Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN

KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
KELOMPOK 7:

REVINA LUTFITAWALIYAH (1914301033)


NAILAH GIFIRIA APCHATIKA (1914301034)
PERNANDO HENDRAWAN (1914301035)
ADI ANGKONANDO (1914301036)
SONIA PARAMITHA (1914301037)
TINJAUAN TEORI
DEFINISI
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Klien mungkin
merasa ditolak, tidak terima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Budi., Akemat., dkk. 2007 ).
  Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan
saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negative atau
mengancam (Nanda-1,2012).
  Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaktif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial ( Depkes RI, 2000 ).
     Isolasi sosial menarik diri adalah suatu keadaan dimana individu tidak dapat
berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menyendiri dan sulit untuk bersosialisasi
dengan sesama yang disebabkan adanya penolakan maupun sikap negatif dari lingkungan
dan orang sekitar terhadap dirinya.
ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
• Faktor Tumbuh Kembang
• Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
• Faktor Sosial Budaya
2. Faktor Presipitasi
• Faktor Eksternal, Contohnya stressor sosial budaya, yaitu stress yang
ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
• Faktor Internal, Contohnya stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat
ansietas atau kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya.
LANJUTAN..

3. Perilaku
  Pada menarik diri: Kurang sopan, apatis, sedih.
Pada gangguan sosial curiga : tidak mempercayai orang lain, sikap bermusuhan, mengisolasi
diri dan paranoia.
Pada gangguan social manipulasi: kurang asertif, mengisolasi diri dari lingkungan, harga diri
rendah, dan sangat tergantung pada orang lain.
4. Rentang Respon
- Respon Adaktif: Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat di terima
oleh norma-norma sosial dan budaya
- Respon Maladaktif: Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma-
norma sosial dan budaya lingkungannya
PATOFISIOLOGI
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan
sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan
oleh perasaan tidak berharga, yang bias dialami klien dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan
kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam
mengembangan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi
atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu
serta tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi
halusinasi (Ernawati Dalami dkk,,2009,Hal.10).
LANJUTAN..
MANIFESTASI
KLINIS

a) Tanda dan Gejala


Observasi yang dilakukan pada klien dengan isolasi social akan ditemukan data
objektif meliputi apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari
orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang,
klien tampak tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat, tidak ada
kontak mata atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam
diri dikamar. Menolak berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan
kegiatan sehari-hari, meniru posisi janin pada saat lahir, sedangkan untuk data
Subjektif sukar didapat, jika klien menolak komunikasi,
beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat dengan kata-kata
“tidak, “ya” dan tidak tahu”.
LANJUTAN..

b) Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon social maladaktif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Gail,W Stuart
2006).
c) Sumber koping
Menurut Gail W. Stuart 2006, sumber koping berhubungan dengan respon
social mal-adaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang
luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan
kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian,
music atau tulisan (Ernawati Dalami dkk,2009,Hal.10).
PENATALAKSANAAN MEDIS

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak


tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah
:
● Psikofarmakologi, yang lazim digunakan pada gejala isolasi sosial adalah
obat obatan antipsikosis seperti: Chlorpromazine, Haloperidol,
Triflouperazine
● Therapy: Electro Convulsive Therapy (ECT), Psikoterapi
● Terapi Okupasi, Suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih
dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan
harga diri seseorang
TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Membina hubungan saling percaya • Setiap saat tunjukkan sikap empati kepada
• Mengucapkan salam setiap kali klien.
berinteraksi dengan pasien • Penuhi kebutuhan dasar klien saat
• Berkenalan dengan pasien: perkenalkan berinteraksi.
nama dan nama panggilan yang saudara  b. Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosial.
sukai, serta tanyakan nama dan nama Dengan menanyakan:
• Pendapat klien tentang berinteraksi terhadap
panggilanklien.
orang lain.
• Menanyakan perasaan dan keluhan klien
• Menanyakan apa yang menyebabkan klien tidak
saat ini. ingin eriteraksi dengan orang lain.
• Membuat kontrak asuhan: apa yang akan • Diskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak
dilakukan bersama klien, berapa lama teman dan bergaul akrab dengan mereka.
akan dikerjakan, dan tempatnya di mana. • Diskuskan kerugian bila klien hanya mengurung diri
• Jelaskan bahwa perawat akan dan tidak bergaul dengan orang lain.
merahasiakan informasi yang diperoleh • Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan
untuk kepentingan informasi fisik klien.
Lanjutan..

c. Melatih klien cara-cara berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.


• Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain.
• Berikan contoh cara bicara dengan orang lain.
• Beri kesempatan klien mempraktikkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
terhadap perawat.
• Mulailah bantu klien beriteraksi dengan satu orang teman atau anggota keluarga.
• Bila klien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat
orang dan seterusnya.
• Beri pujian untuk setiap kemajuan berinteraksi yang telah dilakukan oleh klien.
• Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin
klien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus
agar klien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
Lanjutan..

d. Diskusikan dengan klien tentang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.


e. Inventarisir kelebihan klien yang dapat dijadikan motivasi untuk membangun
kepercayaan diri klien dalam pergaulan.
f. Ajarkan kepada klien koping mekanisme yang kontruktif.
g. Libatkan klien dalam interaksi dan terapi kelompok secara bertahap.
h. Diskusikan terhadap keluarga pentingnya interaksi klien yang dimulai dengan
keluarga terdekat.
i. Eksplorasi keyakinan agama klien dalam menumbuhkan sikap pentingnya
sosialisasi
dengan lingkungan sekitar.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi,


penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis
tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
● Identitas Klien, meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, dll
● Keluhan Utama, biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi
kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari ± hari , dependen.
● Faktor Predisposisi, Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan
orang tua yang tidak realistis dll.
● Aspek Fisik / Biologis, Meliputi hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu,
Pernapasan , TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
Lanjutan..

• Aspek Psikososial meliputi :


- Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
- Konsep diri:
o Citra tubuh: Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi
.Identitas diri: Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
o Peran: Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,
proses menua, putus sekolah, PHK.
o Ideal diri: Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
Lanjutan..

o Harga diri: Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial.
o Status Mental: Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan
kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri
dan kurang mampu berhubungan dengan perawat.
o Mekanisme Koping: Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping
menarik diri).
o Aspek Medik: Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.
POHON MASALAH

RESIDENTIAL
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial menarik diri


2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
3. Ketidakberdayaan
4. Koping individu tidak efektif 
5. deficit perawatan diri
6. Risiko gangguan persepsi sensori : halisinasi
INTERVENSI
a. Tujuan umum
1. klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan keperawatan :
○  bina hubungan salinf percaya
secara optimal criteria hasil :
○ klien dapat menunjukan ekspresi dengan prinsip terapeutik
○ sapa klien dengan ramah
wajah bersahabat
○ menunjukan rasa sayang ○ tanyakan nama lengkap klien, dan
○ ada kontak mata nama panggilan yang disukai
○ mau berjabat tangan ○  jelaskan tujaun pertemuan
○ mau menjawab salam ○ tunjukan sikap empati dan
○ mau menyebut nama menerima klien apa adanya
○ mau berdampingan dengan perawat ○  beri perhatian pada klien dan
○ mau mengutarakan masalah yang penuhi kebutuhan klien
dihadapi
LANJUTAN..

2. klien mampu menyebutkan ○ Beri kesempatan pada klien


penyebab isolasi social atau tidak untuk mengungkapkan
berhubungan dengan orang lain, penyebab isolasi social atau
criteria hasil : tidak mau bergaul
○ klien dapat menyebutkan ○ Diskusikan bersama klien
penyebab isolasi social atau tentang perilaku isolasi dan
tidak berhubungan dengan tanda-tanda nya serta
orang lain berasal dari diri penyebab yang muncul
sendiri, orang lain dan ○ Berikan reinforecement
lingkungan. positif atau pujain terhadap
Tindakan keperawatan kemampuan klien dalam
○ kaji pengetahuan klien mengungkapkan
tentang perilaku isolasi perasaannya.
social dan tanda- tandanya.
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan LANJUTAN..
berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain (isolasi social),
Criteria hasil :
○ Klien dapat menyebutkan keuntungan Criteria hasil :
berhubungan dengan orang lain. o Klien dapat menyebutkan kerugian tidak
Tindakan keperawatan : berhubungan dengan orang lain.
o Kaji pengetahuan klien tentang manfaat Tindakan keperawatan :
dan keuntungan berhubungan dengan o Kaji pengetahuan klien tentang kerugian
orang lain. tidak berhubungan dengan orang lain.
o Beri kesempatan pada klien untuk o Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan mengungkapkan perasaan tentang kerigian
berhubungan dengan orang lain tidak berhubungan dengan orang lain.
o Diskusikan bersama klien tentang manfaat o Diskusikan bersama klien tentang kerugian
berhubungan dengan orang lain tidak berhubungan dengan orang lain.
o Berikan reinforcement positif atau pujian o Berikan reinforcement positif atau pujian
terhadap kemampuan klien dalam terhadap kemampuan klien
mengungkapkanperasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
LANJUTAN..

4. klien dapat menjelakan perasaannya setelah berhubungan dengan orang


lain (social).
Criteria hasil : klien dapat menjelakan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
Tindakan keperawatan :
○ dorong klien untuk mengungkapkan perasaan bila berhubungan
dengan orang lain.
○ Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain.
○ Berikan reinforcement positif atau pujian terhadap kemampuan
klien dalam mengungkapkan perasaan tentang
manfaatberhubungan dengan orang lain.
○ klien mendapat dukungan keluarga atau memanfaatkan
system pendukung yang ada di lingkungan dalam memperluas
hubungan social.
Lanjutan..

Criteria hasil : Keluarga dapat menjelaskan perasaanya, dapat menjelsakan cara


merawatklien isolasi social, dapat mendemonstrasikan cara perawatan klien isolasi
social di rumah, dapat berpartisipasi dalam perawatan klien isolasi social.
● Tindakan keperawatan :
o Bina hubungan saling percaya denga keluarga (ucapkan salam, perkenalkan diri,
sampaikan tujuan, buat kontrak dan eksplorasi perasaan).
o Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku isolasi social, akibat yang
akan terjadi jika perilaku isolasi social tidak di tanggapi, cara keluarga menghadapi
klien isolasi social, cara keluarga merawat klien isolasi social, dorong anggota
keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk melakukan hubungan
dengan orang lain.
o Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu minggu sekali.
o Berikan reinforcement positif atau pujian atas hal-hal yang telah dicapai keluarga.
Lanjutan..

5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan Tindakan keperaawatan :


baik. Criteria hasil : ○ Diskusikan dengan klien tentang dosis,
○ Klien dapat menyebutkan manfaat, frekuensi serta manfaat minum obat
dosis, dan efek samping obat. ○ Anjurkan klien minta sendiri obat pada
○ Klien dapat mendemonstrasikan perawat dan merasakan manfaatnya
penggunaan obat dengan benar. ○ Anjurkan klien bicara dengan dokter
○ Klien mendapat informasi tentang tentang manfaat dan efek samping
efek samping obat dan akibat obat.
berhenti minum obat. ○ Diskusikan akibat berhenti minum obat
○ Klien dapat menyebutkan prinsip tanpa konsultasi dengan dokter
lima benar penggunaan obat. ○ Bantu klien menggunakan obat dengan
prinsip lima benar
○ Berikan reinforcement positif atau
pujian
IMPLEMENTASI

1. Bina hubungan saling percaya, dengan:


• Mengucapkan salam terapeutik setiap kali berinteraksi dengan klien.
• Berjabat tangan
• Berkenalan dengan klien :perkenalkan nama dan nama panggilan yang
disukai, Tanya kan nama dan nama panggilan klien.
• Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini.
• Membuat kontrak : apa yang akana dilakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan dan tempatnya dimana.
• Menjelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
• Setiap saat tunjukan sikap empati terhadap klien.
• Pemenuhan kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
Lanjutan..

2. Membantu klien mengenal isolasi social, dengam menanyakan pendapat klien tentang
kebiasaan berinteraksi dengan orang lain dan menanyakan apa yang menyebabkan
klien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.
3. Membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain. Dilakukan
dengan cara mendiskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka.
4. Membantu klien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Dengan
cara : Mendiskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain, menjelaskan pengaruh isolasi social terhadap keselamatan fisik
klien.
5. Menggunakan obat secara teratur, agar klien patuh menggunakan obat, bisa dengan:
Menjelaskan guna obat, enjelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara mendapatkan
obat, mejelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip lima benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
Lanjutan..

6. Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap, dengan:
• Berilah kesempatan klien memperaktikan cara berinteraksi dengan orang
lain.
• Mulailah bantu klien berinteraksi dengan orang lain (kilen, perawat, atau
keluarga)
• Bila klien sudah menunjukan kemajuan, tingkatka jumlah interaksi dengan
2,3,4 orang dan seterusnya.
• Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
klien.
• Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalan nya. Beri dorongan terus menerus agar klien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN
SP 1
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social klien
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan tidak berinteraksi dengan orang
lain
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.

• Orientasi
“Selamat pagi! Saya suster HS. Saya senang di panggil sus ter H. Saya
 perawat di Ruang Mawar ini.” ”Siapa nama anda? Senang di panggil apa?” “Apa
keluhan S hari ini?” “Bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang keluarga dan
teman-teman S? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama S? Bagaimana kalau 15 menit?”
Lanjutan..

• Kerja
(Jika pasien baru). “Siapa saja yang tinggal serumah dengan S? Siapa
  yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa
yang membuat S jaang bercakap- cakap dengan nya?” (Jika pasien sudah lama
dirawat).
“Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? S merasa sendirian? Siapa saja
yang S kenal diruangan ini?” “Apa saja kegiatan yang S lakukan dengan teman S
yang S kenal?” “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan pasien  yang lain?” “Menurut S, apa saja manfaat nya jika kita memiliki
teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Nah, apa kerugiannya kalau S tidak memiliki
teman? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa).
  Nah, banyak juga ruginya tidak punya teman ya? Jadi, apakah S belajar bergaul
dengan orang lain?” “Bagus! Bagaimana sekarang kalau kita berkenalan
dengan orang lain?” “Begini loh S, untuk berkenalan dengan orang lain kita
sebutkan dulu nama kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi
kita.
Lanjutan..

Contohnya : Nama saya SN, senang di panggil S. Asal saya dari kota X hobi
memasak.” “Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba
berkenalan dengan saya! Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali!”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan, misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga pekerjaan,
dansebagainya.
• Terminasi
“Bagaimana perasaan setelah kita latihan berkenalan?”
“S tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali.
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi
 selama saya tidak ada sehingga S lebih siap berkenalan dengan orang
lain. S mau mempraktikkan ke orang lain? Bagaimana kalau S
mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S
mau kan?” “Baiklah, sampai jumpa!”
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesmpatan kepada klien untuk mempraktikkan cara
berkenalan dengan satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

• Orientasi
“Selamat pagi S! Bagaimana perasaan S hari ini?”
“Sudah diingat -ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba
 sebutkan la gi sambil bersalaman dengan suster!” “Bagus sekali, S masih
ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak S mencoba
berkenalan dengna teman saya, perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10
menit.” “Ayo kita temui perawat N di sana!”
Lanjutan..

• Kerja
(Bersama-sama S, perawat mendekati perawat N)
“Selamat pagi perawat N, S ingin berkenalan dengan N. Baiklah S, S bisa berkenalan
dengan perawat N seperti yang kita praktikka kemari.” (Pasien mendemonstrasikan
cara berkenalan dnegan perawat
 N. Memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
“Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N? Coba tanyakan tentang keluarga
perawat N!”
“Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S dapat menudahi
 perkenalan ini. Lalu S, bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan
 perawat N, misalnya jam 1 siang nanti.” “Baiklah perawat N, karena S
 sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S. Selamat pagi!”
(Bersama pasien, perawat H meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain.)
Lanjutan..

• Terminasi
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengna perawat N?”

“S tampak bagus sekali saat berkenala tadi.” “Pertahankan terus apa


 yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
 supaya perkenalan berjalan lancar, misalnya menanyakan keluarga,
hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain?
 Mari kita masukkan kedalam jadwal. Mau berapa kali sehari?
 Bagaimana kalau 2 kali. Baik, nanti S coba sendiri. Besok kita latihan
lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok !”
SP 3

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berkenalan dengan dua orang
atau lebih
c. Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ini kedalam jadwal harian.
• Orientasi
“Selamat pagi S! Bagaimana perasaan S hari ini?”
“Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang (jika
 jawaban pasien, ya, perawat dapat melanjutkan komunikasi
 berikutnya dengan pasien lain).”
“Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N
kemarin siang?” “Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi!”
“Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?” “Bagaimana kalau sekarang
kita berkenalan lagi dengan teman
  seruangan S yang lain, yaitu O. Seperti biasa, kira-kira 10 menit.
  Mari kita temui dia diruang makan.”
Lanjutan..

• Kerja
(Bersama-sama S, perawat mendekati pasien lain)
“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.” “Baiklah S, S sekarang
bisa berkenalan dengan nya seperti yang telah S lakukan sebelumnya.”(Pasien
mendemontrasikan cara berkenlaan: memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama.) “Ada lagi yang ingin S
tanyakan kepada O? Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4
sore nanti (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O).” “Baiklah O,
karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi  (Bersama pasien perawat meninggalkan O untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain).
Lanjutan..

• Terminasi
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O?” “Dibandingkan kemarin
pagi, S tampak lebih baik ketika berkenalan dengan O. Pertahankan apa yang
sudah S lakukan tadi.
  Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti.” “Selanjutnya,
bag aimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap- cakap dengan orang lain
kita tambahkan lagi di jadwal harian.
 Jadi, satu hari S dapat berbincang-bincang dengan orang lain
  sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu
dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa
berkenalan dengan orang lain lagi
  secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
“Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam
yang sama dan tempat yang sama ya.”
“Sampai besok!”
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA
SP 1
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
klien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial

● Orientasi
“Selamat pagi pak! Perkenalkan saya perawat H. Saya yang merawat anak
bapak, S, di ruang mawar ini.”
“Nama bapak siapa? Senang di panggil apa?” “Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Bagaimana keadaan S sekarang?” “Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya?”
“Kita diskusi disini saja ya? Berapa lama bapak punya banyak waktu?
Bagaimana klau setengah jam?”
Lanjutan..

● Kerja
“Apa masalah yang bapak hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah
dilakukan?” “Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial.
 Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-
 pasien gangguan jiwa yang lain, mengurug diri, dan kalaupun berbicara
hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul
karena memiliki pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan
dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang-orang yang dicintai. Jika masalah isolasi
 sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat mengalami halusinasi, yakni
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada. Untuk
mengahadapi yang demikian bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi S. Untuk merawat S, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan
 saling percaya dengan S, caranya adalah dengan bersikap peduli
Lanjutan..

terhadap S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan


semangat dan dorongan kepada S untuk dapat melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan
mencelah kondisi S. Selanjutnya jangan biarkan S sendiri.
 Buatah rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S, misalnya ibadah
bersama, makan bersama, rekreasi bersama, atau melakukan kegiatan
rumah tan gga bersama.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua
cara itu? Begini contoh komunikasinya apk, “S, bapak lihat sekarang kamu
sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangan nya juga
jangan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, nak.
Coba kamu berbincang-bincang dengan yang lain.
 Bagaimana S, kamu mau coba kan, nak?” “Nah, coba bapak sekarang
 peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan! Bagus,
bapak telah memperagakan dengan baik sekali!”
“Sampai disini ada yang ingin disampaikan pak?”
Lanjutan..

● Terminasi
“Baiklah waktunya sudah habis, bagaimana perasaan bapak setelah kita
latihan tadi?” “Coba bapak ulangi sekali lagi apa yang dimaksud dengan
isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi
 sosial. Selanjutnya dapatkah bapak sebutkan kembali cara-cara
merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial?”
“Bagus sekali, bapak dapat menyebutkan kembali cara -cara
 perawatan tersebut! Nanti kalau ketemu S coba bapak lakukan. Dan
tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal
yang sama.” “Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan
langsung dengan S?” “Kita bertemu disini ya pak, pada jam
 yang sama. Selamat pagi!”
SP 2
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan isolasi
sosial
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
isolasi sosial

• Orientasi
“Selamat pagi bapak! Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“Bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang kita
 pelajari beberapa hari yang lalu?”
“Mari praktikkan langsung pada S! Bapak punya waktu berapa lama?
 Baik kita akan coba 30 menit.” “Sekarang mari kita temui S!”
• Kerja
“Selamat pagi S. Bagaimana perasaan S hari ini?” “Bapak S datang membesuk.
Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!” (Kemudian anda
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Lanjutan..

“Nah pak, sekarang bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu. (Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya.)”
“Bagaimana perasaan S setelah berbincang -bincang dengan ayah S?”
“Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.” (Perawat dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)

• Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi? Bapak sudah bagus
melakukannya.” “Mulai sekarang bapak sudah dapat melakukan cara perawat
tersebut pada S.”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikann pengalaman bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang ya pak?”
SP 3
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk makan
dan minum obat
2. Menjelaskan follow up klien
• Orientasi
“Selamat pagi pak! Karena besok S sudah boleh pulang, kita perlu
membicarakan tentang perawatan S dirumah.”
“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut disini saja.” “Berapa
lama kita dapat berbicara? Bagaiman kalau 30 menit?”

• Kerja
“Bapak ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan
dirumah? Di rumah bapak yang menggantikan perawat.
  Lanjutkan jadwal ini dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya berikan pujian jika benar dilakukan.
Lanjutan..

Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan anak
bapak selama dirumah. Misalnya kalau S terus-menerus tidak mau bergaul dengan
orang lain, menolak minnum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di Pukesmas Inderaputri, yang
terdekat dari rumah bapak, ini nomor telepon pukesmasnya (0564) 554xxxx.
Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama
berada dirumah.”

• Terminasi
“Bagaimana pak? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S
untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di Pukesmas.
 Jangan lupa kontrol ke Pukesmas sebelum obat habis atau adanya
 gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
THANKS!
DO YOU HAVE ANY
QUESTION?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai