Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL

1. PENGERTIAN
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain.

2. PROSES TERJADINYA ISOLASI SOSIAL


Proses terjadinya Isolasi sosial pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep
stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi,
a. Faktor predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial, meliputi:


1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter mengalami
gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala,
dan riwayat penggunaan NAPZA.

2) Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan pengalaman negatif
pasien terhadap gambaran diri, ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang
dimiliki, kegagalan dalam mencapai harapan atau cita-cita, krisis identitas dan
kurangnya penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat
menyebabkan gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya
menjadi masalah isolasi sosial.

3) Faktor Sosial Budaya


Pasien dengan isolasi sosialumumnya berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah,
riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan
rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri).

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalahriwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga,
kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di
keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien, konflik antar
masyarakat.

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan
penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan data hasil observasi.
a. Data subjektif:
Pasien mengungkapkan tentang
1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasan bosan dan waktu terasa lambat
4) Ketidakmampun berkonsentrasi
5) Perasaan ditolak

b. Data Objektif:
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Ekspresi datar dan dangkal
7) Kontak mata kurang

PROSES KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

1. PENGKAJIAN
Pengkajian pasien isolasi sosial dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada
pasien dan keluarga.

Tanda dan gejala isolasi sosial dapat ditemukan dengan wawancara, melelui bentuk
pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain?


b. Apakah ada perasaan tidak aman?
c. Bagaimana pendapat anda terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
d. Apakah anda mempunyai anggota keluarga atau teman terdekat? Bila punya siapa
anggota keluarga dan teman dekatnya itu?
e. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan anda? Bila punya siapa
anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?
f. Apa yang membuat anda tidak dekat dengan orang tersebut?

Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan melalui observasiadalah sebagai
berikut:
a. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara

b. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
c. Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
d. Kontak mata kurang

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala Isolasi sosial yang
ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala isolasi sosial, maka diagnosis
keperawatan yang ditegakkan adalah:

Isolasi sosial

3. TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

Tindakan keperawatan isolasi sosial pasien, dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat). Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa di Puskesmas atau kunjungan
rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien.
Bersama keluarga (pelaku rawat), perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian
dan melatih cara untuk mengatasi isolasi sosial yang dialami pasien.
Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku
rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil
tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu
untuk membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi isolasi sosisl yang telah diajarkan
oleh perawat.

Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal
empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu mengatasi isolasi
sosial.
a. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Isolasi Sosial
Tujuan : Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari isolasi sosial yang dialaminya
3) Berinteraksi secara bertahap dengan anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya
4) Berkomunikasi saat melakukan kegiatan rumah tangga dankegiatan sosial

Tindakan Keperawatan :
1) Membina Hubungan Saling Percaya dengan cara:
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Membantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial

a) Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain


b) Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
c) Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka
d) Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan
orang lain
e) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien

3) Melatih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap


a) Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang lain
b) Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
c) Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan Perawat
d) Bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
e) Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua,
tiga, empat orang dan seterusnya
f) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
g) Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan kegiatan
harian dan kegiatan rumah tangga
h) Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke
warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain
i) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.

Implementasi tindakan keperawatan terhadap pasien dilakukan dalam empat kali pertemuan,
dan dapat dilanjutkan untuk kegiatan lain sehingga masalah isolasi sosial teratasi. Pada
masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan strategi pelaksanaan
(SP) sebagai berikut:

STRATEGI KOMUNIKASI : ISOLASI SOSIAL

SP 1 pasien : Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara pasien dan
keluarga

Membina hubungan saling percaya, membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial,
melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan anggota keluarga
Orientasi :
“Selamat pagi Ibu, Saya Yulia perawat dari Puskesmas ....Nama Ibu siapa? Senang dipanggil
apa?”
“Bagaimana perasaan Ibu Rina hari ini?”
“Baiklah, sekarang kita akan diskusi tentang bagaimana hubungan Ibu dengan orang di
sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di mana?”

Kerja
“Dengan siapa Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat?” Apa yang menyebabkan ibu
deket dengan orang tersebut? ”Siapa anggota keluarga dan teman yang ibu merasa tidak
dekat?”. “Apa yang membuat Ibu tidak dekat dengan orang lain?”
“Apa saja kegiatan yang biasa Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan
teman-teman yang lain?”
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain?”
“Apa yang menghambat Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”

”Menurut Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Bu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah Ibu belajar bergaul dengan orang lain ?
Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya dahulu.. “Begini lho
Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan
yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Bu Yulia, senang dipanggil Yuli.” “Selanjutnya Ibu
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Ibu siapa?
Senang dipanggil apa?” Ayo Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Ibu. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali” “Setelah Ibu berkenalan dengan orang
tersebut Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan Ibu
bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan
sebagainya. Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan suami ibu?
(dampingi pasien saat bercakap-cakap)

Terminasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan berkenalan ini?”
”Coba Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”
”Baik bu, dalam satu hari mau berapa kali ibu berlatih bercakap-cakap dengan anggota
keluarga? Dua kali? Baiklah jam berapa ibu akan latihan.
Ini ada jadual kegiatan, kita isi jam 11.00 dan 15.00 kegiatan ibu adalah bercakap-cakap
dengan anak dan menantu. Jika ibu melakukannya sendiri tanpa diingatkan ibu tulis M
(mandiri), jika masih harus diingatkan tulis B (Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan
ditulis T (tergantung). Kita mulai dari besok yah bu...tanggal 25 Juni 2012.
“Minggu depan saya kemari lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang pengalaman Ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu.
Waktunya seperti sekarang ini. Tempatnya di sini saja.
Selamat pagi Bu....
SP 2 pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 2 orang
lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian.

Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi sosial, memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa
orang). Beri pujian, Melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan),
Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 2- 3 orang tetangga atau tamu,
berbicara saat melakukan kegiatan harian

Orientasi
“Selamat pagi Ibu Rina.. Bagaimana perasaan hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaiman semangatnya untuk bercakap-cakap dengan anggota keluarga? Apakah
sudah mulai berkenalan dengan orang lain?Bagaimana perasaan setelah mulai berkenalan?
Baiklah sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan latihan bagaimana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain, agar Ibu semakin banyak teman.
Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu?
Kerja
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu kader RT 05, ibu bisa memulai
berkenalan...Apakah ibu masih ingat bagaimana caranya?..(beri pujian jika pasien masih
ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan). Nah.....silahkan
ibu mulai....(fasilitasi perkenalan antara pasien dan kader)....Wah...bagus sekali, selain
nama, alamat, hobby, apakah ada yang ingi ibu ketahui tentang ibu Kader Wati dan
Ani?....(bantu pasien mengembangkan topik pembicaraan). Wah bagus sekali. Nah Bu, apa
kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Tidak ada? Bagaimana kalau kita menemani
anak ibu masak di dapur?. Sambil memasak ibu bica bercakap-cakap dengan anak
ibu....mari bu...(dampingi pasien memasak di dapur)....Apa yang ingin Ibu bincangkan
dengan anak ibu...Oh tentang menu... silahkan bu...(jika pasien diam,dapat dibantu
perawat)...Coba ibu tanya apa yang menyebabkan anak ibu masak rendang hari ini?
....Apakah akan ada tamu.... silahkan bu, apa lagi yang ingin ibu bincangkan silahkan.....
Oke, sekarang masaknya sudah selesai, bagaimana kalau sekarang ibu bersama anak ibu
juga melakukan cuci piring bersama......Sambil bercakap-cakap yah bu (perawat
mendampingi, jika percakapan tidak berjalan, perawat bisa memotivasi keluarga untuk aktif
bertanya pada pasien)

Terminasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan dengan bu Kader dan bercakap-cakap dengan
anak ibu saat masak dan cuci piring bersama? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana
caranya berkenalan? Bagaimana jika ditambahkan lagi di jadual kegiatan ibu, kegiatan
berkenalan atau bercakap-cakap setiap memasak dan mencuci piring bersama anak ibu?
Mau jam berapa ibu latih? Bagaimana jika minggu depan. Hari Rabu, jam 15.00 saya akan
datang lagi untuk mendampingi ibu berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-
cakap saat melakukan kegiatan harian lain, selamat pagi Bu
SP 3 pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 4-5 orang ),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru

Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial, validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) &
bicara saat melakukan dua kegiatan harian, tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan.
Beri pujian, Melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru).
Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara saat
melakukan 4 kegiatan harian

Orientasi:
“Selamat pagi Ibu Rina, Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain? Apa kegiatan
yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan jadual berkenalan dan bercakap
–cakapnya, apakah sudah dilakukan? Bagus. Sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini
saya akan mendampingi ibu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tetangga ibu, serta
bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan kegaiatan harian. Berapa lama
kita diskusi? Tempatnya dimana bu?

Kerja:
“Baiklah bu, bagaimana jika kita menuju rumah bu Kader, disana sedang ada rapat kader,
dan ibu-ibu kader RT sini berjumlah lima orang ada disana? bagaimana jika kita berangkat
sekarang?....Apakah ibu sudah siap bergabung dengan banyak orang? Nah bu, sesampainya
disana, ibu langsung bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang sudah kita pelajari,
ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana senang dengan kedatangan
ibu…Baik bu….kita berangkat sekarang….
(selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan kelompok, sampai dengan kembali
kerumah).
Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat ibu melakukan
kegiatan harian. Kegiatan apa yang ingin dilakukan? Oh merapihkan kamar..baik dengan
siapa ibu ingin didampingi? Menantu ibu? Baiklah…Kegiatannya merapihkan tempat tidur
dan menyapu kamar tidur yah bu… (perawat mengajak menantu pasien untuk menemani
pasien merapihkan tempat tidur dan menyapu kamar, kemuadian memotivasi pasien dan
menantu bercakap-cakap)

Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dan bercakap-cakap dengan ibu-ibu kader?
Kalau setelah merapihkan kamar bagaimana? Apa pengalaman yang menyenangkan berada
dalam kelompok? Adakah manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak? Baiklah bu,
selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu bisa ikut kegiatan
arisan RT ibu ikuti setiap bulannya. Jadual bercakap-cakap setiap pagi saat merapihkan
kamar kita cantumkan di jadual ibu yah….Setiap jam berapa ibu akan berlatih? Baiklah bu,
saya pamit dahulu, minggu depan saya akan kembali untuk mendampingi ibu dalam
melakukan bincang-bincang saat berbelanja. Selamat pagi bu…
SP 4 Pasien: Mengevaluasi kemampuan berinteraksi. Melatih cara bicara saat
melakukan kegiatan sosial.
Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial, validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) &
bicara saat melakukan empat kegiatan harian, tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan.
Beri pujian, Melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan sosial.

Orientasi:
Selamat pagi Bu Rina.... Bagaimana perasaannya hari ini? Masih ada perasaan kesepian,
rasa enggan bicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah
dilakukan? Dilakukan sambil bercakap-cakap kan Bu? Sudah berapa orang baru yang ibu
kenal? Dengan tetangga bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga. Bagaimana
perasaannya setelah melakukan semua kegiatan? Wah...ibu memang luar biasa. Baiklah bu,
sesuai dengan janji saya minggu lalu, hari ini saya akan mendampingi ibu dalam berbelanja
atau latihan berbicara saat melakukan kegiatan sosial....berapa lama bu? Tempatnya di
warung Bu Siti di depan jalan yah Bu?

Kerja:
Baiklah apakah ibu sudah mempunyai daftar belanjaan? (sebaiknya sudah dipersipkan oleh
pasien dan keluarga). Baik uangnya sudah dibawa bu? Mari bu kita berangkat
(komunikasi saat di warung)
Nah bu, caranya pertama-tama ibu ucapkan salam untuk ibu Siti,setelah itu ibu bertanya
pada ibu Siti apakah barang-barang yang ibu perlukan tersedia di warung bu Siti, jika ada
pertanyaan dari ibu Siti ibu jawab yah....Setelah selesai, minta bu Siti menghitung total
harga pembelajaan ibu, Ibu bayar dan ucapkan terima kasih pada bu Siti...Nah. sekarang
silahkan ibu mulai...(perawat mendampingi pasien)

Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat belanja? Apa pengalaman yang
menyenangkan? Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan berbelanja setiap kali ada kebutuhan rumah tangga yang harus ibu beli.
Saya rasa untuk selanjutnya keluarga dan kader yang akan mendampingi ibu bersosialisasi
dengan orang lain. Jangan lupa ibu kontrol ke Puskesmas dan bertemu saya di sana setiap
minggu.
Selamat pagi bu

2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Pasien Isolasi Sosial


Keluarga (pelaku rawat) diharapkan dapat merawat pasien isolasi sosial di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

Tujuan: Keluarga mampu:

1) Mengenal masalah isolasi sosial

2) Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien isolasi sosial


3) Merawat pasien isolasi sosial dengan mengajarkan dan mendampingi pasien
berinteraksi secara bertahap, berbicara saat melakukan kegiatan rumah tangga dan
kegiatan sosial

4) Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampuberinteraksi dengan


lingkungan sekitar

5) Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan.

Tindakan Keperawatan:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan
mengambil keputusan merawat pasien
3) Melatih keluarga cara merawat isolasi sosial
4) Membimbing keluarga merawat isolasi sosial
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
peningkatan hubungan sosial pasien
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Tindakan keperawatan untuk keluarga (pelaku rawat) dilakukan dalam empat kali
pertemuan. Pada masing-masing pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan
strategi pelaksanaan (SP).

Latihan 5 untuk keluarga : Mengenal Masalah dalam Merawat Pasien Isolasi Sosial ,
berkenalan dan berkomunikasi saat melakukan kegiatan harian

SP Keluarga : Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien menjelaskan


pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial (gunakan booklet), memberi
kesempatan keluarga untuk memutuskan perawatan pasien, menjelaskan cara merawat isolasi
sosial dan melatih dua cara merawat : berkenalan dan melakukan kegiatan harian.
Orientasi
“Selamat pagi Mba Tina Bagaimana perasaan mba hari ini? Bagaimana keadaan Ibu Rina
sekarang?” Apa yang sudah mba Tina lakukan untuk mengatasi ibu Mba Tina yang tidak mau
bergaul dengan orang lain?
“Hari ini kita berdiskusi tentang masalah tidak mau bergaul dengan orang lain yang dialami
oleh bu Rina dan cara mengatasinya. Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Mba Tina
punya waktu? Bagaimana kalau 45 menit?”

Kerja:
“Masalah yang dialami oleh ibu Rina disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.”
“Apabila masalah ini tidak diatasi maka pasien bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar
suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.” Nah mba Tina, setelah saya jelaskan
tentang apa itu isolasi sosial, penyebab, dan akibatnya, bagaimana menurut mba Tina? (beri
kesempatan keluarga untuk memutuskan perawataan selanjutnya)
Ya baiklah, jadi mba Tina merasa isolasi sosial masalah yang harus segera ditangani
keluarga. “Untuk menghadapi keadaan pasien yang demikian keluarga harus sabar. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan bu Rina yang caranya adalah
bersikap peduli pada ibu Rina dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada bu Rina untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
”Seperti ini cara memberikan pujian : Bagus sekali...Ibu sudah mampu bergaul dengan
tetangga di sekitar rumah ini!”
Mba Tina juga bisa mengajarkan ibu Rina berkenalan dengan orang lain caranya adalah
sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Bu Yulia,
senang dipanggil Lia.” “Selanjutnya Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” Ayo Bu dicoba! Misalnya
saya belum kenal dengan mba. Coba berkenalan dengan saya!”
Nah seperti itu mba Tina, bisa mba Tina coba...! Selanjutnya jangan biarkan ibu mba sendiri.
Buat rencana kegiatan bersama antara mba Tina dan Bu Rina sehinggan mba dan ibu Rina
punya kesempatan bercakap-cakap. Kegiatan tersebut bisa makan bersama, rekreasi bersama,
melakukan kegiatan rumah tangga bersama, dan lain-lain.”

Terminasi:
“Baiklah karena waktunya habis. Bagaimana perasaan Mba Tina setelah kita bercakap-
cakap?”
“Coba Mba Tina ulangi lagi cara merawat bu Rina yang tidak mau bergaul!”
“Selanjutnya silakan Mba Tina coba cara yang tadi kita bahas !”
“Minggu depan kita akan diskusi tentang pengalaman Bpk/Ibu mempraktekkan latihan kita
hari ini dan hal-hal lain yang perlu dilakukan. Saya akan datang jam 10.00 WIB ke mari.

Latihan 6 untuk keluarga : Latihan Merawat :melibatkan pasien dalam kegiatan


rumah tangga sekaligus melatih bicara pada kegiatan tersebut

Evaluasi kemampuan keluarga mengenal gejala isolasi sosial, validasi kemampuan keluarga
melatih pasien berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri pujian pada
keluarga, menjelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien berbicara
(makan, sholat bersama)
Latih cara membimbing pasien berbicara dan memberi pujian
Anjurkan keluarga membantu pasien melakukan kegiatan bercakap-cakap sesuai jadual

Orientasi:
Selamat pagi mba Tina? Bagaimana perasaan mba Tina pagi ini? Keadaan ibu bagaimana
mba? Bagaimana dengan latihan mendampingi ibu mba Tina kenalan? Apakah sudah
dipraktekkan? Baiklah mba, sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini saya akan
mengajarkan mba Tina bagaimana caranya mengatasi isolasi sosial yang dialami ibu mba
Tina melalui komunikasi saat melakukan kegitan rumah, berapa lama kita berlatih?
Temapanya dimana mba?

Kerja :
Mba Tina agar Ibu mba Tina nyaman bercakap-cakap dengan orang lain, pertama tama ibu
mba Tina harus nyaman dulu bercakap-cakap di dalam keluarga. Kita sebagai keluarga wajib
memberikan kenyamanan dalam komunikasi. Nah, melatih berkomunikasi bisa dilakukan
sambil melakukan kegiatan harian misalnya saat makan, sholat, memasak, menyapu, dan
sebagainya. Saat berkomunikasi dengan ibu mba Tina, mba Tina sebaiknya aktif dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan, yang paling penting adalah ibu mba Tina merasa
pertanyaan dan jawabannya dihargai. Mba Tina jangan memberikan respon negatif terhadap
pertanyaan dan pernyataan ibu mba Tina.Bagamana mba? Apakah kita bisa berlatih saat ini?
(perawat dan keluarga menemui pasien dan bersama-sama berlatih)

Terminasi:
Bagaimana perasaan mba Tina setelah bercakap-cakap sambil memasak dengan ibu Mba
Tina? Bisa mba Tina sebutkan kembali apa saja yang harus diperhatikan dalam
berkomunikasi dengan ibu mba Tina. Baik mba Tina, setelah ini mba tina terus damping ibu
mba Tina dalam melaksanakan kegiatan hariannya, dan tetap bantu ibu mba Tina berkenalan
dengan orang baru atau bercakap-cakap dengan orang yang sudah dikenal. Minggu depan
saya akan datang lagi, saya akan melatih mba Tina mengembangkan kemampuan
komunikasi ibu mba tina dalam kegiatan sosial seperti berbelanja.Selamat pagi mba Tina..
Latihan 7 untuk keluarga : Melatih cara merawat dengan melatih berkomunikasi saat
melakukan kegiatan sosial

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi sosial, validasi kemampuan


keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian
dan Rumah tangga. Menjelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap dalam melakukan
kegiatan sosial berbelanja, dan melatih keluarga mendampingi pasien berbelanja.
Anjurkan keluarga membantu pasien melakukan kegiatan sosial sesuai jadual dan berikan
pujian
Orientasi:
Selamat pagi mba Tina? Bagaimana perasaan mba Tina pagi ini? Keadaan ibu bagaimana
mba? Bagaimana dengan latihan mendampingi ibu mba Tina kenalan dan bercakap-cakap
sambil memasak dan mencuci piringnya? Apakah sudah dipraktekkan? Baiklah mba, sesuai
dengan janji kita minggu lalu, hari ini saya akan mengajarkan mba Tina bagaimana caranya
mengatasi isolasi sosial yang dialami ibu mba Tina melalui komunikasi saat melakukan
kegiatan sosial berbelanja. berapa lama kita berlatih? Tempatnya dimana mba?

Kerja :
Nah mba Tina, ibu mba Tina kan sudah mulai nyaman berkenalan dengan orang baru,
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian atau kegiatan rumah tangga. Nah sekarang
saatnya ibu mba Tina memperluas kemampuan bersosialisasinya dengan lingkungan sekitar,
misalnya bersosialisasi saat menabung di bank, belanja di pasar, atau pergi ke kantor pos.
Untuk hari ini kita akan melatih ibu mba Tina berbelanja ke warung. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya sebaiknya ibu mba Tina sudah punya daftar barang yang
dibutuhkan beserta berapa banyak barang tersebut dibutuhkan. Saat berbelanja ibu bu Tina
harus memiliki kemampuan meminta sesuatu, dan menjawab pertanyaan pemiliki warung.
Nah, bagaimana mba Tina? Bisa kita latih ibu mba Tina sekarang …(perawat dan keluarga
menemui pasien dan bersama-sama berlatih berbelanja ke warung)

Terminasi:
Bagaimana perasaan mba Tina setelah melatih ibu mba Tina berbelanja? Bisa mba Tina
sebutkan kembali apa saja yang haris diperhatikan dalam melatih ibu mba Tina
berkomunikasi dalam kegiatan sosial? Baik mba Tina, setelah ini mba tina terus damping ibu
mba Tina dalam melaksanakan kegiatan berbelanja, dan tetap bantu ibu mba Tina
berkenalan dengan orang baru atau bercakap-cakap dengan orang yang sudah dikenal.
Minggu depan saya akan datang lagi, saya akan memberikan penjelasan perawatan terhadap
ibu mba Tina setelah perawat tidak lagi mengunjungi ibu mba Tina ke rumah. Selamat pagi
mba Tina.
Latihan 8 Untuk Keluarga: Melatih Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Untuk follow up Pasien Isolasi sosial.

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi sosial dan validasi kemampuan
keluarga dalam merawat/melatih pasien. Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga, Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan dan anjurkan keluarga
membantu pasien melakukan kegiatan sesuai jadual dan memberikan pujian.

Orientasi :
“Selamat pagi Mba Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Mba, masih ingat yang kita
bicarakan tentang tentang pertemuan yang lalu? benar sekali bagaimana membantu ibu mba
Tina berkenalan, bercakap-cakap saat melakukan aktivitas harian dan bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sosial. Apa yang sudah ibu lakukan? Bagus sekali mba…Masih ingat
apa yang akan dibicarakan pada hari ini mba? Iya benar….tindak lanjut ke puskesmas, tanda
kekambuhan. berapa lama kita bicara bu? Baiklah 45 menit yah, tempatnya mau dimana?
Kerja:
Mba Tina, saat ini Ibu Mba Tina sudah mampu untuk berkenalan dengan orang lain,
bercakap-cakap dengan keluarga saat melakukan kegiatan harian, dan melakukan kegiatan
sosial. Untuk saat ini, kami perawat Puskesmas sudah tidak lagi datang home visit sehingga
diharapkan mba Tina dan keluarga dapat mandiri merawat ibu mba Tina dirumah dengan
didampingi oleh bu Kader. Untuk selanjutnya mba Tina harap bisa mendampingi ibu Mba
Tina berobat ke puskesmas seminggu sekali. Nah, mba Tina juga perlu memahami tanda
kekambuhan pada ibu mba Tina seperti tidak mau berinteraksi,enggan melakukan kegiatan
harian, dan kegiatan sosial, atau kalau intensitas berkomunikasi mulai menurun. Jika ini
terjadi maka mba harus segera membawa ibu mba Tina ke puskesmas walaupun belum
jadual kontrol. Jika kondisi ibu mba Tina lebih menurun seperti sikap mematung, kontak
mata tidak ada sama sekali, dan tidak bisa diatasi di tingkat puskesmas, maka Ibu Bu Tina
akan kami rujuk ke Rumah Sakit Jiwa.

Terminasi:
“Bagaimana perasaan mba Tina setelah kita diskusi? Bisa mba Tina sebutkan lagi apa tanda-
tanda kekambuhan? Apa yang haharus mba Tina lakukan jika ibu mba Tina mengalami
kekambuhan? Nah Mba Tina juga jangan lupa terus memotivasi dan mendampingi Ibu Mba
Tina untuk berkenalan, dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan
sosial, dan ingat untuk tetap berobat ke puskesmas dan segera bawa Ibu mba Tina ke
puskesmas bila ada tanda –tanda kekambuhan. Selamat pagi Mba Tina

4. EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM MERAWAT


ISOLASI SOSIAL
a. Evaluasi kemampuan pasien isolasi sosial berhasil apabila pasien dapat:
1) Menjelaskan kebiasaan interaksi.
2) Menjelaskan penyebab tidak bergaul dengan orang lain.
3) Menyebutkan keuntungan bergaul dengan orang lain.
4) Menyebutkan kerugian tidak bergaul dengan orang lain.
5) Memperagakan cara berkenalan dengan orang lain.
6) Bergaul/berinteraksi dengan perawat, keluarga, tetangga.
7) Berkomunikasi dengan keluarga saat melakukan kegiatan sehari-hari
8) Berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial
9) Menyampaikan perasaan setelah interaksi dengan orang lain.
10) Mempunyai jadwal bercakap-cakap dengan orang lain.
11) Merasakan manfaat latihan berinteraksi dalam mengatasi isolasi sosial

b. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) isolasi sosial berhasil apabila keluarga
dapat:
1) Mengenal Isolasi sosial yang dialami pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial) dan mengambil
keputusan untuk merawat pasien
2) Membantu pasien berinteraksi dengan orang lain
3) Mendampingi pasien saat melakukan aktivitas rumah tangga dan kegiatan sosial
sambil berkomunikasi
4) Melibatkan pasien melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi
di lingkungan
5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk
meningkatkan interaksi sosial
6) Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi Isolasi sosial
7) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan
rujukan

5. DOKUMENTASIKAN HASIL ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan


keluarga (pelaku rawat). Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan harga
diri rendah pada kunjungan kedua.

Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan


keluarga (pelaku rawat). Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan isolasi
sosial pada kunjungan kedua

IMPLEMENTASI EVALUASI

25 April 2012 pkl. 10.00


S: Pasien
Data pasien dan kemampuan : Pasien mengatakan senang dapat
Pasien mengatakan masih canggung berbicara dengan anaknya saat masak dan
bercakap-cakap dengan orang lain. Sudah mencuci piring
mencoba latihan bercakap-cakap dengan Pasien mengatakan senang kenal dengan
adiknya saat adiknya datang kerumahnya. 2 orang kader kesehatan
Sudah kenalan dengan satu orang tetangga
baru. S Keluarga
Keluarga mengatakan senang
Data keluarga dan kemampuan mendampingi pasien memasak, mencuci
Keluarga mengatakan sudah lebih paham piring, dan berkenalan dengan kader
dengan masalah ibunya yang sulit bergaul
dengan orang lain, sudah mendampingi O:pasien
orang tuanya bercakap-cakap dengan tamu Pasien mampu berkenalan dengan 2
dan tetangga. orang kader dengan sikap tubuh dan
verbal yang sesuai.
DK: Pasien mampu bertanya dan menjawab
Isolasi Sosial pertanyaan anaknya saat memasak dan
mencuci piring
Intervensi:
Tindakan pada pasien: O : Keluarga
 Melatih pasien berbicara saat Keluarga mampu mendampingi pasien
melakukan kegiatan memasak dan cuci saat melakukan kegiatan, tampak
piring bersama anaknya. semangat, memberikan stimulus pada
pasien saat berinteraksi.
 Melatih pasien berkenalan dengan 2
orang kader kesehatan jiwa A: Isolasi Sosial mulai teratasi

Tindakan pada keluarga: P:


 Menjelaskan kegiatan rumah yang Pasien
dapat dilakukan pasien sambil Latihan berkenalan dengan 2 orang
bercakap-cakap, melatih keluarga tetangga yang belum dikenal
membimbing pasien berbicara, Melakukan percakapan saat memasak
memberikan pujian dan cuci piring setiap hari
Keluarga:
RTL: Mendampingi pasien berkenalan dengan
Pasien: 2 tetangga lain
Melatih berbicara saat melakukan kegiatan Terus mendampingi pasien dalam
harian lain (2 kegiatan) Melatih pasien melakukan kegiatan memasak, mencuci
berbicara dengan 4- 5 orang sambil berkomunikasi

Keluarga:
Menjelaskan cara melatih pasien bercakap-
cakap dalam melakukan kegiatan sosial Panitia
berbelanja, dan melatih keluarga
mendampingi pasien berbelanja __________

I. REFERENSI

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and


Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC
Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8thedition. Missouri:
Mosby

Anda mungkin juga menyukai