DisusunOleh :
AldaResmaElvaryaniLimatahu: 211030230133
EviNurnaini : 211030230270
HopipahOktavia : 211030230156
LiaYulyanah : 211030230251
NenengSoleha : 211030230168
Nurjanah : 211030230240
Sofatunnisa : 211030230250
Sukmawati : 211030230244
UsepHaryadi : 211030230249
i
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Profesi (Ners) Stase Anak
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kenanga Rumah Sakit Permata Sarana Husada Pamulang
dari tanggal 11 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2021. Penulisan Laporan Praktek klinik
Anak Keperawatan ini bertujuan untuk mengikuti dan memenuhi nilai Pendidikan Profesi
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Widya Dharma Husada dan
2. Ns. NikBodro, S.Kep, M.Kep., selaku pembimbing praktik Stase Managemen Profesi
Ners dan selaku ketua Koordinator mata ajaran Manajemen Keperawatan yang telah
Dalam penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan. Kami
berharap, semoga Laporan Akhir Praktek Klinik Profesi (Ners) Stase Anak
Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita
penulis. Laporan ini memang masih jauh dari sempurna, maka kami harapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
COVER--------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang
RumusanMasalah
Tujuan
Manfaat
Definisi---------------------------------------------------------------------------------------------------
Etiologi---------------------------------------------------------------------------------------------------
Patofisiologi---------------------------------------------------------------------------------------------
Pathway--------------------------------------------------------------------------------------------------
Manifestasiklinis----------------------------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan diagnosis--------------------------------------------------------------------------------
Pengobatan-----------------------------------------------------------------------------------------------
iv
BAB I
PENDAULUAN
A. Latarbelakang
Gagal nafas pada neonatus merupakan masalah klinis yang sangat serius, yang
berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan. Sindroma gagal nafas
(respiratory distress sindrom, RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada
neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
maturitas paru atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru(Marmi & Rahardjo, 2012).
kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, frekuensi pernapasan yang lebih dari 60 kali per menit,
adanya sianosis, adanya rintihan pada saat ekspirasi serta ada retraksi dinding dada saat inspirasi.
Penyakit ini merupakan penyakit membran hialin dimana terjadi perubahan atau kurangnya
komponen surfaktan pulmoner. Komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang dapat
mencegah kolapsnya paru. Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan
alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Penyakit
ini sering terjadi pada bayi prematur mengingat produksi surfaktan yang kurang (Hidayat, 2003).
Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi aterm maupaun pada bayi preterm, yaitu bayi
dengan berat lahir cukup maupun dengan beratbadan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR yang
preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ organ tubuh.
Kegawatan sistem pernafasan dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram dalam bentuk sindroma gagal nafas dan asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi cukup bulan
Penatalaksanaan utama gagal nafas pada neonatus adalah terapi suportif dengan ventilasi
mekanis, dan oksigenasi konsentrasi tinggi. Terapi lainnya meliputi high-frequency ventilator, terapi
surfaktan, inhalasi nitrat oksida dan extracorporeal membran oxigenation (ECMO). Penanganan
neonatus yang mengalami gagal napas memerlukan suatu unit perawatan intensif, dan
38
penatalaksanaan yang optimal tergantung pada sistem perawatan neonatal yang ada yaitu ketrsediaan
tenaga ahli, fasilitas yang memiliki kemampuan dalam menilai dan memberikan tatalaksana
kehamilan resiko tinggi, serta memiliki kemampuan menerima rujukan dari fasilitas kesehatan
dibawahnya (Surasmi 2013) Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas
dengan pelayanan kesehatan bayi dalam rangka menurunkan angka kematian bayi di Indonesia.
Peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak adalah satu dari enam sasaran pokok Rencana
dengan 3 pilar utama meliputi paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
caredan intervensi berbasis risiko. Ibu dan anak merupakan kelompok rentan karena berisiko tinggi
terhadap kesakitan dan kematian. Status kesehatan ibu dan anak yang dinyatakan dalam angka
B. Tujuan Masalan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat:
39
1) Melakukan Pengkajian Keperawatankeperawatan pada By.Ny.E dengan RDS (Respiratory
C. Manfaat Masalah
1. Manfaat Teoritis
2. Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan tambahan bagi
pengembangan ilmu keperawatan khususnya bidang ilmu keperawatan anak yang berkaitan pada
3. Manfaat Praktisi
a. Bagi Lahan Praktek Sebagai masukan bagi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan
b. Bagi Institusi Sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada bayi
dengan RDS.
c. Bagi Penulis Menambah wawasan dalam bidang ilmu keperawatan anak tentang asuhan
TINJUAN PUSTAKA
1. Defenisi
berhubungandenganketerlambatanperkembanganmaturitasparuatautidakadekuatnyajumlahsurfaktanda
membrandesease (HMD)
alveoli.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Peranansurfaktanialahmerendahkanteganganpermukaan alveolus
41
sehinggatidakterjadikolapsdanmampumenahansisaudarafungsionalpadasisaakhirexpirasi.
danasidosis.
HipoksiaakanmenyebabkanterjadinyaOksigenasijaringanmenurun>metabolismeanerobikdenganpe
nimbunanasamlaktatasam organic>asidosis
metabolic.Kerusakanendotelkapilerdanepitelduktusalveolaris>transudasikedalam alveoli>terbentuk
hialin.Asidosisdanatelektasisakanmenyebabkanterganggunyajantun, penurunanalirandarahkeparum,
dankehamilankembar.
5. ManifestasiKlinis
Umumnya terjadi pada bayi prematur dengan berat badan 1000-2000 gram atau masa gestasi 30-
36 minggu. Jarang pada bayi cukup bulan, dan sering disertai dengan riwayat asfiksia pada waktu
lahir atau tanda gawat janin pada akhir kehamilan. Gangguan pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam
pertama setelah lahir dan gejala karakteristik mulai terlihat dalam umur 24-72 jam (Ngastiyah, 2005).
42
Menurut ZR and Sari (2009) tanda dan gejala yang timbul pada RDS yaitu :
a. Pernafasan cepat/hiperpnea atau dispnea dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit
c. Sianosis
Menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017) data mayor untuk gangguan pertukaran gas yaitu : 1) Kadar
PCO2 meningkat/menurun
Kadar PCO2 dapat menunjukkan tekanan parsial karbon dioksida dalam darah arteri, kadar
ini dimonitor oleh kemoreseptor perifer dan kemoreseptor sentral. Nilai normal PCO2 yaitu 4,6-6,0
kPa atau 35-45mmHg, apabila terjadipeningkatan PCO2 maka akan menimbulkan kondisi asidosis
respiratorik atau keadaan dimana kadar asam di dalam darah yang lebih tinggi dari normal karena
terjadi peradangan pada paru-paru, sebaliknya jika terjadi penurunan PCO2 maka akan terjadi
kondisi alkalosis respiratori dimana keadaan ini merupakan suatu keadaan saat darah menjadi basa
karena pernapasan yang cepat dan dalam (James, Baker, & Swain, 2008).
Merupakan tekanan gas O2 dalam darah, faktor yang paling menentukan banyaknya O2
yang terikat dengan Hb adalah PO2, molekul oksigen berikatan secara ringan dan reversible
bersama Hb semakin tinggi PO2 semakin banyak O2 yang terikat Hb (Saminan, 2012). Kadar PO2
yang rendah 10 menggambarkan hipoksemia dan klien tidak bernafas dengan adekuat. PO2
dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2
3) Takikardia
43
Takikardia adalah kondisi dimana denyut jantung lebih cepat dari Normal dalam kondisi
istirahat, kecepatan jantung lebih besat dari 100 denyut/ menit (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., &
Snyder, 2010).
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan juga cairan
tubuh lainnya dengan satuanya yaitu pH. Nilai pH normal yaitu7,0 apabila pH dibawah 7,0 adalah
asam dan bila di atas 7,0 adalah basa (alkali) (Mubarak et al., 2015). Pada darah nilai pH yang
normal yaitu berkisar antara 7,35-7,45, apabila nilai pH dalam darah lebih rendah atau menurun <
7,35 makakeadaan itu disebut asidosis, sedangkan bila pH darah meningkat atau >7,45 maka
Menurut Kusuma & Nurarif (2012) terdapat tiga bunyi nafas normal yaitu vesicular, trakeal,
brokial, vesikuler yaitu bunyi nafas yang terdengar jernih dan tidak terputus-putus dengan inspirasi
lebih keras dibandingkan ekspirasi, trakeal yaitu suara napas yang terdengar pada sisi leher /region
tiroid suara nafas terdengan keras dan kasar dengan fase ekspirasi lebih panjang dibandingkan
inspirasi, brokial yaitu suara nafas yang menyerupai suara nafas trakeal meski tidak sekeras suara
nafas trakeal dengan inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Selain ketiga suara nafas normal
tersebut terdapat suara napas tambahan atau suara nafas yang abnormal. Hal ini biasanya
disebabkan karena adanya penyempitan atau sumbatan pada jalan nafas. Terdapat empat suara
a) Stridor Suara nafas tambahan yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), memiliki nada
tinggi yang dapat terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, disebabkan karena
b) Ronkhi Basah Suara nafas tambahan ini merupakan suara nafas tambahan yang bernada renda
sehingga memiliki sifat sonor, terdengar tidak enak (raspy). Hal ini disebabkan oleh udara
dan memiliki nada lebih tinggi dibandingkan dengan suara nafas lainnya, bersifat musical
disebabkan karena terjadinya penyempitan pada saluran pernafasan kecil (bronkus perifer dan
bronkiolus).
d) Ronkhi Kering (Rales atau crackles) Suara nafas terakhir ini adalah suara nafas yang terdengan
diskontinu (terputus-putus), disebabkan oleh adanya cairan di dalam saluran nafas dan terjadi
a. Takipnea : laju napas > 60 kali per menit (normal laju napas 40 kali per menit)
b. Sianosis sentral pada suhu kamar yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan
Pemeriksaan Kegunaan
Analisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa
45
Neutropenia menunjukkan infeksi bakteri
Sumber: Hermansen
8. Komplikasi
dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.
2. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan adanya
perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni. Infeksi dapat timbul karena tindakan invasiv
pada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi
mekanik.
4. PDA dengan peningkatan shunting dari kiri ke kanan merupakan komplikasi bayi
Komplikasi jangka panjang dapat disebabkan oleh toksisitas oksigen, tekanan yang
tinggi dalam paru, memberatnya penyakit dan kurangnya oksigen yang menuju ke otak dan
pemakaian oksigen pada bayi dengan masa gestasi 36 minggu. BPD berhubungan dengan
mekanik, adanya infeksi, inflamasi, dan defisiensi vitamin A. Insiden BPD meningkat
infeksi.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita RDS dengan gangguan pertukaran gas
(Ngastiyah, 2005):
a. Memberikan lingkungan yang optimal Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap
dalam batas normal (36,5o - 37o c) dengan cara meletakkan bayi dalam inkubator.
b. Pemberian oksigen Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena berpengaruh
kompleks terhadap bayi prematur. Pemberian O2 yang terlalu banyak dapat menimbulkan
komplikasi seperti : fibrosis paru, kerusakan retina (fibroplasias retrolental) dan lain-lain.
analisa gas darah arteri. Bila fasilitas untuk pemeriksaan analisa gas darah arteri tidak ada,
maka O2 diberikan dengan konsentrasi O2 tidak lebih dari 40% sampai gejala sianosis
menghilang
c. Pemberian cairan dan elektrolit Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk
glukosa 5- 10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-125
ml/kg BB/hari. Asidosis metabolik yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan
d. Pemberian antibiotik Bayi dengan PMH perlu mendapatkan antibiotik untuk mencegah infeksi
sekunder. Dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000-100.000 u/kg BB/hari atau ampisilin
100 mg/kg BB/hari, dengan atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kg BB/hari.
10. Pengobatan
47
Pengobatan yang seringdigunakanpadapasienanakdanbayimengalamiRDS :
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Bayi Respiratory Distress Syndrome (RDS) Dengan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan masalah yang dialami klien (Asrining Surasmi, Siti Handayani, 2003).
d. Pemeriksaan Fisik Pengkajian fisik dilakukan secara sistematik dengan penekanan khusus pada
pengkajian pernafasan. RDS dapat dikaji dengan mengobservasi takipnea, retraksi substernal,
2003).
2. Diagnosis
48
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi responin dividu,
Gangguanpertukaran gas
merupakankelebihanataukekuranganoksigenasidanataueleminasikarbondioksidapada membrane
menggambarkanresponsklienterhadapkondisikesehtaan yang
dapatmenyebabkanklienmengalamimasalahkesehatan.
adalahsebagaiberikut
a. Subjektifyaitu :dispnea
a. Subjektifyaitu :pusingdanpenglihatankabur
49
b. Objektifyaitu :Sianosis, embranesi, gelisah, nafascupinghidung, polanafas abnormal, warnakulit
3. Intervensi
diberikanpadapasiendenganmasalahgangguanpertukaran gas.
4 Implementasi
tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (Kozier, B., Erb, G.,
Berman, A., & Snyder, 2010). Pelaksanaan implementasi yang dilakukan pada masalah gangguan
pertukaran gas yaitu, memonitor frekuensi irama, kedalaman dan upaya napas, memonitor pola napas,
memonitor saturasi oksigen, memonitor nilai analisa gas darah (AGD), mengatur interval pemantauan
memberikan posisi fowler atau semi-fowler untuk memaksimalkan ventilasi, memberikan oksigen
Evaluasi merupakan tahap kelima yang merupakan tahap yang tidak kalah penting dalam proses
keperawatan karena kesimpulan yang didapatkan dari evaluasi menentukan apakah intervensi
keperawatan harus dilanjutkan, diakhiri atau diubah (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder,
2010). Evaluasi keperawatan dengan masalah gangguan pertukaran gas menurut (Tim Pokja DPP
c. PCO2 membaik
d. PO2 membaik
51
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA FORMAT
PENGKAJIAN NEONATUS
DATA BAYI
Riwayat Bayi
Apgarscore : 1” 5”
Usia agestasi : 37 Minggu
Berat badan : 2720gram
Panjang badan : 47cm
Komplikasi persalinan : Ada ( √ ) Tidakada (
)
a. Aspirasi mekonium ( )
b. Denyut jantung janin abnormal ( )
c. Masalah lain : tidak ada
d. Prolaps tali pusat/ lilitan tali pusat ( - )
e. Ketuban pecah dini ( - ) selama jam
RiwayatIbu
Usia Gravida Partus Abortus
36 2 1 0
Jenis persalinan
Pervaginum ( )
Sectio Cesarea ( √ ); Alasan: HDK (hipertensi dalam kehamilan)
Komplikasi kehamilan
Tidakada (√ ) Ada ( )
Perawatan Antenatal (√ )
Ruptur plasenta/plasenta previa (√ )
Preeklamsia/ toxaemia ( - )
Suspectsepsis ( - )
Persalinan premature/ postmatur ( - )
Masalah lain ( - )
52
PENGKAJIAN FISIK NEONATUS
Instruksi : Beri tanda cek (√) pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di bawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom data tambahan bila
perlu.
2. Tonus/ aktifitas
a. Aktif (√ ) Tenang( ) Letargi( ) Kejang ( )
b. Menangis keras(√ ) Lemah( ) Melengking( )Sulitmenangis ( )
3. Kepala/leher
a. Fontanelan terior Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( )
Cekung (√ ) Menonjol ( )
b. Suturasagital Tepat (√ ) Terpisah( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaranwajah Simetris (√ )
d. Molding Caputsuccadeneum ( ) Cphalhematoma( )
4. Mata
Bersih( √ ) Sekresi( )
Jarakin terkantus Sklera
5. THT
a. Telinga Normal (√ ) Abnormal ( )
b.Hidung Smetris (√ );Asimetris (-);Sekresi(-); Nafas cuping hidung ( √ )
6. Wajah
a. Bibir sumbing ( -)
b. Sumbing langit-langit/ palatum (-)
7. Abdomen
a. Lunak(√ ) Tegas (-) Datar (-) Kembung(-)
b. Lingkar perut ( 27,5 )cm
c. Liver :Teraba(-) Kurang 2cm (-) Lebih dari 2cm (-) Tidakteraba(-)
8. Toraks
a. Simetris (√ ) Asimetris (-)
b. Retraksi Derajat0 (-) Derajat1 (√) Derajat2 (-)
c. Klavikula Normal(√ ) Abnormal(-)
9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri Sama (-) Tidaksama (√ )
b. Bunyi nafas di semualapangparu Terdengar (√ ) Tidakterdengar (-)
c. Suaranafas Bersih(-) Ronchi(-) Wheezing(√ )
Sekresi(-) Vesikuler(-)
d. Resirasi Spontan(-); Tidak spontan(-); Alat bantu nafas: (√ )
53
10. Jantung
a. Bunyi normal sinus rhytm (NSR) Frekuensi:
b. Murmur (√ ) PMI (-)
c. Waktu pengisian kapiler :
11. Ekstremitas
a. Gerakan bebas (√ ) ROM terbatas(-) Tidakterkaji (-)
b. Nadi
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brachial kanan √
Brachial kiri √
Femoral kanan √
Femoral kiri √
12. Umbilikus
Normal (-) Abnormal (-) Inflamasi (-)
Drainase (-) Jumlah pembuluhdarah (-)
14. Genital
Perempuannormal (-) Laki-laki normal(-) Abnormal(-)
17. Kulit
a. Warna Pink (-) Pucat (-) Jaundice (-) Sianosis
pada kuku ( √ ) Sirkumoral( - ) Periorbital (-) Seluruh
tubuh (-)
b. Kemerahan/ rash (√)
c. Tanda Lahir : di sekitar telinga kiri
18. Suhu
a. Lingkungan Penghangatradian (-) Pengatursuhu(- ) Inkubator(√ )
Suhuruangan (- ) Boks terbuka ( - )
b. Suhu kulit : 35,0
DATA IBU
NamaIbu : Endang Winarsih NamaAyah : muhammad jamil
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMA
Alamat : Jl.Kota bambu utara Rt/Rw 011/003
Palmerah, Jakbar
54
A. ANALISA DATA
Do :
• Posisi dada klien
terlihat cekung
Do :
• Adanya wheezing
• RR: 47x/menit
3 Ds : Hipotermia Kurangterpaparinforma
• Ibu klien sitentangpencegahanhi
mengatakan tubuh potermia
klien dingin dan
menggigil.
Do :
• Klien didalam
incubator
• Suhu: 34,2℃
• Sianosis pada ujung
kuku
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguanpertukaran gas b/d Ketidakseimbanganventilasiperfusi D.D
2. Polanafastidakefektif b/d Sindromhipoventilasi D.D
1
3. Hipotermia b/dKurangterpaparinformasitentangpencegahanhipotermia D.D
2
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien :
Ruang :
No.M.R. :
N Diagnosa RencanaKeperawa
o Keperawatan (PES)
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
1.01011
L.14134 1.03121
D. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Diagnose medis
1 Gangguan pertukaran gas b/d Memonitor frekuensi, irama, S : bayi lahir Mahasis
Ketidakseimbangan ventilasi perfusi kedalamandanupayanafas
Memonitor polanafas secara SC dari Ny. wa
Memonitor adanyap produksi
sputum E G2P1A0 hamil
Memonitor adanya sumbatan
jalan nafas 37 Minggu dengan
Memonitor siturasioksigen
Terapeutik HDK, bayi tidak
Atur interval
menangis
pemantauanrespirasisesuai
kondisipasien O:
Dokumentasikan hasil
pemantauan Warna
Edukasi kulit
Menjelaskan tujuan dan prosedur kebiruan
pemantauan
Menginformasikan hasil Rr :
pemantauan
144x/mnt
Memonitor frekuensi, irama,
kedalamandan upaya nafas Bb : 2720
Memonitor pola nafas
Memonitor adanya produksi gr
sputum
Memonitor adanya sumbatan Panjang :
jalan nafas
Memonitor siturasi oksigen 47cm
Terapeutik
Atur interval pemantauan Terpasang
respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil O2
pemantauan
Edukasi Terpasang
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan infus
Informasikan hasil pemantauan
D10%
8Ml/jam
A: masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
O:
Warna
kulit
kebiruan
Rr :
144x/mnt
Bb : 2720
gr
Panjang :
47cm
Terpasang
O2
Terpasang
infus
D10%
8Ml/jam
A: masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
kebiruan
Bayi
berada di
dalam box
inkubator
S: 35 O C
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
Edukasi dihentikan
Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Menginformasikan hasil
pemantauan
Memonitor frekuensi, irama,
kedalamandan upaya nafas
Memonitor pola nafas
Memonitor adanya produksi
sputum
Memonitor adanya sumbatan
jalan nafas
Memonitor siturasi oksigen
Terapeutik
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
- RR: 53x/menit
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
P:
Intervensi
dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
PoliteknikKesehatanKemenkes.,Kupang.
KesehatanakademiKeperawatanMuhammadiyah. Kendal.
Kegagalan Nafas Pada Neonatus. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Bandung.