Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

STASE KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
RIZKA DHIANINGTYAS
SN192055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

A. Masalah Utama
Isolasi Sosial : Menarik Diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari
interaksi dengan orang lain. Individu marasa dirinya kehilangan hubungan
akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran
prestasi, atau kegagalan .ia kesulian untuk berhubungan secara spontan
dengan orang lain (Balitbang, 2010).
2. Tanda dan Gejala
a. Data subyektif
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang
lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang
lain
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
b. Data obyektif
1) Tidak memiliki teman dekat
2) Menarik diri
3) Tidak komunikatif
4) Tindakan berulang dan tidak bermakna
5) Asyik dengan pikirannya sendiri
6) Tak ada kontak mata
7) Tampak sedih, afek tumpul
(Yosep iyus, 2009)
3. Penyebab Terjadinya Masalah
Salah satu penyebab dari menarik diri (isos) adalah harga diri rendah,
harga diri adalah penilaian inividu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
a Faktor Predisposisi
1) faktor perkembangan
setiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan diri masa
bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang
sehingga memiliki masalah respon social menarik diri.
2) faktor biologik
faktor genetik dapat menunjang terhadap respon social
maladaptive. Genetic merupakan salah satu factor pendukung
gangguan jiwa.
3) faktor sosiokultural
isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan.
Merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap oranglain, tidak menghargai anggota masyarakat yng
tidak produktif. (Stuart dan Sudden, 2008)
b Faktor Presipitasi
1) faktor perkembangan
tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
maladaptive. Sistem keluarga yng terganggu dapat menunjang
perkembangan respon maladaptive.
2) faktor biologik
faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptive.
3) faktor sosiokultural
isolasi sosial merupakan faktor dalam hubungan. Dapat dari
norma yang mendukung pendektan orang lain atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, cacat dan berpenyakit kronis.
4. Akibat Terjadinya Masalah
Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi
halusinasi. Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan
pencerapan (persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat
meliputi semua system penginderaan pada seseorang dalam keadaan
sadar penuh ( baik ).

C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a Isolasi social : menarik diri
b Gangguan konsep diri Harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
Isolasi sosial : menarik diri
a Isolasi sosial : menarik diri
1) Data subjektif
Apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam,
menyendiri dan menolak berhubungan dengan orang lain.
2) Data objektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat (ya/ tidak)
b Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3) Data subjektif
Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya, mengungkapkan tidak
ada lagi yang peduli dan mengkritik dirinya sendiri
4) Data objektif
Merusak diri sendiri dan orang lain

E. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial: menarik diri

F. Rencana Keperawatan
Tujuan umum:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
2 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya.
b Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
c Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
d Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
3 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
c Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
1) beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
2) diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3) beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
1) K–P
2) K – P – P lain
3) K – P – P lain – K lain
4) K – Kel/Klp/Masy
c Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
e Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
f Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
DAFTAR PUSTAKA

Budi A Keliat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:


EGC

Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan


Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika
Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
Stuart G W. (2011). Buku Saku Keperawataan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.


Townsend M C. (2008)Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri:
Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak
mata berkurang (menunduk), menolak hubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social : Menarik diri
3. Tujuan SP 1
a. Klien mamp mengungkapkan hal-hal yang melatar belakangi
terjadinya isolasi.
b. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
c. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan
orang lain
d. Klien mampu mempraktikan berkenlan dengan orang lain
4. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien pengenal penyebab
isolasi social, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien
berkenalan.
Tindakan Keperwatan :
a. Mendiskusikan factor-faktor yang melatar belakangi terjadinya isolasi
social
b. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
c. Mendiskusikan kerugian tiadak berinteraksi dengan orang lain
d. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1 Fase Orientasi
“Selamat pagi”
“Saya X, saya senang dipanggil X. Saya mahasiswa STIKes KUSUMA
HUSADA SURAKRTA yang akan merawat ibu”.
“Siapa nama ibu?Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan ibu hari ini?Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
keluarga dan teman-teman ibu?Mau dimana?Bagaimana kalau diruang
tamu? Mau Berapa lam? Bagaimana kalo 15 menit?”
2 fase kerja
(jika pasien baru)
“siapa saja yang tinggal serumah? Siapa saja yang paling dekat dengan
ibu?Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu?Apa yang membuat
ibu jarang bercakap-cakap dengannya?”
(jika pasien sudah lama dirawat)
“apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O… ibu merasa
sendirian? Siapa saja yang ibu kenal diruangan ini?”
“apa saja kegiatan yang ibu biasa lakukan dengan teman yang ibu
kenal?”
“apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien lain?”
“menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ?(sampai pasien jiwa dapat
menyebutkan beberapa). Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa
ya bu? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)”
“jadi banyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya. Kalau begitu
inginka ya bu? Belajar bergaul dengan orang lain? Bagus, bagaimana
kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“begini lo bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita suka, asal kita dan
hobi. Contoh : nama saya T, senang berkenalan. Contoh : nama bapak
siapa? Senang dipanggil apa? Asal dari mana?Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba!Misalnya saya belum kenal dengan ibu, coba berkenalan
dengan saya!”
“ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca,
hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya”
3 fase terminasi
“bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
“Ibu tadi sudah memperaktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.”
“selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada, sehingga ibu lebih siap berkenalan dengan orang lain. Ibu
mau praktekkan kepasien lain? Mau jam berapa mencobanya? Mari kita
masukkan pada jadwal hariannya”
“Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu
berkenalan dengan teman saya perawat N. bagaimana ibu mau kan?
Baiklah.Sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai