Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK MEMBUAT KERAJINAN TANGAN


BINGKAI FOTO DARI STIK ES CREAM PADA LANSIA

Disusun Oleh :

Bunga Fortuna S (11212023)


Dewi Sartika (11212033)
Ian Satrian (11212071)
Lia Yuliana (11212088)
Martha Nababan (11212095)
Novi Citra L. Harahap(11212116)
Nunung Nurmayanti (11212120)
Yuliawaty (11212200)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


S1 KEPERAWATAN NON REGULER ANGKATAN XVA
Jl.Bintaro Raya, No. 108, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta, 12240-(021)72341

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, Proposal mengenai “Terapi Aktivitas Kelompok
Membuat Kerajinan Tangan Bingkai Foto Dari Stik Es Cream Pada Lansia” ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini
dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini
lebih baik ke depannya.

Jakarta, 14 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Nama Kegiatan........................................................................................ 2
C. Tujuan Kegiatan...................................................................................... 2

BAB II PELAKSANAAN............................................................................ 3
A. Waktu dan Tempat.................................................................................. 3
B. Sasaran Kegiatan..................................................................................... 3
C. Jenis Kegiatan......................................................................................... 3
D. Metode..................................................................................................... 3
E. Media dan Alat........................................................................................ 3
F. Rencana Kegiatan.................................................................................... 3
G. Evaluasi Kegiatan.................................................................................... 4
H. Pengorganisasian..................................................................................... 5
I. Anggaran Dana........................................................................................ 5

BAB III TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA............. 6


A. Lansia...................................................................................................... 6
B. Terapi Aktivitas Kelompok...................................................................... 7

BAB IV PENUTUP...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan Keperawatan Gerontik merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistik.
Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku klien,
difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai
terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu,
kelompok, keluarga ataupun komunitas.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboraturium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.

Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya


adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.

Terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan dengan


buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan
melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya
terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda
seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional
dalam membuat barang-barang.

Sehubungan dengan hasil pengkajian gerontik yang telah dilakukan Mahasiswa


STIKES Pertamedika didapatkan hasil jumlah lansia sebanyak 10orang.

1
Pembuatan kerajinan tersebut merupakan kegiatan supaya lansia mempunyai
kegiatan dipanti agar memiliki ketrampilan. Dari hasil kesepakatan bersama
bahwa pada hari Rabu tanggal 10 April 2019 akan di adakan Demonstrasi tentang
pembuatan kerajinan tangan (bunga) dari sedotan plastik.

B. Nama Kegiatan
“Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan Tangan Bingkai Foto
Menggunakan Stik Es Cream Pada Lansia”.

C. Tujuan Kegiatan
Para lansia mampu membuat kerajinan tangan bingkai foto dari stik es cream pada
lansia mampu bekerjasama dalam satu kelompok dan lansia dapat bersosialisasi
dengan sesama

D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari membuat kerajinan tangan bingkai foto dari stik es
cream pada lansia dapat

2
BAB II
SATUAN ACARA PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari : Sabtu, 17 September 2022
Waktu : Jam 08.30 – Selesai
Tempat : Wisma Suka Cinta

B. Sasaran Kegiatan
Lansia yang tinggal di Wisma Wisma Suka Cinta yang berjumlah 6 orang

C. Jenis Kegiatan
Membuat kerajinan tangan bingkai foto dari stik es cream

D. Metode
Demonstrasi dan mempraktekkan

E. Media dan Alat


1. Stik es cream
2. Gunting
3. Lem
4. Kawat

F. Rencana Kegiatan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Kegiatan &
Waktu
Pendahuluan Leader
(5 Menit)  Mengucapkan Salam  Menjawab salam
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan tujuan dan waktu
demonstrasi yang akan  Mendengarkan dan
dicapai memperhatikan

Pelaksanaan Co Leader
(35 Menit)  Memberi kesempatan  Memperhatikan

3
presenter untuk kegiatan yang
menjelaskan materi diberikan
Leader  Mempraktekkan
 Menggali pengetahuan secara bersama
audiens tentang pengertian pembuatan
tentang kerajinan kerajinan tangan
 Menjelaskan materi bingkai foto dari
penyuluhan tentang stik es cream
Pengertian kerajinan
 Mendemonstrasikan dan
mempraktekkan pembuatan
kerajinan tangan bingkai
foto dari stik es cream

Penutup Co Leader
( 5 menit )  menyimpulkan hasil kegiatan  Menjawab pertanyaan
 mengajukan pertanyaan pada
audiens mengenai kegiatan  Mendengarkan dan
yang sudah dilakukan memperhatikan
 mengucapkan salam

Leader  Menjawab salam


 Menyimpulkan hasil diskusi
kegiatan
 memberi salam penutup  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Mengucapkan salam

G. Evaluasi Kegiatan
1. Seluruh lansia yang ada di Ruang Dahlia
a. Dapat mengikuti kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream
b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. 60% peserta yang hadir aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah 60 menit kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream :
a. 60 % peserta dapat menyebutkan dari pengertian kerajinan
b. 60 % peserta dapat menyebutkan tujuan kerajinan

4
c. 60 % peserta dapat menyebutkan peralatan yang disiapkan dalam
pembuatan kerajinan
d. 60 % peserta dapat mempraktekkan cara membuat kerajinan

H. Pengorganisasian
Leader : Ian Satrian
Co Leader : Yuliawaty
Pemateri : Novi C. L
Fasilitator : 1. Lia
2. Nunung
Observer : Bunga F
Dokumentasi : Martha

I. Skema Kegiatan

CL L O
F
K
K
F
F

K
D K
F K F

Keterangan :
L : Leader
: Co-Leader
C
: Klien
K
F : Fasilitator
O : Observer

: Dokumenter
D

5
J. Peran dan Fungi Tim
1. Leader (Pemimpin)
Tugas dan Peran :
a. Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
b. Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
c. Memimpin perkenalan, menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan proses kegiatan
e. Mendemonstrasikan kegiatan
2. Co-Leader
Tugas dan Peran :
a. Membantu leader selama TAK berlangsung
b. Menggantikan leader jika leader berhalangan hadir
3. Fasilitator
Tugas dan Peran :
a. Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
b. Mampu menjadi role model bagi peserta TAK
c. Mengamati respon klien selama TAK berlangsung.
4. Observer
Tugas dan Peran :
a. Mengobservasi jalannya TAK mulai dari persiapan proses dan penutup
b. Mengobservasi perilaku semua anggota kelompok
c. Menyampaikan hasil TAK
d. Memberi penilaian terhadap perilaku verbal dan non verbal pasien
selama TAK berlangsung dengan menggunakan format penilaian yang
tersedia
5. Dokumenter
Tugas dan Peran
a. Mendokumentasikan kegiatan TAK yang berlangsung

K. Seleksi Klien

6
Klien yang mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) ini dipilih
berdasarkan pengkajian mengenai hobi dan bakat yang diminati yaitu klien-klien
lansia yang memiliki minat dan bakat di bidang kerajinan tangan.

L. Program Antisipasi Masalah


1. Memotivasi klien yang tidak aktif selama TAK.
2. Memberi kesempatan klien menjawab sapaan perawat/terapis
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit, panggil nama klien dan
tanyakan alasan meninggalkan permainan
4. Memberi penjelasan tentang tujuan permainan dan menjelaskan bahwa
klien dapat meninggalkan kegiatan setelah TAK selesai atau klien
mempunyai alasan yang tepat.
5. Bila ada klien lain yang ingin ikut, beri penjelasan bahwa permainan ini
ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
6. Bila klien memaksa berikan kesempatan untuk ikut dengan tidak
memberi pertanyaan bila hendak meninggalkan kegiatan.

M. Anggaran Dana
 Stik es cream 2x @20.000 : Rp. 40.000,-
 Gunting 3x @5.000 : Rp. 15.000,-
 Steples : Rp. 5.000,-
 Lem : Rp. 5.000,-
 Snak 10 x @ 7000 : Rp. 70.000,-
Rp. 135.000,-

Demikian proposal kegitan aktivitas kelompok membuat kerajinan tangan bingkai


foto dari stik es cream yang kami ajukan, diharapkan proposal kegiatan ini dapat
memberikan informasi dan gambaran yang jelas mengenai kegiatan yang akan di
laksanakan. Atas perhatiannya dan kerjasamanya kami mengucapkan terima
kasih.

7
Mengetahui;

Jakarta, 14 September 2022


Pembimbing Akademik Ketua Kelompok

(Ns. Tati Suryati, S.Kep., M.Kep., Sp.Jiwa) (Ian Satrian Amd. Kep)

8
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA

A. Lansia
Azizah (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia merupakan suatu bagian dari
tumbuh kembang dari mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan tua. Lansia mengalami
perubahan yang bersifat norrmal meliputi perubahan fisik, kognitif, dan
psikososial secara bertahap, lalu Utomo dkk (dalam Farahnaz, 2016) menyatakan
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress
dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan
terlihat sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun.
1. Kategori Lansia
WHO (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia dapat dikategorikan menjadi
empat berdasarkan usia kronologis atau biologis yang meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) yang berkisar antara umur 45-59 tahun
b. Lanjut usia (erderly) yang berkisar antara 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) yang berkisar antara 75-90


d. Usia sangat tua (very old) yang berkisar diatas 90 tahun
2. Karakteristik Lansia
Hurlock (2012) menjelaskan secara lebih khusus bahwa masa lansia memiliki
ciri- ciri:
a. Terjadi nya bebagai macam kemunduran (fisik dan mental)
b. Terjadi perbedaan individual pada efek menua

c. Usia lanjut di nilai dengan kriteria yang berbeda

d. Muncul nya berbagai stereotip yang di berikan pada lansia (sering nya
bersifat negatif)

e. Sikap sosial terhadap lansia yang sering tidak menyenangkan

f. Lansia mempunyai status kelompok yang minoritas

9
g. Belajar menerima perubahan peran sebagai lansia

h. Lansia sering memiliki penyesuaian diri yang buruk akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan

i. Memiliki keinginan untuk kembali muda


B. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.

Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi


hubungan satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi
aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok
penderita bersarna-sarna dengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seseorang terapis.

Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target


asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis


terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
1. Jenis – Jenis TAK
Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudahsampai pada
tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehatsecara fisik.
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol
halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi kepada realita
dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).

10
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang
telah dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat
secara fisik)
2. Tujuan TAK
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
a. Mengembangkan stimulasi persepsi
b. Mengembangkan stimulasi sensoris
c. Mengembangkan orientasi realitas
d. Mengembangkan sosialisasi

3. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat
terapeutik, yaitu manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti
pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan keterampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
4. Prinsip-Prinsip Peserta TAK

11
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas,
yang dijabarkan antara lain:
a. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk
pasien halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok
memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama
ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut
akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama,
sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.

b. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil
kategorisasi. Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok
adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap promotion. Bila dalam
satu terapi pasien memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi
akan lebih mudah tercapai
c. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan
gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada
perempuan. Maka lebih baik dibedakan.
d. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar
pasien.
e. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan
terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu
sedikitpun, terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.

4. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.


Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam
terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok

12
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,
proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –
sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian
biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
 Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak
dengan anggota.
 Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
 Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai
dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

5. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.


a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

13
b. Sebagai leader dan co leader
c. Sebagai fasilitator
d. Sebagai observer
e. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

6. Jenis-Jenis TAK Lansia


a. Stimulasi Sensori (Musik) Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan
perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi
pemusik yang menggubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil
terhadap fungsi-fungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada
struktur dan urutan matematis yang dimiliki, yang mampu menuju pada
ketidakberesan dalam kehidupan seseorang.
Peran sertanya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti
menyanyi, dapat menghasilkan integrasi pribadi yang mempersatukan
tubuh, pikiran, dan roh.
1) Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
2) Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
3) Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana
individu telah mengesampingkan kepentingannya demi
kepentingan kelompok
b. Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan respon
klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti
baca majalah, menonton acara televisi ; stimulus dari pengalaman masa
lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang mal adaptif atau
destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian
c. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat

14
dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan
klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu,
dan rencana ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu,
tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
d. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat
berupa latihan sosialisasi dalam kelompok
e.

15
BAB IV
PENUTUP

Lansia merupakan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress


dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan
terlihat sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun

Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya


adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.

Terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan dengan


buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan
melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya
terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda
seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional
dalam membuat barang-barang.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://wir-nursing.blogspot.com/2012/06/terapi-aktivitas-kelompok-stimulasi.html

Yosep, Iyus (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Stuar, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.Edisi 5

Keliat, anna budi, (2005) Keperawatan Jiwa TAK. Jakarta:EGC

17
LAMPIRAN

a) Daftar Hadir Peserta Terapi Aktivitas Kelompok

NO NAMA ASRAMA TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.

18

Anda mungkin juga menyukai