Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN JIWA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA PASIEN HDR DAN ISOS

Disusun Oleh:
Mutasia Nugraheni
(P1337420115006)

DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2015/2016
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HDR

A. Pengkajian
Menurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri rendah
meliputi tingkah laku:
a. Menyalahkan diri atau orang lain
b. Produktivitas menurun
c. Gangguan berhubungan
d. Rasa bersalah
e. Mudah marah
f. Pesimis terhadap kehidupan
g. Keluhan fisik
h. Menarik diri dari realita
i. Cemas dan takut
j. Menguruing diri
k. Penyalahgunaaan zat
Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga
diri rendah akan ditemukan batasan karakteristik:
a. Kurang kontak mata
b. Ungkapan yang mengaktifkan diri
c. Ekspresi rasa malu
d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk menghadapi
berbagai peristiwa.
e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik yang
negatif tentang dirinya.
f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.
g. Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan pembicaraan orang
lain.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Keliat (1999), diagnosa yang lazim muncul pada pasien dengan
gangguan konsep diri: harga diri rendah, adalah:
a. Gangguan harga diri rendah
b. Keputus asaan
c. Isolasi sosial : menarik diri
d. Resiko perilaku social

C. Rencana Tindakan dan Keperawatan Menurut Keliat (1998)


l. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
TUM:
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
TUK 1:
Pasien dapat membina hubungan saling percaya. Menunjukkan ekspresi
wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, pasien mau duduk
berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi:
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
TUK 2: Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Intervensi :
2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
3. Setiap bertemu pasien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.
4. Utamakan mem-beri pujian yang realistic
TUK 3:
Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Intervensi:
1. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit.
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan.
TUK 4:
Pasien dapat menetapkan merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, pasien dapat membuat rencana kegiatan harian.
Intervensi:
1. Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan
sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh pasien lakukan.

TUK 5:
Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Intervensi:
1. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang tela
direncanakan.
2. Beri pujian atas keberhasilan pasien
TUK 6:
Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada, pasien dapat
memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
Intervensi:
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien di rawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

2. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan


menarik diri.
TUM:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supays tidak terjadi halusinasi
TUK 1:
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria:
1. Klien mampu, menunjukan ekpresi menerima/bersahabat, kontak mata
baik, mengatakan masalah yang dihadapi.
2. Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan prinsop
komunikasi terapeutik.
TUK 2:
Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri.
Kriteria:
Klien mampu mengungkapkan perasaannya yang menyebabkan menarik
diri.
Intervensi:
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda
tandanya.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul.
4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3:
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Kriteria:
Klien dapat menyebutkan manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
Intervensi:
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
sosial dengan orang lain dan kerugian bila yidak berhubungan dengan
orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan sosial dengan orang lain.
3. Diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan so-sial dengan
orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengung-kapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
8. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN ISOS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor


presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan
pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :

1. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat
klien.
2. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi
dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari hari , dependen.
3. Factor predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, tituduh kkn, dipenjara tibatiba)
perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/perasaan negatif terhadap
diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatip
tentang tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang,
mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
2) Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan
dan tidak mampu mengambil keputusan .
3) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,
proses menua, putus sekolah, PHK.
4) Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
a) Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan
hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
b) Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah (
spritual)
6) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata, kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan
kurang mampu berhubungan dengan orang lain. Adanya perasaan
keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
7) Kebutuhan persiapan pulang
a) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
b) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC, membersikan dan merapikan pakaian.
c) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
d) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas
didalam dan diluar rumah
e) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
8) Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakannya pada orang orang lain (lebih sering menggunakan
koping menarik diri).
9) Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya
koping individu : koping defensif.

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Isolasi Sosial Setelah dilakukan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK


tindakan keperawatan
a. Klien
selama 3 x 24 jam Klien
dapat berinteraksi SP 1
dengan orang lain baik Bina hubungan saling percaya
secara individu maupun Identifikasi penyebab isolasi sosial
secara berkelompok
SP 2
dengan kriteria hasil :
Diskusikan bersama Klien keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan
Klien dapat kerugian tidak berinteraksi dengan orang
membina hubungan lain
saling percaya. Ajarkan kepada Klien cara berkenalan
Dapat menyebutkan dengan satu orang
penyebab isolasi Anjurkan kepada Klien untuk memasukan
sosial. kegiatan berkenalan dengan orang lain
Dapat menyebutkan dalam jadwal kegiatan harian dirumah
keuntungan
SP 3
berhubungan dengan
orang lain. Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan

Dapat menyebutkan harian Klien

kerugian tidak Beri kesempatan pada Klien mempraktekan

berhubungan dengan cara berkenalan dengan dua orang

orang lain. Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan

Dapat berkenalan dua orang tetang topik tertentu

dan bercakap-cakap Anjurkan kepada Klien untuk memasukan

dengan orang lain kegiatan berbincang-bincang dengan orang

secara bertahap. lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah

Terlibat dalam SP 4
aktivitas sehari-hari
Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan
harian Klien
Jelaskan tentang obat yang diberikan
(Jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek
samping obat)
Anjurkan Klien memasukan kegiatan
bersosialisasi dalam jadwal kegiatan
harian dirumah
Anjurkan Klien untuk bersosialisasi
dengan orang lain

b. Keluarga
Diskusikan masalah yang dirasakan kelura
dalam merawat Klien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi
sosial yang dialami Klien dan proses
terjadinya
Jelaskan dan latih keluarga cara-cara
merawat Klien

TINDAKAN PSIKOFARMAKA

Beri obat-obatan sesuai program


Pantau keefektifan dan efek sampig obat
yang diminum
Ukur vital sign secara periodik

TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN

Libatkan dalam makan bersama


Perlihatkan sikap menerima dengan cara
melakukan kontak singkat tapi sering
Berikan reinforcement positif setiap Klien
berhasil melakukan suatu tindakan
Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan
orang sesuai kebutuhannya

Gangguan konsep Setelah dilakukan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK


diri: harga diri tindakan asuhan
Pasien:
rendah berhubungan keperawatan selama 3 x
dengan tidak pertemuan klien Bina hubungan saling percaya

efektifnya koping mempunyai konsep diri Identifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien (individu, keluarga, dan
masyarakat)
individu : koping yang positif dengan Bantu klien menilai kemampuan klien yang
defensif. criteria hasil: dapat digunakan
Bantu klien memilih kegiatan dan melatih
Dapat membina
sesuai dengan kemampuan klien
hubungan saling
Melatih kemampuan kedua
percaya
Anjurkan klien memasukan dalam jadwal
Dapat
kegiatan harian
mengidentifikasi
aspek positif yang Keluarga:
dimiliki
Diskusikan masalah yang dirasakan
Dapat
keluargadalam merawat klien
mengembangkan
Jelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga
kemampuan yang
diri rendah yang dialami klien beserta proses
telah diajarkan
terjadinya
Dapat terlibat dalam
Jelaskan cara-cara merawat klien harga diri
terapi aktivitas
rendah
kelompok orientasi
Latih keluarga melakukan cara merawat
realita dan stimulasi
langsung kepada klien harga diri rendah
persepsi
dirumah
Dapat mengikuti
Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
aktivitas di rumah
rumah termasuk minum obat
Dapat minum obat
Jelaskan follow up klien
dengan bantuan
minimal

TINDAKAN PSIKOFARMAKA

Berikan obat-obatan sesuai program


pengobatan klien
Pantau keefektifan dan efek samping obat
yang diminum
Ukur VS secara periodic
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN

Bersikap menerima klien dan


negativismenya
Libatkan klien dalam setiap aktivitas
dirumah dan di lingkungan
Beri kesempatan pada klien untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
sendiri misalnya merapikan tempat tidur,
membersihkan alat makan, dan minum obat
Berikan umpan balik positif untuk tugas-
tugas yang dilakukan secara mandiri
C. RENCANA
TINDAKAN

Anda mungkin juga menyukai