KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
KELOMPOK 7:
3. Perilaku
Pada menarik diri: Kurang sopan, apatis, sedih.
Pada gangguan sosial curiga : tidak mempercayai orang lain, sikap bermusuhan, mengisolasi
diri dan paranoia.
Pada gangguan social manipulasi: kurang asertif, mengisolasi diri dari lingkungan, harga diri
rendah, dan sangat tergantung pada orang lain.
4. Rentang Respon
- Respon Adaktif: Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat di terima
oleh norma-norma sosial dan budaya
- Respon Maladaktif: Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma-
norma sosial dan budaya lingkungannya
PATOFISIOLOGI
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan
sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan
oleh perasaan tidak berharga, yang bias dialami klien dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan
kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam
mengembangan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi
atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu
serta tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi
halusinasi (Ernawati Dalami dkk,,2009,Hal.10).
LANJUTAN..
MANIFESTASI
KLINIS
b) Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon social maladaktif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Gail,W Stuart
2006).
c) Sumber koping
Menurut Gail W. Stuart 2006, sumber koping berhubungan dengan respon
social mal-adaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang
luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan
kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian,
music atau tulisan (Ernawati Dalami dkk,2009,Hal.10).
PENATALAKSANAAN MEDIS
o Harga diri: Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial.
o Status Mental: Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan
kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri
dan kurang mampu berhubungan dengan perawat.
o Mekanisme Koping: Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping
menarik diri).
o Aspek Medik: Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.
POHON MASALAH
RESIDENTIAL
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Membantu klien mengenal isolasi social, dengam menanyakan pendapat klien tentang
kebiasaan berinteraksi dengan orang lain dan menanyakan apa yang menyebabkan
klien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.
3. Membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain. Dilakukan
dengan cara mendiskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka.
4. Membantu klien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Dengan
cara : Mendiskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain, menjelaskan pengaruh isolasi social terhadap keselamatan fisik
klien.
5. Menggunakan obat secara teratur, agar klien patuh menggunakan obat, bisa dengan:
Menjelaskan guna obat, enjelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara mendapatkan
obat, mejelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip lima benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
Lanjutan..
6. Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap, dengan:
• Berilah kesempatan klien memperaktikan cara berinteraksi dengan orang
lain.
• Mulailah bantu klien berinteraksi dengan orang lain (kilen, perawat, atau
keluarga)
• Bila klien sudah menunjukan kemajuan, tingkatka jumlah interaksi dengan
2,3,4 orang dan seterusnya.
• Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
klien.
• Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalan nya. Beri dorongan terus menerus agar klien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN
SP 1
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social klien
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan tidak berinteraksi dengan orang
lain
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
• Orientasi
“Selamat pagi! Saya suster HS. Saya senang di panggil sus ter H. Saya
perawat di Ruang Mawar ini.” ”Siapa nama anda? Senang di panggil apa?” “Apa
keluhan S hari ini?” “Bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang keluarga dan
teman-teman S? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama S? Bagaimana kalau 15 menit?”
Lanjutan..
• Kerja
(Jika pasien baru). “Siapa saja yang tinggal serumah dengan S? Siapa
yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa
yang membuat S jaang bercakap- cakap dengan nya?” (Jika pasien sudah lama
dirawat).
“Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? S merasa sendirian? Siapa saja
yang S kenal diruangan ini?” “Apa saja kegiatan yang S lakukan dengan teman S
yang S kenal?” “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan pasien yang lain?” “Menurut S, apa saja manfaat nya jika kita memiliki
teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Nah, apa kerugiannya kalau S tidak memiliki
teman? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa).
Nah, banyak juga ruginya tidak punya teman ya? Jadi, apakah S belajar bergaul
dengan orang lain?” “Bagus! Bagaimana sekarang kalau kita berkenalan
dengan orang lain?” “Begini loh S, untuk berkenalan dengan orang lain kita
sebutkan dulu nama kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi
kita.
Lanjutan..
Contohnya : Nama saya SN, senang di panggil S. Asal saya dari kota X hobi
memasak.” “Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba
berkenalan dengan saya! Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali!”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan, misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga pekerjaan,
dansebagainya.
• Terminasi
“Bagaimana perasaan setelah kita latihan berkenalan?”
“S tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali.
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi
selama saya tidak ada sehingga S lebih siap berkenalan dengan orang
lain. S mau mempraktikkan ke orang lain? Bagaimana kalau S
mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S
mau kan?” “Baiklah, sampai jumpa!”
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesmpatan kepada klien untuk mempraktikkan cara
berkenalan dengan satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
• Orientasi
“Selamat pagi S! Bagaimana perasaan S hari ini?”
“Sudah diingat -ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba
sebutkan la gi sambil bersalaman dengan suster!” “Bagus sekali, S masih
ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak S mencoba
berkenalan dengna teman saya, perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10
menit.” “Ayo kita temui perawat N di sana!”
Lanjutan..
• Kerja
(Bersama-sama S, perawat mendekati perawat N)
“Selamat pagi perawat N, S ingin berkenalan dengan N. Baiklah S, S bisa berkenalan
dengan perawat N seperti yang kita praktikka kemari.” (Pasien mendemonstrasikan
cara berkenalan dnegan perawat
N. Memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
“Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N? Coba tanyakan tentang keluarga
perawat N!”
“Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S dapat menudahi
perkenalan ini. Lalu S, bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan
perawat N, misalnya jam 1 siang nanti.” “Baiklah perawat N, karena S
sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruangan S. Selamat pagi!”
(Bersama pasien, perawat H meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain.)
Lanjutan..
• Terminasi
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengna perawat N?”
• Kerja
(Bersama-sama S, perawat mendekati pasien lain)
“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.” “Baiklah S, S sekarang
bisa berkenalan dengan nya seperti yang telah S lakukan sebelumnya.”(Pasien
mendemontrasikan cara berkenlaan: memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama.) “Ada lagi yang ingin S
tanyakan kepada O? Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4
sore nanti (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O).” “Baiklah O,
karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi (Bersama pasien perawat meninggalkan O untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain).
Lanjutan..
• Terminasi
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O?” “Dibandingkan kemarin
pagi, S tampak lebih baik ketika berkenalan dengan O. Pertahankan apa yang
sudah S lakukan tadi.
Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti.” “Selanjutnya,
bag aimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap- cakap dengan orang lain
kita tambahkan lagi di jadwal harian.
Jadi, satu hari S dapat berbincang-bincang dengan orang lain
sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu
dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa
berkenalan dengan orang lain lagi
secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
“Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam
yang sama dan tempat yang sama ya.”
“Sampai besok!”
TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA
SP 1
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
klien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial
● Orientasi
“Selamat pagi pak! Perkenalkan saya perawat H. Saya yang merawat anak
bapak, S, di ruang mawar ini.”
“Nama bapak siapa? Senang di panggil apa?” “Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Bagaimana keadaan S sekarang?” “Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya?”
“Kita diskusi disini saja ya? Berapa lama bapak punya banyak waktu?
Bagaimana klau setengah jam?”
Lanjutan..
● Kerja
“Apa masalah yang bapak hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah
dilakukan?” “Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial.
Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-
pasien gangguan jiwa yang lain, mengurug diri, dan kalaupun berbicara
hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul
karena memiliki pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan
dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang-orang yang dicintai. Jika masalah isolasi
sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat mengalami halusinasi, yakni
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada. Untuk
mengahadapi yang demikian bapak dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi S. Untuk merawat S, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan
saling percaya dengan S, caranya adalah dengan bersikap peduli
Lanjutan..
● Terminasi
“Baiklah waktunya sudah habis, bagaimana perasaan bapak setelah kita
latihan tadi?” “Coba bapak ulangi sekali lagi apa yang dimaksud dengan
isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi
sosial. Selanjutnya dapatkah bapak sebutkan kembali cara-cara
merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial?”
“Bagus sekali, bapak dapat menyebutkan kembali cara -cara
perawatan tersebut! Nanti kalau ketemu S coba bapak lakukan. Dan
tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal
yang sama.” “Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan
langsung dengan S?” “Kita bertemu disini ya pak, pada jam
yang sama. Selamat pagi!”
SP 2
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan isolasi
sosial
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
isolasi sosial
• Orientasi
“Selamat pagi bapak! Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“Bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang kita
pelajari beberapa hari yang lalu?”
“Mari praktikkan langsung pada S! Bapak punya waktu berapa lama?
Baik kita akan coba 30 menit.” “Sekarang mari kita temui S!”
• Kerja
“Selamat pagi S. Bagaimana perasaan S hari ini?” “Bapak S datang membesuk.
Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!” (Kemudian anda
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Lanjutan..
“Nah pak, sekarang bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu. (Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya.)”
“Bagaimana perasaan S setelah berbincang -bincang dengan ayah S?”
“Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.” (Perawat dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)
• Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi? Bapak sudah bagus
melakukannya.” “Mulai sekarang bapak sudah dapat melakukan cara perawat
tersebut pada S.”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikann pengalaman bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang ya pak?”
SP 3
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk makan
dan minum obat
2. Menjelaskan follow up klien
• Orientasi
“Selamat pagi pak! Karena besok S sudah boleh pulang, kita perlu
membicarakan tentang perawatan S dirumah.”
“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut disini saja.” “Berapa
lama kita dapat berbicara? Bagaiman kalau 30 menit?”
• Kerja
“Bapak ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan
dirumah? Di rumah bapak yang menggantikan perawat.
Lanjutkan jadwal ini dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya berikan pujian jika benar dilakukan.
Lanjutan..
Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan anak
bapak selama dirumah. Misalnya kalau S terus-menerus tidak mau bergaul dengan
orang lain, menolak minnum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di Pukesmas Inderaputri, yang
terdekat dari rumah bapak, ini nomor telepon pukesmasnya (0564) 554xxxx.
Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama
berada dirumah.”
• Terminasi
“Bagaimana pak? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S
untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di Pukesmas.
Jangan lupa kontrol ke Pukesmas sebelum obat habis atau adanya
gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
THANKS!
DO YOU HAVE ANY
QUESTION?