Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM REMATIK DAN ANTI STROKE

Di Susun Oleh : Kelompok II

Cut Asri Yosinta

Mira Daslina

Fitri Yunizar

Zeilinia Suhendar

Yulibar

Muhammad

Riza Ulhamdi

Oki Otosanda

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pelaksanaan senam lansia


Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Unaya
Kelompok Sasaran : Seluruh Lansia di Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang
Tanggal/Bln/Th : Kamis, 16 Januari 2020
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan
banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun 2005 sebanyak 19,9% atau
15,3 juta jiwa. Diperkirakan umur harapan hidup tersebut akan meningkat pada
tahun 2020 bagi kelompok lansia menjadi 11,09% atau 28,28 juta jiwa. Lansia
adalah individu yang berumur di atas 60 tahun, dimana pada usia ini kemampuan
dan daya tahan tubuh individu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya
berbagai penyakit degeneratif yang akan muncul seiring dengan bertambahnya
usia seperti penyakit rematik, jantung, hipertensi, osteo poprosis dan diabetes
militus. Penyakit ini akan mengenai lansia laki – laki maupun wanita apabila tidak
diatasi lebih dini.
Dari hasil pengumpulan data untuk lansia didapatkan data lansia sebanyak
87 orang sebanyak 50,98% lansia menderita rematik, 42,16% menderita hipertensi,
dan sebanyak4,90% menderita DM, dari hasil wawancara didapatkan beberapa
lansia mengatakan malas mengikuti kegiatan senam lansia. Keadaan ini dapat
menimbulkan permasalahan dalam kegiatan lansia sehari-hari dan mempengaruhi
kondisi kesehatan lansia baik fisik maupun mental.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas telah direncanakan untuk
membentuk suatu wadah bagi lansia dalam meningkatkan masalah kesehatannya
yaitu senam lansia. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan atau
mempertahankan kekuatan fisik lansia. Salah satu cara untuk mengatasi dan
mencegah lebih lanjut terjadinya kasus penyakit tersebut maka senam lansia dapat
dilakukan secara rutin dan terorganisir oleh para lansia. Senam lansia memiliki
prinsip gerakan –gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi lansia. Lansia
yang rutin melakukan senam akan dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian secara mendadak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan angka kesakitan


akibat penyakit degeneratif di jorong gantiang kampung kenagarian koto
tangah menjadi menurun.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan lansia dapat:


a. Berinteraksi sesama lansia
b. Berpartisipasi aktif selama kegiatan
c. Mengikuti gerakan senam dengan bimbingan
d. Meningkatkan kebugaran tubuh

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Peragaan dan pelaksanaan senam lansia
2. Sasaran dan target
Sasaran: Seluruh lansia di UPTD Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang

3. Metode
Demonstrasi gerakan senam
4. Media dan Peralatan
Sound System
5. Tempat
Di Aula RSGS
6. Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 16 Januari 2020
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
D. Kepanitiaan
1. Penanggung Jawab ( bertanggung jawab atas terlaksananya semua
kegiatan) : Tim Kelompok 1

2. Pembawa Acara : Cut Asri Yosinta


Tugas :

 Membuka acara

 Memperkenalkan anggota kelompok

 Membuat kontrak waktu

 Menjelaskan tujuan acara kegiatan senam

 Menutup acara

3. Instruktur ( Mendemonstrasikan senam lansia ) : Muhammad, Riza


Ulhamdi, Oki Otosanda.

4. Fasilitator (Memotivasi peserta senam untuk berperan aktif


dalam melakukan gerakan senam) : Mira Daslina, Zeilinia Suhendar.
5. Observer : Yulibar
6. Dokumentasi : Fitri Yunizar
Tugas:
Mengamati proses pelaksanaan senam dari awal sampai akhir
Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

E. Setting

Keterangan :
: Pembawa Acara : Media / peralatan

: lansia : Instruktur senam

: fasilitator : observer
F. Susunan Kegiatan

No Acara Pelaksana Waktu Metode


1. Pembukaan Acara Pembawa Acara 5 menit Ceramah

- Mengucapkan salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Menjelaskan kontrak
waktu
- Pengukuran tekanan
darah dan nadi awal

2. o Pelaksanaan Senam Mahasiswa dan 45 menit Demonstrasi


Lansia lansia
o Istirahat dan minum

Pembawa acara
3. Penutup Ceramah
5 menit
G. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
o 70 % lansia menghadiri kegiatan senam
o Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia

o Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan

b. Evaluasi proses
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
 Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Evaluasi Hasil
 60 % dari peserta yang hadir mampu melakukan gerakan senam lansia
dengan bimbingan
 70 % peserta yang hadir berpatisipasi aktif dan antusias selama
jalannya senam
LAMPIRAN MATERI SENAM LANSIA

1. Definisi
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan
yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap
bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Manfaat
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka
yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang
melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang
terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam,
peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20%
darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi
(kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih
nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia
setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan
denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu 10 istirahat. Jadi
supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.
Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga
pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam
yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal
karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle,
bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga
terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching
akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera.
Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan
memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik yang
dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase (proses
masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran darah sewaktu
latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria serta
meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan, olahraga dapat memberi
beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan otot, dan
merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga dapat membantu
pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran pembuangan bahan sisa,
meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang
kesegaran mental, membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur
nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
3. Gerakan Senam Lansia
Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap
latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan).
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi
organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan
sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain detak
jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC - 2ºC
dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi
cidera atau kelelahan.
b. Kondisioning
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni
melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan
tujuan program latihan.
c. Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini
bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan melakukan
serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan menurunnya
frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya
keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk
reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.
4. Porsi Latihan

Porsi latihan harus ditentukan , supaya maksud dan tujuan olahraga memberikan
manfaat yang baik. Latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan
latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi latihan
tersebut harus memperhatikan:

 intensitas latihan
 lama latihan
 frekuensi latihan

5. Intensitas Latihan

 Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal maka idealnya latihan berada
pada VO2 maksimal berkisar antara 50 – 85 persen, ternyata tidak memperburuk
komplikasi diabetes dan tidak menaikkan tekanan darah sampai 180 mmHg.
 Intensitas latihan dinilai dengan :

a. Target nadi/area latihan/Training zone


b. Tekanan darah sebelum dan sesudah latihan

 cara menghitung training zone :

Training zone adalah interval nadi yang di targetkan dicapai selama latihan/segera setelah
latihan maksimum yaitu antara 60 – 79 persen dari denyut nadi maksimal. Maka sebagai
contoh lansia umur 40 tahun interval nadi yang diperbolehkan adalah 60 persen kali (220
– 40) dan 79 persen kali (220 – 40) dan hasil interval nadi antara 108 permenit sampai
142 permenit.

 Kadar gula darah :

Kadar gula darah pada lansia diabetes 140-180 mg%, Kadar gula usia muda 140 mg%

6. Lama Latihan
Untuk mencapai efek metabolik :

 Pemanasan 5-10 menit


 Latihan inti berkisar antara 20-30 menit
 Pendinginan masing – masing 5 -10 menit.
 Bila kurang maka efek metabolik sangat rendah sebaliknya jika berlebihan
menimbulkan efek buruk terhadap sistem mulkuloskeletal dan kardiovascular serta
sistem respirasi.
 untuk senam masal dimana umur penderita sangat bervariasi, maka latihan 45
menit termasuk pemanasan dan pendinginan sudah cukup memadai

7. Frekuensi Latihan

 Dalam 1 minggu 3-5 kali


 Apabila tidak ada komplikasi bisa dilakukan setiap hari

SENAM REMATIK
SENAM ANTI STROKE
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-mialidiawa-6616-3-
babii.pdf di akses 8 Mei 2015
http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia di akses 8 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai