Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

D
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI DESA GUDANG TENGAH
KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. D
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 27 Februari 2020
No RM : 18 XX
Dx. Medis : Schizofrenia Akut
Sumber data : Rekam Medis, Suami klien
Alamat : Desa Gudang Tengah, Kecamatan Sungai Tabuk

II. ALASAN MASUK


Dari data dokumen/status serta hasil wawancara dengan keluarga klien didapatkan
bahwa klien tidak bisa tidur dan mondar mandir dan bicara kacau selama 7 hari
dirumah. Menurut keluarga, klien sering berteriak-teriak, meracau, merasa dirasuki
jin, tidak mengakui suaminya dan tidak mengakui mempunyai anak, merasa dirinya
hidup sendiri, merasa dirinya diftnah. Tindakan klien sangat meresahkan keluarga,
sehingga keluarga membawa klien ke Puskesmas terdekat, Saat pengkajian tanggal
27 Februari 2020 klien tampak malas diajak bicara dan banyak diam, klien susah
berintegrasi dengan perawat/petugas di ruangan.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
Ya √ Tidak

2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Tidak berhasil Kurang berhasil

3. Trauma
Aniaya fisik Kekerasan dalam keluarga

Aniaya seksual Tindakan kriminal

Penolakan
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ada
√√ Tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
7 hari sebelum pasien dibawa ke Puskesmas klien ada ke rumah habib dan tidak
mau pulang ke rumah lagi karena menganggap habib adalah ayahnya yang
sudah meninggal. Pada kehidupan sehari-hari klien lebih banyak ditinggal
suami, karena suami klien bekeja di luar kota dan pulang seminggu sekali, klien
kurang mendapat perhatian oleh suaminya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum baik, kesadaran umum penuh, orientasi baik. Pandangan mata tampak
kosong. Pasien tampak mengalami hipersalivasi.

1. TTV:
TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Temperatur : 36 °C
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki = meninggal

= Perempuan = Klien

= serumah

Keterangan :
Klien adalah anak keempat dari tujuh saudara, saudara perempuan anak ketiga meninggal
dunia, klien tinggal serumah dengan saudara perempuannya yang paling kecil dan kedua
anaknya serta suami.
Masalah keperawatan : -

2. Konsep Diri
 Citra Tubuh
Klien mengatakan mengetahui apa yang dia sukai dari tubuhnya dan bagian
mana yang tidak disukainya .
 Identitas Diri
Klien mampu mengingat siapa namanya dan tempat tinggalnya ,klien juga ingat
dengan keluarganya. Klien mampu menceritakan tentang keluarganya dan alamat
tempat tinggalnya.
 Peran
Sebelum mengalami perubahan proses pikir, klien adalah seorang istri yang
hidup dengan 2 orang anak dan sering ditinggal suaminya bekerja diluar kota
setelah klien mengalami perubahan proses pikir, klien sering merasa kalau
dirinya hidup seorang diri tidak mempunyai suami dan anak.
 Ideal diri
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa ia ingin pulang kerumah dan
berkumpul dengan anak-anaknya. Klien sangat mengharapkan ia dapat
sembuh dan pulang kembali ke masyarakat dan dapat aktif ikut arisan di
komplek.
 Harga diri
Pada saat pengkajian klien mau berkumpul dengan pasien yang lain.

3. Hubungan Sosial
 Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam keluarga adalah Ibunya. Di
rumah sakit klien bergaul dengan sesama pasien.
 Peran serta dalam kegiatan kelompok
Klien mengatakan saat dirumah mengikuti kegiatan yasinan komplek yang
dilaksanakan sebulan sekali.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien sering malas jika diajak bicara dan banyak diam, klien susah diajak
berinteraksi dengan perawat/petugas di ruangan dimana ia dirawat.
4. Spritual
 Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama Islam
 Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang beribadah sebelum dan setelah sakit.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Klien memakai pakaian baju dikancing dengan baik, rambut panjang, kebersihan
kuku cukup terjaga.
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Inkoherensi
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai permbicaraan
Klien bicara seperlunya saat di ajak ngobrol, dalam pembicaraan klien sering
kacau. Jika banyak pertanyaan klien sering marah dan menghindar serta merajuk.
3. Aktifitas motorik
 Lesu
 Tegang
 Gelisah Agitasi
 Tik
 Grimasem
 Tremor
 Kompulsif
Aktifitas klien cukup baik, jika disuruh tidak perlu perintah berulang. Klien
mampu melakukan aktifitas mandi, gosok gigi dan makan dengan mandiri. Klien
juga mengikuti kegiatan sehari-hari di ruangan. Klien terlihat sering berwudhu.
4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Kuatir
 Gembira berlebihan
Saat pengkajian klien mengatakan kalau ia kadang-kadang merasa marah dengan
suaminya.
5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai
Ekspresi wajah datar, emosi klien labil. Roman muka selalu murung serta ekspresi
marah.
6. Interaksi dalam wawancara
 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Interaksi kooperatif, kontak mata baik namun kadang memandang ke arah lain
saat berinteraksi, saat ditanya klien menjawab pertanyaan perawat, tapi kemudian
topik pembicaraan bisa berubah, pasien sering mengatakan bahwa ia tidak
mempunyai suami dan anak.
Masalah keperawatan: -
7. Persepsi
Halusinasi :
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu
Klien mendengar bisikan-bisikan saat klien beristirahat siang ataupun malam,
bisikan tersebut menyuruh klien tobat, bisikan itu terjadi kurang lebih 30 detik, saat
mendengar bisikan tersebut klien hanya berdiam diri, klien juga mengatakan
perasaannya sedikit takut apabila bisikan tersebut muncul
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
8. Isi pikir
 Obsesi
 Phobia
 Hipokondria
 Depersonalisasi
 Ide yang terkait
 Pikiran magis
Waham
 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Curiga
 Nihilistik
 Sisip pikir
 Kontrol pikir
Klien dalam berbicara cukup nyambung dengan apa yang ditanyakan oleh
perawat, hanya saja kadang ia bisa melompat ke topik pembicaraan yang lain.
Klien bersikeras bahwa ia hidup seorang diri
Masalah keperawatan : -
9. Arus pikir
 Sirkumstansial
 Tangensial
 Kehilanagn asosiasi
 Flight of idea
 Blocking
 Pengulanagn pembicaraan, preserverasi
Masalah keperawatan : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik
lainnya, masih ada hubungannya yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
10. Tingkat kesadaran
 Bingun
 Sedasi
 Stupor
 Disorientasi waktu
 Disorientasi orang
 Disorientasi tempat
Klien tidak mengalami disorientasi, klien mampu menyebutkan namanya sendiri,
klien mengatahui waktu jam makan.
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
 Daya Ingat Jangka Panjang
Klien masih dapat mengingat memori masa lalu, klien juga masih ingat nama
ibu dan juga adik-adiknya.
 Daya Ingat Jangka Pendek
Klien kurang bisa mengingat sudah berapa hari dia sakit.
 Gangguan daya ingat saat ini
Klien mampu mengingat nama perawat yang mengajaknya bicara, mampu
mengingat sudah minum obat atau belum.
 Konfabulasi
Pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita
yang tidak benar untuk menutupi daya ingatnya.
Masalah Keperawatan : klien mengaku tidak mempunyai suami dan anak.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Klien mampu berhitung sederhana misalnya 1+1 = 2, klien juga bisa membaca.
Masalah Keperawatan : -
13. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Saat di ajukan pertanyaan, setelah bangun dari tidur apa yang harus dilakukan
terlebih dahulu. Klien kadang bingung dengan pertanyaan dari perawat, tampak ia
kadang-kadang hanya diam saja dan tidak mendengarkan perkataan perawat
Masalah Keperawatan : tidak dapat mengambil keputusan.
14. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang diserita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Klien mengatakan ia tidak sakit dan marah kepada suaminya yang membawanya
ke Puskesmas. Klien tampak menangis saat dikunjungi tetangga dan meminta
untuk pulang.
Masalah Keperawatan : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi)
pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Klien susah diarahkan saat disuruh makan klien mengatakan malas makan lalu
memukul meja.
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Klien mengatakan mandi 2 x sehari.
4. Berpakaian / berhias
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Klien berpakaian dengan rapi dan bersih
5. Istirahat dan tidur
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Klien tidak mengalami gangguan pola tidur
6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Selama di rawat di rumah klien teratur dalam minum obat, namun klien tidak
mengetahui nama dan jenis obat yang diminumnya. Klien selalu mengikuti
perintah keluarga untuk meminum obatnya.
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan √
Sistem pendukung √
Selama di rumah, klien mengikuti perawatan untuk kesembuhan.
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapihan rumah √
Mencuci pakaian √
Pengaturan keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebih
 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencederai diri
Klien mengatakan bila dia mempunyai masalah, dia pergi ke orang pintar.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien tidak mempunyai kelompok atau geng pergaulan tertentu.
2. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan
Klien sering terlihat mondar-mandir.
3. Masalah dengan pendidikan
Klien sekolah hanya sampai kelas 6 SD.
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien tidak bekerja, klien hanya seorang ibu rumah tangga.
5. Masalah dengan perumahan
Klien tidak ada masalah dengan tetangga sekitar rumah.
6. Masalah dengan ekonomi
Klien tidak mengalami masalah ekonomi karena suami klien lebih dari cukup
menafkahi klien.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien jarang menggunakan pelayanan kesehatan RS ataupun Puskesmas, jika
sakit klien beli obat di warung

X. PENGETAHUAN
1. Penyakit jiwa
Klien tidak mengetahui alasan suaminya membawa berobat ke Puskesmas,
menurut suaminya klien dibawa ke Puskesmas karena tidak mau pulang dari
rumah habib, teriak-teriak dan tidak bisa tidur.
2. Faktor Presipitasi
Klien sebagai istri yang sering ditinggal suaminya bekerja diluar kota, jika ada
masalah klien tidak bisa langsung mengungkapkan kepada suaminya.
3. Koping
Jika ada masalah klien lebih banyak diam memendaam sendiri masalahnya.
4. Sistem pendukung
Menurut suami klien mengatakan klien sewaktu anak-anak mempunyai gampiran.
5. Penyakit fisik
Klien tidak memiliki penyakit fisik.
6. Obat-obatan
Klien tidak memiliki riwayat konsumsi obat-obatan apapun.

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa medis : F 23.0 (Skizofrenia Akut)
Skizofrenia adalah dimana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan.
Yaitu   :gangguan pada cara berfikir yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kepribadian dengan memperhatikan perkembangan ego, sistematik motivasi dan
psikodinamika dalam interaksi dengan lingkungan  ( Maramis, 2004). Dengan
demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang
mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadiaan (splitting of personality)
(Hawari,2003). Episode Skizofrenia Akut timbul mendadak sekali daan pasien
seperti keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini
timbul perasaan seakan-akan dunia luar dan dirinya sendiri berubah. Semuanya
seakan-akan mempunyai arti yang khusus baginya. Prognosisnya baik dalam
waktu beberapa minggu atau biasanya kurang dari enam bulan penderita sudah
baik. Kadang-kadang bila kesadaran yang berkabut tadi hilang, maka timbul
gejala-gejala salah satu jenis skizofrenia yang lainnya (Maramis,2004).

2. Terapi medis
a. Clorpromazine 100 mg 2x1
b. Halloperidol 1,5mg 3x1
c. Lorazepam 2 mg 0-0-1

N Nama Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping

1 CPZ 100mg CPZ adalah obat Gagal jantung, Berkedut atau


(PO) dengan fungsi untuk kematian gerakan tak
2x 1 tab mengobati gangguan mendadak, terkendali dari
jiwa/suasana hati penyakit hati, mata, bibir, lidah,
tertentu (seperti jantung, asma, wajah, lengan, atau
skizofrenia, gangguan glaukoma, kaki. Tremor
psikotik, fase manik kanker (gemetar tak
dari gangguan bipolar, payudara, terkendali), air liur,
masalah perilaku yang tumor, prostat kesulitan menelan,
parah pada anak-anak). dan riwayat masalah dengan
CPZ membantu untuk kejang keseimbangan atau
berpikir lebih jernih, berjalan, merasa
tidak gugup, dan gelisah, perasaan
beraktivitas normal ingin pingsan,
dalam kehidupan kejang, mual, kulit
sehari-hari pucat, demam
tinggi, kencing
lebih sedikit dan
denyut jantung
lambat.
2 Haloperidol Digunakan untuk Parkinsonisme, Pemberian dosis
1,5 mg (PO) mengobati kondisi depresi tinggi dapat
3 x 1 tab gugup, gangguan endogen tanpa menyebabkan
emosional, dan mental agitasi, reaksi
misalnya skizofrenia. keadaan koma, ekstrapiramidal
Hal ini juga digunakan penderita yang sperti hipertonia
untuk mengontrol hipersensitif otot atau gemetar,
gejala Tourette’s terhadap kadang terjadi
disorder. Obat ini juga haloperidol gangguan
digunakan untuk pencernaan dan
mengobati masalah perubahan
perilaku yang parah, hematologik ringan.
misalnya perilaku Akatisia dan
agresif, impulsif atau distonia
hiperaktif pada anak-
anak yang telah diobati
dengan psikoterapi atau
obat lain yang tidak
bekerja dengan baik.
3 Lorazepam Digunakan untuk Gangguan Pusing, kelemahan,
2 mg 0-0-1 menenangkan fikiran, ginjal, kelelahan,
obat ini bekerja dengan kerusakan hati. mengantuk,
mempengaruhi sistem amnesia,
saraf pusat, kebingungan,
menghambat respon disorientasi, gejala
psikologis yang ekstrapiramidal,
merugikan, diperlukan depresi pernafasan,
untuk gangguan gangguan visual.
kecemasan disertai
insomnia.

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
4. Koping inividu tidak efektif

XIII. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

EFEK:

Perubahan Persepsi Sensori:


CORE PROBLEM: Halusinasi Pendengaran

ETIOLOGI:
Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah

Koping individu tidak


efektif

XIV. ANALISA DATA


No Data Masalah
1. Ds:
 Menurut keluarga, klien sering berteriak-teriak, Resiko Perilaku
meracau, merasa dirasuki jin.
Kekerasan
Do:
 Klien tampak sering berbicara kalau dirinya
tidak sakit dan marah pada suaminya yang
telah membawanya ke Puskesmas
 Pembicaraan klien cenderung berulang
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
 Kadang klien terlihat berjalan mondar –
mandir.
 Saat jam makan klien disuruh makan klien
menolak dan memukul meja
2. Ds: Perubahan Persepsi
 Klien mengatakan mendengar bisikan yang Sensori: Halusinasi
menyuruh klien tobat. Pendengaran
 Menurut keluarga, di rumah klien sering
berteriak-teriak, meracau.
Do:
 Kontak mata kurang
 Bicara kacau dan tidak terarah
 Saat dikunjungi suaminya klien berkata si
hantu hitam datang.
3. Ds : Gangguan konsep diri :
 Klien mengatakan dirinya tidak sakit dan tidak Harga diri rendah
mengerti kenapa dibawa suaminya ke
Puskesmas
Do :
 Klien tampak malas diajak bicara dan banyak
diam, klien susah berinteraksi dengan
perawat/petugas di ruangan

XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekerasan

XVI. RENCANA KEPERAWATAN


N DIAGNOSA TUJ.UMUM TUJ.KHUSUS INTERVENSI
O
1 Gg. Persepsi SP 1
sensori : 1. Pasien dapat 1. Setelah 1x 1. Identifikasi
Halusinasi mengindentifikasi interaksi, pasien mengindentifikas
Pendengaran halusinansi dengan dapat i halusinansi
mendiskusikan isi, mengindentifikasi dengan
frekuensi, waktu halusinansi mendiskusikan
terjadi situasi dengan isi, frekuensi,
pencetus, perasaan mendiskusikan isi, waktu terjadi
dan respon. frekuensi, waktu situasi pencetus,
2. Pasien dapat terjadi situasi perasaan dan
mengontrol pencetus, perasaan respon.
halusinasi : hardik, dan respon. 2. Jelaskan cara
obat, bercakap- 2. Setelah 2x mengontrol
cakap, melakukan interaksi Pasien halusinasi :
kegiatan. dapat mengontrol hardik, obat,
3. Pasien mampu halusinasi : hardik, bercakap-cakap,
mengontrol obat, bercakap- melakukan
halusinasi dengan cakap, melakukan kegiatan.
menghardik kegiatan.
4. Pasien dapat 3. Setelah 2x
memasukam pada interaksi Pasien 3. Latih cara

jadwal kegiatan mampu mengontrol

untuk latihan mengontrol halusinasi dengan

menghardik. halusinasi dengan menghardik

menghardik 4. Masukan pada

4. Setelah 2x jadwal kegiatan

interaksi Pasien untuk latihan

dapat memasukam menghardik.

pada jadwal
kegiatan untuk
latihan
menghardik.
SP 2
1. Mengevalusi 1. Setelah 2x interaksi 1. Evalusi kegiatan
memasukan latihan menghardik. Beri
kegiatan cara menghardik pujian.
menghardik dalam jadwal 2. Latih cara
2. Pasien dapat kegiatan harian. mengontrol
mengontrol 2. Setelah 3x interaksi halusinasi dengan
halusinasi dengan pasien dapat obat ( jelaskan 6
obat. mengontrol benar obat)
3. Pasien mengatahui halusinasi dengan 3. Jelaskan
pengtingnya obat. pengtingnya
penggunaan obat 3. Setelah 3x interaksi penggunaan obat
pada gg.jiwa Pasien mengatahui pada gg.jiwa.
4. Pasien mengetahui pengtingnya 4. Jelaskan
akibat jika obat penggunaan obat mengetahui
tidak diminum pada gg.jiwa. akibat jika obat
sesuai program. 4. Setelah 3x tidak diminum
5. Pasien mengetahui interaksi Pasien sesuai program.
akibat putus obat. mengatahui akibat 5. Jelaskan akibat
6. Pasien mengetahui jika obat tidak putus obat.
cara berobat. diminum sesuai 6. Jelaskan cara
7. Pasien memasukan program. berobat.
pada jadwal 5. Setelah 3x interaksi 7. Masukan pada
kegiatan untuk Pasien akibat putus jadwal kegiatan
latihan menghardik. obat. untuk latihan
6. Setelah 3x interaksi menghardik. Beri
Pasien mengetahui pujian.
cara berobat.
7. Setelah 3x interaksi
Pasien memasukan
pada jadwal
kegiatan untuk
latihan
menghardik.
SP 3
1. Mengevalusi 1. Setelah 2x 1. Evalusi kegiatan
interaksi pasien menghardik dan
kegiatan dapat memasukan obat. Beri pujian.
menghardik dan latihan 2. Lalih cara
obat. menghardik dan mengontrol
2. Pasien dapat obat. halusinasi dengan
mengontrol 2. Setelah 2x bercakap-cakap
halusinasi dengan interaksi pasien ketika halusinasi
bercakap-cakap dapat mengontrol muncul.
3. Pasien dapat halusinasi dengan 3. Masukan pada
memasukan pada bercakap-cakap. pada jadwal
jadwal kegiatan 3. Setelah 1x kegiatan harian
harian untuk latihan interaksi pasien untuk latihan
menghardik, minum dapat memasukan menghardik,
obat dan bercakap- pada jadwal minum obat dan
cakap. kegiatan harian bercakap-cakap.
untuk latihan
menghardik,
minum obat dan
bercakap-cakap.
SP 4
1. Mengevalusi 1. Setelah 2x 1. Evaluasi kegiatan
kegiatan latihan interaksi pasien latihan
menghardik, dapat memasukan menghardik,
minum obat dan pada jadwal minum obat dan
bercakap-cakap. kegiatan harian bercakap-cakap.
2. Pasien dapat untuk latihan 2. Latih cara
mengontrol menghardik, mengontrol
halusinasi dengan minum obat halusinasi dengan
melakukan bercakap-cakap melakukan
kegiatan harian dan kegiatan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan) harian. (mulai 2
3. Pasien dapat 2. Setelah 2x kegiatan)
memasukan dapat interaksi pasien 3. Masukan pada
memasukan pada dapat mengontrol jadwal kegiatan
halusinasi dengan untuk latihan
jadwal kegiatan kegiatan harian. menghardik,
harian untuk 3. Setelah 2x minum obat,
latihan interaksi pasien bercakap-cakap
menghardik, dapat memasukan dan kegiatan
minum obat pada jadwal harian.
bercakap-cakap kegiatan harian
dan kegiatan untuk latihan
harian. menghardik,
minum obat
bercakap-cakap
dan kegiatan
harian.
SP 5
1. Mengevaluasi 1. Setelah 6x interaksi 1. Evaluasi kegiatan
jadwal kegiatan pasien dapat menghardik,
harian.  Mengontrol minum obat,
2. Melatih kegiatan halusinasi bercakap-cakap
harian secara mandiri dan kegiatan
3. Menilai  Halusinasi dapat harian. Beri
kemampuan yang terkontrol pujian.
telah mandiri
4. Menilai apakah 2. Latih kegiatan

halusinasi harian .

terkontrol. 3. Nilai kemampuan


yang telah
mandiri
4. Nilai apakah
halusinasi
terkontrol.

XVII. IMPLEMENTASI & CATATAN PERKEMBANGAN


Hari/tgl IMPLEMENTASI EVALUASI
1. a. BHSP S:
Kamis, 27 b. mengindentifikasi halusinansi
Februari dengan mendiskusikan isi,  Klien mengatakan namanya Ny.D
2020 frekuensi, waktu terjadi situasi  Klien mengatakan mendengar
pencetus, perasaan dan respon. bisikan, bisikan itu muncul pada
c. Menjelaskan mengontrol saat siang dan malam hari.
halusinasi : hardik, obat,  Klien mengatakan munculnya
bercakap-cakap, melakukan bisikan kurang lebh 4x.
kegiatan.  Klien mengatakan ketika bisikan
d. Melatih cara mengontrol muncul pada waktu pesien
halusinasi dengan menghardik menyendiri.
O:
 Kontak mata masih kurang
 Klien tampak memperhatikan
A:
 BHSP mulai terjalin
 Klien mampu mengidentifikasi
jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi
dan respon halusinasi.
 Klien mulai mampu diajarkan
cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
P:
 Pertahankan BHSP
 Mengevaluasi cara mengontrol
halusinasi klien dengan cara
menghardik.
2. Jumat 28 a. BHSP S:
Februari b. mengindentifikasi halusinansi  Klien mengatakan masih ingat
2020 dengan mendiskusikan isi, dengan perawat
frekuensi, waktu terjadi situasi  Klien mengatakan tidak ingat cara
pencetus, perasaan dan respon. menghardik.
c. Menjelaskan mengontrol  Klien mengatakan tidak memasukan
halusinasi : hardik, obat, kegiatan menghardik kejadwal
bercakap-cakap, melakukan kegiatan
kegiatan. O:
d. Melatih cara mengontrol  Klien tampak memperhatikan,
halusinasi dengan menghardik.  Kontak mata masih kurang
e. Jelaskan akibat putus obat. A:
f. Jelaskan cara kerja obat.  BHSP mulai terjalin
 Klien dapat melakukan cara
menghardik.
 Klien belum mampu
memasukkan kejadwal kegiatan
sepenuhnya.
P:
 Pertahankan BHSP
 Mengevaluasi cara mengontrol
halusinasi pasien dengan cara
menghardik.
3. Sabtu, a. BHSP S:
29 Februari b. mengindentifikasi halusinansi  Klien mengatakan masih ingat
2020 dengan mendiskusikan isi, dengan perawat
frekuensi, waktu terjadi situasi  Klien mengatakan masih mendengar
pencetus, perasaan dan respon. bisikan-bisikan yang menyuruh
c. Menjelaskan mengontrol memukul dinding.
halusinasi : hardik, obat,  Klien mengatakan masih tidak ingat
bercakap-cakap, melakukan cara menghardik.
kegiatan.  Klien mengatakan masih tidak
d. Melatih cara mengontrol memasukan kegiatan menghardik
halusinasi dengan menghardik. kejadwal kegiatan
e. Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik. O:
 Klien tampak memperhatikan,
 Kontak mata masih kurang
A:
 BHSP mulai terjalin
 Klien dapat melakukan cara
menghardik.
 Klien belum mampu
memasukkan kejadwal kegiatan
sepenuhnya.
P:
 Pertahankan BHSP
 Mengevaluasi cara mengontrol
halusinasi klien dengan cara
menghardik.

Anda mungkin juga menyukai