Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KELOLAAN KASUS DENGAN WAHAM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:
Nurjanah
211030230240

Dosen Pembimbing:
Ns. Tria Monja Mandira, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2022
KASUS

Tn. S berusia 35 tahun, belum menikah, pendidikan terakhir SMA


sempat kuliah tapi tidak dilanjutkan saat semester 5. Alasan Masuk rumah
sakit yaitu klien sering memukul orang yang tidak dikenal di tempat umum.
klien hanya tinggal berdua dengan ibunya dan ayahnya sudah meninggal,
klien pernah menikah sebelumnya tapi belum memiliki anak.Ibu klien
bekerja berjualan gorengan untuk kebutuhan sehari-hari. Klien benci dengan
istrinya karena istrinya berselingkuh dan meminta cerai. Dengan kondisi
fisik keluarga dan perekonomian yang kurang keluarga tidak mampu
merawat klien. Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa Tn. S ke
RS Jiwa dan klien pun menyutujuinya.
Informasi dari keluarga didapatkan data bahwa klien merupakan anak
kedua dari 2 bersaudara. Keluarga klien tidak harmonis, kedua orang tua
klien bercerai saat klien masih kecil. Saat ini klien tinggal bersama ibunya.
Klien memiliki riwayat pernah dirawat di RSJiwa sejak tahun 2012.
Informasi dari keluarga, klien mudah tersinggung.. Klien pernah melukai
ibu kandungnya dan mantanistrinya. Klien juga menganggap dirinya sudah
tidak ada di dunia atau sudah meninggal, sekarang ia mengganggap bahwa
dirinya adalah arwah,. Keluarga tidak mengetahui apa penyebabnya. klien
mengatakan yang menyebabkan marah adalah bahwa klien merasa tidak ada
yang mempedulikan ucapannya, kadang klien mengatakan tidak berguna di
dalam keluarga.. Dari catatan rekam medis klien didapatkan data bahwa
klien mengalami putus obat selama 1 tahun dan klien sampai saat ini sudah 4
kali dirawat di RS Jiwa . Informasi dari keluarga setiap pulang dari RSJiwa
klien tidak pernah kontrol karena kondisi perekonomian keluarga. Klien
mengatakan orang terdekat klien adalah ibu kandungnya. Ibu kandungnya
sangat perhatian dan sayang pada klien. Klien mengatakan di rumah tidak
pernah diajak berbicara. Lingkungan tetangga juga tidak pernah mengajak
klien bicara. Informasi dari keluarga klien sering mengamuk dan melempar
orang lewat sehingga orang-orang disekitar klien merasa ketakutan.
Tetangga mengunci pintunya setiap kali melihat klien keluar rumah. Klien
kuliah tetapi tidak diterukan karena kurangnya biaya.Saat bicara kurang
Fokus tetapi masih bisa diarahkan pembicaraan cepat, kadang-kadang klien
banyak bertanya dengan perawat,, terlihat mundar mandir karena klien
mengatakan bosan dan ingin pulang, klien yakin apa yang dibicarakannya
tidak mau dikoreksi perawat dan diucapkan berulang-ulang secara
berlebihan.
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

RUANGAN RAWAT : Minhos


TANGGAL DIRAWAT : 24 Januari 2022

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2022
Umur : 35 Tahun
RM No. : 35-87-07
Informan : Klien, Keluarga Klien

II. ALASAN MASUK


Alasan Masuk rumah sakit yaitu klien sering memukul orang yang tidak
dikenal di tempat umum. Klien memiliki riwayat pernah dirawat di RSJiwa
sejak tahun 2012 dengan kondisi fisik keluarga dan perekonomian yang
kurang keluarga tidak mampu merawat klien. Akhirnya keluarga
memutuskan untuk membawa Tn. S ke RS Jiwa dan klien pun
menyutujuinya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya √ Tidak

2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak Berhasil

3. Aniaya Fisik pelaku/usia korban/usia saksi/usia


Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dlm keluarga √

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1.2.3:


1. Klien memiliki riwayat pernah dirawat di RSJiwa sejak tahun 2012
2. Dari catatan rekam medis klien didapatkan data bahwa klien
mengalami putus obat selama 1 tahun dan klien sampai saat ini sudah
4 kali dirawat di RS Jiwa
3. Klien sering memukul orang tidak dikenal di tempat umum dan klien
pernag melukai ibu kandung dan mantan istrinya.
Masalah keperawatan: PERILAKU KEKERASAN

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


Ya √ Tidak
Hubungan Keluarga :
Klien hanya tinggal berdua dengan ibunya dan ayahnya sudah meninggal,
klien pernah menikah sebelumnya tapi belum memiliki anak. Klien
mengatakan orang terdekat klien adalah ibu kandungnya. Ibu kandungnya
sangat perhatian dan sayang pada klien.

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien pernah menikah sebelumnya tapi belum memiliki anak. Klien benci
dengan istrinya karena istrinya berselingkuh dan meminta cerai.
Keluarga klien tidak harmonis, kedua orang tua klien bercerai saat klien
masih kecil. Saat ini klien tinggal bersama ibunya.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah


IV. FISIK
1. TD: 110/90 mmhg, N : 85x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36,5° C
2. Ukur : TB : 169 BB : 63
3. Keluhan Fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan :Klien dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket :
: perempuan : tinggal satu rumah
: Laki – laki : meninggal dunia

: garis pernikahan : Pasien


: garis keturunan
Jelaskan :
Klien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Keluarga klien tidak
harmonis, kedua orang tua klien bercerai saat klien masih kecil. Saat ini
klien tinggal bersama ibunya. Ibu klien bekerja berjualan gorengan untuk
kebutuhan sehari-hari.

2. Konsep diri :
a. Gambaran diri: Klien menganggap dirinya sudah tidak ada di dunia
atau sudah meninggal, sekarang ia mengganggap bahwa dirinya adalah
arwah. Keluarga tidak mengetahui apa penyebabnya. klien mengatakan
yang menyebabkan marah adalah bahwa klien merasa tidak ada yang
mempedulikan ucapannya, kadang klien mengatakan tidak berguna di
dalam keluarga.

b. Identitas: Klien sudah pernah menikah tetapi bercerai, pendidikan


terakhir SMA sempat kuliaj tapi tidak dilanjutkan saat sememter 5.

c. Peran :-
d. Ideal diri: -

e. Harga diri: Klien merasa tidak ada yang memperdulikan ucapannya,


kadang klien mengatakan tidak berguna didalam keluarganya.
Masalah Keperawatan: Waham (Nihilistik) dan Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Klien mengatakan orang terdekatnya adalah
ibunya. Ibu kandungnya sangan perhatian dan sayang pada klien.
b. Peran serta dalam kegiatan Kelompok / Masyarakat: -
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
klien mengatakan dirumah tidak pernah mengobrol atau banyak
bicara. Lingkungan tetangga juga tidak pernahmengajak klien
berbicara bahkan menghindari klien karna takut.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :-
b. Kegiatan ibadah :-
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapih Penggunaan pakaian √ Cara berpakaian
tidak sesuai seperti biasa
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :

2. Pembicaraan

√ Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


Memulaipembicaraan
Jelaskan: kadang-kadang klien banyak bertanya dengan perawat
Masalah Keperawatan :

3. Aktifitas Motorik :
Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif


Jelaskan :
Masalah :
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa

Khawatir Gembira
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :

5. Afek
Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Emosi klien cepat berubah dan klien tampak mundar mandir sambal
berbicara sendiri
Masalah Keperawatan :
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

√ Kontak mata Defensif Curiga


Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penciuman

Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan Asosiasi

Flight of ideas Blocking √ Pengulangan Pembicaraan

Jelaskan:klien yakin apa yang dibicarakan benar dan tidak mau dikoreksi,
klien mengucapkan berulang secara berlebihan
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

√ Defersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis


Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

√ Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol


pikir
Jelaskan : klien menganggap dirinya sudah tidak ada didunia atau sudah
meninggal, sekarang ia menganggap bahwa dirinya adalah arwah
Masalah Keperawatan :
10. Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor

Waktu Tempat Orang


Jelaskan :-
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan :
Masalah Keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan :-
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :-
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
14. Daya titik diri
Mengingkari penyakit Menyalahkan hal-hal
yang diderita diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

b. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan :-
Masalah Keperawatan :-
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total

d. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total

e. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : s/d

Tidur malam lama : s/d

Kegiatan sebelum/ sesudah tidur :

f. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total
g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak

Perawatan pendukung Ya Tidak


h. Kegiatan didalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapihaan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak

i. Kegiatan diluar rumah


Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain Ya Tidak

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih


Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktifitas konstruktip Menghindar

Olah raga Mencedarai diri

Lainnya Lainnya

Masalah Keperawatan :

IX. MASALAH PSIKOSIS DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok,spesifik:

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan,spesifik: Klien menarik


diri dari lingkungan
Masalah dengan pendidikan, spesifik:Klien hanya lulusan SMP

Masalah dengan pekerjaan, spesifik:Klien mengatakan dirinya malu


karena sampai saat ini masih sakit dan belum bisa bekerja

Masalah dengan perumahan, spesifik:

Masalah ekonomi, spesifik: .

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik:


Masalah lainnya, spesifik:

Masalah Keperawatan :

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya

Masalah Keperawatan :
A. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS: Waham Nihilistik
• Klien menganggap dirinya sudah
tidak ada di dunia atau sudah
meninggal, sekarang ia mengganggap
bahwa dirinya adalah arwah

DO :
• Klien yakin dengan apa yang
dibicarakan, tidak mau dikoreksi dan
diucapkan berulang secara berlebihan
2 DS : Perilaku Kekerasan
• Keluarga klien mengatakan klien sering
memukul orang di tempat umum
• Keluarga klien mengatakan klien sering
mengamuk dan melempar orang lewat
sehingga orang-orang merasa ketakutan
• Klien mengatakan klien benci dengan
istrinya karna berselingkuh dan
meminta cerai
• Klien mengatakan penyebab marah
krna merasa tidak diperdulikan
ucapannya
DO :
• Klien saat bicara kurang fokus
• Klien tidak mau bicaranya dikoreksi
• Klien terlihat sering mondar mandir
dan berbicara sendiri
3 DS : Harga Diri Rendah
• Klien mengatakan bahwa dirinya tidak
berguna didalam keluarga
• Klien mengatakan dirumah tidak ada
yang mengajak bicara
• Lingkungan tetangga klien juga tidak
mengajak ngobrol
• Klien lebih sering didalam rumah
DO :
• Klien tampak murung
• Saat bicara klien kurang fokus
• Klien sering berjalan sambil bilang
bosan dan ingin pulang
B. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Gangguan isi pikir : Waham

Harga Diri Rendah


(Stuart dan Sundeen )

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku Kekerasan
2. Waham (Nihilistik)
3. Harga Diri Rendah
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

I. Kasus (masalah utama)

Gangguan proses pikir : Waham

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang

salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar

belakang budaya klien.

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan

fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misal, mata saya adalah

komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bias pula “tidak aneh” (hanya

sangat tidak mungkin, misal “FBI mengikuti saya”) dan tetap dipertahankan

meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya

(Town, David A, 2003)

Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang

diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang

kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak

mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,

lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.


II. Proses Terjadinya Masalah

A. Faktor Predisposisi

1. Klien.

2. Lingkungan yang tidak terapeutik.

3. Interaksi.

B. Faktor Presipitasi

1. Internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara

berulang, ketakutan karena adanya penyakit fisik.

2. Eksternal

Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan

orang lain , adanya keritikan dari orang lain.

C. Jenis

1. Waham kebesaran

a. Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,

diucapkan

b. berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya

punya tambang emas”

2. Waham curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak

sesuai kenyataan.Contoh: “Saya tahu. seluruh saudara saya ingin

menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”


3. Waham agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,

diucapkanberulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Kalau

saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap

hari”

4. Waham somatik

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang

penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak

ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa

ia terserang kanker.

5. Waham nihilistik

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di

dunia/meninggal,diucapkanberulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-

roh”

D. Fase-fase

1. Fase Lack of Human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik

secara fisik maupunpsikis. Secara fisik klien dengan waham dapat

terjadi pada orang – orang dengan status sosial dan ekonomi sangat

terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan

kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat

tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang

sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan

diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat

pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi

juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span

history ).

2. Fase lack of self esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan

antara self ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan ) serta

dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkankan standar

lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat

lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi

komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki

kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang

melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari

aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh,support system

semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal external

Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa –

apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan

tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien

adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui,

kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi


prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi

sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba

memberikan koreksibahwa sesuatu yang dikatakan klien tidak benar,

tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi

dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar

pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan

pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment support

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya

menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien

menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran

karena seringnya diulang – ulang. Dari sinilah mulai terjadinya

kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( super ego ) yang

ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta

menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayaidan

mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien

menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering

menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( isolasi sosial )

6. Fase improving

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap

waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham

yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau


kebutuhan – kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).

Waham bersifat menetap dan sulit umtuk dikoreksi. Isi waham dapat

menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk

mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta

memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan

menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

E. Rentang Respon

Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif Respon maladaptif


➢ Pikiran logis persepsi ➢ Kadang-kadang isi ➢ Gangguan isi pikir
akurat pikir terganggu ilusi waham halusinasi
➢ Emosi konsisten ➢ Reaksi emosional ➢ Ketidakmampuan untuk
dengan pengalaman ber-lebihan atau ➢ mengalami emosi
➢ Prilaku sesuai dengan kurang ➢ Ketidakmampuan isolasi
hubungan sosial ➢ Prilaku ganjil atau ➢ Sosial
tidak lazim

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu

merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis.

Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif

kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu.

Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu

mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan

mengalami gangguan isi pikir : waham


F. Mekanisme Koping

1. Proyeksi, mempunyai 2 tujuan, yaitu ;

a. Menyalahkan orang lain atas kesalahan kekurangan-kekurangan dan

kekeliruan dari orang lain

b. Menyalahkan diri sendir atas impuls-impuls, keinginan-keinginan dir

sendiri yang sudah dapat diterima oleh orang lain.

2. Regresi, ilah kembali tingkata perkembangan yang terdahulu dengan

menggunakan cara-cara yang kurang matang dan bertingkah laku

primitif dan kekanak-kanakan

3. Repersi, ilah dengan sudah sadar mencegah jangan jangan sampai

keinginan-keinginan atau kematian yang mengakinbatkan hati atau yang

berbahaya atau masuk kedalam alam yang sedasi

4. Denial ,ialah menolak untuk menerima menghadapai kenyataan yang

tidak enak, baginya dengan mengemukakan berbagai alasan

III. Pohon Masalah

A. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Waham

HDR (harga diri rendah)


B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

Waham

Data Subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang

agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang

kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

Data Objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,

bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan),

takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah

tersinggung.

IV. Diagnosa Keperawatan

• Perubahan proses pikir : waham (Nihilistik)

V. Rencana Tindakan Keperawatan

• Terlampir
RENCANA KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Tn. S DX Medis : Waham


No CM : 35-87-07 Ruangan : WDH

Perencanaan

No Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


Keperawatan (TUK/TUM)

1. waham Tujuan Umum : Setelah dilakukan 1 1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya menjadi
(Nihilistik) Klien dapat x pertemuan percaya dengan menggunakan dasar interaksi selanjutnya dalam
berkomunikasi diharapkan prinsip komunikasi teraupetik. membina klien dalam berinteraksi
dengan baik dan 1. Ekspresi wajah - Sapa klien dengan ramah dengan baik dan benar,
terarah. bersahabat. baik verbal maupun non
2. Ada kontak mata. verbal
TUK 1 : Klien 3. Mau berjabat - Perkenalkan diri dengan sehingga klien mau mengutarakan
dapat membina tangan sopan isi perasaannya.
hubungan saling 4. Mau menjawab - Tanyakan nama lengkap dan Meningkatkan orientasi klien pada
percaya. salam. nama yang disukai klien. realita dan meningkatkan rasa
5. Klien mau duduk - Jelaskan tujuan pertemuan percaya klien pada perawat.
berdampingan. - Jujur dan menepati janji Suasana lingkungan persahabatan
6. Klien mau - Tunjukkan rasa empati dan yang mendukung dalam komunikasi
mengutarakan isi menerima klien dengan apa teraupetik. Mengetahui penyebab
perasaannya. adanya. waham curiga dan intervensi
2. Jangan membantah dan selanjutnya yang akan dilakukan
mendukung waham klien. oleh klien.
- Katakan perawat menerima
keyakinan klien.
- Katakan perawat tidak
mendukung keyakinan
klien.
3. Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan
terlindung
4.- “Anda berada ditempat
aman dan terlindung”. -
Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan tinggalkan
klien dalam keadaan sendiri.
5. Observasi apakah
wahamnya mengganggu
aktivitas sehari-hari dan
perawatan diri klien.

TUK 2 : Klien Setelah dilakukan … 1. Beri pujian pada penampilan Reinforcement positif dapat
dapat x pertemuan dan kemampuan klien yang meningkatkan kemampuan yang
mengidentifikasika diharapkan realistis dimiliki oleh klien dan harga diri
n kemampuan 1. Klien dapat 2. Diskusikan dengan klien klien.
yang dimiliki. mempertahankan kemampuan yang dimiliki Klien terdorong untuk memilih
aktivitas sehari- pada waktu lalu dan saat ini. aktivitas seperti sebelumnya tentang
hari 3. Tanyakan apa yang bisa aktivitas yang pernah dimiliki oleh
2. Klien dapat dilakukan (kaitkan dengan klien. Dengan mendengarkan klien
mengontrol aktivitas sehari-hari dan akan merasa lebih diperhatikan
wahamnya. perawatan diri) kemudian sehingga klien akan mengungkapkan
anjurkan untuk melakukan perasaannya.
saat ini.
4. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada.
Perawat perlu
memperhatikan bahwa klien
sangat penting

TUK 3 : Klien Setelah dilakukan … 1. Observasi kebutuhan klien Observasi dapat mengetahui
dapat x pertemuan sehari-hari kebutuhan klien. Dengan
mengidentifikasi diharapkan 2. Diskusikan kebutuhan klien mengetahui kebutuhan yang tidak
kebutuhan yang 1. Klien yang tidak terpenuhi terpenuhi maka dapat diketahui
dapat
tidak dimiliki. berbicara dengan selama dirumah maupun di kebutuhan yang akan diperlukan.
realitas. RS. Dengan melakukan aktivitas klien
2. Klien mengikuti 3. Hubungkan kebutuhan tidak akan lagi menggunakan isi
Terapi Aktivitas yang tidak terpenuhi wahamnya. Dengan situasi tertentu
Kelompok. dengan timbulnya waham klien akan dapat mengontrol
4. Tingkatkan aktivitas yang wahamnya.
dapat memenuhi kebutuhan
klien dan memerlukan
waktu dan tenaga.
5. Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya

TUK 4 : Setelah … x 1. Berbicara dengan klien Reinforcement adalah penting untuk


Klien dapat pertemuan dalam konteks realitas meningkatkan kesadaran klien akan
berhubungan diharapkan Kriteria (realitas diri, realitas orang realitas. Pujian dapat memotivasi
dengan realitas. Evaluasi : lain, waktu dan tempat). klien untuk meningkatkan kegiatan
1. Klien dapat 2. Sertakan klien dalam terapi positifnya.
berbicara dengan aktivitas kelompok:
realitas. orientasi realitas

2. Klien mengikuti 3. Berikan pujian tiap


Terapi Aktivitas kegiatan positif yang
Kelompok. dilakukan oleh klien

TUK 5 : Setelah … x 1. Diskusikan dengan keluarga Perhatian keluarga dan pengertian


Klien dapat pertemuan tentang : keluarga akan dapat membantu klien
dukungan dari diharapkan Kriteria a. Gejala waham dalam mengendalikan wahamnya.
keluarga. Evaluasi : b. Cara merawat

1. Keluarga dapat c. Lingkungan keluarga


membina hubungan d. Follow up dan obat.
percaya 2. Anjurkan keluarga
saling
melaksanakan dengan
dengan perawat.
bantuan perawat.
2. Keluarga dapat
menyebutkan
pengertian, tanda
dan tindakan untuk
merawat klien
dengan waham.

TUK 6 : Setelah … x 1. Diskusikan dengan klien Obat dapat mengontrol waham yang
Klien dapat pertemuan dan keluarga tentang obat, dialami oleh klien dan dapat
menggunakan obat diharapkan Kriteria dosis, dan efek samping membantu penyembuhan klien.
dengan benar. Evaluasi : obat dan akibat
penghentian.
1. Klien dapat
2. Diskusikan perasaan klien
menyebutkan
setelah minum obat.
manfaat, efek
samping dan dosis 3. Berikan obat dengan
prinsip lima benar dan
obat.
observasi setelah minum
2. Klien dapat
obat.
mendemonstrasikan
penggunaan obat
dengan benar.
3. Klien dapat
memahami akibat
berhentinya
mengkonsumsi obat
tanpa konsultasi.
4. Klien dapat
menyebutkan
prinsip lima benar
obat
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :I Hari/Tanggal : Senin, 24 Januari 2022

Nama Klien : Tn. S SP Ke :I

Ruangan : WDH

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien menganggap dirinya sudah tidak ada di dunia atau sudah


meninggal, sekarang ia mengganggap bahwa dirinya adalah
arwah

DO : Klien yakin dengan apa yang dibicarakan, tidak mau dikoreksi


dan diucapkan berulang secara berlebihan

2. Diagnosa Keperawatan:

Perubahan proses pikir : waham (Nihilistik)

3. Tujuan Khusus

a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap

b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

4. Tindakan Keperawatan:

a. Bina hubungan saling percaya

Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus

membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien


merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara.

Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina

hubungan saling percaya adalah:

• Mengucapkan salam terapeutik

• Berjabat tangan

• Menjelaskan tujuan interaksi

• Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu

pasien.

b. Bantu orientasi realita

• Tidak mendukung atau membantah waham pasien

• Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman

• Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari

• Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan

tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien

berhenti membicarakannya

• Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai

dengan realitas.

• Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak

terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan

marah.

• Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan

emosional pasien

• Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki

• Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki


• Berdiskusi tentang obat yang diminum

• Melatih minum obat yang benar

B. Strategi Pelaksanaan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamualaikum Bapak. Saya perawat yang akan merawat bapak

. Nama Saya Nurjanah, senang dipanggil Nur. Nama bapak siapa?

Senang dipanggil apa”

b. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan bapak S hari ini? Apa keluhan bapak saat

ini”

c. Kontrak

Topik : “Bapak, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang

Bapak rasakan sekarang?”

Tempat : “Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”

Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 15 menit?”

2. Fase Kerja

“Saya mengerti Tn. S merasa bahwa Tn. S adalah seorang…., tapi

yang Tn. S rasakan tidak dirasakan oleh orang lain”

“Tampaknya Tn. S gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang

Bapak rasakan?”

“O... jadi Tn. S merasa tidak ada yang yang memperdulikannya”


“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”

“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”

“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”

“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar

rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

Subyektif: “ Bagaimana perasaan bapak setelah berbicang-bincang

dengan saya?”

Obyektif : “Bisa bapak ulangi sekali lagi cara yang baru kita

latih?”

b. Rencana Tindak Lanjut:

c. Kontrak

Topik : ”Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi berbincang-

bincang tentang hobi bapak?

Waktu : ”Jam berapa bapak maunya?

Tempat : ”Dimana tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN JIWA

Nama Klien : Tn. S Tanggal pengkajian : 24 Januari 2022


Umur : 35 tahun
Implementasi Evaluasi
DS : S:
• Klien menganggap dirinya sudah • Klien mau menjawab salam dan
tidak ada di dunia atau sudah menyebutkan namanya Tn. S
meninggal, sekarang ia • Klien mengatakan senang berbincang-
mengganggap bahwa dirinya bincang
adalah arwah
O:
DO : • Klien tampak tenang dan kooperatif
• Klien yakin dengan apa yang • Klien mampu melakukan cara
dibicarakan, tidak mau dikoreksi mengenalkan diri
dan diucapkan berulang secara • Klien dapat mengisi jadwal kegiatan
berlebihan harian

Diagnosa Keperawatan A:
Waham (Nihilistik) • Membina hubungan saling percaya
• Membantu orientasi realita
Tindakan Keperawatan • Mendiskusikan kebutuhan yang
• Membina hubungan saling percaya tidak terpenuhi
• Bantu orientasi realita • Membantu pasien memenuhi
• Mendiskusikan kebutuhan yang tidak kebutuhannya
terpenuhi • Menganjurkan pasien memasukkan
• Membantu pasien memenuhi dalam jadwal kegiatan harian
kebutuhannya
• Menganjurkan pasien memasukkan P:
dalam jadwal kegiatan harian Lanjutkan tindakan SP II
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Rencana Tindak lanjut :
• Berdiskusi tentang hobi yang dimiliki
SP II
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian • Menganjurkan pasien memasukkan
pasien ke dalam jadwal kegiatan harian
• Berdiskusi tentang hobi yang dimiliki
TTD
• Menganjurkan pasien memasukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian

( Nurjanah )
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Nn.H Pertemuan : II

Ruangan : Minhos Hari/Tgl : Selasa, 25 Januari 2022

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

DO :

2. Diagnosa Keperawatan:

Perubahan proses pikir : waham (Nihilistik)

3. Tujuan Khusus

a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap

b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

4. Tindakan Keperawatan:

a. Membina hubungan saling percaya


b. Membantu orientasi realita
c. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
e. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Assalammu’alaikum Tn. S”

b. Evaluasi/Validasi

“Apakah Tn. S sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran

Tn. S?”

c. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang?

Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”

Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi

Tn. S tersebut?”

2. Fase Kerja

“Apa saja hobi Tn. S? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”

“Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa

bermain volley seperti itu lho Pak”

“Bisa Tn. S ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley,

siapa yang dulu mengajarkannya kepada Tn. S, dimana?”

“Bisa Tn. S peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik

itu?”

“Wah..baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali

sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”


“Apa yang Tn. S harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”

“Ada tidak hobi atau kemampuan Tn. S yang lain selain bermain volley?”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

Subyektif :

• “Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri

percakapan ini atau mau dilanjutkan?”

• “Bagaimana perasaan Tn. S setelah kita bercakap-cakap tentang

hobi dan kemampuan Tn. S?”

Obyektif :

• “Setelah ini coba Tn. S lakukan latihan volley sesuai dengan

jadwal yang telah kita buat ya?”

b. Rencana Tindak Lanjut

“Besok pagi kita ketemu lagi, nanti kita akan membicarakan tentang

obat yang harus Tn. S minum, setuju?”

c. Kontrak

Topik :”Besok pagi saya akan ke mari lagi. “Nanti kita akan

membicarakan tentang obat yang harus Tn. S minum,

setuju?”

Waktu : ”Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00?”

Tempat : ”Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai besok ya.

Assalamualaikum”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN JIWA

Nama Klien : Tn. S Tanggal pengkajian : 25 Januari 2022


Umur : 35 tahun

Implementasi Evaluasi

DS : S:
• Klien menganggap dirinya sudah • Klien sudah mau menyebutkan hobi
tidak ada di dunia atau sudah nya
meninggal, sekarang ia • Klien mengatakan mulai melakukan
mengganggap bahwa dirinya adalah latihan hobi bola volley
arwah
O:
DO : • Klien tampak senang melakukan
• Klien yakin dengan apa yang bermain volley
dibicarakan, tidak mau dikoreksi
dan diucapkan berulang secara A:
berlebihan • Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Diagnosa Keperawatan • Berdiskusi tentang hobi yang dimiliki
• waham (Nihilistik) • Menganjurkan pasien memasukkan
Tindakan Keperawatan ke dalam jadwal kegiatan harian
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian P :
pasien • Mengevaluasi jadwal kegiatan
• Berdiskusi tentang hobi yang dimiliki harian pasien
• Menganjurkan pasien memasukkan ke • Membicarakan cara minum obat yang
dalam jadwal kegiatan harian baik dan benar
Rencana Tindak lanjut : • Menganjurkan memasukkan dalam
SP III jadwal kegiatan harian
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
• Melatih cara minum obat yang baik dan TTD
benar
• Menganjurkan memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

( Nurjanah)
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke : III Hari/Tanggal : Rabu, 26 Januari 2022


Nama Klien : Tn. S SP Ke : III
Ruangan : WDH

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien.

DS :

DO :

2. Diagnosa Keperawatan:

Perubahan proses pikir : waham (Nihilistik)

3. Tujuan Khusus

a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap

b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

4. Tindakan Keperawatan:

a. Membina hubungan saling percaya

b. Membantu orientasi realita

c. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

d. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

e. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi.

a. Salam Terapeutik.

‘’Asalamualaikum bapak S. selamat pagi..masih ingat dengan saya yaa

hehe?’’

b. Evaluasi/validasi.

“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan latihan bermain volley nya?

apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba

kita lihat cek kegiatannya”.

c. Kontrak.

• Topik : ‘’Baiklah bapak sesuai janji kita kemaren untuk hari ini

kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang

benar untuk mengontrol rasa marah?”

• Waktu : ‘’Bagaimana kalau 20 menit? bapak mau berbincang-

bincang dimana?’’

Tempat : “Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah bapak S”

2. Fase Kerja.

• “Bapak sudah dapat obat dari dokter?”

• “Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus!

Jam berapa Bapak minum? Bagus!”

• “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ

gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa

marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam

7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.

• “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk

membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di

ruangan”.

• “Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan

jangan beraktivitas dulu”

• “Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di

kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang

harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah

nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster

kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”

• “Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi

dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”

• “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya

pak.”

3. Fase Terminasi.

a. Evaluasi

Subjektif :‘’Bagaimana perasaan setelah kita bercakap tentang cara

minum oba yang benar?’’

Objektif : “Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum!

Bagaimana cara minum obat yang benar?”


b. Rencana Tindak Lanjut :

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita

pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum

obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.

c. Kontrak yang akan datang :

Topik :” “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana

bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat

mencegah rasa marah. Sampai jumpa”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN JIWA
Nama Klien : Tn. S Tanggal pengkajian : 26 Januari 2022
Umur : 35 tahun

Implementasi Evaluasi
DS : S:
• Klien menganggap dirinya sudah • Klien mengatakan meminum obat
tidak ada di dunia atau sudah dengan teratur
meninggal, sekarang ia • Klien mengatakan akan mencatat
mengganggap bahwa dirinya kegiatannya akan tidak terlewat
adalah arwah
O:
DO : • Klien mengikuti kegiatan dengan
• Klien yakin dengan apa yang baik
dibicarakan, tidak mau dikoreksi • Klien mendengarkan anjuran
dan diucapkan berulang secara perawat
berlebihan • Klien menulis jadwal kegiatan di
kertas catatan
Diagnosa Keperawatan
• waham (Nihilistik) A:
1. Membina hubungan saling percaya
Tindakan Keperawatan 2. Bantu orientasi realita
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 3. Mendiskusikan kebutuhan yang
harian pasien tidak terpenuhi
2. Melatih cara minum obat yang baik 4. Membantu pasien memenuhi
dan benar kebutuhannya
3. Menganjurkan memasukkan dalam 5. Menganjurkan pasien memasukkan
jadwal kegiatan harian dalam jadwal kegiatan harian
Rencana Tindak lanjut :
SP I K P:
1. Mendiskusikan masalah yang 1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat dirasakan keluarga dalam merawat
pasien pasien
2. Menjelaskan peran serta keluarga 2. Menjelaskan peran serta keluarga
dalam merawat pasien dalam merawat pasien

TTD

( Nurjanah)
JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama :Tn.S
Ruang : Minhos
Tanggal Kegiatan
No Jam Kegiatan Ket
31 01 02 03 04 - -
1 05.00-06.00 Merapikan tempat tidur - M M M M
2 06.00-07.00 Mandi - M M M M
3 07.00-08.00 Sarapan pagi - M M M M
4 08.00-09.00 Senam pagi - - M M M
5 09.00-10.00 Bercakap-cakap M M M M M
6 10.00-11.00 Latihan volley M M M M M
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00 Ishoma
9 13.00-14.00 Tidur siang M M M M M
10 14.00-15.00
11 15.00-16.00 Mandi - M M M M
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00 Minum obat B B B M M
16 20.00-21.00
17 21.00-22.00
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00

KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya

Anda mungkin juga menyukai