Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA

Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu Ns. Nur Rakhmawati, S. Kep, MPH

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Ririn Yuliastri ST181044

2. Rizka Dhianingtyas ST181045

3. Rudy Setiawan ST181046

4. Saptojuni ST181047

5. Siti Mudmainah ST181048

6. Sri Wahyuni ST181050

7. Sri Yuliati ST181051

8. Sudibyo ST181052

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

1. PENGERTIAN
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras
dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua
payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti
jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.

2. ETIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu:
a. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c. Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
d. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm


b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
f. Kelainan payudara ( benigna )
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
i. Obat anti konseptiva oral

3. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan
genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel
lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun
bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

4. PATHWAY
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6. TAHAPAN KANKER PAYUDARA


Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada
kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula
atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan
edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast
Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening
di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.

7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK


a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker
(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
- Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
- Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

a. Pemeriksaan payudara sendiri


b. Pemeriksaan payudara secara klinis
c. Pemeriksaan manografi
d. Biopsi aspirasi
e. True cut
f. Biopsi terbuka
g. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,
tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian

9. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada
di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan
membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA

1) PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
j. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
6. emeriksaan Diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
b. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c. Penanda tumor
d. Mammografi
e. sinar X dada
2) DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN KANKER
PAYUDARA

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan dengan and Fluid Intake § Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : makanan
anoreksia v Adanya peningkatan berat § Kolaborasi dengan ahli
badan sesuai dengan tujuan gizi untuk menentukan
v Berat badan ideal sesuai jumlah kalori dan nutrisi
dengan tinggi badan yang dibutuhkan pasien.
v Mampu mengidentifikasi § Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan intake Fe
v Tidak ada tanda tanda § Anjurkan pasien untuk
malnutrisi meningkatkan protein dan
v Tidak terjadi penurunan vitamin C
berat badan yang berarti § Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan
makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :


nyaman nyeri v Pain Level, Pain Management
berhubungan dengan v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri
proses pembedahan v Comfort level secara komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
v Mampu mengontrol nyeri karakteristik, durasi,
(tahu penyebab nyeri, frekuensi, kualitas dan
mampu menggunakan faktor presipitasi
tehnik nonfarmakologi § Observasi reaksi
untuk mengurangi nyeri, nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
v Melaporkan bahwa nyeri § Gunakan teknik
berkurang dengan komunikasi terapeutik untuk
menggunakan manajemen mengetahui pengalaman
nyeri nyeri pasien
v Mampu mengenali nyeri § Kaji kultur yang
(skala, intensitas, frekuensi mempengaruhi respon nyeri
dan tanda nyeri) § Evaluasi pengalaman
v Menyatakan rasa nyaman nyeri masa lampau
setelah nyeri berkurang § Evaluasi bersama pasien
v Tanda vital dan tim kesehatan lain
dalam rentang normal tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi
nyeri
§ Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure Management
kulit berhubungan Skin and Mucous § Anjurkan pasien untuk
dengan pengangkatan Membranes menggunakan pakaian yang
bedah jaringan Kriteria Hasil : longgar
v Integritas kulit yang baik § Hindari kerutan padaa
bisa dipertahankan (sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, § Jaga kebersihan kulit agar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi pada § Mobilisasi pasien (ubah
kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan § Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam proses kemerahan
perbaikan kulit dan § Oleskan lotion atau
mencegah terjadinya sedera minyak/baby oil pada derah
berulang yang tertekan
v Mampu melindungi kulit § Monitor aktivitas dan
dan mempertahankan mobilisasi pasien
kelembaban kulit dan § Monitor status nutrisi
perawatan alami pasien
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan pendekatan
v Klien mampu yang menenangkan
mengidentifikasi dan · Nyatakan dengan
mengungkapkan gejala jelas harapan terhadap
cemas pelaku pasien
v Mengidentifikasi, · Jelaskan semua
mengungkapkan dan prosedur dan apa yang
menunjukkan tehnik untuk dirasakan selama prosedur
mengontol cemas · Temani pasien untuk
v Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
normal mengurangi takut
v Postur tubuh, ekspresi · Berikan informasi
wajah, bahasa tubuh dan faktual mengenai diagnosis,
tingkat aktivitas tindakan prognosis
menunjukkan berkurangnya · Dorong keluarga
kecemasan untuk menemani anak
· Lakukan back / neck
rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease - Kaji tingkat pengetahuan
perawatan,pengobatan process klien dan keluarga tentang
kurang paparan v Kowledge : health proses penyakit
terhadap informasi Behavior -Jelaskan tentang
Kriteria Hasil : patofisiologi penyakit, tanda
v Pasien dan keluarga dan gejala serta
menyatakan pemahaman penyebabnya
tentang penyakit, kondisi, -Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan -Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang dijelaskan hidup yang mungkin
secara benar diperlukan untuk mencegah
v Pasien dan keluarga komplikasi di masa yang
mampu menjelaskan akan datang dan atau
kembali apa yang dijelaskan kontrol proses penyakit
perawat/tim kesehatan -Jelaskan alasan
lainnya dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping dari
penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas
kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu · Diskusikan dengan
berhubungan dengan dengan keadaan dirinya. klien atau orang terdekat
kehilangan bagian dan 2) Klien dapat menerima respon klien terhadap
fungsi tubuh efek pembedahan. penyakitnya.
Rasional : membantu dalam
memastikan masalah untuk
memulai proses pemecahan
masalah
· Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses
adaptasi.
· Berikan dukungan
emosi klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga
klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid
2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification
2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai