Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ruth Chrisdayanti Simarmata

Nim : 032018067

Resume :

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KLIEN YANG MENGALAMI ISOLASI SOSIAL

Isolasi sosial adalah salah satu diagnosis keperawatan berdasarkan tanda negatif dari klien
skzofrenia. Isolasi sosial terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, gender, pendidikan,
pekerjaan, latar belakang budaya, keyakinan religi, politik, kemiskinan, penghasilan rendah,
tinggal sendirian, penyakit kronis, tidak mempunyai anak, tidak ada kontak dengan keluarga dan
kesulitan akses transportasi (Massom, 2016; DeVylder & Hilimire, 2015; Junardi, Daulima &
Wardani, 2015; Wakhid, Hamid & Helena, 2013).
Tanda dan gejala

Gejala subjektif:

a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain


b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Respon verbal kurang dan sangat singkat
Gejala objektif:
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Tidak mengikuti kegiatan
c. Banyak berdiam diri dikamar

Faktor prespitasi
Adapun yang menjadi factor prespitasi dibagi 2 antara lain:
1 . factor presipitasi
Adapun factor pencetus terdiri dari 4 sumber urama yang dapat menentukan alam perasaan:
a. Kehilangan ketertarikan yang nyata atau yang dibayngkan, atau termasuk kehilangan
cinta seseorang. Fungsi fisik, kedudukan atau harga diri, karena elemen actual dan
simbolik melibatkan konsep kehilangan.
b. Peristiwa besar dalam kehgidupan, sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi
dan mempunyai dampak terhadap masalah-maslah yang dihadapi sekarang dan
kemapuan menyelesaikan maslah.
c. Peran dan ketegangan dilaporkan mempengaruhi depresi pada wanita

Factor predisposisi
Ada berbagai factor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku ISOS
a. Factor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembagnagn dari masa bayi sampai dewasa
tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai maslah respon ember
menarik diri.
b. Factor biologic
Factor genetic dapat menunjang terhadap respon ember maladaptive. Genetic
merupakan salah satu factor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, sperti
atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta peubahan limbic
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c. Factor sosio ember
Isolasi ember merupakan factor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat
dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyrakat yang tidak produktif, sperti lansia, orang cacat dan
berpenyakit kronik. Isos dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.

Komplikasi

Mekanisme koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan
suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan
adlah regrasi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan
misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan
dengan hewan peliharaan, menggunakan kreatifitas untuk mengekspresikan stress
interpersonal seperti kesenian music atau tulisan.
Penatalaksanaan

1. Therapy farmakologi
2. Electri convulsive therapy (ECT)
ECT atau yang lebih dikenal dnegan electroshock adalah suatu terapi psikiatri yang
menggunakan energy shock listrik dalam usaha pengobatannya. Biasanaya ECT
ditujukan untuk terapi pasien gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri
pada dosis terapinya. ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologis Italia Ugo
Cerlleti dan Lucio Bini pada tahun 1930.

Asuhan Keperawatan pada Pasien ISOS

1.Pengkajian

Untuk pengkajian pasien isolasi sosial, kita dapat menggunakan wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
a. Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah : pasien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien merasa tidak berguna
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat perawat tanyakan pada waktu wawancara untuk
mendapatkan data subyektif :

a. Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang disekitar (keluarga atau tetangga)


b. Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa namanya ?
c. Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya ?
d. Apa yang pasie inginkan dari orang-orang sekitar?
e. Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
f. Apa yang menghambat hungan harmonis antara pasien dan lingkungan sekitarnya?
g. Apakah pasien merasakan kalau waktu berjalan begitu lama ?
h. Apakah ada perasaan ragu untuk menjalani hidup?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi :

a. Tidak memiliki teman dekat


b. Menarik diri
c. Tidak komunikatif
d. Tindakan berulang dan tidak bermakna
e. Asyik dengan pikirannya sendiri
f. Tidak ada kontak mata
g. Tampak sedih, afek tumpul

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
(Carpernito,2000). Masalah keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian adalah :
a. Isolasi sosial menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Koping keluarga inefektif
d. Gangguan komunikasi verbal
e. Intoleransi aktivitas
f. Defisit perawatan diri
g. Kopin individu inefektif
h. Regiment therapeutik inefektif
i. Resiko tinggi perilaku kesehatan
j. Perubahan persepsi
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien

Tujuan

Setelah dilakukannya tindakan keperawatan, pasien mampu :

a. Membina hubungan saling percaya


b. Menyeberangi penyebagian isolasi sosial
c. Berinteraksi dengan orang lain
Rencana tindakana

a. Membina hubungan saling percaya


Tindakan : - Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
- Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan
yang saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien.
- Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
- Buat kontrak asuhan : apa yang saudara akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan dimana tempatnya.
- Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kebutuhan terapi
- Setiap saat tunjukan sikap empati terhadap pasien
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
1. Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
Langkah- langkah untuk melaksanakan tindukan ini adalah sebagai berikut :

a. Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.


b. Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain.
c. Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
d. Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)Untuk pasien

1) SP 1 Pasien : membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal


penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lain.
2) SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan
dengan orang pertama- seorang perawat )
3) SP 3 Pasien : Melatih pasien untuk berinteraksi secara bertahap (berkenalan
dengan orang kedua- seorang pasien )
Tindakan keperawatanuntuk keluarga :
1) SP 1 Keluarga : Memberi penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi
sosial, penyebab isolasi sosial dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
2) SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
3) SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Evaluasi

Evaluasi yang dapat dilakukan meliputi :


a. Pasien dapat menggunakan koping yang efektif dalam menyelesaikan masalah.
b. Harga diri pasien meningkat
c. Pasien dapat melakukan interpersonal dengan orang lain
d. Pasien dapat melakukan kegiatan mandiri
e. Persiapan berinisiatif untuk berkomunikasi/ melakukan komunikasi secara verbal

Anda mungkin juga menyukai