Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.S


DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG HUDOWO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO JAWA TENGAH

Disusun oleh :
INFANTRIAGO ABRIAN M.H.
P1337420117058

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
2019
LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.S


DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG HUDOWO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO JAWA TENGAH

Ruang Rawat : Ruang Hudowoi Tanggal dirawat/MRS : 11 Juni 2019

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 12 Juli 1971
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor CM : 00024459
Alamat : Karangawen Demak

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. S
Alamat : Karangawen Demak
Hubungan : Istri

III. ALASAN MASUK


Saat dirumah klien marah marah dan mengalami kesulitan untuk tidur. Klien
berbicara terus menerus dengan nada tinggi sehingga oleh keluarga dibawa ke RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Jawa Tengah pada hari Selasa 11 Juni 2019 pukul 11.35
WIB.
Masalah Keperawatan  Perilaku Kekerasan
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di rumah
sakit jiwa 1 kali. Saat ini adalah kedua kalinya klien dirawat. Setelah pulang dari
rumah sakit, klien rutin kontrol, namun obatnya kadang tidak diminum. Klien sudah
dapat beradaptasi dan berinteraksi, namun masih banyak bicara.
Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan dalam rumah
tangga maupun melakukan tindak kriminal. Anggota keluarga yang lain tidak ada
yang mengalami gangguan kejiwaan. Klien pernah mengalami kejadian kurang
mengenakkan sebelumnya. Klien mengatakan pernah bercerai dengan istri
pertamanya.

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital :
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 80 x/menit
c. S : 36,7 C
d. P : 20 x/menit
2. Berat Badan (BB) : 50 kg
Tinggi Badan (TB) : 168 cm
3. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tubuhnya terasa lemas, dan selalu merasa mengantuk. Klien
terlihat segar dan tidak pucat.

Head to Toe
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. GCS : E4 M5 V6

d. Kepala
Inspeksi : kebersihan terjaga, rambut hitam, pasien tidak ada sedikit
ketombe, sedikit berminyak, beruban.
Palpasi : tidak terjadi nyeri saat ada tekanan.
e. Mata
Inspeksi : sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis.
Palpasi : tidak terjadi nyeri saat ada tekanan.
Penglihatan: penglihatan normal, tidak mengalami gangguan.
f. Hidung
Inspeksi : tidak terdapat cuping hidung, tidak ditemukan sekret,
hidung simetris.
Palpasi : tidak terjadi nyeri saat ada tekanan.
g. Mulut
Inspeksi : mulut pasien bau, bibir kering, lidah kotor, gigi kuning dan hitam,
mukosa basah, tidak ada kesulitan menelan.
h. Kulit
Kulit kering, turgor elastis, tidak ada edema, warna kulit sawo matang.
i. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
j. Thorax/dada
Inspeksi : simetris antara kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri
Auskultasi : suara nafas vestikuler
k. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : peristaltik normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak kembung, terdengar ronchi
l. Ekstremitas
Atas : telunjuk kanan terpotong
Bawah : akral hangat dan tidak ada edema
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

= laki laki
= perempuan
Klien merupakan anak ke 4 dengan 4 bersaudara. Klien bercerai dengan
istri pertamanya dan memilii 2 anak. Kemudian klien tinggal satu rumah dengan
anak dan istrinya yang kedua. Orang tua klien sudah meninggal. Komunikasi
dalam keluarga bagus. Klien merupakan suami dan ayah yang baik bagi
keluarganya. Di rumah, keluarga memperhatikan klien dengan mengingatkan
minum obat. Klien bekerja sebagai tukang kayu dalam memenuhi kehidupan
sehari hari. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit jiwa.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien senang dengan kondisi tubuhnya, klien tidak merasa malu dan
minder dengan rambutnya yang sudah beruban, badannya yang kurus dan
telunjuk kanannya yang terpotong.
b. Identitas diri
Klien senang menjadi laki-laki dan tidak ada keinginan untuk
merubahnya. Klien berusia 47 tahun dan sudah menikah.
c. Peran
Klien sebagai seorang suami dan ayah melaksanakan perannya dengan
baik.
d. Ideal diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan dapat bekerja kembali
secara aktif.
e. Harga diri
Klien merasa bahwa dirinya lebih rendah dari orang lain. Klien berbicara
terus menerus dan marah tiba tiba sehingga keluarga menganggap klien
gangguan jiwa.

3. Hubungan Sosial
a. Orang paling berarti klien
Orang terdekat klien yaitu istrinya. Anggota keluarga yang lain sesekali
mendekati dan mangajak berbincang klien tentang keadaannya.
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
Klien sering mengikuti kegiatan dan aktivitas yang ada di masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak mengalami kesulitan untuk memulai interaksi dengan orang
lain. Namun karena klien sering berbicara terus menerus terkadang lawan
bicara merasa penat dan enggan mengajak klien berbicara.
.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan. Klien juga
mengatakan bahwa bisa agama Kristen dan tahu kitabnya.
b. Kegiatan Ibadah
Saat di rawat di rumah sakit klien melaksanakan sholat 5 waktu.

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Penampilan klien secara keseluruhan rapi. Klien dapat berpakaian dengan
baik dan sesuai. Kacing baju dikancingkan semua. Rambut klien rapi. Mulut
klien kotor, bibir dan gigi terlihat kotor meski klien melakukan gosok gigi setiap
pagi.
2. Pembicaraan
Sorot mata pasien cukup dan mudah tersinggung. Jika ditanya klien akan
menjawab banyak dan di ulang ulang. Tempo bicara klien cenderung lambat.
Tata bahasa sesuai. Nada dan volume suara agak tinggi.
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas motorik
Klien masih tampak bingung. Klien terkadang terlihat mondar-mandir.
Saat tidak ada kegiatan klien lebih sering menyibukkan diri dengan melakukan
aktivitas atau mengajak bicara teman ataupun perawat. Klien ikut serta saat
kegiatan senam pagi dan juga aktivitas kelompok dalam ruangan.
4. Afek
Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
5. Alam Perasaan
Klien mengatakan bingung dan sesekali terlihat melamun.
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan,
kooperatif saat pembicaraan berlangsung. Klien menjawab saat ditanya namun
selalu di ulang ulang, klien mau diajak untuk duduk, dan klien dapat berinteraksi
dengan teman yang lain. Kontak mata yang dilakukan klien tajam.
7. Persepsi sensori
Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan bisikan aneh atau
melihat bayangan bayangan aneh juga
8. Proses pikir (arus dan bentuk pikir)
Proses pikir
Klien termasuk dalam perseverasi yaitu dimana pembicaraan klien di
ulang beberapa kali. Klien juga termasuk ke dalam sirkumtansial yaitu
pembicaraan yang terbelit belit tapi sampai pada tujuan.
Isi pikir
Pasien tidak memiliki isi pikir obsesi, waham ataupun phobia.
9. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien jernih dan kooperatif dalam pembicaraan. Klien tidak
mengalami gangguan orientasi. Klien dapat menyebutkan dengan benar saat ini
pagi, siang, sore atau malam. Klien masih ingat dengan hari, bulan dan tanggal.
Klien mampu mengetahui identitas dirinya., contohnya klien dapat mengenal
yang mana perawat dan yang mana dokter. Klien juga tahu sekarang sedang
dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo dan berada di ruang Hudowo.
10. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat. Klien dapat menjawab
kegiatan yang baru saja dilakukan dan mampu menjawab kejadian yang sudah
lampau seperti kejadian masa kecilnya.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Konsentrasi klien bagus, telihat dari saat pembicaraan klien selalu fokus
dan memperhatikan saat di berikan pertanyaan
12. Kemampuan Penilaian
Klien termasuk ke dalam gangguan kemampuan evaluasi ringan dimana
klien dapat mengambil keputusan secara mandiri ataupun dengan bantuan orang
lain. Sebagai contoh saat ditanya setelah ini klien mau ngapain, klien dapat
menjawab keinginannya yaitu ingin mandi dan setelah itu istirahat.
13. Daya Tilik Diri
Klien dapat menyadari tentang gangguan jiwa yang di deritanya dan
merasa butuh pertolongan. Klien tidak menyalahkan orang lain dengan
keadaanya sekarang ini.

VIII. KEBUTUHAN KLIEN MEMENUHI KEBUTUHAN


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien dapat memenui kebutuhan secara mandiri. Klien dapat makan
dengan lahap, pakaian dapat memakai sendiri dan berpakaian dengan rapi. Klien
tinggal bersama dengan istri dan kedua anaknya.
2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a. Perawatan diri
Klien dapat melakukan perawatan diri dengan baik. Klien melakukan
ADL secara mandiri dengan mandi dan gosok gigi setelah melakukan sarapan
pagi.
b. Nutrisi
Klien mengatakan puas dengan makanannya. Selama dirawat rumah sakit
klien selalu menghabiskan porsi makannya bahkan sesekali tambah. Klien
makan bersama sama dengan teman temannya diruang makan.
c. Tidur
Saat di rumah klien mengalami gangguan tidur karena banyak pikiran.
Saat malam hari, klien sering terbangun ditengah tidurnya sehingga tidur
tidak nyenyak.
Namun selama di rumah sakit klien mengatakan tidurnya selalu nyenyak.
4. Sistem pendukung
Klien sudah tidak memiliki kedua orang tua lengkap. Klien tinggal
bersama istri dan kedua anaknya. Salah satu kakaknya juga ada yang rumahnya
berdekatan dengan tempat tinggal klien, sehingga klien kadang berkunjung
kesana.

IX. MEKANISME KOPING


Saat klien mengalami masalah, klien akan bicara terus entah sendiri ataupun
bercerita dengan orang terdekatnya. Dan klien juga akan sulit tidur karena
masalahnya tersebut. Klien akan berbicara dan marah secara terus menerus

X. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : Skizofrenia Tak terinci
Terapi medik : P/O
1. Risperidone 2x5 mg
2. Lorazepam 1x4 mg
XI. POHON MASALAH

Perilaku kekerasan

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah

XII. ANALISA DATA

Tgl/Jam Data Fokus Diagnosis Paraf


Rabu, 12 DS : Resiko perilaku Infan
- Keluarga mengatakan saat dirumah klien
Juni 2019 kekerasan
marah marah dan mengalami kesulitan untuk
Pukul
tidur.
07.30 WIB

DO :
- Sorot mata pasien tajam, wajah merah,
nada bicara tinggi
Rabu, 12 DS : Harga diri rendah
- Klien merasa dirinya lebih rendah dari orang
Juni 2019
lain
Pukul
DO :
07.30 WIB
- Klien berbicara terus menerus tentang
masalahnya

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perilaku kekerasan


2. Harga diri rendah
XIV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosis Rencana Keperawatan


Tujuan Tindakan Rasional
Rabu, 12 Resiko TUM: 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling
Juni perilaku Klien tidak dengan menggunakan prinsip percaya merupakan
2019 kekerasan melakukan komunikasi terapeutik dasar komunikasi
perilaku a. Sapa klien dengan ramah, terapeutik antara
Pukul
kekerasan baik verbal maupun non perawat dengan klien
07.30
verbal 2. Saat klien sudah trust
WIB
TUK 1: b. Perkenalkan diri dengan dengan perawat
Klien dapat sopan biarkan klien
membina c. Tanyakan nama lengkap mengungkapkan
hubungan klien dan nama panggilan perasaanya kare hal
saling percaya kesukaan klien tersebut mampu
d. Jelaskan maksud dan mengurangi sedikit
tujuan berinteraksi beban yang diderita
e. Berikan perhatian pada klien
klien, perhatikan 3. Agar klien merasa
kebutuhan dasarnya nyaman dan tetap
2. Beri kesempatan klien percaya dengan
mengungkapkan perasaannya perawat maka perlu
3. Dengarkan ungkapan klien rasa empati saat klien
dengan empati bercerita

TUK 2: 1. Pertahankan kontak mata 1. Supaya klien tetap


Klien dapat dengan klien. merasa percaya
mengidentifik 2. Bantu klien mengungkapkan dengan perawat
asi penyebab, perasaan jengkel / kesal. 2. Agar cerita klien
tanda tanda 3. Dengarkan ungkapan rasa lebih terarah
dan akibat marah dan perasaan 3. Agar dapat dengan
perilaku bermusuhan klien dengan mudah
kekerasan sikap tenang. mengidentifikasi
4. Observasi tanda perilaku penyebab, tanda dan
kekerasan. akibat pasien merasa
5. Simpulkan bersama klien tanda marah
tanda jengkel / kesal yang
dialami klien.
6. Anjurkan mengungkapkan
perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
7. Bantu bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan.
8. Tanyakan "apakah dengan cara
yang dilakukan masalahnya
selesai ?"

TUK 3: 1. Diskusikan dengan klien cara 1. Agar klien mengerti


Klien dapat mengungkapkan rasa marah cara apa saja yang
mengidentifik yang sehat. bias dilakukan saat
asi cara a. Secara fisik : tarik nafas merasa marah
mengontrol dalam jika sedang kesal, 2. Agar proses
perilaku berolah raga, memukul mengungkapkan
kekerasan bantal / kasur atau amarah berjalan
pekerjaan yang memerlukan dengan baik dan klien
tenaga. merasa nyaman
b. Secara verbal : katakan 3. Agar klien tidak
bahwa anda sedang marah terpaksa melakukan
atau kesal/ tersinggung. proses
c. Secara sosial : lakukan mengungkapkan rasa
dalam kelompok cara – cara marah maka anjurkan
marah yang sehat, latihan klien untuk memilih
asertif, latihan manajemen 4. Adanya
perilaku kekerasan. reinforcement
d. Secara spiritual : berdo'a, membuat klien
sembahyang, memohon semakin percaya diri
kepada Tuhan untuk diberi 5. Agar klien tidak
kesabaran. mengungkapkan rasa
2. Bantu memilih cara yang marah dengan
paling tepat. merusak
3. Bantu mengidentifikasi
manfaat cara yang telah
dipilih.
4. Bantu mensimulasikan cara
yang telah dipilih.
5. Beri reinforcement positif atas
keberhasilan yang dicapai
dalam simulasi.
6. Anjurkan menggunakan cara
yang telah dipilih saat jengkel /
marah.

TUK 4: 1. Identifikasi kemampuan 1. Agar klien segera


Klien keluarga merawat klien dari mendapat bantuan
mendapat sikap apa yang telah dilakukan ketika klien merasa
dukungan dari keluarga selama ini. marah dan tidak
keluarga 2. Jelaskan peran serta keluarga memancing amarah
dalam dalam merawat klien. pasien
mengontrol 3. Jelaskan cara – cara merawat 2. Agar keluarga tahu
perilaku klien : apa itu resiko
kekerasan a. Cara mengontrol perilaku perilaku kekerasan
marah secara konstruktif. dan cara
b. Sikap tenang, bicara tenang penangannya ketika
dan jelas. klien mengalaminya
c. Membantu klien mengenal dan supaya tidak
penyebab ia marah. menciderai orang lain
4. Bantu keluarga
mendemonstrasikan cara
merawat klien.
5.Bantu keluarga
mengungkapkan perasaannya
setelah melakukan demonstrasi
TUK 5: 1. Anjurkan klien bicara dengan 1. Agar klien mengerti
Klien dapat dokter tentang manfaat dan efek samping yang
menggunakan efek samping obat yang ditimbulkan setelah
obat dengan dirasakan minum obat
benar 2. Diskusikan akibat berhenti (contohnya pusing
obat tanpa konsultasi dan mengantuk)
3. Bantu klien menggunakan obat 2. Agar klien tahu
dengan prinsip 5 benar akibat apa yang
ditimbulkan dan
memiliki semangat
minum obat agar
segera sembuh
3. Agar pengobatan
berjalan dengan baik
dan pasien segera
sembuh
XV. CATATAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosis Catatan Keperawatan Evaluasi

Rabu, 12 Resiko 1. Membina hubungan saling percaya S:


Juni perilaku dengan menggunakan prinsip
- Klien mampu
2019 kekerasan komunikasi terapeutik: dengan
memperkenalkan diri dengan
menyapa klien dengan ramah, baik
Pukul cukup baik
verbal maupun non verbal,
08.15 - Klien mengatakan apa saja
memperkenalkan diri dengan sopan
WIB yang dia rasakan dan
dan menjelaskan maksud dan
lakukan saat sedang marah
tujuan berinteraksi dengan klien
- Klien sadar bahwa apa yang
saat ini
di lakukan saat sedang
2. Mengidentifikasi penyebab, tanda
marah adalah salah dan bisa
dan gejala yang di rasakan saat
menyakiti orang di dekatnya
marah
- Klien ingin tahu cara
3. Mengidentifikasi perilaku
mengungkapkan rasa marah
kekerasan apa saj yang sudah
yang benar
dilakukan dan apa akibatnya
4. Mengajarkan klien mengendalikan O:
perilaku kekerasan dengan cara
- Klien berbicara dengan
fisik pertama : nafas dalam.
lambat dan nada agak tinggi
- Beberapa kalimat pasien
sering di ulang ulang, perlu
focusing untuk menggali
lebih dalam masalah klien
- Klien mampu mengikuti
teknik napfas dalam yang di
ajarkan
-
A:

Resiko perilaku kekerasan

P:

Pasien : latihan mengendalikan


perilaku kekerasan : Nafas
dalam

Perawat : Bantu klien


mengendalikan perilaku
kekerasan

Kamis, 1. Mengucapkan salam terapeutik, S :


13 Juni kontrak waktu, tempat dan topik.
- Klien mengatakan
2019 2. Mengevaluasi kembali cara fisik
perasaannya membaik saat
pertama : nafas dalam
Pukul melakukan cara tersebut
3. Mengajarkan klien cara
08.35 - Klien mengerti cara
mengendalikan perilaku kekerasan
WIB mengontrol rasa marah
dengan cara fisik kedua : pukul
dengan cara pertama dan
bantal
kedua
4. Membantu klien untuk emnyusun
jadwal harian dalam latihan O:
mengendalikan perilaku kekerasan
- Klien mampu mengulangi
teknik nafas dalam tanpa di
pandu
- Klien mampu meniru cara
fisik kedua : pukul bantal
- Klien dapat menyusun
jadwal untuk latihan
mengendalikan perilaku
kekerasan.
-

A:

Resiko perilaku kekerasan

P:

Pasien : Latihan cara nafas


dalam dan pukul bantal

Perawat membantu pasien dalam


latihan nafas dalam dan pukul
bantal

Jumat, 1. Mengucapkan salam terapeutik, S :


14 Juni kontrak waktu, tempat dan topik.
- Klien mengatakan setiap
2019 2. Mengevaluasi jadwal harian tentang
merasa marah klien mampu
dua cara fisik mengendalikan
Pukul menerapkan cara nafas
perilaku kekerasan
09.00 dalam dan pukul bantal.
3. Mengajarkan klien mengendalikan
WIB - Klien mengetahui cara fisik
perilaku kekerasan dengan cara
yang ketiga
fisik ketiga : mengungkapkan rasa
marah secara verbal O:
4. Membantu menyusun jadwal harian
- Klien sudah lancar dalam
untuk latihan mengendalikan
memperagakan cara nafas
perilaku kekerasan
dalam dan pukul bantal
- Klien mampu meniru cara
mengungkapkan secara
verbal
- Klien dapat menyusun
jadwal harian latihan
mengendalikan perilaku
kekerasan

A:

Resiko perilaku kekerasan

P :

Pasien : Latihan cara nafas


dalam, pukul bantal dan
mengungkapkan marah secara
verbal

Perawat membantu pasien dalam


latihan nafas dalam, pukul
bantal dan mengungkapkan
marah secara verbal

Anda mungkin juga menyukai