Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN RESPIRATORY

DISTRESS SYNDROME (RDS) PADA BY. NY. E DI RUANG PERINA RSIA


PERMATA SARANA HUSADA

DisusunOleh :

Ahmad Fahrizal : 211030230271

AldaResmaElvaryaniLimatahu: 211030230133

EviNurnaini : 211030230270

HopipahOktavia : 211030230156

LiaYulyanah : 211030230251

NenengSoleha : 211030230168

Nurjanah : 211030230240

Sofatunnisa : 211030230250

Sukmawati : 211030230244

UsepHaryadi : 211030230249

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


JURUSAN PROFESI NERS

i
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Profesi (Ners) Stase Anak

Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kenanga Rumah Sakit Permata Sarana Husada Pamulang

dari tanggal 11 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2021. Penulisan Laporan Praktek klinik

Anak Keperawatan ini bertujuan untuk mengikuti dan memenuhi nilai Pendidikan Profesi

Ners pada Stase AnakKeperawatan.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Widya Dharma Husada dan

yang telah memberikan bimbingan kepadakami.

2. Ns. NikBodro, S.Kep, M.Kep., selaku pembimbing praktik Stase Managemen Profesi

Ners dan selaku ketua Koordinator mata ajaran Manajemen Keperawatan yang telah

meluangkan waktu untukbimbingan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan. Kami

berharap, semoga Laporan Akhir Praktek Klinik Profesi (Ners) Stase Anak

Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita

dalam menerapkan perencanaan manajemen keperawatan, khusunya bagi kami sebagai

penulis. Laporan ini memang masih jauh dari sempurna, maka kami harapkan kritik dan

saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tangerang, Oktober 2021

Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI

COVER--------------------------------------------------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang

RumusanMasalah

Tujuan

Manfaat

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM

Definisi---------------------------------------------------------------------------------------------------

Etiologi---------------------------------------------------------------------------------------------------

Patofisiologi---------------------------------------------------------------------------------------------

Pathway--------------------------------------------------------------------------------------------------

Manifestasiklinis----------------------------------------------------------------------------------------

Pemeriksaan diagnosis--------------------------------------------------------------------------------

Pengobatan-----------------------------------------------------------------------------------------------

iv
BAB I

PENDAULUAN

A. Latarbelakang

Gagal nafas pada neonatus merupakan masalah klinis yang sangat serius, yang

berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan. Sindroma gagal nafas

(respiratory distress sindrom, RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada

neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan

maturitas paru atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru(Marmi & Rahardjo, 2012).

Respiratory Distress Syndrom (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, frekuensi pernapasan yang lebih dari 60 kali per menit,

adanya sianosis, adanya rintihan pada saat ekspirasi serta ada retraksi dinding dada saat inspirasi.

Penyakit ini merupakan penyakit membran hialin dimana terjadi perubahan atau kurangnya

komponen surfaktan pulmoner. Komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang dapat

mencegah kolapsnya paru. Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan

alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Penyakit

ini sering terjadi pada bayi prematur mengingat produksi surfaktan yang kurang (Hidayat, 2003).

Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi aterm maupaun pada bayi preterm, yaitu bayi

dengan berat lahir cukup maupun dengan beratbadan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR yang

preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ organ tubuh.

Kegawatan sistem pernafasan dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500

gram dalam bentuk sindroma gagal nafas dan asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi cukup bulan

paru(Marmi & Rahardjo, 2012).

Penatalaksanaan utama gagal nafas pada neonatus adalah terapi suportif dengan ventilasi

mekanis, dan oksigenasi konsentrasi tinggi. Terapi lainnya meliputi high-frequency ventilator, terapi

surfaktan, inhalasi nitrat oksida dan extracorporeal membran oxigenation (ECMO). Penanganan

neonatus yang mengalami gagal napas memerlukan suatu unit perawatan intensif, dan
38
penatalaksanaan yang optimal tergantung pada sistem perawatan neonatal yang ada yaitu ketrsediaan

tenaga ahli, fasilitas yang memiliki kemampuan dalam menilai dan memberikan tatalaksana

kehamilan resiko tinggi, serta memiliki kemampuan menerima rujukan dari fasilitas kesehatan

dibawahnya (Surasmi 2013) Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

pembangunan nasional 2015-2019.

Upaya penurunan kematianbayi memerlukan informasi tentang model intervensi pelayanan

kesehatanbayi yang sesuai di Indonesia.Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan pelayanan kesehatan bayi dalam rangka menurunkan angka kematian bayi di Indonesia.

Peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak adalah satu dari enam sasaran pokok Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Rencana Strategis (RENSTRA)

Kementerian Kesehatan 2015-2019 menyatakan bahwa Program Indonesia Sehat dilaksanakan

dengan 3 pilar utama meliputi paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan

kesehatan nasional.Pada pilar penguatan pelayanan kesehatan menggunakan pendekatan continuum of

caredan intervensi berbasis risiko. Ibu dan anak merupakan kelompok rentan karena berisiko tinggi

terhadap kesakitan dan kematian. Status kesehatan ibu dan anak yang dinyatakan dalam angka

kematian ibu (AKI) dan angka

B. Tujuan Masalan

1. Tujuan Umum

a) Mahasiswa dapat mendeskripsikan asuhan keperawatan pada By.Ny.Edengan RDS

(Respiratory Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

2. Tujuan Khusus

a) Mahasiswa dapat:

39
1) Melakukan Pengkajian Keperawatankeperawatan pada By.Ny.E dengan RDS (Respiratory

Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

2) Menetapkan Diagnosa Keperawatan keperawatan pada By.Ny.E dengan RDS (Respiratory

Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

3) Menyusun Intervensi Keperawatankeperawatan pada By.Ny.E dengan RDS (Respiratory

Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

4) Melakukan Implementasi Keperawatan keperawatan pada By.Ny.E dengan RDS

(Respiratory Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

5) Melakukan Evaluasi Keperawatan keperawatan pada By.Ny.E dengan RDS (Respiratory

Distress Syndrome) diruangan Perina RSIA Permata Sarana Husada

C. Manfaat Masalah

1. Manfaat Teoritis

2. Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan tambahan bagi

pengembangan ilmu keperawatan khususnya bidang ilmu keperawatan anak yang berkaitan pada

asuhan keperawatan pada bayi dengan RDS.

3. Manfaat Praktisi

a. Bagi Lahan Praktek Sebagai masukan bagi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan

khususnya pada bayi dengan RDS.

b. Bagi Institusi Sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada bayi

dengan RDS.

c. Bagi Penulis Menambah wawasan dalam bidang ilmu keperawatan anak tentang asuhan

keperawatan yang diberikan pada bayi dengan RDS.


40
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Respiratory Distress Syndrom

1. Defenisi

Sindromagagalnafas (respiratory distress syndrom, RDS) adalahistilah yang

digunakanuntukdisfungsipernafasanpadaneonatus. Gangguaninimerupakanpenyakit yang

berhubungandenganketerlambatanperkembanganmaturitasparuatautidakadekuatnyajumlahsurfaktanda

lamparu (SuriadidanYuliani, 2001). Gangguaninibiasanyadikenaldengannama hyaline

membrandesease (HMD)

ataupenyakitmembranhialinkarenapadapenyakitiniselaluditemukanmembranhialin yang melapisi

alveoli.

2. Etiologi

Ada 4 faktorpentingpenyebabdefisiensisurfaktanpada RDS yaituprematur, asfiksia perinatal,

maternal diabetes, seksiosesaria. Respiratory Distress Syndrome  (RDS) disebutjuga  Hyaline

Membran Disease (HMD)  didapatkanpada 10% bayiprematur, yang

disebabkandefisiensisurfaktanpadabayi yang lahirdenganmasagestasikurang. Surfaktanbiasanya 

didapatkanpadaparu yang matur.

3. Patofisiologi

RDS terjadiatelektasis yang sangatprogresif, yang disebabkankurangnyazat yang

disebutsurfaktan. Surfaktanadalahzataktif yang diproduksiselepitelsalurannafasdisebutselpnemosittipe

II. Zatinimulaidibentukpadakehamilan 22-24 minggudanmencapai max padamingguke 35.

Zatiniterdiridarifosfolipid (75%) dan protein (10%).

Peranansurfaktanialahmerendahkanteganganpermukaan alveolus
41
sehinggatidakterjadikolapsdanmampumenahansisaudarafungsionalpadasisaakhirexpirasi.

Kolapsparuiniakanmenyebabkanterganggunyaventilasisehinggaterjadihipoksia, retensi CO2

danasidosis.

HipoksiaakanmenyebabkanterjadinyaOksigenasijaringanmenurun>metabolismeanerobikdenganpe

nimbunanasamlaktatasam organic>asidosis

metabolic.Kerusakanendotelkapilerdanepitelduktusalveolaris>transudasikedalam alveoli>terbentuk

fibrin>fibrin danjaringanepitel yang nekrotik>lapisan membrane

hialin.Asidosisdanatelektasisakanmenyebabkanterganggunyajantun, penurunanalirandarahkeparum,

danmengakibatkanhambatanpembentukansurfaktan, yang menyebabkanterjadinyaatelektasis.Seltipe II

inisangat sensitive danberkurangpadabayidenganasfiksiapadaperiode perinatal,

dankematangannyadipacudenganadanya stress intrauterine sepertihipertensi, IUGR

dankehamilankembar.

4. PhatwayRespiratory Distress Syndrom

5. ManifestasiKlinis

Umumnya terjadi pada bayi prematur dengan berat badan 1000-2000 gram atau masa gestasi 30-

36 minggu. Jarang pada bayi cukup bulan, dan sering disertai dengan riwayat asfiksia pada waktu

lahir atau tanda gawat janin pada akhir kehamilan. Gangguan pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam

pertama setelah lahir dan gejala karakteristik mulai terlihat dalam umur 24-72 jam (Ngastiyah, 2005).
42
Menurut ZR and Sari (2009) tanda dan gejala yang timbul pada RDS yaitu :

a. Pernafasan cepat/hiperpnea atau dispnea dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit

b. Retraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal pada inspirasi

c. Sianosis

d. Grunting (terdengar seperti suara rintihan) saat ekspirasi

e. Takikardia (170x/menit) Sedangkan manifestasi klinis dari gangguan pertukaran gas

Menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017) data mayor untuk gangguan pertukaran gas yaitu : 1) Kadar

PCO2 meningkat/menurun

Kadar PCO2 dapat menunjukkan tekanan parsial karbon dioksida dalam darah arteri, kadar

ini dimonitor oleh kemoreseptor perifer dan kemoreseptor sentral. Nilai normal PCO2 yaitu 4,6-6,0

kPa atau 35-45mmHg, apabila terjadipeningkatan PCO2 maka akan menimbulkan kondisi asidosis

respiratorik atau keadaan dimana kadar asam di dalam darah yang lebih tinggi dari normal karena

terjadi peradangan pada paru-paru, sebaliknya jika terjadi penurunan PCO2 maka akan terjadi

kondisi alkalosis respiratori dimana keadaan ini merupakan suatu keadaan saat darah menjadi basa

karena pernapasan yang cepat dan dalam (James, Baker, & Swain, 2008).

2) PO2 menurun PO2

Merupakan tekanan gas O2 dalam darah, faktor yang paling menentukan banyaknya O2

yang terikat dengan Hb adalah PO2, molekul oksigen berikatan secara ringan dan reversible

bersama Hb semakin tinggi PO2 semakin banyak O2 yang terikat Hb (Saminan, 2012). Kadar PO2

yang rendah 10 menggambarkan hipoksemia dan klien tidak bernafas dengan adekuat. PO2

dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2

adalah 80-100 mmHg (James et al., 2008).

3) Takikardia

43
Takikardia adalah kondisi dimana denyut jantung lebih cepat dari Normal dalam kondisi

istirahat, kecepatan jantung lebih besat dari 100 denyut/ menit (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., &

Snyder, 2010).

4) Kadar pH arteri meningkat/menurun

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan juga cairan

tubuh lainnya dengan satuanya yaitu pH. Nilai pH normal yaitu7,0 apabila pH dibawah 7,0 adalah

asam dan bila di atas 7,0 adalah basa (alkali) (Mubarak et al., 2015). Pada darah nilai pH yang

normal yaitu berkisar antara 7,35-7,45, apabila nilai pH dalam darah lebih rendah atau menurun <

7,35 makakeadaan itu disebut asidosis, sedangkan bila pH darah meningkat atau >7,45 maka

keadan ini disebut dengan alkalosis (James et al., 2008).

5) Bunyi nafas tambahan

Menurut Kusuma & Nurarif (2012) terdapat tiga bunyi nafas normal yaitu vesicular, trakeal,

brokial, vesikuler yaitu bunyi nafas yang terdengar jernih dan tidak terputus-putus dengan inspirasi

lebih keras dibandingkan ekspirasi, trakeal yaitu suara napas yang terdengar pada sisi leher /region

tiroid suara nafas terdengan keras dan kasar dengan fase ekspirasi lebih panjang dibandingkan

inspirasi, brokial yaitu suara nafas yang menyerupai suara nafas trakeal meski tidak sekeras suara

nafas trakeal dengan inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Selain ketiga suara nafas normal

tersebut terdapat suara napas tambahan atau suara nafas yang abnormal. Hal ini biasanya

disebabkan karena adanya penyempitan atau sumbatan pada jalan nafas. Terdapat empat suara

nafas tambahan diantaranya (Djojodibroto, 2016) :

a) Stridor Suara nafas tambahan yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), memiliki nada

tinggi yang dapat terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, disebabkan karena

adanya penyempitan pada saluran nafas ini.

b) Ronkhi Basah Suara nafas tambahan ini merupakan suara nafas tambahan yang bernada renda

sehingga memiliki sifat sonor, terdengar tidak enak (raspy). Hal ini disebabkan oleh udara

melewati penyempitan dan dapat terjadi pada inspirasi maupun ekspirasi.


44
c) Mengi (wheezing) Suara nafas ini merupakan suara nafas tambahan yang terdengar kontinyu

dan memiliki nada lebih tinggi dibandingkan dengan suara nafas lainnya, bersifat musical

disebabkan karena terjadinya penyempitan pada saluran pernafasan kecil (bronkus perifer dan

bronkiolus).

d) Ronkhi Kering (Rales atau crackles) Suara nafas terakhir ini adalah suara nafas yang terdengan

diskontinu (terputus-putus), disebabkan oleh adanya cairan di dalam saluran nafas dan terjadi

kolaps pada saluran nafas bagian distal dan alveoli.

6. Tanda dan Gejala

GejalautamaGawatnapas / distress respirasipadaneonatusyaitu :

a. Takipnea : laju napas > 60 kali per menit (normal laju napas 40 kali per menit)

b. Sianosis sentral pada suhu kamar yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan

dengan x-ray thorak yang spesifik

c. Retraksi : cekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasi

d. Grunting : suara merintih saat ekspirasi

e. Pernapasan cuping hidung

7. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang

Pemeriksaan Penunjang pada Neonatus yang mengalami Distress Pernafasan

Pemeriksaan Kegunaan

Kultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia

Analisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa

Menilai keadaan hipoglikemia, karena hipoglikemia dapat

Glukosa darah menyebabkan atau memperberat takipnea

Rontgen toraks Mengetahui etiologi distress nafas

Darah rutin dan Leukositosis menunjukkan adanya infeksi

45
Neutropenia menunjukkan infeksi bakteri

hitung jenis Trombositopenia menunjukkan adanya sepsis

Pulse oximetry Menilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen

Sumber: Hermansen

8. Komplikasi

Komplikasijangkapendek( akut ) dapatterjadi :

1. Ruptur alveoli : Bila dicurigai terjadi kebocoran udara ( pneumothorak, pneumomediastinum,

pneumopericardium, emfisema intersisiel ), pada bayi dengan  RDS  yang tiba-tiba memburuk

dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap.

2. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan adanya

perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni. Infeksi dapat timbul karena tindakan invasiv

seperti pemasangan jarum vena, kateter, dan alat-alat respirasi.

3. Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventrikular : perdarahan intraventrikuler terjadi

pada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi terbanyak pada bayi RDS  dengan ventilasi

mekanik.

4. PDA dengan peningkatan shunting dari kiri ke kanan merupakan komplikasi bayi

dengan RDS  terutama pada bayi yang dihentikan terapi surfaktannya.

Komplikasi jangka panjang dapat disebabkan oleh toksisitas oksigen, tekanan yang

tinggi dalam paru, memberatnya penyakit dan kurangnya oksigen yang menuju ke otak dan

organ lain.Komplikasi jangka panjang yang sering terjadi :

1. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD): merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan

pemakaian oksigen pada bayi dengan masa gestasi 36 minggu. BPD berhubungan dengan

tingginya volume dan tekanan yang digunakan  pada waktu menggunakan ventilasi

mekanik, adanya infeksi, inflamasi, dan defisiensi vitamin A. Insiden BPD meningkat

dengan menurunnya masa gestasi.


46
2. Retinopathy prematurKegagalan fungsi neurologi, terjadi sekitar 10-70% bayi yang

berhubungan dengan masa gestasi, adanya hipoxia, komplikasi intrakranial, dan adanya

infeksi.

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita RDS dengan gangguan pertukaran gas

(Ngastiyah, 2005):

a. Memberikan lingkungan yang optimal Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap

dalam batas normal (36,5o - 37o c) dengan cara meletakkan bayi dalam inkubator.

Kelembaban ruangan juga harus adekuat (70-80%).

b. Pemberian oksigen Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena berpengaruh

kompleks terhadap bayi prematur. Pemberian O2 yang terlalu banyak dapat menimbulkan

komplikasi seperti : fibrosis paru, kerusakan retina (fibroplasias retrolental) dan lain-lain.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, pemberian O2 sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan

analisa gas darah arteri. Bila fasilitas untuk pemeriksaan analisa gas darah arteri tidak ada,

maka O2 diberikan dengan konsentrasi O2 tidak lebih dari 40% sampai gejala sianosis

menghilang

c. Pemberian cairan dan elektrolit Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk

mempertahankan homeostasis dan menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan

glukosa 5- 10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-125

ml/kg BB/hari. Asidosis metabolik yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan

memberikan NaHCO3 secara intravena.

d. Pemberian antibiotik Bayi dengan PMH perlu mendapatkan antibiotik untuk mencegah infeksi

sekunder. Dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000-100.000 u/kg BB/hari atau ampisilin

100 mg/kg BB/hari, dengan atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kg BB/hari.

e. Pemberian surfaktan eksogen

10. Pengobatan
47
Pengobatan yang seringdigunakanpadapasienanakdanbayimengalamiRDS :

NamaObat JenisObat Cara Pemberian Dosisi

Aminofilin Aminophylline Injeksi 1 Ml/ Jam


Salbutamol Agonis Beta-2
Totropium Antikolinergik
Teofilin

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Bayi Respiratory Distress Syndrome (RDS) Dengan

Gangguan Pertukaran Gas

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai informasi yang

berkaitan dengan masalah yang dialami klien (Asrining Surasmi, Siti Handayani, 2003).

Pengkajian yang dilakukan pada bayi RDS sebagai berikut:

a. IdentitasklienIdentitasklienmeliputinama, umur, jeniskelamin, agama, danalamatklien.

b. KeluhanutamaKeluhanutama yang seringdirasakanpadabayi RDS adalahtakipnea

c. RiwayatkesehatanRiwayatkesehatandapatmempengaruhiterjadinya RDS sepertikelahiran

preterm, riwayatkehamilanibumenderitaperdarahan, ibumenderitahipertensi,

riwayatneonatusdenganasfiksiaakibathipoksiaakut, hipotermia, dannilai APGAR skorrendah

(AsriningSurasmi, SitiHandayani, 2003).

d. Pemeriksaan Fisik Pengkajian fisik dilakukan secara sistematik dengan penekanan khusus pada

pengkajian pernafasan. RDS dapat dikaji dengan mengobservasi takipnea, retraksi substernal,

kreleksinspirasi, mengorokekspiratori, pernafasan cuping hidung dan adanya sianosis (Wong,

2003).

e. PemeriksaanDiagnostikPemeriksaananalisa gas darah.

2. Diagnosis

48
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi responin dividu,

keluargadankomunitas yang dapatberkaitandengankondisikesehatan (Tim Pokja DPP PPNI SDKI,

2017). Diagnosis dibagimenjadiduayaitu diagnosis positifdandiagnosisi negative. Diagnosis

positifyaitumenunjukkankliendalamkeadaansehatdandapatmencapaikeadaan yang lebihsehat

diagnosis inidapatdisebutdengan diagnosis promosikesehatan, sedangkan diagnosis negative

yaitumenunjukkankliendalamkondisisakitatauberisikomengalamisakit, diagnosis negative

dapatdibagiduayaitu actual danpotensial (Tim Pokja DPP PPNI SDKI, 2017).

Padapenelitianinimengambil diagnosis keperawatangangguanpertukaran gas.

Gangguanpertukaran gas

merupakankelebihanataukekuranganoksigenasidanataueleminasikarbondioksidapada membrane

alveolus-kapiler (Tim Pokja DPP PPNI SDKI, 2017). Gangguanpertukaran gas

termasukkedalamkategorifisiologisdengansubkategorirespirasi. Diagnosis actual

menggambarkanresponsklienterhadapkondisikesehtaan yang

dapatmenyebabkanklienmengalamimasalahkesehatan.

Perumusan diagnosis actual menggunakanpenulisantigabagianyaitumasalah (P)

berhubungandenganpenyebab (E) dibuktikandengantandagejala (S), jadiperumusan diagnosis

dalampenelitianinimenjadigangguanpertukaran gas berhubungandenganperubahanmembran

alveolus kapilerdibuktikandengandipsnea, PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia,

pharteri abnormal, bunyinapastambahan. Gejaladantanda mayor darigangguanpertukaran gas

adalahsebagaiberikut

a. Subjektifyaitu :dispnea

b.Objektifyaitu : PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia,

Pharterimeningkat/menurun, terdapatbunyinapastambahan. Gejaladantanda minor

darigangguanpertukaran gas adalahsebagaiberikut :

a. Subjektifyaitu :pusingdanpenglihatankabur

49
b. Objektifyaitu :Sianosis, embranesi, gelisah, nafascupinghidung, polanafas abnormal, warnakulit

abnormal, kesadaranmenurun. Kondisiklinis yang terkaitpadagangguanpertukaran gas yaitu :

PPOK, Gagaljantungkongestif, asma, pneumonia, embranesisparu, penyakit membrane hialin,

asfiksia, Persistent Pulmonary Hypertension Of New Born (PPHN), prematuritas,

infeksisalurannafas (Tim Pokja DPP PPNI SDKI, 2017).

3. Intervensi

Intervensimerupakanfase proses keperawatan yang penuhdenganpertimbangan yang

sangatsistematis,mencangkuppembuatankeputusandanpenyelesaianmasalah (Kozier, B., Erb, G.,

Berman, A., & Snyder, 2010). Berikutintervensi yang

diberikanpadapasiendenganmasalahgangguanpertukaran gas.

4 Implementasi

Implementasi keperawatan terdiri dari melakukan dan mendokumentasikan tindakan yaitu

tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (Kozier, B., Erb, G.,

Berman, A., & Snyder, 2010). Pelaksanaan implementasi yang dilakukan pada masalah gangguan

pertukaran gas yaitu, memonitor frekuensi irama, kedalaman dan upaya napas, memonitor pola napas,

memonitor saturasi oksigen, memonitor nilai analisa gas darah (AGD), mengatur interval pemantauan

respirasi sesuai kondisi pasien, mendokumentasikan hasilpemantauan, menjelaskan tujuan dan

prosedur pemantauan, menginformasikan hasil pemantauan, memonitor bunyi napas tambahan,

memberikan posisi fowler atau semi-fowler untuk memaksimalkan ventilasi, memberikan oksigen

(Tim Pokja DPP PPNI SIKI, 2018).

5. Evaluasi Dalam proses keperawatan

Evaluasi merupakan tahap kelima yang merupakan tahap yang tidak kalah penting dalam proses

keperawatan karena kesimpulan yang didapatkan dari evaluasi menentukan apakah intervensi

keperawatan harus dilanjutkan, diakhiri atau diubah (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder,

2010). Evaluasi keperawatan dengan masalah gangguan pertukaran gas menurut (Tim Pokja DPP

PPNI SlKI, 2018) :


50
a. Dispnea menurun

b. Bunyi nafas tambahan menurun

c. PCO2 membaik

d. PO2 membaik

e. Takikardia membaik f. pH arteri membaik

51
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA FORMAT

PENGKAJIAN NEONATUS

DATA BAYI

Nama Bayi : by. Ny.Endang Winarsih Tanggal dirawat : 11 oktober 2021


Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl.Kota bambu
Tanggal lahir/ usia : 11 Oktober 2021 utara Rt/Rw
Nama orang tua : Endang Winarsih 011/003
Pendidikan ayah/ibu : SMA Palmerah, Jakbar
Pekerjaan ayah/ ibu : Wiraswasta
Diagnosa medis : Respiratory Distres Syndrom
BB/PB : 2720 gram/47cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Apgar score : kebiruan

Riwayat Bayi
Apgarscore : 1” 5”
Usia agestasi : 37 Minggu
Berat badan : 2720gram
Panjang badan : 47cm
Komplikasi persalinan : Ada ( √ ) Tidakada (
)
a. Aspirasi mekonium ( )
b. Denyut jantung janin abnormal ( )
c. Masalah lain : tidak ada
d. Prolaps tali pusat/ lilitan tali pusat ( - )
e. Ketuban pecah dini ( - ) selama jam

RiwayatIbu
 Usia  Gravida  Partus  Abortus
36 2 1 0

Jenis persalinan
 Pervaginum ( )
 Sectio Cesarea ( √ ); Alasan: HDK (hipertensi dalam kehamilan)

Komplikasi kehamilan
 Tidakada (√ ) Ada ( )
 Perawatan Antenatal (√ )
 Ruptur plasenta/plasenta previa (√ )
 Preeklamsia/ toxaemia ( - )
 Suspectsepsis ( - )
 Persalinan premature/ postmatur ( - )
 Masalah lain ( - )

52
PENGKAJIAN FISIK NEONATUS

Instruksi : Beri tanda cek (√) pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di bawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom data tambahan bila
perlu.

1. Reflek: Moro ( √ ) Menggenggam(√ ); kuat/ lemah


Menghisap/sucking ( - )

2. Tonus/ aktifitas
a. Aktif (√ ) Tenang( ) Letargi( ) Kejang ( )
b. Menangis keras(√ ) Lemah( ) Melengking( )Sulitmenangis ( )

3. Kepala/leher
a. Fontanelan terior Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( )
Cekung (√ ) Menonjol ( )
b. Suturasagital Tepat (√ ) Terpisah( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaranwajah Simetris (√ )
d. Molding Caputsuccadeneum ( ) Cphalhematoma( )

4. Mata
Bersih( √ ) Sekresi( )
Jarakin terkantus Sklera

5. THT
a. Telinga Normal (√ ) Abnormal ( )
b.Hidung Smetris (√ );Asimetris (-);Sekresi(-); Nafas cuping hidung ( √ )

6. Wajah
a. Bibir sumbing ( -)
b. Sumbing langit-langit/ palatum (-)

7. Abdomen
a. Lunak(√ ) Tegas (-) Datar (-) Kembung(-)
b. Lingkar perut ( 27,5 )cm
c. Liver :Teraba(-) Kurang 2cm (-) Lebih dari 2cm (-) Tidakteraba(-)

8. Toraks
a. Simetris (√ ) Asimetris (-)
b. Retraksi Derajat0 (-) Derajat1 (√) Derajat2 (-)
c. Klavikula Normal(√ ) Abnormal(-)

9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri Sama (-) Tidaksama (√ )
b. Bunyi nafas di semualapangparu Terdengar (√ ) Tidakterdengar (-)
c. Suaranafas Bersih(-) Ronchi(-) Wheezing(√ )
Sekresi(-) Vesikuler(-)
d. Resirasi Spontan(-); Tidak spontan(-); Alat bantu nafas: (√ )

53
10. Jantung
a. Bunyi normal sinus rhytm (NSR) Frekuensi:
b. Murmur (√ ) PMI (-)
c. Waktu pengisian kapiler :

11. Ekstremitas
a. Gerakan bebas (√ ) ROM terbatas(-) Tidakterkaji (-)
b. Nadi
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brachial kanan √
Brachial kiri √
Femoral kanan √
Femoral kiri √

12. Umbilikus
Normal (-) Abnormal (-) Inflamasi (-)
Drainase (-) Jumlah pembuluhdarah (-)

13. Ekstremitas atas Normal(√ ) Abnormal( - ), Sebutkan :


Ekstremitas bawah Normal(√ ) Abnormal( -), Sebutkan :
Panggul Normal ( √ ) Abnormal (-) Tidakterkaji (-)

14. Genital
Perempuannormal (-) Laki-laki normal(-) Abnormal(-)

15. Anus Paten (√ ) Imperforata (-)

16. Spinal Normal(√ ) Abnormal (-)

17. Kulit
a. Warna Pink (-) Pucat (-) Jaundice (-) Sianosis
pada kuku ( √ ) Sirkumoral( - ) Periorbital (-) Seluruh
tubuh (-)
b. Kemerahan/ rash (√)
c. Tanda Lahir : di sekitar telinga kiri

18. Suhu
a. Lingkungan Penghangatradian (-) Pengatursuhu(- ) Inkubator(√ )
Suhuruangan (- ) Boks terbuka ( - )
b. Suhu kulit : 35,0

DATA IBU
NamaIbu : Endang Winarsih NamaAyah : muhammad jamil
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMA
Alamat : Jl.Kota bambu utara Rt/Rw 011/003
Palmerah, Jakbar

54
A. ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi


1 Ds : Gangguan pertukaran gas Ketidakseimbanganven
• Ibu klien mengatakan tilasiperfusi
nafas bayinya tidak
teratur

Do :
• Posisi dada klien
terlihat cekung

2 Ds : Pola nafastidakefektif Sindromhipoventilasi


• Ibu klien
mengatakan ketika
anaknya bernafas
terdengar suara
tambahan

Do :
• Adanya wheezing
• RR: 47x/menit

3 Ds : Hipotermia Kurangterpaparinforma
• Ibu klien sitentangpencegahanhi
mengatakan tubuh potermia
klien dingin dan
menggigil.

Do :
• Klien didalam
incubator
• Suhu: 34,2℃
• Sianosis pada ujung
kuku

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguanpertukaran gas b/d Ketidakseimbanganventilasiperfusi D.D
2. Polanafastidakefektif b/d Sindromhipoventilasi D.D

1
3. Hipotermia b/dKurangterpaparinformasitentangpencegahanhipotermia D.D

2
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien :
Ruang :
No.M.R. :
N Diagnosa RencanaKeperawa
o Keperawatan (PES)
TujuandanKriteriaHasil Intervensi

1 Gangguanpertukaran gas b/d Setelahdilakukantindakanselama 2x24 jam Tindakan :


Ketidakseimbanganventilasiperfusi diharapkanPertukaran gas Observasi
meningkatdengankriteriahasil : 1. Monitor frekuensi, irama,
1. Tingkat kesadaranmeningkat kedalamandanupayanafas
2. Dyspnea menurun 2. Monitor polanafas
3. Bunyinafastambahanmenurun 3. Monitor adanyaproduksi sputum
4. Nafascupinghidungmenurun 4. Monitor adanyasumbatanjalannafa
5. PCO₂ dan PO₂ membaik 5. Palpasikesimetrisanekspansiparu
6. Takikardiamembaik 6. Auskultasibunyinafas
7. Sianosismembaik 7. Monitor siturasioksigen
8. Polanafasmembaik 8. Monitor nilai AGD
9. Warnakulitmembaik Terapeutik
9. Atur interval
L.01003 pemantauanrespirasisesuaikondisi
10. Dokumentasikanhasilpemantauan
Edukasi
11. Jelaskantujuandanprosedurpemant
12. Informasikanhasilpemantauan
1.01014
2 Polanafastidakefektif b/d Sindromhipoventilasi Setelahdilakukantindakanselama 2x24 jam Tindakan :
diharapkanPolanafasmembaikdengankriteriahasil : Observasi
1. Kapsitas vital membaik  Monitor polanafas
2. Diameter thoraknanteriorposteilormembaik  Monitor bunyinafastambahan
3. Tekananekspirasimembaik  Monitor sputum
4. Tekananinspirasimembaik
5. Dispeamenurun Terapeutik
6. Gangguanotot bantu napasmenurun  Pertahankankepantenenjalannafas
7. Ortopneamenurun tilt dan chin-lift (jaw-thrust
8. Pernapasan pursed-tip menurun  Posisiskan semi-fowler
9. Frekuensinafasmembaik  Berikanminumhangat
10. Kedalamannafasmembaik  Lakukanfisioterapi dada
11. Ekskursi dada membaik  Lakukanpengisapanlendir
 Berikanoksigen
L.01004
Edukasi
 Anjurkanasupancairan 2000 ml/ha
Kolaborasi
 Kolaborasipemberianbronkodilato
ekspektoran, mukolitik

1.01011

3 Hipotermia b/d Setelahdilakukantindakanselama 2x24 jam Tindakan :


Kurangterpaparinformasitentangpencegahanhipotermia diharapkanTermoregulasimembaikdengankriteriahasi Observasi
l:  monitor frekunsidankekuatannadi
1. Menggigilmenurun  monitor frekunsinafas
2. Kulitmerahmenurun  monitor beratbadan
3. Akrosianosismenurun  monitor waktupengisiankapiler
4. Konsumsioksigenmenurun  monitor elastisitasatau turgor kulit
5. Vasokonstriksiperifermenurun  monitor jumlah, warnadanjenis ur
6. Kutismerontamenurun  monitor kadar albumin dan protein
7. Pucatmenurun  monitor hasilpemeriksaan serum
8. Takiardimenurun  monitor intake dan output cairan
9. Bradikardimenurun  identifikasitanda-tandahipovolemi
10. Hipoksiamemurun  jelaskanrencanakeperawatanpengo
11. Suhutubuhmembaik
 jelaskanintervensikeperawatan yan
12. Suhukulitmembaik
diimplementasikan
13. Kadar glukosadarahmembaik
 jelaskanevaluasiperkembanganpas
14. Pengisuaankapilermembaik
15. Ventilasimembaik  jelaskanperankeluargadalamperaw

L.14134 1.03121
D. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Namaklien : By. Ny. E

Diagnose medis

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Catatan perkembangan hari Senin, 11 Oktober 2021

No DiagnosaKeperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf

1 Gangguan pertukaran gas b/d  Memonitor frekuensi, irama, S : bayi lahir Mahasis
Ketidakseimbangan ventilasi perfusi kedalamandanupayanafas
 Memonitor polanafas secara SC dari Ny. wa
 Memonitor adanyap produksi
sputum E G2P1A0 hamil
 Memonitor adanya sumbatan
jalan nafas 37 Minggu dengan
 Memonitor siturasioksigen
Terapeutik HDK, bayi tidak
 Atur interval
menangis
pemantauanrespirasisesuai
kondisipasien O:
 Dokumentasikan hasil
pemantauan  Warna

Edukasi kulit
 Menjelaskan tujuan dan prosedur kebiruan
pemantauan
 Menginformasikan hasil  Rr :
pemantauan
144x/mnt
 Memonitor frekuensi, irama,
kedalamandan upaya nafas  Bb : 2720
 Memonitor pola nafas
 Memonitor adanya produksi gr
sputum
 Memonitor adanya sumbatan  Panjang :
jalan nafas
 Memonitor siturasi oksigen 47cm
Terapeutik
 Atur interval pemantauan  Terpasang
respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil O2
pemantauan
Edukasi  Terpasang
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan infus
 Informasikan hasil pemantauan
D10%

8Ml/jam

A: masalah belum

teratasi
P: Lanjutkan

intervensi

2 Polanafastidakefektif b/d Sindromhipoventilasi Tindakan : S : bayi lahir Mahasis


Observasi
 Memonitor pola nafas secara SC dari Ny. wa
 Memonitor bunyi nafas tambahan
 Memonitor sputum E G2P1A0 hamil

Terapeutik 37 Minggu dengan


 Mempertahankan kepantenen
jalan nafas dengan head-tilt dan HDK, bayi tidak
chin-lift (jaw-thrust
 Memberikan oksigen menangis

O:

 Warna

kulit

kebiruan

 Rr :

144x/mnt

 Bb : 2720
gr

 Panjang :

47cm

 Terpasang

O2

 Terpasang

infus

D10%

8Ml/jam

A: masalah belum

teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

3 Hipotermia b/d Tindakan : S:- Mahasis


Kurangterpaparinformasitentangpencegahanhip Observasi
otermia  Memonitor frekunsi dan kekuatan O: wa
nadi
 Memonitor frekunsi nafas  Bayi
 Memonitor berat badan terlihat
 Memonitor waktu pengisian
kapiler tidak
 Memonitor elastisitas atau turgor
kulit menangis
 Memonitor jumlah, warna dan
jenis urine  Bayi
 Memonitor intake dan output
cairan terlihat
 Menjelaskan evaluasi
perkembangan pasien warna
 Menjelaskan peran keluarga
dalam perawatan lanjutan kulitnya

kebiruan

 Bayi

berada di

dalam box

inkubator

 S: 35 O C

A : Masalah belum
teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

Catatan perkembangan hari Selasa, 12 Oktober 2021

No DiagnosaKeperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf

1 Gangguanpertukaran gas b/d  Memonitor frekuensi, S : Nafas bayi Mahasisw


Ketidakseimbanganventilasiperfusi irama,
kedalamandanupayanafas mulai teratur a
 Memonitor polanafas
 Memonitor adanyap O:
produksi sputum
 Memonitor adanya - Dada bayi
sumbatan jalan nafas
 Memonitor siturasioksigen terlihat tidak
Terapeutik
 Atur interval cekung
pemantauanrespirasises
A: masalah
uaikondisipasien teratasi
 Dokumentasikan hasil
pemantauan P: Intervensi

Edukasi dihentikan
 Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Menginformasikan hasil
pemantauan
 Memonitor frekuensi, irama,
kedalamandan upaya nafas
 Memonitor pola nafas
 Memonitor adanya produksi
sputum
 Memonitor adanya sumbatan
jalan nafas
 Memonitor siturasi oksigen
Terapeutik
 Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan

2 Polanafastidakefektif b/d Tindakan : S: Ketika bayi Mahasisw


Sindromhipoventilasi Observasi
 Memonitor pola nafas bernafas sudah a
 Memonitor bunyi nafas
tambahan tidak terdengar
 Memonitor sputum
suara tambahan
Terapeutik
 Mempertahankan kepantenen O:
jalan nafas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust - Tidak ada
 Memberikan oksigen
wheezing

- RR: 53x/menit

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi

dihentikan

3 Hipotermia b/d Tindakan : S: Suhu klien Mahasisw


Kurangterpaparinformasitentangpencegahan Observasi
hipotermia  Memonitor frekunsi dan normal dan a
kekuatan nadi
 Memonitor frekunsi nafas terlihat tidak
 Memonitor berat badan menggigil
 Memonitor waktu pengisian
kapiler O:
 Memonitor elastisitas atau
turgor kulit - S: 36,1°C
 Memonitor jumlah, warna dan
jenis urine - Tidak ada
 Memonitor intake dan output
cairan sianosis
 Menjelaskan evaluasi
perkembangan pasien A:
 Menjelaskan peran keluarga
dalam perawatan lanjutan
Masalah teratasi

P:

Intervensi

dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Maria, Yosepa, (2019). AsuhanKeperawatanPadaBayiNy. T DenganRds (Respiratory

Distress Syndrom) Di RuanganNhcuRsudProf.Dr. W. Z. JohanesKupang.

KaryaTulisIlmiah. Program Pendidikan Diploma Iii Keperawatan.

PoliteknikKesehatanKemenkes.,Kupang.

Lailul, Muna Dan Mei,.(2018). AsuhanKeperawatanPadaBayiDenganRds (Respiratory

Distress Sydnrom).KaryaTulisIlmiah. Program Pendidikan Diploma Iii

KesehatanakademiKeperawatanMuhammadiyah. Kendal.

Sjarif Hidajat Effendi Andri Firdaus, (2010). Bandungdiagnosis Dan Penatalaksanaan

Kegagalan Nafas Pada Neonatus. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin., Desember.

Bandung.

Ningsih, Fitria. (2019) Asuhan Keperawatan Pada Klien Respiratory Distress Syndrome

Dengan Gangguan Pertukaran Gas Di Paviliun Anggrek Rsud Jombang. Diploma

Thesis, Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum.

Anda mungkin juga menyukai