Anda di halaman 1dari 11

KONSEP ETIK DAN HUKUM

KESEHATAN

Kelompok 4
Nama Anggota :

1. LINGGA MURTI I.N.A


(P1337420118018)
2. RIZKI ARI MELINDA
(P1337420118032)
3. SITI WIGITA
(P1337420118004)
4. SUSI MILA SARI
(P1337420118041)
KONSEP ETIK DAN HUKUM KESEHATAN

1. Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan di dunia


a. Masa Priestly Medicine
• penyakit yang dihubungkan dengan kekuatan supranatural
• profesi kedokteran menjadi monopoli kaum pendeta
• Dokter yang terkenal adalah Imhotep (ahli kedokteran, ahli
hukum, pendeta, dan dikenal sebagai Bapak Kedokteran Mesir)
b. Babylonia (Irak)
• sudah dikembangkan praktik pembedahan
• jasa dokter sudah diatur berdasarkan hasil pengobatan , status
sosial dan kemampuan ekonomi pasien.
• Kelalaian dokter diatur dengan sanksi mulai dari hukuman
denda hingga hukuman fisik
c. Era Yunani
• berhasil meletakkan landasan bagi sumpah dokter dan etika
kedokteran (Hipochrates)

d. Tahun 980-1037 ( SM )
beberapa tindakan dan pemikiran Ibnu Sina yang menjadi
landasan bagi dunia kesehatan yaitu :
• penerapan penggunaan obat yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
• menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap
untuk pertama kalinya.
• mengenal dunia kedokteran dengan ilmu patologi dan
farmasi

e. Perkembangan Dimulai Tahun (1967 )


Bidang Ilmu Hukum Kesehatan merupakan bidang ilmu yang
masih muda. Perkembangannya dimulai pada World Congress
on Medical Law di Belgia pada tahun 1967. Perkembangan
selanjutnya melalui World Congress of the Association for
Medical Law yang diadakan secara rutin sampai saat ini.
f. Indonesia (1982 )
Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia dimulai dari reaksi positif kalangan profesi
kedokteran dan profesi hukum pada tahun 1981, dalam memandang kasus pasien
Puskesmas yang meninggal karena syok antifilaktik akibat reaksi alergi setelah
diberikan injeksi Streptomisin oleh seorang Dokter Puskesmas Wedarijaksa,
Kabupaten Pati.
Berawal dari tragedi tersebut, kemudian lahirlah sebuah disiplin ilmu hukum yang
mempelajari hubungan hukum dan segala aspek yang berkaitan dengan kesehatan,
seperti hubungan Dokter-Pasien, Dokter-Rumah Sakit, Pasien-Perawat, dan lain
sebagainya. Disiplin ilmu yang baru terbentuk di Indonesia tersebut disebut Hukum
Kesehatan (Health Law).
Di Indonesia perkembangan hukum kesehatan dimulai dari terbentuknya
Kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI/RS Ciptomangunkusumo di Jakarta
tahun 1982. Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKI), terbentuk
di Jakarta pada tahun 1983 dan berubah menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKI) pada kongres I PERHUKI di Jakarta pada tahun 1987.
2. Tujuan Hukum Kesehatan
• Memberi keyakinan diri kepada tenaga kesehatan dalam
menjalankan profesi kesehatan yang berkualitas dan
selalu berada pada jalur aman, tidak melanggar etika dan
ketentuan hukum
• Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib
• Menciptakan ketertiban dalam menjalani praktek
kesehatan
3. Definisi Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua
ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini
menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan
segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan bidang
kedokteran kesehatan dan hukum serta sumber-sumber
hukum lainnya.
4. Perbedaan Hukum dan Etik Kesehatan
• ETIK
1. Etik disusun oleh pengalaman senior
2. Berlaku untuk lingkungan professional
3. Disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi
4. Tidak seluruhnya
tertulis
5. Pelanggaran diselesaikan oleh majelis kehormatan etik
6. Penyelesaian pelanggaran tidak selalu disertai bukti fisik

• HUKUM

1. Hukum disusun oleh yang memiliki


kekuasaan
2. Berlaku untuk umum
3. Disusun oleh badan pemerintah / kekuasaan
4. Tercantum secara rinci dalam UU
5. Pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan
6. Penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik
5. Ruang Lingkup Hukum Kesehatan
• Hukum kedokteran (medical law)
• Hukum keperawatan
• Hukum rumah sakit
• Hukum lingkungan
• Hukum tentang limbah industri
• Hukum tentang polusi
• Hukum keselamatan kerja
• Makanan yang merusak kesehatan
• Peralatan yang bisa merusak lingkungan (X-Ray)
• Peraturan lain ada kaitannya langsung dan dapat mempengaruhi
kesehatan manusia
6. Sumber Hukum Kesehatan
Hukum di Indonesia bersumber dari Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta berbagai peraturan perundang-
undangan lainnya khususnya Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, sedangkan etik bersumber dari
kebijaksanaan organisasi profesi, standar profesi, dan kode etik
profesi.
7. Fungsi Hukum Kesehatan
• Kepastian Hukum
• Perlindungan Hukum bagi pemberi maupun penerima
pelayanan kesehatan
• Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam
masyarakat (khususnya di bidang kesehatan)
• Menjaga ketertiban di dalam masyarakat
8. Peranan Etika dalam profesi
a. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau
segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat,
bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu
bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan
akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
b. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang
menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau
masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu
masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian
karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis
(yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para
anggotanya.
c. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-
perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada
nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam
kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat
profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum
dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter
dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

Anda mungkin juga menyukai