Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS pada

Nn. KOMARIYAH dengan ISOLASI SOSIAL DI DUSUN GERENG


DESA CURAH MALANG KECAMATAN RAMBIPUJI
KABUPATEN JEMBER

DI SUSUN OLEH :
MAYA CRISTIA YUNITASARI
1801032019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa Komunitas Nn. K dengan Isolasi Sosial yang
telah dilaksanakan pada tanggal 13– 20 Maret 2019 di Dusun Gereng Desa Curah
Malang Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember telah disetujui oleh
pembimbing

Jember, 20 Maret 2019

Pembimbing Keperawatan Keluarga

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Cahya Tribagus H. S. Kep. M. Kes) (Ns. Suprayitno S.Kep.)

NIDN. 0717058603 NIP. 1972111 9 199303


1007

Ka. Program Studi Profesi Ners

FIKES UNMUH Jember

(Ns. Susi Wahyuniasih S.Kep.M.Kep )

NIDN. 0720097502
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. Identitas Klien
Inisial : Nn. K
Umur : 21 Tahun
Alamat : Gereng - Puger
Pendidikan SD : SMP
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak ada
Jenis Kelamin : Perempuan
Informan : Ny. S
Tanggal Pengkajian : 14 Maret 2019

B. Alasan Masuk
Data Primer : Klien mengatakan sering duduk sendiri diteras
Data sekunder : Menurut Keluarga Klien, Klien jarang keluar rumah,
sering menyendiri, jarang berbicara. Klien berbicara hanya apabila diajak
berbicara.

C. Faktor Presipitasi/ Riwayat Penyakit Sekarang


Klien berkata “Saya takut dan malu untuk ngomong dengan tetangga atau
orang asing lainnya”

D. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Penyakit lalu
a. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
ya
b. Pengobatan sebelumnya: obat dari puskesmas
c. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang) : klien tidak pernah mengalami gangguan penyakit fisik.
2. Riwayat Psikososial
a. Riwayat Trauma
No Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik 20 Klien Ibu Adik
Klien
2 Aniaya seksual - - - -
3 Penolakan - - - -
4 Kekerasan dalam - - - -
keluarga
5 Tindakan criminal - - - -

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio,


kultural, spiritual) :
Adik Klien mengatakan Klien dulu sekolah bahkan sampai Lulus SD,
setelah lulus sekolah klien dirumah saja tidak bekerja, kemudian klien
dilamar oleh seorang pria tetapi gagal tidak sampai ke jenjang
pernikahan. Sejak setelah gagal dalam bertunangan klien sering
menyendiri, sering melamun dan jarang bergaul dengan tetangga
maupun keluarga yang lainnya.
Kesan kepribadian klien : Introvert
3. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Tidak ada

E. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien bersih, menggunakan baju, akan tetapi pasien belum
mandi dan tidak menyisir rambutnya
2. Kesadaran
a. Kwantitatif/ Penurunan kesadaran
Composmentis
b. Kwalitatif
Tidak berubah, kesadaran klien tetap dr mulai awal pengkajian sampai
pengkajian selesai
3. Disorientasi
Klien tidak mengalami disorientasi waktu , tempat dan orang
4. Aktivitas Motorik/ Psikomotor
Klien bisa beraktivitas sehari-hari seperti memasak, mandi, mandi dan
lain-lain.
5. Afek/Emosi
a. Afek : adekuat (klien mau menjawab pertayaan dari
perawat, afek klien sesuai dengan stimulus)
b. Emosi : datar
6. Persepsi
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren, klien menjawab pertanyaan dengan baik.
b. Isi Pikir
Klien mengatakan perasaanya malu.
c. Bentuk pikir
Cara berpikir klien sesuai dengan kenyataan (realistic)
Diagnosa keperawatan : -
8. Memori
a. Jangka panjang : saat perawat bertanya “apakah mbak masih ingat
saat ini umur berapa?”. Klien menjawab “25 tahun”
b. Jangka pendek : klien mampu mengingat apa saja yang telah
dilakukan hari ini.
c. Saat ini : klien mampu mengingat nama mahasiswa dan
meyebutkan kegiatan yang telah dilakukan sejak sebelum wawancara.
9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
a. Konsentrasi klien dapat terjaga dengan baik yaitu klien dapat
menjawab pertanyaan mahasiswa dengan sesuai
b. Klien mampu berhitung secara sederhana seperti 10.000-7.000 = 3.000
(Klien lulus SD)
10. Kemampuan Penilaian
klien masih tidak tau dengan apa yang sedang di alaminya, karena klien
tidak mampu menilai mana yang baik dan buruk, salah dan benar,
sehingga klien kesulitan dalam mengambil keputusan.
11. Daya Tilik Firi/ Insight
Terkadang Klien sering diam saat di ajak bicara.
12. Interaksi Selama Wawancara
Klien kooperatif, (klien terlihat konsentrasi saat ditanya) tapi kadang-
kadang klien diam saat di Tanya.

F. Fisik
1. Keadaan umum : Baik, composmentis
2. Tanda Vital : TD: 120/80 mmHg, RR: 23 x/m, N : 87 x/m
3. Ukur :-
4. Keluhan Fisik : klien berkata tidak ada masalah
Diagnosa Keperawatan : -

G. Pengkajian Psikososial (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra Tubuh : Klien mengatakan tidak membenci atau malu
dengan bagian tubuh tertentu.
b. Identitas : Klien mampu menyebutkan nama. Dan klien
mangatakan bahwa klien seorang perempuan
c. Peran : Klien tidak bisa berperan anak yang seharusnya
membantu orang tua bekerja,
d. Ideal Diri :-
e. Harga Diri : Klien malu ketika ada tetangga yang melihatnya
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
2. Genogram

Keterangan :
: perempuan
: perempuan meninggal
: laki-laki
: laki laki meninggal
: klien
Penjelasan :
1. Klien tinggal berdua dengan ibunya
2. Klien tidak menikah
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat
Klien tinggal bersama ibu, ibu lah yang paling sering berkomunikasi
dengan Klien, tetapi rumah berdekatan dengan adiknya.
b. Peran Serta dalam kelompok/ masyarakat
Klien hanya berdiam diri di rumah saja.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien enggan beribacara apabila diajak berbicara.
4. Spriritual dan Kultural
a. Nilai dan keyakinan : klien beragam islam
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya :
c. Kegiatan ibadah : Klien tidak sholat
Diagnosa Keperawatan :-
H. Aktivitas Sehari-hari (ADL)
1. Makan : klien makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk
2. BAB/BAK : BAB : 1 x/hari, BAK : 3 x/hari
3. Mandi : klien mandi 1x dalam sehari
4. Berpakaian/ berhias : klien selaluu berganti pakaian setelah mandi
5. Istirahat dan tidur : klien tidur 9 jam perhari
6. Penggunaan obat : Klien minum obat. (pernah putus obat karena telat)
7. Pemeliharaan kesehatan: Klien mengatakan tidak mengetahui cara
memelihara kesehatan.
8. Aktivitas di dalam rumah: Tiduran dikamar
9. Aktivitas di luar rumah: tidak ada
I. Mekanisme Koping
Klien tidak menjawab saat di tanya.”apa yang mbak dilakukan saat ada
masalah”
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok : klien mengatakan “saya pernah
mengobrol dengan orang lain”
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien mengatakan “saya jarang
berkunjung dengan tetangga atau berbincang-bincang dengan keluarga”
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan” lupa dulu
sekolah apa”
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : Klien mengatakan “Tidak
bekerja”
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : rumahnya hanya ada kasur.
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : klien tampak memiliki ekonomi
yang sangat rendah dengan pendapatan orang tua <500.000,-
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : klien mengatakan
“kalau sakit beli obat”
K. Kurang Pengetahuan tentang
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang : penyakit, manajemen kesehatan.
L. Analisa Data
Tgl/jam Pengelompokan Data Masalah Keperawatan
14 Maret Ds : Isolasi sosial y.bd menarik
2019 - Klien mengatakan enggan diri
09.00 WIB bersosialisasi dengan tetangga.
- Keluarga mengatakan Klien
jarang keluar rumah dan
bersosialisasi dengan tetangga.
- Bibi klien mengatakan dulu
Klien hanya diobati obat dari
puskesmas saja dan tidak di
bawa ke RSJ
- Klien mengatakan bisa mandi,
makan, dan berpakaian dan
berdandan sendiri.
- Klien mengatakan lebih
senang duduk diteras sendirian

.
Do :
- Klien tampak murung dan
sendiri
- Klien jarang berbicara kecuali
diajak berbicara
- Klien sekarang sedang
menjalani pengobatan Rawat
Jalan di Puskesmas Nogosari
- TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 87 x/mnt
RR: 23 x/mnt
- Klien lusuh belum mandi

M. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi Sosial y.bd koping individu tidak efektif
2. Harga Diri Rendah y.bd koping individu tidak efektif
3. Perilaku Kekerasan y.bd koping individu tidak efektif
N. Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial y.bd koping individu tidak efektif
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

Alamat : Gereng-Curah Malang


Nama : Nn. K

No. Dx Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan


1 14 Maret 2019 Isolasi Sosial y.bd koping individu tidak efektif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl/Ja Diagnosa Perencanaan Rencana Tindakan Rasional
m Keperawata Tujuan Kriteria Keperawatan
n Evalusai
14 Isolasi SP I : SP I : SP I : SP I :
Maret Sosial y.bd Klien Setelah 1. Bina hubungan 1. Menumbuhk
2019 koping mampu interaksi, saling percaya an sikap
09.00 individu BHSP, klien dengan cara: kooperatif
tidak efektif mengetah menunjukkan a. Sapa klien klien dengan
ui : dengan perawat
penyebab 1. Hubungan ramah, baik 2. Mengetahui
isos, saling verbal penyebab
keuntunga percaya maupun non isos untuk
n dan 2. Mengetahu verbal intervensi
kerugian i penyebab b. Perkenalkan selanjutnya
berteman, isolasi nama, nama 3. Menumbuhk
dan cara sosial panggilan dan an semangat
berkenala 3. Mengenal tujuan bersosialisasi
n. keuntunga perawat 4. Menumbuhk
n berkenalan an semangat
berhubung c. Tanyakan bersosialisasi
an dengan nama lengkap 5. Meningkatka
orang lain dan nama n rasa
4. Kerugian panggilan percaya diri
tidak yang disukai berbicara
berhubung klien dengan
an dengan2. Menanyakan orang lain
orang lain penyebab Isolasi
5. Mengetahu Sosial
i cara
3. Menjelaskan
berkenalan keuntungan
denga berhubungan
orang lain dengan orang lain
4. Menjelaskan
kerugian
berhubungan
dengan orang lain
5. Mengajarkan
caraberkenalan
dengan orang lain
SP II : SP II : SP II : SP II :
Klien Setelah 1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui
dapat interaksi berkenalan. Beri perkembanga
berkenala diharapkan pujian n klien dan
n secara klien: 2. Latih berkenalan data dasar
bertahap 1. Berkenala dengan untuk
n dengan berkenalan intervensi
2-3 orang dengan 2-3 orang selanjutnya
3. Masukkan dalam 2. Menumbuhk
Tgl/Ja Diagnosa Perencanaan Rencana Tindakan Rasional
m Keperawata Tujuan Kriteria Keperawatan
n Evalusai
jadwal kegiatan an
keterbiasaan
dan motivasi
untuk
berinteraksi
3. Mendisiplink
SP III : SP III : an dan
Klien Setelah SP III : melatih klien
dapat interaksi 1. Evaluasi untuk terus
berkenala diharapkan kegiatan berkenalan.
n secara klien: berkenalan. Beri
bertahap 1. Berkenal pujian SP III :
an 2. Latih berkenalan 1. Mengetahui
dengan 4- dengan perkembanga
5 orang berkenalan n klien dan
dengan 2-3 data dasar
orang untuk
3. Masukkan dalam intervensi
jadwal kegiatan selanjutnya
2. Menumbuhk
an
keterbiasaan
dan motivasi
untuk
berinteraksi
3. Mendisiplink
an dan
melatih klien
untuk terus
berkenalan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KESEHATAN JIWA
No. Tanggal / Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx Jam
1 14 Maret SP I : SP I :
2019 1. Sapa klien dengan ramah, baik S:
09.00 WIB verbal maupun non verbal 1. Perkenalkan nama
2. Perkenalkan nama, nama saya “K” biasa
panggilan dan tujuan perawat dipanggil “K”
berkenalan O:
3. Tanyakan nama lengkap dan nama 1. Klien hanya
panggilan yang disukai klien menyebutkan nama
4. Menanyakan penyebab Isolasi 2. Klien lebih banyak
Sosial diam
5. Menjelaskan keuntungan
berhubungan dengan orang lain A:
6. Menjelaskan kerugian SP 1 belum tercapai
berhubungan dengan orang lain
7. Mengajarkan caraberkenalan P:
dengan orang lain Lanjutkan SP I

1 15 Maret SP I : SP I :
2019 1. Sapa klien dengan ramah, baik S:
09.00 WIB verbal maupun non verbal 1. Perkenalkan nama
2. Perkenalkan nama, nama saya “NK” biasa
panggilan dan tujuan perawat dipanggil “K”
berkenalan
3. Tanyakan nama lengkap dan nama O:
panggilan yang disukai klien 1. Klien mampu
4. Menanyakan penyebab Isolasi mengenali perawat
Sosial 2. Klien banyak diam
5. Menjelaskan keuntungan
berhubungan dengan orang lain A:
6. Menjelaskan kerugian SP 1 belum tercapai
berhubungan dengan orang lain
7. Mengajarkan caraberkenalan P:
dengan orang lain Ulangi SP I

1 16 Maret SP I : SP I :
2019 1. Sapa klien dengan ramah, baik S :
09.00 WIB verbal maupun non verbal 1. Perkenalkan nama
2. Perkenalkan nama, nama saya “K” biasa
panggilan dan tujuan perawat dipanggil “K”
berkenalan O:
3. Tanyakan nama lengkap dan nama 1. Klien banyak
No. Tanggal / Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx Jam
panggilan yang disukai klien diam
4. Menanyakan penyebab Isolasi 2. Klien menunduk
Sosial saat ditanya
5. Menjelaskan keuntungan A:
berhubungan dengan orang lain SP 1 belum tercapai
6. Menjelaskan kerugian
berhubungan dengan orang lain P:
7. Mengajarkan caraberkenalan Ulangi SP I
dengan orang lain

1 17 Maret SP I : SP I :
2019 1. Sapa klien dengan ramah, baik S :
09.00 WIB verbal maupun non verbal 1. Perkenalkan nama
2. Perkenalkan nama, nama saya “K” biasa
panggilan dan tujuan perawat dipanggil “K”
berkenalan 2. Hobi saya masak
3. Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai O:
klien 1. Klien mampu
4. Menanyakan penyebab Isolasi menjelaskan
Sosial penyebab isos
5. Menjelaskan keuntungan 2. Klien mampu
berhubungan dengan orang lain menjelaskan
6. Menjelaskan kerugian keuntungan dan
berhubungan dengan orang lain kerugian dengan
7. Mengajarkan caraberkenalan orang lain
dengan orang lain 3. Klien mampu
berkenalan dengan
orang lain

A:
SP 1 tercapai

P:
Lanjutkan SP II
No. Tanggal / Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx Jam
1 18 Maret SP II : SP II
2019 S:
09.00 WIB 1. Evaluasi kegiatan berkenalan. Beri 1. Perkenalkan nama
pujian saya “K” biasa
2. Latih berkenalan dengan dipanggil “K”
berkenalan dengan 2 orang 2. Hobi saya masak
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan

O:
1. Klien mampu
berkenalan dengan 1
orang
2. Klien mau saat diajak
berkenalan lagi
3. Memasukkan jadwal
kegiatan
A:
SP II tercapai sebagian
P:
Ulangi SP II

1 19 Maret SP II : SP II
2019 S:
09.00 WIB 1. Evaluasi kegiatan berkenalan. Beri 3. Perkenalkan nama
pujian saya “K” biasa
2. Latih berkenalan dengan dipanggil “K”
berkenalan dengan 2 orang 4. Hobi saya masak
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan
O:
1. Klien mampu
berkenalan dengan 2
orang
2. Memasukkan jadwal
kegiatan
A:
SP II tercapai
P:
Lanjutkan SP III
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (
Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna
Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (
Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial
budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi
Anna Kelliat, 2006).
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan
kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap
menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya. Sedangkan menurut
DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu
tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap
lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau
menetap. (Townsend, 1998)
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak
(Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 :
423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi
dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan
akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi,
atau selalu dalam kegagalan. (Carpenito, L J, 1998).
B. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain,
ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain.

Adapun gejala klinis sebagai berikut :


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Gangguan hubungan sosial
4. Percaya diri kurang
5. Menciderai diri
C. Tanda dan Gejala

1. Menyendiri dalam ruangan

2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata

3. Sedih, afek datar

4. Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia

5. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain

6. Menggunakan kata – kata simbolik

7. Menggunakan kata – kata yag tidak berarti

8. Konak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara


D. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial
pada individu

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Menyendiri Kesepian
Manipulatif Menarik Diri
Otonomi Impulsif

Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima oleh
norma - norma sosial dan budaya yang umum berlaku (masih dalam batas normal),
meliputi :
Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan
diilingkungan sosial dan juga suatu caralmengevaluasi diri untuk menentukan
langkah berikutnya.
Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan
dlm hubungan sosial
Kebersamaan : indivud mampu saling memberi dan menerima.

Respon Maladaptif :
Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma – norma sosial dan
budaya lingkungannya, meliputi :
Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada
masalah pengendalian orang lain dan individu cenderung berorientasi pada
diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan.
Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah
jika orang lain tidak mendukung.o
E. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor
antara lain:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbang: tugas perkembangan pada fase tumbang tidak
terselesaikanf
b. Faktor komunikasi dalam keluarga: komunikasi yang tidak jelas
(suatu keadaan dimana seorang menerimapesan yang saling
bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi
dalam keluarga yg menghambat untuk berhubungan dengan
lingkungan diluar keluarga.
c. Faktor Sosial Budaya: Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari
lingkungan sosial, disebabkan norma - norma yang salah dianut
keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif ( lansia,
berpenyakit kronis dan penyandang cacat) diasingkan dari lingkungan
sosialnya.
d. Faktor biologis: gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia
terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran
dan bentuk sel – sel dalam limbik dan daerah kortikal).
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal: stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya keluarga.
b. Faktor Internal: stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas
berkepanjangan disertai keterbatasan kemampuan
mengatasinyaketerba
F. Mekanisme Koping
1. Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
2. Perilaku dependen : regresi
3. Perilaku manipulatif : regresi, represi
4. Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi
G. Perilaku
a. Menarik diri : kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri,
defisit perawatan diri, komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitas menurun,
kurang berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus.
b. Curiga: tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoia
c. Manipulasi: kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd
orang lain, ekspresi perasaan tdk langsung pd tujuan.
H. Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh
gangguan otak pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti
intelegensi dan kretifitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik
anak – anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping kerena mereka
belajar dari pangalaman.
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak
tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan
adalah:
a. Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan
dimana arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2
elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan
kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang
berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan
listriknya di otak menyebabkan terjadinya perubahan faal dan
biokimia dalam otak.
b. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian
penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi:
memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya, memotivasi
klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal,
bersikap ramah, sopan dan jujur kepada klien.
c. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang
dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan
maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga
diri seseorang.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
1. Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. (Keliat, 2004).
2. Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 :
hal.3).
3. Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan
isolasi sosial adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk
melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien.
Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal,
kelompok dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).
b. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial
1. Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
b. Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka
c. Kenal dan dukung kelebihan klien
d. Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan
interpersonal
2. Pendidikan kesehatan
a. Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien
selain kata-kata seperti menulis, menangis, menggambar,
berolahraga atau bermain musik.
b. Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik
diri.
c. Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan
hubungan dengan klien.
d. Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam
kegiatan di masyarakat.
3. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a. Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat
melaksanakan secara mandiri.
b. Bimbing klien berpakaian yang rapi.
c. Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan
hiburan seperti majalah, surat kabar, radio dan televisi.
d. Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.
4. Lingkungan terapeutik
a. Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien
maupun orang lain di lingkungan.
b. Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam
jangka waktu yang lama.
c. Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan
di ruangan
J. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri rendah
3. Halusinasi
4. Defisit Perawatan Diri
5. Koping Individu Tidak Efektif
6. Kurang Pengetahuan
7. Kerusakan Komunikasi Verbal

Anda mungkin juga menyukai