Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

T DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DENGAN DIAGNOSA F.20.0 (SKIZOFRENIA PARANOID)
DI RUANG KENARI RS JIWA MENUR SURABAYA

Disusun Oleh :

Asri Setiyaningrum (40218001)


Ilham Bagus Santoso (40218002)
Janika Fergiwati (40218003)
Khalid Alfiady (40218004)
Laxmita Putri A (40218005)
Ayu Lutfida N (40218016)
Ratna Ensa Novitra (40218018)
Viky Setya Nizar (40218019)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Keperawatan Jiwa Program Studi ProfesiNers angkatan 2018/2019


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri di Ruang Kenari dan Flamboyan RS
Jiwa Menur yang telah dilaksanakan pada periode 18 Maret 2019 – 13 April 2019
telah dilaksanakan sebagai laporan seminar kasus atas nama :

1. Asri Setiyaningrum (40218001)


2. Ilham Bagus Santoso (40218002)
3. Janika Fergiwati (40218003)
4. Khalid Alfiady (40218004)
5. Laxmita Putri A (40218005)
6. Ayu Lutfida N (40218016)
7. Ratna Ensa Novitra (40218018)
8. Viky Setya Nizar (40218019)

Rabu, 10 April 2019

Disetujui,
Pembimbing Klinik Ruang Kenari Pembimbing Klinik Ruang
Flamboyan

( ) ( )
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruang Kenari Kepala Ruang Flamboyan

( ) ( )
NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. T Dengan Masalah
Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Dengan Diagnosa
F.20.0 (Skizofrenia Paranoid) Di Ruang Kenari Rs Jiwa Menur Surabaya”
dapat terselesaikan.

Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. Sri Wahyuni M. Kep, selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan laporan kasus ini.
2. Wildan Akasyah.S.Kep, Ns M, Kep selaku Pembimbing institusi yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga
laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ns. Iskandar, S. Kep. selaku Pembimbing klinik Ruang Kenari yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga
laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ns. Farida Rusliana S. Kep. selaku Pembimbing klinik Ruang Flamboyan
yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan
sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik
5. Para dosen profesi Ners dan teman-teman seperjuangan angkatan 2018 atas
bimbingan, dukungan, bantuan serta semangatnya selama ini.
6. Seluruh CI RSJ Menur yang telah membimbing selama profesi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Membalas budi baik semua pihak yang
telah memberikan Doa, dukungan, semangat dan bantuan dalam menyelesaikan
laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna,
tetapi penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 26 Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Masalah..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.........................................................................................................
B. Proses Terjadinya Masalah
C. Pohon Masalah
D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
E. Diagnosa Keperawatan
F. Tindakan Keperawatan
BAB III FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
A. Pengkajian....................................................................................................
B. Analisa Data.................................................................................................
C. Rencana Keperawatan..................................................................................
D. Implementasi................................................................................................
E. Pohon Masalah.............................................................................................
BABI V PEMBAHASAN
A. Data umum..................................................................................................
1. Jenis Kelamin........................................................................................
2. Usia.......................................................................................................
3. Tingkat Kecemasan sebelum diberikan aromaterapi lemon.................
4. Tingkat Kecemasan setelah diberikan aromaterapi lemon...................
5. Analisis Hasil Penelitian.......................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan – perasaan tentang diri
atau kemampuan yang negatif, yang diekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (Carpenitto, 2009 ). Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan
orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu
yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu
yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita gangguan
jiwa diseluruh dunia mencapai hampir 450 juta orang, dimana sepertiganya
berdomisili di negara-negara berkembang. Hal ini diperkuat dengan data dan
fakta bahwa hampir separuh populasi dunia tinggal di negara dimana satu
orang psikiater melayani 200.000 orang. World Health Organization (WHO)
mengungkapkan negara miskin hanya memiliki satu orang dokter spesialis jiwa
per satu juta penduduk(Makale, 2012).
Peristiwa–peristiwa traumatik seperti bencana dan konflik berkepanjangan
yang dialami masyarakat kita telah meninggalkan dampak yang serius. Mereka
harus mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda, bahkan nyawa. Dampak
kehilangan tersebut dapat mempengaruhi individu akan kemampuan dirinya
(Keliat, 2011).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan
kementerian kesehatan pada 2007, prevalensi masalah mental emosional yakni
depresi dan ansietas ada sebanyak 11,60 persen dari jumlah penduduk
indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. Kemudian prevalensi gangguan jiwa
berat yakni psikosis ada sekitar 0,46 persen dari jumlah penduduk indonesia
atau sekitar 1.065.000 juta jiwa(Wibisono, 2013).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental
atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan
lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik,
keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan

1
kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan,
hubungan antara manusia.
Menurut Keliat, 2011 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain tanda dan gejala diatas,
dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang
tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan
bicara lambat dengan nada suara rendah. Berdasarkan hal-hal diatas penulis
tertarik untuk mengangkat masalah pada pasien dengan harga diri rendah di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama gangguan


konsep diri: harga diri rendah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya,.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah
b. Mampu menganalisa data klien dengan gangguankonsep diri : harga diri
rendah
c. Penulis dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan
yang nyata sesuai diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan
d. Penulis dapat mengevaluasi tindakan keperawtan yang sudah dilakukan
e. Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan

D. Manfaat

1. Praktik Keperawatan
Diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawtan gangguan konsep diri harga diri rendah.
2. Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai materi pembelajaran keperawatan
jiwa dan pelaksanaan asuhan keperawatan gangguan konsep diri : harga diri
rendah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan – perasaan tentang diri
atau kemampuan yang negatif, yang diekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (Carpenitto, 2009 ). Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan
orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu
yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu
yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).

Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi


mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik,
keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan
kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan,
hubungan antara manusia.

B. Proses Terjadinya Masalah

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.

b. Faktor yang mempengaruhi peran.

Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.


Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang
obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang
hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar
tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat
menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.

c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri

Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan


struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua.
Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya.

3
d. Faktor biologis

Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di
otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri
dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

C. Pohon Masalah

Menurut Fajariyah (2012) :

Resiko mencederai diri sendiri,


Orang lain dan lingkungan
(effect)
Kerusakan komunikasi
Deficit perawatan diri Perubahan persepsi sensori : verbal
(effect) Halusinasi (effect)

Intoleransi aktifitas Perubahan isi pikir :


Isolasi diri : Menarik diri waham
(core problem)

Resiko kambuh gg. konsep diri :


(effect) harga diri rendah
resiko penelantaran diri
regimen terapetik (effect)
inadekuat koping individu inefektif distress spiritual

koping keluarga respon pasca trauma


inefektif

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1. Masalah Keperawatan
a. Isolasi sosial : Menarik Diri
b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Berduka Disfungsional

2. Data Yang Perlu Dikaji


a. Data Subyektif
b. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa – apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
doro sendiri.

4
c. Data Obyektif
d. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri sendiri/ ingin mengakhiri hidup (Bunuh
Diri).

E. Diagnosa Keperawatan

1. Harga Diri Rendah


2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
F. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan 1. Harga Diri Rendah


Tujuan Umum : Klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri.
b. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang.
c. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan toik pembicaraan)
d. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
e. sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
f. katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien
c. Utamakan memberi pujian yang realitis
d. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Rencanakan dengan klien tentang aktivitas yang dilakukan setiap hari
b. Tingkatan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinformasi positif atas keterlibatan keluarga

5
BAB III

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

RS. JIWA DAERAH MENUR SURABAYA

RUANGAN RAWAT RUANG KENARI TANGGAL DIRAWAT : 13 Maret


2019

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. T Tanggal Pengkajian : 18 Maret


2019
Umur : 33 th. RM No. : 058XXX
Informan : Klien

II. ALASAN MASUK


Klien masuk rumah sakit tanggal 13 Maret 2019 dengan keluhan utama klien
sering bicara nglantur, suka menyendiri dan ingin kabur dari rumah. Sejak
istrinya minta cerai, karena klien dianggap tidak mampu membangun
ekonomi keluarga. Dirumah selalu dikucilkan, tidak di ajak berkomunikasi,
tidak mempunyai teman, dan tidak ada anggota keluarga yang dianggap
teman dekat. Akibatnya klien menyendiri, melamun, dan tidak mau bergaul
dengan orang lain.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalamai gangguan jiwa di masa lalu Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang berhasil Tidak
berhasil v
3. Pengalaman Pelaku usia Korban usia Saksi usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan 2 9 3 1
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No 1,2,3 : Klien belum pernah mengalami riwayat penyakit
jiwa sebelumnya dan klien pernah mengalami penolakan disebabkan karena
perceraian oelh istrinya ketika berusia 31 tahun.
Masalah Keperawatan : gangguan proses keluarga

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya


Tidak
Hubungan keluarga : tidak ada
Gejala : tidak ada
Riwayat pengobatan/ perawatan : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Perceraian
Masalah Keperawatan : gangguan proses keluarga

IV. FISIK
1. Tanda Vital : TD :140/90 mmHg N: 88x/m S: 36,8oC P:
20x/m
2. Ukur : TB: 163 cm BB: 48 kg
3. Keluhan Fisik: Ya Tidak
Jelaskan : tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : klien anak kedua dari 3 bersaudara dan
klien yang tinggal serumah dengan orang tua, klien merasa tidak
diperhatikan oleh orang tuanya saat ada masalah perceraian dengan sang
istri.
Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping keluarga:
ketidakmampuan
2. Konsep Diri :
a. Gambaran Diri : Klien mengatakan lebih suka pada kedua
tangannya karena dengan kedua tangannya klien bisa bekerja
sebagai pembuat suttle kok
b. Identitas : klien sebagai kepala keluarga dimana
tinggal di Tegal Jawa Tengah, klien merasa puas sebagai pembuat
suttle kok
c. Peran : klien merupakan kepala keluarga dimana
menghidupi keluarganya tetapi kemampuan klien hanya sebagai
pembuat suttle kok dimana hasil yang didapat masih kurang dari
cukup.
d. Ideal diri : klien berharap nanti istrinya mau kembali
rujuk serta membangun ekonomi keluarga lebih baik lagi dengan
bekerja lagi sebagai pembuat kok dan ingin bertani.
e. Harga Diri : klien merasa hidup ini tidak berguna
karena ditinggalkan orang tercinta (istri) karena tidak bisa
membangun ekonomi keluarga yang baik.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial :
a. Orang Yang Berarti : ibu kandung

7
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : klien tidak
mengikuti kegiatan dalam masyarakat karena tidak mau di ejek
oleh masyarakat karena diceraikan oleh istri.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien merasa
malu dan ingin menyendiri karena diceraikan istri dan takut jadi
bahan ejekan dari masyarakat.
Masalah Keperawatan : Hambatan interaksi sosial.
4. Spiritual :
a. Nilai dari keyakinan : klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan mau sholat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

8
GENOGRAM :

Keterangan:
:laki-laki :arah hubungan :klien
:Perempuan :Tinggal serumah X :meninggal dunia
: Garis keturunan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi  Penggunaan pakaian
 Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : klien berpakaian rapi, bersih, dan sesuai

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan
 cepat  keras  gagap  inkoberen
 apatis  lambat  membisu  tidak mampu memulai
pembicaraan

Jelaskan : saat diajak bicara, nada klien normal, klien


menjawab sesuai dengan pertanyaan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik
 lesu  tegang  gelisah  agitasi
 tik  grimacing  tremor  kompulsif

Jelaskan : klien tampak lesu, tidak bersemangat, dan


lebih banyak menyendiri daripada kumpul.

9
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
4. Alam Perasaan
 sedih  ketakutan  putus asa  khawatir  gembira
berlebihan
Jelaskan : klien terlihat sedih saat menceritakan
pengalaman diceraikan oleh istrinya.
Masalah Keperawatan : ansietas

5. Afek
 datar  tumpul  labil  tidak sesuai
Jelaskan : klien terlihat labil saat bercerita masa lalu
klien , klien terlihat sedih jika menceritakan pengalaman diceraikan istri,
dan klien akan senang jika mengingat keluarga dan pekerjaan yang iya
senangi yaitu pembuat kok
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi

6. Interaksi selama wawancara


 bermusuhan  tidak koopertif  mudah tersinggung
 kontak mata kurang  defensive  curiga
Jelaskan : klien kurang menjalin kontak mata dengan
perawat.
Masalah Keperawatan : hambatan interaksi sosial

7. Persepsi Halusinasi
 pendengaran  penglihatan  perabaan
 pengecapan  pembauan
Jelaskan : tidak mengalami halusinasi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

8. Proses Pikir
 sirkumstasial  tangensial  kehilangan asosiasi
 flight of ideas  blocking  pengulangan pembicaraan /
perseverasi
Jelaskan : klien menjawab semua pertanyaan
dengan baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir
 obsesi  fobia  hipokondria
 depersonalisasi  ide yang terkait  pikiran magis
Jelaskan : tidak ada gangguan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Waham
 agama  somatic  kebesaran  curiga
 nihilistic  sisip pikir  siap piker  kontrol piker

10
Jelaskan : klien tidak waham
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang

Jelaskan : klien paham sekarang jam berapa, tanggal berapa,


bulan apa, dan tahun berapa, dan pasien tau berada di RSJ Menur dan alasan
mengapa dibawa kesini

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

11. Memori

Gangguan Daya Ingat Gangguan Daya Ingat


Jangka Panjang Jangka Pendek

Gangguan Daya Ingat Konfabulasi

Jelaskan : Klien mengatakan kalau dirinya ingat semua,


bahwa masa lalu buruk, dirinya diceraikan oleh istri, klien hanya sebagai
pembuat suttle kok yang dimana hasilnya tidak mencukupi kebutuhan
sehari-hari, dll

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

12. Tingkat Konsentrasi Berhitung

Mudah Beralih Tidak Mampu Tidak Mampu


Berkonsentrasi Berhitung
Jelaskan : klien dapat berhitung dengan baik, contohnya saat
ditanya 5x5 klien menjawab 25 atau 10 + 5 pasien menjawab 15
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian

Gangguan Ringan  Gangguan Bermakna

Jelaskan : klien dapat memilih mandi dahulu sebelum makan


karena setelah makan klien bisa sikat gigi dan melanjutkan aktivitasnya lagi.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya Tilik Diri

Mengingkari Penyakit Yang Diderita Menyalahkan Hal-Hal Diluar Dirinya

Jelaskan : klien mengatakan dirinya tidak mengalami gangguan


jiwa.

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

11
VII. Kebutuhan Pulang

1. Kemampuan Klien Memenuhi / Menyediakan Kebutuhan

Ya Tidak Ya Tidak

Makanan   Pakaian  
Uang   Transportasi  

Keamanan   Tempat Tinggal  

Perawatan Kes.   Uang  

Jelaskan : klien dapat memenuhi kebutuhan dan bekerja lagi

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Kegiatan hidup sehari – hari :


a. Perawatan diri
Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan
minimal total minimal Total
Mandi BAK/BAB

Kebersihan Ganti
pakaian
Makan

Jelaskan : klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri


tanpa bantuan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
b. Nutrisi
Ya tidak
 Apakah anda puas dengan pola makan anda ?  

 Apakah anda makan memisahkan diri ?  

Jika Ya, jelaskan alasannya ?


 Frekuensi makan sehari ..........3.......kali
 Frekuensi udapan sehari..........1........kali
Meningkat Menurun Berlebih Sedikit - sedikit
 Nafsu makan 

Meningkat Menurun
 BB tertinggi 48 kg BB terendah
46kg
 Diet Khusus : tidak ada
Jelaskan : klien kelihatan masih kurus
Masalah Keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari tubuh
c. Tidur
Ya Tidak
 Apakah ada masalah ? 

12
 Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur? 
 Apakah anda kebiasaan tidur siang ? 
Lamanya 2 jam
 Apakah yang menolong anda tidur? Suara tenang
 Waktu tidur malam : jam 20.00 Waktu bangun : jam 05.00

Beri tanda V sesuai keadaan pasien


Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
semnabolisme Berbicara dalam tidur
Jelaskan : kualitas tidur klien baik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
d. Kemampuan Klien dalam
Ya Tidak
 Mengantisipasi kebutuhan sendiri 
 Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri 
 Mengatur penggunaan obat 
 Melakukan pemeriksaan kesehatan (folow up) 
Jelaskan : klien mampu melakukan kegiatan sendiri,
mengatur penggunaan obat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
I. Klien memiliki sistim pendukung :
Ya Tidak
Keluarga 
Profesional/terapis
Teman Sejawat
Kelompok sosial 
Jelaskan : sistem pendukung klien ada keluarga dan
kelompok sosial (masyarakat).
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

II. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau
hobi
Ya Tidak
Jelaskan : klien sangat suka dengan pekerjaannya sebagai
pembuat kok

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

13
 Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/
berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah Keperawatan : Gangguan penyesuaian diri.
IX. MASALAH PSIKOLOGIS DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, Spesifik:
Klien tidak memiliki dukungan kelompok dikarenakaan klien sering menyendiri
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Klien mengatakan jarang ngobrol dengan teman, cenderung menghabiskan waktu
menyendiri
Masalah dengan pendidikan, spesifik:
Klien mengatakan Pendidikan terakhirnya adalah SMP
Masalah dengan pekerjaan, spesifik:
Klien mengatakan ingin bekerja lagi seperti dulu
Masalah dengan perumahan, spesifik :
Klien tinggal dirumah dengan orang tuanya
Masalah dengan ekonomi, spesifik :
Klien mengatakan kekurangan dalam masalah ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Klien mengatakan aktif ikut tensi
Masalah lainnya, spesifik : tidak ada masalah lain
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

 Penyakit Jiwa Faktor prepitasi

Koping Sistem Pendukung


Penyakit fisik Obat – obatan
Lainnya
Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

DATA LAIN – LAIN :


Hasil Laboratorium (13/03/2019)

14
Difensial Normal
Neut % : 72+ (50-70)
Lymph % : 18- (25-40)
Mxd % : 11- (25-30)
Mxd # : 0,8- (2-7,7)
FAAL GINJAL
SGOT : 20 (37)
SGPT : 24 (40)
Creatinin : 7,3 (4,5-23)

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa Medik : F. 20. 0 (skizofrenia Paranoid)
Terapi Medik : Trifluoperazine 2 x 5 mg
Cholorpromazine 2 x 100 mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan proses pikir
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakefektifan koping keluarga: ketidakmampuan
4. Harga diri rendah
5. Hambatan interaksi sosial.
6. Hambatan komunikasi
7. Defisit pengetahuan
8. Gangguan penyesuaian diri.

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Harga diri rendah

15
ANALISA DATA SINTESA

NAMA: TN. T. NIRM: 058 x x x RUANGAN: KENARI


TGL DATA ETIOLOGI MASALAH T.T
18/3/201 DS: Isolasi Sosial Harga diri √
9 1. Klien mengatakan rendah
dirinya malu karena Harga diri rendah
sudah diceraikan
istrinya Koping individu
2. klien ingin segera tidak efektif
pulang dan bekerja
lagi untuk
membangun
ekonomi
DO:
- kontak mata kurang
- pasien terlihat lesu
- pasien sering
menyendiri
- motorik lesu
- alam perasaan sedih
- klien juga
mengingkari penyakit
yang diderita

16
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn T
NIRM : 058 xxx
Bangsal/Tempat : R. Kenari
N Tgl Diagnosa Perencanaan
o Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Tindakan keperawatan
1. 18-3-19 Harga diri rendah Tujuan Umum : Setelah 2x pertemuan klien SP 1 :
Klien memiliki konsep mampu : BHSP dengan menggunakan
diri yang positif 1. Klien mau membalas salam prinsip terapeutik
Tujuan Khusus : 2. Klien mau berjabat tangan 1. Menyapa klien dengan nama baik
Klien dapat membina 3. Klien mau menyebutka
secara verbal maupun nonverbal
hubungan saling percaya. nama
4. Klien mau tersenyum 2. Perkenalkan diri dengan sopan
5. Klien mau kontak mata 3. Tanyakan nama lengkap dan
6. Klien mengetahui nama panggilan kesukaan klien
perawat 4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan
terima klien apa adanya
7. Berikan perhatian pada klien dan
perhatikan ADLS klien

2 20-3-19 Harga diri rendah Tujuan Khusus : Setelah 2x pertemuan klien 1. Identifikasi kemampuan dan
1. Mengidentifikasi mampu : aspek positif yang dipilih klien
kemampuan dan 1. Menyebutkan aspek positif 2. Bantu klien menilai kemampuan
aspek yang dimiliki dan kemampuan yang klien yang masih dapat
2. Menilai dimiliki klien, aspek dibangunkan

17
kemampuan yang keluarga dan 3. Bantu klien memilih kegiatan
dapat digunakan lingkungannya yang akan dilatih sesuai
3. Menetapkan atau 2. Menyebutkan kemampuan kemampuan klien
memilih kegiatan yang dapat dilaksanakan 4. Latih klien kegiatan yang dipilih
yang sesuai dengan 3. Melaksanakan kegiatan sesuai kemampuan
kemampuan yang dipilih 5. Bimbing klien memasukan dalam
4. Melatih kegiatan 4. Membuat rencana kegiatan jadwal kegiatan harian
yang sudah dipilih harian
sesuai dengan
kempuan
5. Menyusun jadwal
untuk melakukan
kegiatan yang
sudah dilatih
3 22-3-19 Harga diri rendah Tujuan khusus : Setelah 2x pertemuan klien SP 3 :
Klien dapat mampu : 1. Evaluasi masalah dan latihan
merencanakan 1. Melatih kegiatan yang lain sebelumnya
kegiatan sesuai sesuai kemampuan 2. Latih kegiatan kedua atau
kemampuan yang 2. Melaksanakan kegiatan selanjutnya yang dipilih sesuai
dimiliki. yang ingin dilakukan. kemampuan
3. Membuat rencana kegiatan 3. Bimbing klien memasukan dalam
selanjutnya. jadwal kegiatan harian

18
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TGL Dx Kep Implentasi Evaluasi


18-3-19 Harga diri rendah SP1 S:
BHSP dengan menggunakan - Klien mengatakan
prinsip terapeutik salam dan
1. Menyapa klien dengan nama menyebutkan nama
baik secara verbal maupun - Klien menyebutkan
nonverbal umur dan
2. Perkenalkan diri dengan pekerjaan
sopan O:
3. Tanyakan nama lengkap dan - Klien terlihat lesu
panggilan kesukaan klien - Klien belum bisa
4. Jelaskan tujuan pertemuan menjawab
5. Jujur dan menepati janji pertanyaan
6. Tunjukkan sikap empati dan dengan tepat
terima klien apa adanya - Klien sering
7. Berikan perhatian pada klien mengalihkan
dan perhatikan ADLS klien kontak mata
- Klien terlihat
ingin menghindar
dari perawat
A : SP 1 point1-7
belum tercapai
P : Pertahankan SP1

19-3-19 Harga diri rendah SP1 S:


BHSP dengan menggunakan - Klien mengatakan
prinsip terapeutik salam dan
1. Menyapa klien dengan nama menyebutkan nama
baik secara verbal maupun - Klien menyebutkan
nonverbal umur dan
2. Perkenalkan diri dengan pekerjaan
sopan O:
3. Tanyakan nama lengkap dan - Klien terlihat lesu
panggilan kesukaan klien - Klien menjawab
4. Jelaskan tujuan pertemuan pertanyaan
5. Jujur dan menepati janji dengan tepat
6. Tunjukkan sikap empati dan - Klien sering
terima klien apa adanya mengalihkan
7. Berikan perhatian pada klien kontak mata
dan perhatikan ADLS klien - Klien koorperatif
dengan perawat
A : SP 1 tercapai
P : Lanjutkan SP2

20-3-19 Harga diri rendah SP2 S:


1. Mengidentifikasi - Klien mengatakan
kemampuan dan aspek salam dan
positif yang dipilih klien menyebutkan nama
2. Membantu klien menilai - Klien menyebutkan
kemampuan klien yang umur dan
masih dapat dibangunkan pekerjaan
3. Membantu klien memilih - Klien mengatakan

19
kegiatan yang akan malu karena
dilatih sesuai diceraikan oleh
kemampuan klien istrinya
4. Melatih klien kegiatan O:
yang dipilih sesuai - Klien nampak lesu
kemampuan - Kontak mata belum
5. Membimbing klien ada
memasukkan dalam - Klien koorperatif
jadwal kegiatan harian dengan perawat
- Klien belum mau
menceritakan masa
lalunya
A : SP2 point 1-5
belum tercapai
P : pertahankan SP2
21-3-19 Harga diri rendah SP2 S:
1. Mengidentifikasi - Klien mengatakan
kemampuan dan aspek salam dan
positif yang dipilih klien menyebutkan nama
2. Membantu klien menilai - Klien menyebutkan
kemampuan klien yang umur dan
masih dapat dibangunkan pekerjaan
3. Membantu klien memilih - Klien mengatakan
kegiatan yang akan malu karena
dilatih sesuai diceraikan oleh
kemampuan klien istrinya
4. Melatih klien kegiatan O:
yang dipilih sesuai - Klien nampak lesu
kemampuan - Kontak mata ada
5. Membimbing klien - Klien koorperatif
memasukkan dalam dengan perawat
jadwal kegiatan harian - Klien mau
menceritakan masa
lalunya
A : SP2 tercapai
P : lanjutkan SP3
22-3-19 Harga diri rendah SP3 S:
1. Mengevaluasi masalah - Klien mengatakn
dan latihan sebelumnya sudah mencoba
2. Melatih kegiatan kedua melakukan
atau selanjutnya yang kegiatan sesuai
dipilih sesuai kemampuan jadwal
3. Membimbing klien - Klien mengatakan
memasukkan dalam belum bisa
jadwal kegiatan harian melakukan
kegiatan
membersihkan dan
merapikan tempat
tidur
O:
- Klien merasa
bersemangat
- Adanya kontak
mata

20
- Klien koorperatif
dengan perawat
- Klien belum bisa
melaksanakan
kegiatan.
A : SP3 point 1,2,3
belum tercapai
P : ulangi SP3
23-3-19 Harga diri rendah SP3 S:
1. Mengevaluasi masalah - Klien mengatakan
dan latihan sebelumnya sudah melakukan
2. Melatih kegiatan kedua kegiatan sesuai
atau selanjutnya yang jadwal
dipilih sesuai kemampuan - Klien mengatakan
3. Membimbing klien bisa melakukan
memasukkan dalam kegiatan
jadwal kegiatan harian membersihkan dan
merapikan tempat
tidur
O:
- Klien merasa
bersemangat
- Adanya kontak
mata
- Klien koorperatif
dengan perawat
A : SP3 tercapai
P : Lnjutkan SP4

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri,


21
Orang lain dan lingkungan
(effect)
Kerusakan komunikasi
Deficit perawatan diri Perubahan persepsi sensori : verbal
(effect) Halusinasi (effect)

Intoleransi aktifitas Perubahan isi pikir :


Isolasi diri : Menarik diri waham
(core problem)

Resiko kambuh gg. konsep diri :


(effect) harga diri rendah
resiko penelantaran diri
regimen terapetik (effect)
inadekuat koping individu inefektif distress spiritual

koping keluarga respon pasca trauma


inefektif

22
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN
Pasien dengan harga diri rendah mengalami gangguan seperti mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain itu dapat juga
mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara
nada lemah.
Asuhan keperawatan dalam kasus ini membahas tentang asuhan
keperawatan pada Tn. T (33 tahun) dengan masalah keperawatan gangguan harga
diri rendah pada diagnosa medis F20.0 (skizofrenia Paranoid) di ruang Kenari RSJ
Menur Surabaya. Tn. F dirawat di ruangan Kenari mulai tanggal 13 Maret 2019,
pada saat pengkajian tanggal 18 Maret 2019 klien masuk ke IGD RSJ Menur
Surabaya diantar oleh Dinas Sosial Surabaya dengan keluhan sering bicara
melantur, sering menyendiri ,ingin kabur dari dinas sosial karena ingin pulang dan
mau minta rujuk ke istrinya. Dari hasil observasi klien berada di ruang makan,
saat diajak bicara klien menunduk dan kontak mata kurang serta mengatakan dia
ingin pulang dan rujuk kembali dengan mantan istrinya. Masalah keperawatan
dari kondisi klien saat ini yaitu harga diri rendah.
Tn. T merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Klien sudah pernah
menikah dan bercerai, pendidikan pasien hanya sampai lulusan SMP dan tidak
bisa melanjutkan ke SMA. Masalah keperawatan dari kondisi pasien saat ini
adalah harga diri rendah.
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan diagnosa keperawatan harga diri
rendah yang ditemukan pada pasien ini diakibatkan karena klien malu terhadap
teman-temannya karena pernah mengalami perceraian dan takut dicemooh oleh
masyarakat.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Stuart & Sundeen,
2006). Faktor predisposisi yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan,
takut kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis, Faktor yang
mempengaruhi performa peran adalah tuntutan peran kerja, dan harapan peran
budaya, Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi acuh oleh orangtua,
tekanan dari masyarakat, dan perubahan struktur sosial. Dalam hal ini klien

22
merasa adanya tekanan dari masyarakat karena klien tidak bisa membangun
keluarga akibat faktor ekonomi.
Menurut Keliat (2009) tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain itu dapat juga
mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara
nada lemah. Adapun data yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa harga
diri rendah adalah berdasarkan hasil observasi yaitu saat diajak bicara kontak mata
klien kurang, klien terlihat lesu, dan klien berbicara lambat.
Kesimpulan dari hasil pengkajian didapatkan 8 masalah keperawatan jiwa
lainnya yaitu gangguan proses fikir, gangguan nutrisi kurang dari tubuh,
ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan, harga diri rendah, hambatan
interaksi sosial, hambatan komunikasi, defist pengetahuan, gangguan penyesuaian
diri.
Intervensi yang dapat dilaksanakan pada kasus di atas yaitu SP1
melakukan bina hubungan saling percaya agar pasien percaya pada perawat dan
kelancaran untuk interaksi selanjutnya. Melakukan SP2 yaitu mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dipilih pasien, menilai kemampuan pasien
yang masih dapat dibangunkan, memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
kemampuan pasien, melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan,
membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Untuk SP 3 yaitu
mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya, melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Dalam kasus di atas Tn. T dilakukan implementasi yaitu BHSP yang
merupakan SP1 dari hari senin tanggal 18 Maret sampai 19 Maret 2019 yaitu
tentang membina hubungan saling percaya dan identifikasi penyebab.
Implementasi kedua SP2 hari rabu tanggal 20 Maret 2019 sampai hari kamis
tanggal 21 Maret 2019 yaitu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dipilih pasien, menilai kemampuan pasien yang masih dapat dibangunkan,
memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan pasien, melatih pasien
kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian. Implementasi ketiga SP3 yaitu hari jumat tanggal
22 Maret 2019 sampai hari sabtu tanggal 23 Maret 2019 yaitu mengevaluasi
masalah dan latihan sebelumnya, melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang

23
dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Menurut Nurjannah (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan
keperawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang dilakukan sama
dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut sudah sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan.

24
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari teori dan juga asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dapat diperoleh kesimpulan bahwa harga diri rendah merupakan perasaan
negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga,
tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Dalam hal ini koping
individu pasien tidak efektif karena pasien mengatakan tidak percaya diri karena
pernah mengalami perceraian. Pasien juga malu dengan masyarakat karena
perceraian disebabkan oleh ekonomi. Saat ini pasien ingin pulang dan
menginginkan rujuk dengan mantan istri dan ingin bekerja supaya bisa membantu
dalam mencari nafkah. Pasien juga mengatakan akan berubah menjadi lebih baik
dari sebelumnya.

B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok
menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal,
selain itu perlu dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih
tepat
2. Perawat dan mahasiswa sebaiknya melanjutkan perawatan klien sesuai
dengan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya agar intervensi yang
sudah disusun dapat diimplementasikan secara berkelanjutan
3. Instansi pendidikan dan klinik mampu memberikan pengarahan agar lebih
maksimal dalam menerapkan dan memberikan asuhan keperawatan jiwa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa (edisi kedua).Bandung: PT. Refika


Aditama
Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa (edisi revisi). Bandung: PT. Refika
Aditama
Herdman. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sundeen, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Sari, Kartika. (2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.
Jakarta: CV.Trans Info Media
\

26

Anda mungkin juga menyukai