Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA
PADA PASIEN
DENGAN MASALAH
ISOLASI SOSIAL
Nama Kelompok
1. Adella Fransisca (P27820119001)
2. Aisyah Salsa Nur R. (P27820119002)
3. Almaida Sracika Z. (P27820119003)
4. Alvina Fredlin E.R.W (P27820119004)
5. Angga Budiansyah (P27820119005)
6. Anis Syavitri Agustin (P27820119006)
7. Ariffatul Azizah (P27820119007)
8. Arlinda Putri L. (P27820119008)

TINGKAT III REGULER A

2
Isolasi Sosial
Menurut Kemenkes (2019), Isolasi sosial merupakan
keadaan penurunan yang dialami seseorang untuk
melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, serta tidak
mampu membangun hubungan yang berarti dengan
orang lain atau orang disekitarnya.

3
Rentang Respon Neurobiologis
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Manipulasi
Otonomi Impulsif
Kebersamaan Narsisisme
Saling Ketergantungan

4
Etiologi
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
a. Faktor tumbuh a. Faktor eksternal
kembang
1. Here you can describe the reason to
Contohnya
stop the treatment
b. Faktor Komunikasi adalah stressor
2. Here you can describe the reason to
dalam sosial budaya
stop the treatment Keluarga
c.3. Here
Faktor sosial b. Faktor internal
you can describe the reason to
budaya
stop the treatment Contohnya
d.4. Here
Faktor biologis adalah stressor
you can describe the reason to
stop the treatment psikologis

5
Manifestasi Klinis

Gejala Subyektif Gejala Objektif


1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau 1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
ditolak oleh orang lain 2. Tidak mengikuti kegiatan
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang 3. Banyak berdiam diri di kamar
lain 4. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan
3) Respon verbal kurang atau singkat orang yang terdekat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti 5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
dengan orang lain 6. Kontak mata kurang
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan 7. Kurang spontan
waktu 8. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat 9. Ekpresi wajah kurang berseri
keputusan 10. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
7) Klien merasa tidak berguna diri
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup 11. Mengisolasi diri
9) Klien merasa ditolak
Patofisiologi
Individu yang mengalami isolasi sosial sering kali beranggapan bahwa
sumber/penyebab isolasi sosial itu berasal dari lingkunganya. Padahalnya
rangsangan primer adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik
terhadap kejadian traumatik sehubungan rasa bersalah, marah, sepi dan
takut dengan orang yang dicintai, dapat dikatakan segala sesuatu yang
dapat mengancam harga diri (self estreem) dan kebutuhan keluarga
maupun perasaan tidak berharga, yang biasa dialami klien dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan
kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam
mengembangan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi
regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya
perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.Klien semakin
tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku
primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak
sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi
(Ernawati Dalami dkk,,2009: 10). 7
Pathway

8
Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan
tingkah laku masa lalu primitif antara lain pembicaraan yang autistic dan
tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut
menjadi resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai diri
sendiri, orang lain serta lingkungan dan penurunan aktivitas sehingga dapat
menyebabkan defisit perawatan diri ( Rusdi, 2013 : 40)

9
Asuhan
Keperawatan
Teori

1
0
Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor, sumber koping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian, no rumah klien dan alamt
klien.
Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari,
1
dependen. 1
Faktor Predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan, orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba-tiba
misalnya harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan,
dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
Faktor Fisik/Biologis
Hasil pengukuran tanda vita (TD, nadi, suhu, pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
Aspek Psikososial
1. Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
Untuk mengetahui apakah keluarga pasien ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan
tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
b. Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil
keputusan.
c. Peran
Berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri dan kurang percaya diri.
f. Status mental
Kontak mata klien kurang/tidak dapat mempertahankan kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan,
klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain, adanya perasaan keputusan dan
kurang berharga dalam hidup.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan wc, membersihkan dan merapikan
pakaian.
3. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi.
4. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah.
5. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h. Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya pada
orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri).
i. Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, psikomotor,
therapy okopasional, TAK, dan rehabilitas.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan interprestasi ilmiah dari data pengkajian yang digunakan untuk
mengarahkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Damaiyanti & Iskandar, 2012). Risiko
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Effect Isolasi Sosial Core Problem Harga Diri Rendah Kronik Causa Ada
beberapa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan isolasi sosial (Damaiyanti & Iskandar, 2012)
yaitu :
a) Isolasi sosial b.d ketidakadekuatan sumber daya personal(pengangguran/tidak bekerja) d.d merasa ingin
sendirian, menarik diri, tidak berminat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, tidak mampu
memenuhi harapan,tidak ada kontak mata (D.0121)
b) Harga diri rendah situasional b.d perubahan peran social d.d menilai diri tidak berguna, bebicara pelan dan
lirih, menolak interaksi dengan orang lain, berjalan merunduk, kontak mata kurang (D.0067)
c) Gangguan persepsi sensorik b.d gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,(halusinasi) d.d mendengar
suara bisikan atau melihat bayangan, distorsi sensori, respon tidak sesuai, bersikap seolah melihat, mendengar
sesuatu (D.0085)
Intervensi Keperawatan
1. Isolasi sosial (D.0121)
Tujuan :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kriteria hasil : Slki.L.13116
5. Minat terhadap aktivitas meningkat
6. Perilaku menarik diri menurun
7. Efek murung/sedih menurun
8. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
Intervensi :Siki 1.13498
1. Mengidentifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
2. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
3. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
4. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
5. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
6. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
2. Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
Tujuan :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4. Klien dapat (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Kriteria hasil : Slki.L.09070.
7. Perilaku konsisten meningkat
8. Hubungan yang efektif meningkat
9. Kebingungan dengan tujuan hidup menurun
10. Persepsi terhadap diri membaik
Intervensi : Siki 1.12463
1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan prilaku.
2. Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
3. Jadwalkan kegiatan terstruktur.
4. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan.
5. Bicara dengan nada rendah dan tenang.
6. Hindari sikap mengancam dan berdebat.
7. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif.
3. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi (D.0085)
Tujuan :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenali halusinasinya.
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Kriteria hasil : Slki.L.09083
6. Verbalisasi mendengar bisikan menurun.
7. Verbalisasi melihat bayangan menurun
8. Perilaku halusinasi menurun
9. Menarik diri menurun
Intervensi :
1. Monitor prilaku yang mengindikasi halusinasi.
2. Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau membahayakan diri).
3. Pertahankan lingkungan yang aman.
4. Hindari perdebatan tentang viliditas halusinasi.
5. Anjurkan bicara pada orang yang percaya untuk memberi dukungan dan
ympan balik korektif terhadap halusinasi.
6. Anjarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
7. Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan standar dari asuhan keperawatan yang berhubungan dengan aktivitas
keperawatan profesional yang dilakukan oleh perawat, dimana implementasi dilakukan ada pasien, keluarga dan
komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
Dalam mengimplementasikan intervensi, perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi yang luas yang
dirancang untuk mencegah penyakit meningkat, mempertahankan, dan memulihkan kesehaatan fisik dan mental.
Kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya. Melalui standar
pelayanan dan asuhan keperawatan. Pedoman yang dibuat untuk tindakan pada pasien baik secara individual,
kelompok maupun terkait dengan ADL (Activity Daily Living).
Dengan adanya perincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal harian masing-masing
pasien sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien (Keliat & Akemat, 2009).
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai afek dari tindakan pada pasien.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan :

S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.


O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilakukan
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul
masalah baru
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien yang terdiri dari tindak lanjut
klien, dan tindak lanjut oleh perawat.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS

2
5
A. Pengkajian
RUANGAN RAWAT : Yayasan Pemenangan Jiwa Jl Nusa Indah III,
Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan
TANGGAL DIRAWAT : Maret 2021
 
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. Y
(L/P) : Laki – Laki
Tanggal Pengkajian : 04 Maret 2021
Umur : 49 tahun
RM No. : 123.xxx
Informan : Status klien dan komunikasi dengan klien
II. ALASAN MASUK
Alasan klien masuk ke yayasan pemenangan jiwa adalah pasien karena
klien sulit mencari kerja, gagal kuliah, stress, bicara sendiri, gelisah,
merasakan sedih, dan kurang tidur.

2
6
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Klien sebelumnya sudah pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat rumah sakit tuntungan 1 kali dan rumah
sakit jiwa bina atma 2 kali
2. Pengobatan sebelumnya
Klien dirawat di rumah sakit tuntungan 1 kali dan rumah sakit jiwa bina atma 2 kali
3. Kejadian yang pernah dialami
a) Aniaya fisik : Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan aniyaya fisik
b) Aniaya seksual : Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan aniyaya seksual
c) Penolakan : Klien mengatakan menolak untuk berinteraksi dengan orang diluar karena klien merasa minder
karena sudah tidak bekerja lagi dan harapan untuk memenuhi kebahagian keluarganya hilang
d) Kekerasan dalam keluarga : Klien tidak mengalami kekerasan dalam keluarga tetapi klien merasa dibuang
oleh keluarga
e) Tindakan kriminal : Klien tidak pernah mengalami tidnakan criminal
Masalah Keperawatan : isolasi social dan harga diri rendah
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Klien mengatakan anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan klien menjadi pengangguran dan tidak bisa memenuhi harapanya untuk
membahagiakan keluarganya
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital :
• TD : 120/80 mmHg
• N : 75x/menit
• S : 37ºC
• P : 20x/menit
2. Ukur :
• TB : 145 cm
• BB : 65kg
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak terdapat keluhan fisik
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
 

Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, pasien memiliki 2 orang adik perempuan
dimana semua sudah berkeluarga, ayahnya dan ibu telah meninggal dunia.

 
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
2. Konsep diri
a) Gambaran diri : Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya dan tidak ada yang cacat.
b) Identitas : Pasien mengatakan hanya lulusan SMA tetapi sempat kuliah di salah satu
universitas yang berada di medan, tetapi tidak menyelesaikannya.
c) Peran : Pasien mengatakan anak keempat dari enam bersaudara.
d) Ideal diri : Pasien mengatakan menyadari sakitnya dan ingin cepat sembuh.
e) Harga diri : Pasien mengatakan merasa dirinya di buang oleh keluarga
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
f) Orang yang berarti : Anak laki-lakinya
b). Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien mengikuti kegiatan kelompok di
lingkungan rumah yaitu STM (Serikat Tolong Menolong) karena kegiatan ini sosialnya sangat baik
c). Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Klien sering tertutup dengan lingkunganya
karena tidak mau terbuka dengan keadaanya yang dialmi pasien
Masalah keperawatan: Harga diri rendah
4. Spiritual
a). Nilai dan keyakinan :
Klien beragama Katolik dan klien menyakini adanya Tuhan Yang maha Esa
b). Kegiatan ibadah :
Klien jarang beribadah selama di yayasan pemenang jiwa sumatera..
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan : Penampilan pasien rapi seperti berpakaian biasa pada umumnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
2. Pembicaraan : Pembicaraan dengan klien lambat dan sedikit berbelit namun tetap dapat ditangkap
maksud dari pembicaraannya
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik : Lesu / Tegang / Gelisah / Agitasi
Tik / Grimasen / Tremor / Kompulsif
Jelaskan : Klien terlihat gelisah karena merasa banyak pikiran yang mengganggu
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
4. Alam perasaaan
Sedih / Ketakutan / Putus asa / Khawatir / Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien merasakan putus asa akibat hal-hal yang selalu ia harapkan tidak ada yang terwujud
atau berjalan sesuai dengan keinginannya
Masalah Keperawatan : Keputusasaan
5. Afek
Datar / Tumpul / Labil / Tidak sesuai
Jelaskan : Perasaan dan emosi (afek) yang dirasakan klien cenderung datar karena ia tidak merasakan
kebahagiaan yang seharusnya ia peroleh dari hal-hal yang dia inginkan contohnya yaitu mendapat
pekerjaan yang layak, serta dapat menuntaskan kuliahnya dengan baik.
Masalah Keperawatan : Keputusasaan
6. lnteraksi selama wawancara
Bermusuhan / Tidak kooperatif / Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Jelaskan : Klien kurang atau tidak dapat mempertahankan kontak mata
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
7. Persepsi
Pendengaran, Penglihatan, Perabaan, Pengecapan
Jelaskan : Klien tidak mengalami masalah persepsi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
Sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi flight of idea blocking, pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien sulit untuk memulai suatu pembicaraan dan lebih condong mengarah ke sirkumtansial,
harus dipancing-pancing terlebih dahulu baru menjawab dengan pelan dan lirih serta jawaban yang
diutarakan berbelit-belit namun makna nya dapat ditangkap
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
9. Isi Pikir
Obsesi. Fobia Hipokondria, Depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis, Waham, Agama Somatik
Kebesaran, Curiga nihilistic sisip pikir, Kontrol pikir
Jelaskan : Klien tidak mengalami masalah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Bingung / sedasi / stupor / disorientasi
Jelaskan : Klien tidak mengalami masalah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya ingat jangka pendek,gangguan daya ingat saat
ini konfabulasi
Jelaskan : Klien tidak mengalami masalah pada daya ingatnya karena ketika diminta untuk menjawab
pertanyaan seputar apa yang pernah ia jalani dan alami dulu, ia mampu menjawab
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah berali. tidak mampu konsentrasi, tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik karena keluhan stress yang dirasakan
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan, gangguan bermakna
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tarik diri


Mengingkari penyakit yang diderita, menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien tidak menyalahkan orang lain atau hal-hal di luar dirinya, tapi ia lebih menyalahkan diri
sendiri dan menarik diri serta merasa kurang berharga dalam hidupnya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Bantuan minimal / Bantuan total
Jelaskan : Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan dengan baik dengan bantuan
miniman dari perawat
2. BAB/BAK
Bantuan minimal / Bantual total
Jelaskan : Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan wc
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi
Bantuan minimal / Bantuan total
Jelaskan : Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi.
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal / Bantual total
Jelaskan : Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi serta klien mampu
membersihkan dan merapikan pakaian.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : Klien jarang tidur siang
Tidur malam lama : 5 s/d 7 jam
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
Jelaskan : Tidak ada kegiatan rutin yang dilakukan klien baik sebelum maupun setelah tidur, klien hanya
sulit tidur
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal / Bantual total
Jelaskan : Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan baik dan benar
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : Ya / tidak
Perawatan pendukung : Ya / tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan : Ya / tidak
Menjaga kerapihan rumah : Ya / tidak
Mencuci pakaian : Ya / tidak
Pengaturan keuangan : Ya / tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja : Ya / tidak
Transportasi : Ya / tidak
Lain-lain : Ya / tidak
Jelaskan : Klien kebanyakan dapat melakukan kegiatan dengan sebagaimana
mestinya, namun pada kegiatan tertentu ia cenderung menghindar seperti contoh
kegiatan yang membutuhkan kefokusan dan kemungkinan yang berhubungan
atau interaksi dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif / Maladaptif
Bicara dengan orang lain, minum alkohol, mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih, teknik
relaksasi bekerja berlebihan, aktivitas konstruktif menghindar, Olahraga mencederai diri
Lainnya : Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya pada orang lain (lebih
sering menggunakan koping menarik diri).
Masalah Keperawatan :Isolasi sosial
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien lebih suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain. Orang di sekitar yang
dapat memahaminya saat ini masih hanya keluarga dan beberapa teman dekat
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien tidak memiliki masalah yang berhubungan dengan lingkungan
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien gagal dalam hal perkuliahan karena ia tidak dapat menuntaskan pendidikannya sampai lulus atau
sarjana
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengalami masalah dalam pekerjaannya yaitu klien sulit mencari kerja serta menjadi
pengangguran dan merasa tidak bisa memenuhi harapanya untuk membahagiakan keluarganya
5. Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien tidak memiliki masalah dengan perumahan
6. Masalah ekonomi, spesifik
Karena klien sulit mendapat pekerjaan sehingga dalam memenuhi kebutuhannya klien masih harus
bergantung pada keluarga
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


Penyakit jiwa system pendukung
Faktor presipitasi penyakit fisik
Koping obat-obatan
Lainnya : Klien mengeluh stress namun dapat tetap menjalankan pengobatan dengan baik
Masalah Keperawatan : Keputusasaan
Analisa Data

XI. Aspek Medik


Diagnosa Medik : Skizofrenia paranoid episode berulang

Terapi Medik :
• Clozapine 25 mg 2x1
• Inj. Diazepam 1 amp/hari
• Inj. Lodomer 1 amp/hari
• Respridon 2mg 2x1
B. ANALISA DATA
NO Pengelompokan Data Masalah
1. DS  
1.Klien mengatakan jarang mengobrol dengan keluarga Isolasi Sosial
2. Klien mengatakan lebih sering menyendiri.
3. Klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat.
DO
1. Klien sering menghindari pembicaraan
2. Cara bicara klien lemah dan dengan nada rendah
3. Klien lebih sering menyendiri
2. DS  
1. Klien mengatakan merasa minder karena sudah tidak kerja lagi/pengangguran. Harga diri rendah
2 Klien mengatakan tidak bisa memenuhi harapannya untuk membahagiakan keluarganya
DO
1. Kontak mata kurang
2. Tidak mau berinteraksi dengan orang
lain.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Ditemukan masalah   Masalah Teratasi  

    Tanggal Paraf Tanggal Paraf

1. Isolasi sosial b.d ketidakadekuatan sumber daya 04 Maret 2021      


personal(pengangguran/tidak bekerja) d.d merasa
ingin sendirian, menarik diri, tidak berminat
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, tidak
mampu memenuhi harapan,tidak ada kontak mata
(D.0121)

2. Harga diri rendah situasional b.d perubahan peran 04 Maret 2021      


social d.d menilai diri tidak berguna, bebicara pelan
dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain,
berjalan merunduk, kontak mata kurang (D.0067)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan Rasional

1. Isolasi sosial b.d Setelah dilakukan intervensi 1. Mengidentifikasi 1. Untuk mengetahui kemampuan
ketidakadekuatan sumber 3x24 jam maka diharapkan kemampuan melakukan perkembnagan klien
daya kemampuan hubungan yang interaksi dengan orang lain 2. Untuk membantu pasien
personal(pengangguran/tidak erat, hangat,dan tebuka kepada 2. Motivasi meningkatkan meningkatkan hubungan social
bekerja) d.d merasa ingin orang lain meningkat dengan keterlibatan dalam suatu 3. Untuk membantu pasien agar
sendirian, menarik diri, tidak kriteria hasil : hubungan bisa kembali berinteraksi di luar
berminat berinteraksi dengan 1. Minat terhadap aktivitas 3. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
orang lain dan lingkungan, meningkat lingkungan 4. Untuk membiasakan kembali diri
tidak mampu memenuhi 2. Perilaku menarik diri 4. Anjurkan berinteraksi dengan pasien nerinteraski dengan orang
harapan,tidak ada kontak menurun orang lain secara bertahap lain
mata (D.0121) 3. Efek murung/sedih 5. Latih mengekspresikan 5. Untuk mengatur emosi klien
menurun marah dengan tepat
 
2. Harga diri rendah Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi harapan 1. Untuk mengetahui
situasional b.d perubahan keperawatan 3x24 jam untuk mengendalikan perkembangan klien
peran social d.d menilai diharapkan kemampuan prilaku. 2. Untuk membanu klien
diri tidak berguna, bebicara mempertahankan 2. Diskusikan tanggung agar mau meneceritakan
pelan dan lirih, menolak keutuhan persepsi jawab terhadap prilaku. kondisinya
interaksi dengan orang terhadap diri kline 3. Bicara dengan nada 3. Agar klien mau diajak
lain, berjalan merunduk, meningkat dengan kriteria rendah dan tenang. bicara kembali
kontak mata kurang hasil : 4. Hindari sikap 4. Agar kondisi klien tetap
(D.0067) 1. Perilaku konsisten mengancam dan tenang
meningkat berdebat. 5. Agar keluarga mengerti
2. Hubungan yang 5. Informasikan keluarga bahwa keluarga jug
efektif meningkat bahwa keluarga atermasuk salah satu
3. Kebingungan dengan sebagai dasar dukungan kesembuhan
tujuan hidup menurun pembentukan kognitif. klien
4. Persepsi terhadap diri
membaik
E.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan
1. Isolasi sosial b.d Hari I : Kamis, 4 Maret 2021  
ketidakadekuatan sumber daya Pukul 09.00 WIB
personal(pengangguran/tidak 1. Mengidentifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
bekerja) d.d merasa ingin Respon : klien masih menarik diri dan enggan memulai pembicaraan
sendirian, menarik diri, tidak Pukul 09.15 WIB
berminat berinteraksi dengan 2. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
orang lain dan lingkungan, Respon : klien berusaha memahami
tidak mampu memenuhi Pukul 09.25 WIB
harapan,tidak ada kontak mata 3. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
(D.0121) Respon : Klien memahami dan berusaha mencoba melakukan
Pukul 09.35 WIB
4. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Respon : Klien masih enggan berinteraksi secara dekat dengan orang lain
Pukul 09.45 WIB
5. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
Respon : Klien cenderung diam dan merenng
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan
Isolasi sosial b.d Hari II : Jum’at, 5 Maret 2021
ketidakadekuatan sumber Pukul 13.00 WIB
daya 1. Mengidentifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
personal(pengangguran/tidak Respon : Klien mulai kooperatif
bekerja) d.d merasa ingin Pukul 13.15 WIB
sendirian, menarik diri, tidak 2. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
berminat berinteraksi dengan Respon : Klien memahami dan mau melakukan
orang lain dan lingkungan, Pukul 13.25 WIB
tidak mampu memenuhi 3. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
harapan,tidak ada kontak Respon : Klien mulai mau melakukan namun harus dipancing atau kita yang
mata (D.0121) memulai dahulu
Pukul 03.35 WIB
4. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
Respon : Klien mulai mau mendengarkan intruksi dan mencoba melakukan
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan

Isolasi sosial b.d Hari III : Sabtu, 6 Maret 2021


ketidakadekuatan sumber Pukul 10.00 WIB
daya 1. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
personal(pengangguran/tidak Respon : Klien mampu berinteraksi secara bertahap
bekerja) d.d merasa ingin Pukul 10.15 WIB
sendirian, menarik diri, tidak 2. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
berminat berinteraksi dengan Respon : Klien mulai mampu mengekspresikan amarahnya dengan tepat
orang lain dan lingkungan,
tidak mampu memenuhi
harapan,tidak ada kontak
mata (D.0121)
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan
2. Harga diri rendah situasional Hari I : Kamis, 4 Maret 2021  
b.d perubahan peran social d.d Pukul 13.00 WIB
menilai diri tidak berguna, 1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan prilaku.
bebicara pelan dan lirih, Respon : Klien kooperatif
menolak interaksi dengan Pukul 13.10 WIB
orang lain, berjalan merunduk, 2. Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
kontak mata kurang (D.0067) Respon : Klien kooperatif namun belum bisa memahami penuh
Pukul 13.20 WIB
3. Bicara dengan nada rendah dan tenang.
Respon : Klien dapat melakukan
Pukul 13.30 WIB
4. Hindari sikap mengancam dan berdebat
Respon : Klien nampak diam
Pukul 13.40 WIB
5. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif.
Respon : Keluarga klien kooperatif namun klien masih tetap menyalahkan diri sendiri
dan menghindar dari keluarga
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan

2. Harga diri rendah situasional Hari II : Jum’at, 5 Maret 2021  


b.d perubahan peran social Pukul 10.00 WIB
d.d menilai diri tidak 1. Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
berguna, bebicara pelan dan Respon : Klien kooperatif dan mulai bisa memahami penuh
lirih, menolak interaksi Pukul 10.10 WIB
dengan orang lain, berjalan 2. Bicara dengan nada rendah dan tenang
merunduk, kontak mata Respon : Klien dapat melakukan
kurang (D.0067) Pukul 10.20 WIB
3. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
Respon : Keluarga klien kooperatif, keluarga mulai melakukan pendekatan atau
komunikasi lebih dekat dengan klien
No. Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Tanda Tangan

2. Harga diri rendah situasional Hari III : Sabtu, 6 Maret 2021  


b.d perubahan peran social Pukul 10.00 WIB
d.d menilai diri tidak 1. Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
berguna, bebicara pelan dan Respon : Klien kooperatif dan bisa memahami penuh
lirih, menolak interaksi Pukul 10.10 WIB
dengan orang lain, berjalan 2. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
merunduk, kontak mata Respon : Keluarga klien kooperatif, klien mulai mau berkomunikasi dengan
kurang (D.0067) keluarga
F. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan
1. Isolasi sosial b.d ketidakadekuatan Hari I : Kamis, 4 Maret 2021  
sumber daya personal (Pukul 09.00 WIB)
(pengangguran/tidak bekerja) d.d  S : klien masih menarik diri
merasa ingin sendirian, menarik diri,  O : enggan memulai pembicaraan, serta menghindar
tidak berminat berinteraksi dengan dari kerumunan
orang lain dan lingkungan, tidak  A : masalah belum teratasi
mampu memenuhi harapan,tidak ada  P : intervensi dilanjutkan
kontak mata (D.0121) 1. Mengidentifikasi kemampuan melakukan interaksi
dengan orang lain
2. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
3. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap
4. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan

1. Isolasi sosial b.d ketidakadekuatan Hari II : Jum’at, 5 Maret 2021  


sumber daya personal (Pukul 13.00 WIB)
(pengangguran/tidak bekerja) d.d •S : klien mulai mencoba berinteraksi dengan orang lain
merasa ingin sendirian, menarik diri, •O : sudah tidak menghindar namun masih harus dipancing
tidak berminat berinteraksi dengan berbicara/diajak cerita terlebih dahulu
orang lain dan lingkungan, tidak •A : masalah belum teratasi
mampu memenuhi harapan,tidak ada •P : intervensi dilanjutkan
kontak mata (D.0121) 1. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
2. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan

1. Isolasi sosial b.d ketidakadekuatan Hari III : Sabtu, 6 Maret 2021  


sumber daya personal (Pukul 10.00 WIB)
(pengangguran/tidak bekerja) d.d • S : klien mulai terbuka dan mulai nyaman dengan
merasa ingin sendirian, menarik diri, keadaan sekitar
tidak berminat berinteraksi dengan • O : sudah mulai mau bercerita, merasa termotivasi
orang lain dan lingkungan, tidak • A : masalah teratasi
mampu memenuhi harapan,tidak ada • P : intervensi dihentikan
kontak mata (D.0121)
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan
2. Harga diri rendah situasional b.d Hari I : Kamis, 4 Maret 2021  
perubahan peran social d.d menilai diri Pukul 13.00 WIB
tidak berguna, bebicara pelan dan lirih, • S : Klien masih menarik diri dari keluarga karena masih
menolak interaksi dengan orang lain, menyalahkan diri sendiri
berjalan merunduk, kontak mata kurang • O : Klien kurang kooperatif saat keluarga mengajak
(D.0067) komunikasi
• A : masalah belum teratasi
• P : intervensi dilanjutkan
1. Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
2. Bicara dengan nada rendah dan tenang
3. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan

2. Harga diri rendah situasional b.d Hari II : Jum’at, 5 Maret 2021  


perubahan peran social d.d menilai diri Pukul 10.00 WIB
tidak berguna, bebicara pelan dan lirih, • S : Klien masih belum bisa nyaman dan berdamai dengan
menolak interaksi dengan orang lain, diri sendiri
berjalan merunduk, kontak mata kurang • O : klien tampak kurang kooperatif saat diajak
(D.0067) komunikasi dan lebih memilih diam
• A : masalah belum teratasi
• P : intervensi dilanjutkan
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan
Catatan Perkembangan

2. Harga diri rendah situasional b.d Hari III : Sabtu, 6 Maret 2021  
perubahan peran social d.d menilai diri Pukul 10.00 WIB
tidak berguna, bebicara pelan dan lirih,  S : Klien mulai nyaman dan bisa berkomunikasi
menolak interaksi dengan orang lain, dengan keluarga melalui pendekatan yang dilakukan
berjalan merunduk, kontak mata kurang oleh keluarga
(D.0067)  O : klien mau berbicara dan bercerita
 A : masalah teratasi
 P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Laia, D.
. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. Y Dengan Masalah Isolasi Sosial di Yayasan
Pemenang Jiwa Sumatra.
 
Sumarno, K. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Tn. FPB Dengan Isolasi Sosial: Menarik Diri Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Kupang).
 
Susanti, R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
 
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensiKeperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
 
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. StandarLuaranKeperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

5
8
THANKS

5
9

Anda mungkin juga menyukai