Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Keperawatan Gerontik


Sub Pokok Bahasan : Senam Lansia
Sasaran : Lansia Panti Werdha A

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapakan para
lansia di Poli Geriatri mampu memahami pentingnya olahraga bagi lansia.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan lansia
mampu :
1. Mengerti tentang pengertian senam lansia dengan benar
2. Mengerti tentang jenis-jenis senam bagi lansi dengan benar
3. Mengerti tentang manfaat senam bagi lansia dengan benar
4. Mengerti tentang prinsip senam bagi lansia dengan benar
5. Mengerti tentang langkah-langkah senam bagi lansia dengan benar
6. Mengerti tentang langkah-langkah senam bagi lansia dengan benar

C. POKOK MATERI :
1. Pengertian senam lansia
2. Jenis-jenis senam lansia
3. Manfaat senam lansia
4. Prinsip senam lansia
5. Langkah-langkah senam lansia
D. SASARAN DAN TARGET
Seluruh lansia di Panti Wredha A dapat memahami dan mengetahui tentang
pentingnya senam lansia dan mengaplikasikannya seoptimal mungkin sesuai
kemampuannya.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat, 24 November 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Aula Panti Werdha A

F. PROSES PELAKSANAAN
Media /
No Tahap Waktu Kegiatan
Metode
1 Pembukaan 10 menit Pembukaan Leaflet/
Salam perkenalan Ceramah
Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
Menyebutkan materi
2 Pelaksanaan 30 menit Pelaksanaan Leaflet,
Menjelaskan tentang : video
Pengertian senam lansia tutorial /
Jenis jenis senam lansia demonstrasi
Manfaat senam bagi lansia
Prinsip prinsip senam
lansia
Langkah langkah senam
lansia
3. Penutup 10 menit Menutup pembelajaran
dengan salam
G. METODE
Metode yang digunakan adalah :
a) Ceramah
b) Diskusi / tanya jawab
c) Demonstrasi
d) Redemonstrasi

H. MEDIA
Media yang digunakan adalah
a) Leaflet
b) Video tutorial

I. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Peran Petugas dan Terapis
a) Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-
pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok
untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu
kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan.
Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus
dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu
kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis.
b) Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok
lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok.
c) Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya
aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta
yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai).
2. Nama anggota dan peran
Leader : Auzan Muttaqin
Co Leader : Elvanda Vandina R
Fasilitator : Miladina Nahar
Ani Rihlatun N.
Intan R.
Instruktur : Ah. Putro Pramono
Oktaviana Ristya A
Observer : Yeni Rahayu
3. Setting waktu dan tempat

Keterangan :

: Observer

: Peserta

: Leader

: Co Leader

: instruktur

: Fasilitator
J. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian senam lansia
2. Jenis jenis senam lansia
3. Manfaat senam lansia
4. Prinsip senam lansia
5. Langkah langkah senam lansia

K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta penyuluhan kesehatan adalah 10 orang .
Kesiapan materi penyaji.
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
Audience hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Audience antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
1. Mahasiswa
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adanya tambahan pengetahuan tentang senam lansia yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah
MATERI :
SENAM LANSIA
A. Pengertian
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tindakan
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh.
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (santosa, 1994).
Lansia seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara
60-69 tahun. (Nugroho 1999:20) jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terararah serta terencaana yang diiikuti oleh orang lanjut usia
yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut

B. Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :


1. Senam kebugaran lansia
Jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lansia antara lain adalah
senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan
segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal,
dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
Dapat dikatakan bugar, atau dengan perkataan lain mempunyai kesegaran
jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh
seluruhnya dapat menjalankan fungsinya dalam waktu yang cukup lama
(Sumosardjuno, 1998).
2. Senam otak
Manfaat dari senam otak antara lain : melepas otak dari ketegangan,
meningkatkan kecerdasan akademik, mengurangi stress, meningkatkan daya
ingat, meningkatkan kemampuan berbahasa, memperbaiki kondisi emosional
yang berpengaruh pada kondisi social.
3. Senam osteoporosis
Kendati osteoporosis dikenal sebagai penyakit silent killer (pembunuh
tersembunyi), tidak berarti kedatanganya tidak bisa diantisipasi. Osteoporosis
sebenarnya bisa dicegah, tetapi dengan beberapa persyaratan. Untuk
mencegah osteoporosis, maka kebiasaan merokok, minum kopi, alcohol dan
soft drink harus di kurangi. Sebaliknya harus membiasakan mengkonsumsi
makanan mengandung kalsium tinggi seperti teri, udang rebon, kacang-
kacangan, tempe atau minum susu. Kenapa harus mengkonsumsi kalsium
merupakan elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan untuk kesehatan
tulang. Tetapi, yang perlu diingat dalam mencegah osteoporosis, gizi saja
tanpa dibarengi oleh latihan fisik ternyata fisik ternyata tidak cukup. Untuk itu
ada senam osteoporosis untuk mencegaah dan mengobati terjadinya
pengeroposan tulang. Daerah yang rawan osteoporosis adalah area tulang
punggung, pangkal paha da pergelangan tangan.
4. Senam hipertensi
Olahraga atau senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk
mengurangi berat badan dan mengelola stress-dua factor yang mempertingga
resiko hipertensi.
5. Senam diabetes militus
Variasi gerakan dalam senam diabetes cukup banyak. Senam tersebut
bisa mengelola semua organ tubuh manusia, mulai otak hingga ujung kaki.
Sebab, dampak penyakit kencing manis menyerang seluruh tubuh, dampak
paling ringan adalah kaki keseutan. Sedangkan yang terparah adalah
menderita stroke. Karena manfaatnya banyak, senam diabetes tidak hanya
diperuntukan bagi kalangan diabetes. Tapi, senam itu juga bisa dilakukan oleh
orang yang belum jadi penderita diabetes. Tujuanya, mencegah agar tak
terkena penyakit tersebut.
6. Olahraga rekreatif/jalan santai
Liburan adalah waktu yang paling banyak ditunggu setiap orang
walaupun untuk liburan bnayak hal yang bisa dilakukan dari mulai yang
sederhana sempai liburan yang memakan biaya tinggi, tetapi hal itu bukan
masalah sepanjang kita memfokuskan pada aspek positif liburan terutama
untuk kesehatan. Peneliti telah menunjukan liburan ternyata sangat dianjurkan
oleh para dokter karena memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan.

C. Manfaat
1. Perbaikan dalam derajat kesehatan
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur
2. Kebugaran jasmani
Tingkat kebugaran di evaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup
jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi
supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus
menurun.
3. Kemandirian
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergenbira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap
segar.

D. Prinsip
1. Gerakanya bersifat dinamis (berubah-ubah)
2. Bersifat progresif (bertahap meningkat)
3. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan
4. Lama latihan berlangsung 15-60 menit
5. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali
E. Langkah-langkah
1. Latihan kepala dan leher
a. Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan dan sebelah kiri
c. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan dan sebelah kiri
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan
kembali perlahan-lahan
b. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan
lurus dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan
bertepuk kemudian angkat lengan keatas kepala.
c. Satu tangan mentuntuh bagian belakang dari leher kemudian
raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat di capai. Bergantian
tangan kanan dan kiri.
d. Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatsa
sesapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan tangan di atas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke
meja.
b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan
telapak tangan untuk menyentuh jari keleingking. Kemudian tarik
kembali.
c. Lanjutkan dengan menyentruh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan
kemudian setelah menyentuh tiap jari.
d. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus
mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan di samping bengkokan badan di satu sisi kemudian
ke sisi yang lain
b. Letakan tangan ke pinggang dan tekan kedua kaki. Putar tubuh
dengan melihat bahu ke kiri dank e kanan.
c. Tepuklan kedua tangan di belakang dan reganggkan kedua bahu ke
belakang.
5. Latihan paha
a. Latihan ini dapat di lakukan dengan berdiri tegak dan memegang
sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
b. Lipat satu lutut sampai dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan
tahan beberapa waktu
c. Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan, tekankan kedua lutut
pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat
tidur.
d. Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik
telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali
e. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut
f. Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaanya saling bertemu kemudian kembali lagi
g. Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang
kursi. Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan
6. Latihan pernafasan
a. Duduklah di kursi denagn punggung bersandar dan bahu relaxs
b. Letakan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas
dalam-dalam maka terasa dada mengambang
c. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa
tangan akan menutup kembali
DAFTAR PUSTAKA

1. Gallo, Joseph J. (1998). Buku Saku Gerontology, alih bahasa : James


Veldman, Ed.2. Jakarta : EGC.
2. Kirsdten L Easton. (1999). Gerontologycal Rehabilitation Nursing.
WB.Saunders. Philadelphia.
3. Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik, Ed 2, Jakarta : ECG.
4. Setiabudhi, Tony & Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontology Tinjauan
Dari Berbagai Aspek, Jakarta : Gramedia.
5. Soejono C.H. (2000) Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Bagian
Penyakit Dalam FKUI.
6. Watson, Roger. (2003). Perawatan pada lansia, alih bahasa : Musri, Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai