengah pembicaraan, dan tidak


fokus, namun bila klien diberikan pertanyaan klien mampu menjawab
pertanyaan perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. Isi Pikir : Klien tidak mempunyai ketakutan berlebihan terhadap sesuatu hal
ataupun kegiatan. klien tidak membicarkan keyakinan yang tidak wajar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

10. Kesadaran Composmentis. Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat.


Klien dapat menyebutkan jam saat jadwal makan pagi pukul 07.30, makan
siang 13.00 dan makan sore 17.00. Klien dapat menyebutkan tempat klien
dirawat yaitu ruang Utari. Klien mengenal nama perawat dan pasien lainnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. Memori. Daya Ingat Jangka Panjang: Klien mampu menceritakan


sewaktuklien bercerai dengan suaminya. Daya Ingat Jangka Pendek :
Klien masih ingat saat dibawa ke RS. Dr. Marzoeki Mahdi oleh kakaknya
karena marah-marah. Daya Ingat Saat ini : Klien dapat mengingat menu
makan pagi dengan ayam, tahu, sayur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitun : Klien mampu berkonsentrasi dan


berhitung, klien mampu berhitung sederhana saat diberikan pertanyaaan
penjumlahan dan menjawab 100:5 = 20
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian : Saat diberikan pilihan antara makan atau mandi dulu
klien langsung memilih mandi dulu tanpa meminta penjelasan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

14. Gaya Tilik Diri (Insight) : Klien menyadari bahwa klien dirawat di RSMM
dan sedang menjalani perawatan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien dapat makan tanpa bantuan perawat. Klirn makan 3x sehari dan
dapat menghabiskan 1 porsi makan. Klien makan dengan rapi dan setelah
selesai makanklien langsung mencuci peralatan makan yang digunakan`
2. BAB/BAK
Klien BAB dan BAK tanpa bantuan perawat dan mampu mengontrol
BAB dan BAK nya senidiri. Setelah klien BAB dan BAK klien selalu
membersihkan diri dan menyiram kotorannya.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari dan klien selalu menggosok gigi. Klien juga
keramas dengan menggunakan shampoo jika ada.
4. Berpakaian/berhias
Klien tampak memakai baju lengkap, klien tampak memakai baju tidak
sesuai.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan sebelum tidur berdoa, klien tidur siang dari pukul
13.00-14.30, tidur malam pukul 20.00-04.00 WIB. Setelah bangun klien
merapikan tempat tidur
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan minum obat secara teratur sesudah makan dengan
bimbingan perawat sesuai jadwal terapi (pagi, siang dan sore).
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan akan melakukan perawatan lanjut ke RSMM dan
sistem pendukung yang dimilikinya adalah kakaknya dan petugas kesehatan
RSMM.
8. Aktivitas di dalam rumah : Klien dapat mempersiapkan makanan, menjada
kerapihan rumah dan mencuci pakaian dirumah karena klien membantu
kakaknya yang bekerja.
9. Aktivitas di luar rumah : Klien mampu berbelanja dan pergi menggunakan
transportasi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

VIII. MEKANISME KOPING


Klien menggunakan mekanisme koping maladaptif dimana klien menghindar
untuk bersosialisasi
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dan
memendam masalahnya sendiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:


Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya, tanda dan gejala, kekambuhan
obat yang diminum dan cara menghindari kekambuhan.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Schizophrenia Paranoid
Terapi Medik : Depacote 1x500 mg, Clozapine 1x25 mg, Haloperidol
3x5 mg, dan Heximer 3x2 mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Resiko Perilaku Kekerasan
4. Harga Diri Rendah
5. Defisit Perawatan Diri
No Data Masalah
1. DS Halusinasi
- Klien mengatakan mendengar suara
radio yang bergemuruh .
- Klien mengatakan melihat bayangan
hitam.
- Klien mengatakan suara dan bayangan
muncul saat klien sedang menyendiri.
- Klien mengatakan bayangan dan suara
muncul 1xsehari dengan frekuensi 10
detik.
- Klien mengatakan merasa kesal dan
takut
- Klien mengatakan menghindari suara
tersebut dengan menutup mata dan
telinga.
DO
- Klien tampak bicara kacau
- Klien tampak bicara sendiri
- Klien tampak tertawa sendiri
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak mondar mandir
- Klien tampak komat kamit
- Klien putus obat selama 2 hari
- Komunikasi dalam keluarga kurang
harmonis karena kakak klien sibuk
bekerja dari pagi pulang sore.
2. DS Resiko Perilaku
- Klien mengatakan suka marah-marah Kekerasan
- Klien menngatakan merusak alat rumah
tangga
- Klien ditinggalkan suaminya menikah
lagi

DO
- Klien tampak berbicara keras dan
bernada tinggi ketika ditanya tentang
mantan suaminya.
- Ekspresi muka klien tampak tegang.
3. DS Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak menyukai
kakinya karena hitam sehingga klien
merasa malu.
- Klien merasa malu karena ekonominya
kurang`
DO
- kontak mata klien kurang
4. DS Isolasi Sosial
- Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompokdan
masyarakat
- Klien mengatakan hanya berdiam diri di
rumah
DO
- Klien tampak tidak mampu memulai
pembicaraan.
- Kontak mata klien kurang
- Klien sering berhenti di tengah tengah
pembicaraan.
- Klien tampak tidak focus.
- Klien kurang mendapatkan perhatian.
5. DS Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan malas berdandan
DO
- Penampilan klien tampak kurang rapih
- Rambut klien tampak acak-acakan dan
bau.
- Di kepala klien terlihat ketombe.
- Klien tampak sering garuk-garuk
kepalanya.

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Resiko Perilaku Kekerasan
4. Harga Diri Rendah
5. Defisit Perawatan Diri
XIV. INTERVENSI
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Pasien mampu : Setelah 1 kali SP. 1 - Pengenalan akan halusinasi dapat membantu dalam
 Mengenali melakukan  Bantu pasien mengenal meminimalkan dan mengambil intervensi yang
yang pertemuan pasien halusinasi : tepat untuk halusinasi
dialaminya dapat menyebutkan : - Isi - Pengontrolan halusinasi dapat memutuskan siklus
 Mengontrol  Isi, waktu, - Waktu terjadi halusinasi muncul
halusinasin frekuensi, - Frekuensi
ya situasi pencetus, - Situasi pencetus
 Mengikuti perasaan - Perasaan saat terjadi
program  Mampu  Latih mengontrol halusinasi
pengobatan memperagakan dengan cara menghardik.
secara cara dalam Tahapan tindakannya
optimal mengontrol meliputi:
halusinasi - Jelaskan cara menghardik
halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
- Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien.
Setelah 2 kali SP.2  Mengingatkan pada intervensi pada pertemuan
melakukan  Evaluasi kegiatan yang lalu pertama, dan mengontrol agar tetap selalu dilakukan
pertemuan pasien (SP1) dan dimasukkan dalam jadwal.
mampu:  Latih berbicara/bercakap  Berbicara dengan oranglain mampu mendistraksi dari
 Menyebutkan dengan orang lain saat halusinasi
kegiatan yang halusinansi muncul
sudah  Masukan dalam jadwal
dilakukan kegiatan pasien
 Memperagakan
cara bercakap-
cakap dengan
orang lain
Setelah 3 kali SP.3 - Mengingatkan mengenai intervensi pada pertemuan
melakukan o Evaluasi kegiatan yang lalu pertama dan kedua. mengontrol agar tetap selalu
pertemuan pasien (SP 1 dan 2) dilakukan dan dimasukkan dalam jadwal.
mampu: o Latih kegiatan agar halusinasi - Dengan melakukan aktivitas mampu
 Menyebutkan tidak muncul, Tahapannya: meminimalkan halusinasi muncul
kegiatan yang - Jelaskan pentingnya
sudah aktivitas yang teratur untuk
dilakukan dan mengatasi halusinasi
Membuat - Diskusikan aktivitas yang
jadwal biasa dilakukan oleh pasien
kegiatan - Latih pasien melakukan
sehari-hari aktivitas
dan mampu - Susun jadwal aktivitas
memperagakan sehari-hari sesuai dengan
nya aktivitas yang telah dilatih.
- Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan,
- Berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang positif.
Setelah 4 kali SP.4  Mengingatkan mengenai intervensi yang telah
melakukan  Evaluasi kegiatan yang lalu dilakukan pada pertemuan 1,2, dan 3, dan
pertemuan pasien (SP 1, 2 dan 3) mengontrol agar tetap selalu dilakukan dan
mampu:  Tanyakan program dimasukkan dalam jadwal.
 Menyebutkan pengobatan  Pengontrolan terhadap pengobatan dapat
kegiatan yang  Jelaskan pentingnya meminimalkan kekambuhan halusinasi
sudah dilakukan pentingnya penggunaan obat
 Menyebutkan pada gangguan jiwa
manfaat dari  Jelaskan akibat bila tidak
program digunakan sesuai program
pengobatan  Jelaskan akibat bila putus
obat
 Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
 Jelaskan pengobatan (5B)
 Latih pasien minum obat
 Masukan dalam jadwal
harian pasien
Keluarga Setelah 1 kali SP.1 - Mengetahui kesulitan atau halangan apa yang
mampu: melakukan  Identifikasi masalah membuat keluarga sulit untuk merawat klien
Merawat pasien pertemuan, keluarga keluarga dalam merawat - Pengenalan penyakit dan melatih cara merawat
di rumah dan mampu: pasien klien kepada keluarga untuk membuat keluarga
menjadi system Menjelaskan tentang  Jelaskan tentang halusinasi lebih memahami dan meminimalkan kekambuhan
pendukung halusinasi Pengertian halusinasi terjadi serta pengobatan klien dapat terkontrol
yang efektif - Jenis halusinasi yang dengan baik
untuk pasien dialami pasien
- Tanda dan gejala
halusinasi
- Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian
obat & pemberian
aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa
dijangkau
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Setelah 2 kali SP.2  Mengingatkan mengenai intervensi yang telah
melakukan  Evaluasi kemampuan keluarga dilakukan pada pertemuan 1 dan mengontrol agar
pertemuan keluarga (SP 1) tetap selalu dilakukan dan dimasukkan dalam jadwal.
mampu:  Latih keluarga merawat pasien  Melibatkan keluarga mampu mengefektifkan
 Menyelesaik RTL keluarga / jadwal pengobatan
an kegiatan keluarga untuk merawat
yang sudah pasien
dilakukan
 Memperagak
an cara
merawat
pasien
Setelah 3 kali SP.3  Mengingatkan mengenai intervensi yang telah
melakukan  Evaluasi kemampuan keluarga dilakukan pada pertemuan 1 dan 2, mengontrol agar
pertemuan keluarga (SP 1 dan 2) tetap selalu dilakukan dan dimasukkan dalam jadwal.
mampu:  Latih keluarga merawat pasien  Melibatkan keluarga mampu mengefektifkan
 Menyebutkan  RTL keluarga/jadwal pengobatan
kegiatan yang merawat pasien
sudah dilakukan
 Memperagakan
cara merawat
pasien serta
mampu
membuat RTL
Setelah 4 kali SP.4  Menilai kemampuan keluarga apakah ada yang perlu
melakukan  Evaluasi kemampuan keluarga di tambahkan atau ada yang keluarga ingin tanyakan
pertemuan keluarga  Evaluasi kemampuan pasien  Menilai kemampuan pasien dalam mengontrol
mampu:  RTL Keluarga : halusinasinya
 Menyebutkan Follow Up
kegiatan yang Rujukan
sudah dilakukan
 Melaksanakan
Follow Up
rujukan

2. Isolasi Sosial

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


Pasien mampu : Setelah 3 kali SP I - Mengetahui faktor
- Menyadari melakukan pertemuan - Identifikasi penyebab penyebab penyakit
penyebab klien mampu : - Siapa yang satu klien
isolasi sosial - Membina rumah dengan - Mengindentifikasi nilai
- Berinteraksi hubungan pasien interaksi sosial menurut
dengan orang saling percaya - Siapa yang dekat klien
lain - Menyadari dengan pasien - Dengan berkelanan
penyebab - Siapa yang tidak membuka klien untuk
isolasi sosial, dekat dengan berinteraksi dengan
keuntungan pasien oranglain dan dunia
dan kerugian - Tanyakan keuntungan luar
berinteraksi dan kerugian
dengan orang berinteraksi dengan
lain orang lain
- Melakukan - Tanyakan
interaksi pendapat pasien
dengan orang tentang kebiasaan
lain secara berinteraksi
bertahap dengan orang lain
- Tanyakan apa
yang
menyebabkan
pasien tidak ingin
berinteraksi
dengan orang lain
- Diskusikan
keuntungan bila
pasien memiliki
banyak teman dan
bergaul akrab
dengan mereka
- Diskusikan
kerugian bila
pasien hanya
mengurung diri
dan tidak bergaul
dengan orang lain
- Jelaskan pengaruh
isolasi sosial
terhadap
kesehatan fisik
pasien
- Latih berkenalan
- Jelaskan kepada
klien cara
berinteraksi
dengan orang lain
- Berikan contoh
cara berinteraksi
dengan orang lain
- Beri kesempatan
pasien
mempraktekkan
cara berinteraksi
dengan orang lain
yang dilakukan di
hadapan perawat
- Mulailah bantu
pasien berinteraksi
dengan satu orang
teman / anggota
keluarga
- Bila pasien sudah
menunjukkan
kemajuan,
tingkatkan jumlah
interaksi dengan
2,3,4 orang dan
seterusnya
- Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang
telah dilakukan
oleh pasien
- Siap
mendengarkan
perasaan pasien
setelah
berinteraksi
dengan orang lain,
mungkin pasien
akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri
dorongan terus
menerus agar
pasien tetap
semangat
meningkatkan
interaksinya.
- Masukkan jadwal
kegiatan pasien
SP 2 - Mengingatkan
- Evaluasi SP1 mengenai intervensi
- Latih berhubungan yang telah dilakukan
sosial secara bertahap pada pertemuan 1 dan
- Masukkan dalam mengontrol agar tetap
jadwal kegiatan pasien selalu dilakukan dan
dimasukkan dalam
jadwal.
- Berhubungan dengan
dunia luar mampu
mengubah pandangan
klien terhadap interaksi
sosial.
SP 3 - Mengingatkan
- Evaluasi SP1 dan 2 mengenai intervensi
- Latih cara berkenalan yang telah dilakukan
dengan 2 orang atau pada pertemuan 1 dan
lebih 2, mengontrol agar
- Masukkan dalam tetap selalu dilakukan
jadwal kegiatan pasien dan dimasukkan dalam
jadwal.
- Mendorong interaksi
sosial klien menjadi
lebih banyak, membuat
klien lebih percaya diri
dalam berinteraksi.
Keluarga mampu : Setelah 3 kali SP 1 - Membantu keluarga
Merawat pasien melakukan pertemuan - Identifikasi masalah dalam mengahadapi
isolasi sosial di rumah keluarga mampu yang dihadapi keluarga permasalahan untuk
menjelaskan dalam merawat pasien merawat klien
tentang : - Penjelasan isolasi sosial - Mengenalkan keluarga
- Masalah - Cara merawat pasien mengenai penyakit
isolasi sosial isolasi sosial yang sedang klien
dan - Latih (simulasi) hadapi
dampaknya - RTL keluarga / jadwal - Agar klien tahu cara
pada pasien keluarga untuk yang baik dan benar
- Penyebab merawat pasien dalam menghadapi
isolasi sosial penyakit klien
- Sikap - Agar keluarga
keluarga mendukung klien untuk
untuk pulih dari penyakitnya
SP 2 - Mengingatkan
membantu
- Evaluasi SP 1 mengenai intervensi
pasien
- Latih (langsung ke yang telah dilakukan
mengatasi
pasien) pada pertemuan 1 dan
isolasi
- RTL keluarga / jadwal mengontrol agar tetap
sosialnya
keluarga untuk selalu dilakukan dan
- Pengobatan
merawat pasien dimasukkan dalam
yang
jadwal.
berkelanjutan - Membuat klien merasa
dan mencegah lebih di hargai dan
putus obat nyaman dengan
- Tempat keluarganya
SP 3 - Mengingatkan
rujukan dan
- Evaluasi SP 1 dan SP 2 mengenai intervensi
fasilitas
- Latih (langsung ke yang telah dilakukan
kesehatan
pasien) pada pertemuan 1 dan
yang tersedia
- RTL keluarga / jadwal 2, mengontrol agar
bagi pasien
keluarga untuk tetap selalu dilakukan
merawat pasien dan dimasukkan dalam
jadwal.
- Mempererat hubungan
klien dengan
keluarganya
SP 4 - Menilai sejauh
- Evaluasi kemampuan mana pemahaman
keluarga serta pengetahuan
- Evaluasi kemampuan keluarga
pasien - Menilai sejauh
- Rencana tindak lanjut mana klien
keluarga mampu
- Follow Up melakukan
- Rujukan interaksi apakah
ada hambatan atau
tidak.

3. Resiko Perilaku Kekerasan


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Pasien mampu : Setelah 1 kali SP I - Mengetahui faktor
- Mengidenti melakukan - Identifikasi penyebab, tanda dan penyebab dan perasaan
fikasi pertemuan, pasien gejala serta akibat perilaku klien
penyebab mampu : kekerasan - Dengan nafas dalam
dan tanda - Menyebutkan - Latih cara fisik 1 : Tarik nafas mampu membuat klien
perilaku penyebab, dalam rileks dan amarahnya
kekerasan tanda, gejala - Masukkan dalam jadwal harian menurun
- Menyebutk dan akibat pasien
an jenis perilaku
perilaku kekerasan
kekerasan - Memperagak
yang an cara fisik 1
pernah untuk
dilakukan mengontrol
- Menyebutk perilaku
an akibat kekerasan
Setelah 2 kali SP 2 - Mengingatkan mengenai
dari
melakukan - Evaluasi kegiatan yang lalu intervensi yang telah
perilaku
pertemuan, pasien (SP1) dilakukan pada
kekerasan
mampu : - Latih cara fisik 2 : Pukul kasur / pertemuan 1 dan
yang
- Menyebutkan bantal mengontrol agar tetap
dilakukan
kegiatan yang - Masukkan dalam jadwal harian selalu dilakukan dan
- Menyebutk
sudah pasien dimasukkan dalam
an cara
dilakukan jadwal.
mengontrol
- Memperagak - Dengan memukul bantal
perilaku
an cara fisik atau kasur dapat
kekerasan
untuk mengalirkan amarah
- Mengontrol
mengontrol klien.
perilaku
perilaku
kekerasann
4. Harga Diri Rendah

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


Pasien mampu : Setelah 3 kali SP I - Membantu klien untuk
- Mengidentifik melakukan pertemuan - Identifikasi kemampuan menemukan
asi klien mampu : positif yang dimiliki. kepercayaan diri
kemampuan - Mengidentifika - Diskusikan bahwa - Mendorong klien
dan aspek si kemampuan pasien masih memiliki untuk lebih
positif yang aspek positif sejumlah kemampuan menghargai diri dan
dimiliki yang dimiliki dan aspek positif kemampuannya.
- Menilai - Memiliki seperti kegiatan pasien
kemampuan kemampuan di rumah adanya
yang dapat yang dapat keluarga dan
digunakan digunakan lingkungan terdekat
- Menetapkan / - Memilih pasien.
memilih kegiatan sesuai - Beri pujian yang
kegiatan yang kemampuan realistis dan hindarkan
sesuai dengan - Melakukan setiap kali bertemu
kemampuan kegiatan yang dengan pasien
- Melatih sudah dipilih penilaian yang negatif.
kegiatan yang - Merencanakan - Nilai kemampuan yang
sudah dipilih, kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
sesuai sudah dilatih - Diskusikan dengan
kemampuan pasien kemampuan
- Merencanakan yang masih digunakan
kegiatan yang saat ini
sudah - Bantu pasien
dilatihnya. menyebutkannya dan
memberi penguatan
terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan
pasien
- Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengar
yang aktif
- Pilih kemampuan yang
akan dilatih
- Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan
sehari-hari.
- Bantu pasien
menetapkan aktivitas
mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri.
- Aktivitas yang
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga
- Aktivitas apa saja
yang perlu bantuan
penuh dari keluarga
atau lingkungan
terdekat pasien.
- Beri contoh cara
pelaksanaan
aktivitas yang dapat
dilakukan pasien
- Susun bersama
pasien aktivitas
atau kegiatan
sehari-hari pasien
- Nilai kemampuan pertama
yang telah dipilih
- Diskusikan dengan
pasien untuk
menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang
akan dilatihkan.
- Bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan yang
akan dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau
pujian yang nyata
sesuai kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada
pasien untuk mencoba
kegiatan.
- Beri pujian atas
aktivitas / kegiatan
yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
dan perubahan sikap
- Susun daftar aktivitas
yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan
keluarga.
- Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa
keluarga mendukung
setiap aktivitas yang
dilakukan pasien
SP 2 - Mengingatkan mengenai
- Evaluasi kegiatan yang intervensi yang telah
lalu (SP1) dilakukan pada pertemuan
- Pilih kemampuan kedua 1 dan mengontrol agar
yang dapat dilakukan tetap selalu dilakukan dan
- Latih kemampuan yang dimasukkan dalam
dipilih jadwal.
- Masukkan dalam jadwal - Mendorong klien lebih
kegiatan pasien percaya diri dengan
banyak talenta yang
dimilikinya.
SP 3 - Mengingatkan mengenai
- Evaluasi kegiatan yang intervensi yang telah
lalu (SP1 dan 2) dilakukan pada pertemuan
- Memilih kemampuan 1 dan 2, serta mengontrol
ketiga yang dapat agar tetap selalu
dilakukan dilakukan dan
- Masukkan dalam jadwal dimasukkan dalam
kegiatan pasien jadwal.
- Klien merasa lebih
berharga dengan
banyaknya talenta yang
dimilikinya
Keluarga mampu : Setelah 3 kali SP 1 - Mengetahui kesulitan
Merawat pasien melakukan pertemuan - Identifikasi masalah yang keluarga dalam merawat
dengan harga diri keluarga mampu : dirasakan dalam merawat klien.
rendah di rumah dan - Mengidentifika pasien - Pengenalan penyakit dan
menjadi sistem si kemampuan - Jelaskan proses terjadinya perawatan klien mampu
pendukung yang yang dimiliki HDR meminimalkan
efektif bagi pasien pasien - Jelaskan tentang cara kekambuhan klien.
- Menyediakan merawat pasien
fasilitas untuk - Main peran dalam
pasien merawat pasien HDR
melakukan - Susun RTL keluarga /
kegiatan jadwal keluarga untk
- Mendorong merawat pasien
SP 2 - Mengingatkan mengenai
pasien
- Evaluasi kemampuan SP 1 intervensi yang telah
melakukan
- Latih keluarga langsung ke dilakukan pada pertemuan
kegiatan
pasien 1 dan mengontrol agar
- Memuji pasien
- Menyusun RTL keluarga / tetap selalu dilakukan dan
saat pasien
jadwal keluarga untuk dimasukkan dalam
dapat
merawat pasien jadwal.
melakukan
- Membuat klien lebih
kegiatan
merasa dihargai dengan
- Membantu
terlibatnya keluarga
melatih pasien
dalam perawatannya.
- Membantu
SP 3 - Menilai ada tidaknya
menyusun
- Evaluasi kemampuan kesulitan keluarga dalam
jadwal
keluarga merawat klien.
kegiatan pasien
- Evaluasi kemampuan - Menilai klien dalam
- Membantu
pasien pemulihan penyakitnya.
perkembangan
- RTL keluarga :
pasien
- Follow Up
- Rujukan

5. Defisit Perawatan Diri


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Pasien mampu : Setelah 2 kali SP I - Mengetahui masalah apa
- Melakukan melakukan pertemuan, - Identifikasi kebersihan saja yang klien hadapi
kebersihan diri pasien dapat diri, berdandan dalam perawatan diri.
secara mandiri menjelaskan - Jelaskan pentingnya - Agar klien terhindari dari
- Melakukan pentingnya : kebersihan diri penyakit kulit.
berhias / - Kebersihan - Jelaskan alat dan cara
berdandan diri membersihkan diri
secara baik - Berdandan / - Masukkan dalam jadwal
- Melakukan berhias kegiatan pasien
SP 2 - Mengingatkan mengenai
makan dengan - Makan
- Evaluasi SP1 intervensi yang telah
baik - BAB / BAK
- Jelaskan pentingnya dilakukan pada pertemuan
- Melakukan - Dan mampu
berdandan 1 dan mengontrol agar
BAB / BAK melakukan
- Latih cara berdandan tetap selalu dilakukan dan
secara mandiri cara merawat
- Berpakaian dimasukkan dalam
diri
- Menyisir rambut jadwal.
- Berhias - Berdandan bagi
- Masukkan dalam jadwal perempuan sangat
kegiatan pasien penting, dimana terlihat
rapih dan bersih membuat
perempuan terlihat cantik.
Keluarga mampu : Setelah 4 kali SP 1 - Mengetahui kesulitan
Merawat anggota melakukan pertemuan - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat
keluarga yang keluarga mampu keluarga dalam merawat klien.
mengalami masalah meneruskan melatih pasien dengan masalah - Agar keluarga lebih
kurang perawatan diri pasien dan kebersihan diri, memperhatikan perawatan
mendukung agar berdandan diri klien.
kemampuan pasien - Jelaskan defisit perawatan - Keluarga terlibat dalam
dalam perawatan diri perawatan diri klien.
dirinya meningkat - Jelaskan cara merawat
kebersihan diri dan
berdandan
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 2 - Mengingatkan mengenai
- Evaluasi SP 1 intervensi yang telah
- Latih keluarga merawat dilakukan pada pertemuan
langsung ke pasien, 1 dan mengontrol agar
kebersihan diri dan tetap selalu dilakukan dan
berdandan dimasukkan dalam
- RTL keluarga / jadwal jadwal.
keluarga untuk merawat - Agar keluarga lebih
pasien memperhatikan perawatan
diri klien.
SP 3 - Mengingatkan mengenai
- Evaluasi kemampuan SP 1 intervensi yang telah
dan SP 2 dilakukan pada pertemuan
- Latih keluarga merawat 1, 2, dan 3, serta
langsung ke pasien cara mengontrol agar tetap
makan selalu dilakukan dan
- RTL keluarga / jadwal dimasukkan dalam
keluarga untuk merawat jadwal.
pasien - Agar klien merasa
nyaman dan keluarga
lebih memberikan
perhatian pada klien.
SP 4 - Menilai ada tidaknya
- Evaluasi kemampuan kesulitan yang keluarga
keluarga hadapi dalam merawat
- Evaluasi kemampuan klien.
pasien - Menilai perawatan diri
- RTL Keluarga : yang klien dapat lakukan.
- Follow Up
- Rujukan

Anda mungkin juga menyukai