T DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DENGAN DIAGNOSA F.20.0 (SKIZOFRENIA PARANOID)
DI RUANG KENARI RS JIWA MENUR SURABAYA
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui,
Pembimbing Klinik Ruang Kenari Pembimbing Klinik Ruang
Flamboyan
( ) ( )
NIP. NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruang Kenari Kepala Ruang Flamboyan
( ) ( )
NIP. NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. T Dengan Masalah
Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Dengan Diagnosa
F.20.0 (Skizofrenia Paranoid) Di Ruang Kenari Rs Jiwa Menur Surabaya”
dapat terselesaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Masalah..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.........................................................................................................
B. Proses Terjadinya Masalah
C. Pohon Masalah
D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
E. Diagnosa Keperawatan
F. Tindakan Keperawatan
BAB III FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
A. Pengkajian....................................................................................................
B. Analisa Data.................................................................................................
C. Rencana Keperawatan..................................................................................
D. Implementasi................................................................................................
E. Pohon Masalah.............................................................................................
BABI V PEMBAHASAN
A. Data umum..................................................................................................
1. Jenis Kelamin........................................................................................
2. Usia.......................................................................................................
3. Tingkat Kecemasan sebelum diberikan aromaterapi lemon.................
4. Tingkat Kecemasan setelah diberikan aromaterapi lemon...................
5. Analisis Hasil Penelitian.......................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan – perasaan tentang diri
atau kemampuan yang negatif, yang diekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (Carpenitto, 2009 ). Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan
orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu
yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu
yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita gangguan
jiwa diseluruh dunia mencapai hampir 450 juta orang, dimana sepertiganya
berdomisili di negara-negara berkembang. Hal ini diperkuat dengan data dan
fakta bahwa hampir separuh populasi dunia tinggal di negara dimana satu
orang psikiater melayani 200.000 orang. World Health Organization (WHO)
mengungkapkan negara miskin hanya memiliki satu orang dokter spesialis jiwa
per satu juta penduduk(Makale, 2012).
Peristiwa–peristiwa traumatik seperti bencana dan konflik berkepanjangan
yang dialami masyarakat kita telah meninggalkan dampak yang serius. Mereka
harus mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda, bahkan nyawa. Dampak
kehilangan tersebut dapat mempengaruhi individu akan kemampuan dirinya
(Keliat, 2011).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan
kementerian kesehatan pada 2007, prevalensi masalah mental emosional yakni
depresi dan ansietas ada sebanyak 11,60 persen dari jumlah penduduk
indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. Kemudian prevalensi gangguan jiwa
berat yakni psikosis ada sekitar 0,46 persen dari jumlah penduduk indonesia
atau sekitar 1.065.000 juta jiwa(Wibisono, 2013).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental
atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan
lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik,
keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan
1
kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan,
hubungan antara manusia.
Menurut Keliat, 2011 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain tanda dan gejala diatas,
dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang
tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan
bicara lambat dengan nada suara rendah. Berdasarkan hal-hal diatas penulis
tertarik untuk mengangkat masalah pada pasien dengan harga diri rendah di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya,.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah
b. Mampu menganalisa data klien dengan gangguankonsep diri : harga diri
rendah
c. Penulis dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan
yang nyata sesuai diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan
d. Penulis dapat mengevaluasi tindakan keperawtan yang sudah dilakukan
e. Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan
D. Manfaat
1. Praktik Keperawatan
Diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat dalam pelaksanaan asuhan
keperawtan gangguan konsep diri harga diri rendah.
2. Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai materi pembelajaran keperawatan
jiwa dan pelaksanaan asuhan keperawatan gangguan konsep diri : harga diri
rendah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan – perasaan tentang diri
atau kemampuan yang negatif, yang diekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (Carpenitto, 2009 ). Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan
orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu
yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu
yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
3
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di
otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri
dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
C. Pohon Masalah
1. Masalah Keperawatan
a. Isolasi sosial : Menarik Diri
b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Berduka Disfungsional
4
c. Data Obyektif
d. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri sendiri/ ingin mengakhiri hidup (Bunuh
Diri).
E. Diagnosa Keperawatan
5
BAB III
I. IDENTITAS KLIEN
6
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Perceraian
Masalah Keperawatan : gangguan proses keluarga
IV. FISIK
1. Tanda Vital : TD :140/90 mmHg N: 88x/m S: 36,8oC P:
20x/m
2. Ukur : TB: 163 cm BB: 48 kg
3. Keluhan Fisik: Ya Tidak
Jelaskan : tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : klien anak kedua dari 3 bersaudara dan
klien yang tinggal serumah dengan orang tua, klien merasa tidak
diperhatikan oleh orang tuanya saat ada masalah perceraian dengan sang
istri.
Masalah Keperawatan : ketidakefektifan koping keluarga:
ketidakmampuan
2. Konsep Diri :
a. Gambaran Diri : Klien mengatakan lebih suka pada kedua
tangannya karena dengan kedua tangannya klien bisa bekerja
sebagai pembuat suttle kok
b. Identitas : klien sebagai kepala keluarga dimana
tinggal di Tegal Jawa Tengah, klien merasa puas sebagai pembuat
suttle kok
c. Peran : klien merupakan kepala keluarga dimana
menghidupi keluarganya tetapi kemampuan klien hanya sebagai
pembuat suttle kok dimana hasil yang didapat masih kurang dari
cukup.
d. Ideal diri : klien berharap nanti istrinya mau kembali
rujuk serta membangun ekonomi keluarga lebih baik lagi dengan
bekerja lagi sebagai pembuat kok dan ingin bertani.
e. Harga Diri : klien merasa hidup ini tidak berguna
karena ditinggalkan orang tercinta (istri) karena tidak bisa
membangun ekonomi keluarga yang baik.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial :
a. Orang Yang Berarti : ibu kandung
7
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : klien tidak
mengikuti kegiatan dalam masyarakat karena tidak mau di ejek
oleh masyarakat karena diceraikan oleh istri.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien merasa
malu dan ingin menyendiri karena diceraikan istri dan takut jadi
bahan ejekan dari masyarakat.
Masalah Keperawatan : Hambatan interaksi sosial.
4. Spiritual :
a. Nilai dari keyakinan : klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan mau sholat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8
GENOGRAM :
Keterangan:
:laki-laki :arah hubungan :klien
:Perempuan :Tinggal serumah X :meninggal dunia
: Garis keturunan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian
Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
2. Pembicaraan
cepat keras gagap inkoberen
apatis lambat membisu tidak mampu memulai
pembicaraan
3. Aktivitas Motorik
lesu tegang gelisah agitasi
tik grimacing tremor kompulsif
9
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
4. Alam Perasaan
sedih ketakutan putus asa khawatir gembira
berlebihan
Jelaskan : klien terlihat sedih saat menceritakan
pengalaman diceraikan oleh istrinya.
Masalah Keperawatan : ansietas
5. Afek
datar tumpul labil tidak sesuai
Jelaskan : klien terlihat labil saat bercerita masa lalu
klien , klien terlihat sedih jika menceritakan pengalaman diceraikan istri,
dan klien akan senang jika mengingat keluarga dan pekerjaan yang iya
senangi yaitu pembuat kok
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi
7. Persepsi Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan pembauan
Jelaskan : tidak mengalami halusinasi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
sirkumstasial tangensial kehilangan asosiasi
flight of ideas blocking pengulangan pembicaraan /
perseverasi
Jelaskan : klien menjawab semua pertanyaan
dengan baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir
obsesi fobia hipokondria
depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis
Jelaskan : tidak ada gangguan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Waham
agama somatic kebesaran curiga
nihilistic sisip pikir siap piker kontrol piker
10
Jelaskan : klien tidak waham
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Disorientasi
11. Memori
11
VII. Kebutuhan Pulang
Ya Tidak Ya Tidak
Makanan Pakaian
Uang Transportasi
Kebersihan Ganti
pakaian
Makan
Meningkat Menurun
BB tertinggi 48 kg BB terendah
46kg
Diet Khusus : tidak ada
Jelaskan : klien kelihatan masih kurus
Masalah Keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari tubuh
c. Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah ?
12
Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur?
Apakah anda kebiasaan tidur siang ?
Lamanya 2 jam
Apakah yang menolong anda tidur? Suara tenang
Waktu tidur malam : jam 20.00 Waktu bangun : jam 05.00
II. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau
hobi
Ya Tidak
Jelaskan : klien sangat suka dengan pekerjaannya sebagai
pembuat kok
13
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/
berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah Keperawatan : Gangguan penyesuaian diri.
IX. MASALAH PSIKOLOGIS DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, Spesifik:
Klien tidak memiliki dukungan kelompok dikarenakaan klien sering menyendiri
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Klien mengatakan jarang ngobrol dengan teman, cenderung menghabiskan waktu
menyendiri
Masalah dengan pendidikan, spesifik:
Klien mengatakan Pendidikan terakhirnya adalah SMP
Masalah dengan pekerjaan, spesifik:
Klien mengatakan ingin bekerja lagi seperti dulu
Masalah dengan perumahan, spesifik :
Klien tinggal dirumah dengan orang tuanya
Masalah dengan ekonomi, spesifik :
Klien mengatakan kekurangan dalam masalah ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Klien mengatakan aktif ikut tensi
Masalah lainnya, spesifik : tidak ada masalah lain
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri
14
Difensial Normal
Neut % : 72+ (50-70)
Lymph % : 18- (25-40)
Mxd % : 11- (25-30)
Mxd # : 0,8- (2-7,7)
FAAL GINJAL
SGOT : 20 (37)
SGPT : 24 (40)
Creatinin : 7,3 (4,5-23)
15
ANALISA DATA SINTESA
16
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn T
NIRM : 058 xxx
Bangsal/Tempat : R. Kenari
N Tgl Diagnosa Perencanaan
o Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Tindakan keperawatan
1. 18-3-19 Harga diri rendah Tujuan Umum : Setelah 2x pertemuan klien SP 1 :
Klien memiliki konsep mampu : BHSP dengan menggunakan
diri yang positif 1. Klien mau membalas salam prinsip terapeutik
Tujuan Khusus : 2. Klien mau berjabat tangan 1. Menyapa klien dengan nama baik
Klien dapat membina 3. Klien mau menyebutka
secara verbal maupun nonverbal
hubungan saling percaya. nama
4. Klien mau tersenyum 2. Perkenalkan diri dengan sopan
5. Klien mau kontak mata 3. Tanyakan nama lengkap dan
6. Klien mengetahui nama panggilan kesukaan klien
perawat 4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan
terima klien apa adanya
7. Berikan perhatian pada klien dan
perhatikan ADLS klien
2 20-3-19 Harga diri rendah Tujuan Khusus : Setelah 2x pertemuan klien 1. Identifikasi kemampuan dan
1. Mengidentifikasi mampu : aspek positif yang dipilih klien
kemampuan dan 1. Menyebutkan aspek positif 2. Bantu klien menilai kemampuan
aspek yang dimiliki dan kemampuan yang klien yang masih dapat
2. Menilai dimiliki klien, aspek dibangunkan
17
kemampuan yang keluarga dan 3. Bantu klien memilih kegiatan
dapat digunakan lingkungannya yang akan dilatih sesuai
3. Menetapkan atau 2. Menyebutkan kemampuan kemampuan klien
memilih kegiatan yang dapat dilaksanakan 4. Latih klien kegiatan yang dipilih
yang sesuai dengan 3. Melaksanakan kegiatan sesuai kemampuan
kemampuan yang dipilih 5. Bimbing klien memasukan dalam
4. Melatih kegiatan 4. Membuat rencana kegiatan jadwal kegiatan harian
yang sudah dipilih harian
sesuai dengan
kempuan
5. Menyusun jadwal
untuk melakukan
kegiatan yang
sudah dilatih
3 22-3-19 Harga diri rendah Tujuan khusus : Setelah 2x pertemuan klien SP 3 :
Klien dapat mampu : 1. Evaluasi masalah dan latihan
merencanakan 1. Melatih kegiatan yang lain sebelumnya
kegiatan sesuai sesuai kemampuan 2. Latih kegiatan kedua atau
kemampuan yang 2. Melaksanakan kegiatan selanjutnya yang dipilih sesuai
dimiliki. yang ingin dilakukan. kemampuan
3. Membuat rencana kegiatan 3. Bimbing klien memasukan dalam
selanjutnya. jadwal kegiatan harian
18
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
19
kegiatan yang akan malu karena
dilatih sesuai diceraikan oleh
kemampuan klien istrinya
4. Melatih klien kegiatan O:
yang dipilih sesuai - Klien nampak lesu
kemampuan - Kontak mata belum
5. Membimbing klien ada
memasukkan dalam - Klien koorperatif
jadwal kegiatan harian dengan perawat
- Klien belum mau
menceritakan masa
lalunya
A : SP2 point 1-5
belum tercapai
P : pertahankan SP2
21-3-19 Harga diri rendah SP2 S:
1. Mengidentifikasi - Klien mengatakan
kemampuan dan aspek salam dan
positif yang dipilih klien menyebutkan nama
2. Membantu klien menilai - Klien menyebutkan
kemampuan klien yang umur dan
masih dapat dibangunkan pekerjaan
3. Membantu klien memilih - Klien mengatakan
kegiatan yang akan malu karena
dilatih sesuai diceraikan oleh
kemampuan klien istrinya
4. Melatih klien kegiatan O:
yang dipilih sesuai - Klien nampak lesu
kemampuan - Kontak mata ada
5. Membimbing klien - Klien koorperatif
memasukkan dalam dengan perawat
jadwal kegiatan harian - Klien mau
menceritakan masa
lalunya
A : SP2 tercapai
P : lanjutkan SP3
22-3-19 Harga diri rendah SP3 S:
1. Mengevaluasi masalah - Klien mengatakn
dan latihan sebelumnya sudah mencoba
2. Melatih kegiatan kedua melakukan
atau selanjutnya yang kegiatan sesuai
dipilih sesuai kemampuan jadwal
3. Membimbing klien - Klien mengatakan
memasukkan dalam belum bisa
jadwal kegiatan harian melakukan
kegiatan
membersihkan dan
merapikan tempat
tidur
O:
- Klien merasa
bersemangat
- Adanya kontak
mata
20
- Klien koorperatif
dengan perawat
- Klien belum bisa
melaksanakan
kegiatan.
A : SP3 point 1,2,3
belum tercapai
P : ulangi SP3
23-3-19 Harga diri rendah SP3 S:
1. Mengevaluasi masalah - Klien mengatakan
dan latihan sebelumnya sudah melakukan
2. Melatih kegiatan kedua kegiatan sesuai
atau selanjutnya yang jadwal
dipilih sesuai kemampuan - Klien mengatakan
3. Membimbing klien bisa melakukan
memasukkan dalam kegiatan
jadwal kegiatan harian membersihkan dan
merapikan tempat
tidur
O:
- Klien merasa
bersemangat
- Adanya kontak
mata
- Klien koorperatif
dengan perawat
A : SP3 tercapai
P : Lnjutkan SP4
POHON MASALAH
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Pasien dengan harga diri rendah mengalami gangguan seperti mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain itu dapat juga
mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara
nada lemah.
Asuhan keperawatan dalam kasus ini membahas tentang asuhan
keperawatan pada Tn. T (33 tahun) dengan masalah keperawatan gangguan harga
diri rendah pada diagnosa medis F20.0 (skizofrenia Paranoid) di ruang Kenari RSJ
Menur Surabaya. Tn. F dirawat di ruangan Kenari mulai tanggal 13 Maret 2019,
pada saat pengkajian tanggal 18 Maret 2019 klien masuk ke IGD RSJ Menur
Surabaya diantar oleh Dinas Sosial Surabaya dengan keluhan sering bicara
melantur, sering menyendiri ,ingin kabur dari dinas sosial karena ingin pulang dan
mau minta rujuk ke istrinya. Dari hasil observasi klien berada di ruang makan,
saat diajak bicara klien menunduk dan kontak mata kurang serta mengatakan dia
ingin pulang dan rujuk kembali dengan mantan istrinya. Masalah keperawatan
dari kondisi klien saat ini yaitu harga diri rendah.
Tn. T merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Klien sudah pernah
menikah dan bercerai, pendidikan pasien hanya sampai lulusan SMP dan tidak
bisa melanjutkan ke SMA. Masalah keperawatan dari kondisi pasien saat ini
adalah harga diri rendah.
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan diagnosa keperawatan harga diri
rendah yang ditemukan pada pasien ini diakibatkan karena klien malu terhadap
teman-temannya karena pernah mengalami perceraian dan takut dicemooh oleh
masyarakat.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Stuart & Sundeen,
2006). Faktor predisposisi yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan,
takut kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis, Faktor yang
mempengaruhi performa peran adalah tuntutan peran kerja, dan harapan peran
budaya, Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi acuh oleh orangtua,
tekanan dari masyarakat, dan perubahan struktur sosial. Dalam hal ini klien
22
merasa adanya tekanan dari masyarakat karena klien tidak bisa membangun
keluarga akibat faktor ekonomi.
Menurut Keliat (2009) tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan
produktivitas, penolakan terhadap kemampuan diri. Selain itu dapat juga
mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara
nada lemah. Adapun data yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa harga
diri rendah adalah berdasarkan hasil observasi yaitu saat diajak bicara kontak mata
klien kurang, klien terlihat lesu, dan klien berbicara lambat.
Kesimpulan dari hasil pengkajian didapatkan 8 masalah keperawatan jiwa
lainnya yaitu gangguan proses fikir, gangguan nutrisi kurang dari tubuh,
ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan, harga diri rendah, hambatan
interaksi sosial, hambatan komunikasi, defist pengetahuan, gangguan penyesuaian
diri.
Intervensi yang dapat dilaksanakan pada kasus di atas yaitu SP1
melakukan bina hubungan saling percaya agar pasien percaya pada perawat dan
kelancaran untuk interaksi selanjutnya. Melakukan SP2 yaitu mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dipilih pasien, menilai kemampuan pasien
yang masih dapat dibangunkan, memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
kemampuan pasien, melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan,
membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Untuk SP 3 yaitu
mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya, melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Dalam kasus di atas Tn. T dilakukan implementasi yaitu BHSP yang
merupakan SP1 dari hari senin tanggal 18 Maret sampai 19 Maret 2019 yaitu
tentang membina hubungan saling percaya dan identifikasi penyebab.
Implementasi kedua SP2 hari rabu tanggal 20 Maret 2019 sampai hari kamis
tanggal 21 Maret 2019 yaitu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dipilih pasien, menilai kemampuan pasien yang masih dapat dibangunkan,
memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan pasien, melatih pasien
kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian. Implementasi ketiga SP3 yaitu hari jumat tanggal
22 Maret 2019 sampai hari sabtu tanggal 23 Maret 2019 yaitu mengevaluasi
masalah dan latihan sebelumnya, melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang
23
dipilih sesuai kemampuan, membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Menurut Nurjannah (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan
keperawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang dilakukan sama
dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut sudah sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan.
24
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari teori dan juga asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dapat diperoleh kesimpulan bahwa harga diri rendah merupakan perasaan
negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga,
tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Dalam hal ini koping
individu pasien tidak efektif karena pasien mengatakan tidak percaya diri karena
pernah mengalami perceraian. Pasien juga malu dengan masyarakat karena
perceraian disebabkan oleh ekonomi. Saat ini pasien ingin pulang dan
menginginkan rujuk dengan mantan istri dan ingin bekerja supaya bisa membantu
dalam mencari nafkah. Pasien juga mengatakan akan berubah menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok
menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal,
selain itu perlu dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih
tepat
2. Perawat dan mahasiswa sebaiknya melanjutkan perawatan klien sesuai
dengan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya agar intervensi yang
sudah disusun dapat diimplementasikan secara berkelanjutan
3. Instansi pendidikan dan klinik mampu memberikan pengarahan agar lebih
maksimal dalam menerapkan dan memberikan asuhan keperawatan jiwa.
25
DAFTAR PUSTAKA
26