Sediaan :
Standar : 1 : 10.000 atau 0,1 mg/mL
Tinggi : 1 : 1000 atau 1 mg/mL
Indikasi :
a. Henti jantung : VF, Pulseless VT, Asistole, Pulseless Electrical
Activity (PEA)
b. Symptomatic bradycardia : setelah pemberian atropine sebagai
alternative infuse dopamine
c. Hipotensi berat : diberikan bila gagal penggunaan pacing dan
atropine, hipotensi disertai bradikardi
d. Analfilaksis/ reaksi alergi berat (diberikan bersama-sama pemberian
cairan dalam jumlah besar, kortikosteroid, antihistamine)
Peringatan :
a. Meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung yag dapat
mengakibatkan : ischemia myocard, angina dan menigkatkan
kebutuhan oksigen pada otot jantung
b. Dosis tinggi tidak memperbaiki harapan hidup atau outcome
neurologis dan memberikan kontribusiterhadap dsifungsi myokard
post resusitasi
c. Dosis lebih tinggi dibutuhkan dalam terapi keracunan/ syok akibat
obat
Dosis :
a. Henti Jantung :
Dosis awal 1 mg diberikan setiap 3-5 menit selama resusitasi.
Setiap dosis diikuti 20 ml bolus dan elevasi lengan selama 10-20
detik
Dosis tinggi : dosis tinggi (sampai 0,2mb/kgBB) dapat diberikan
dengan indikasi spesifik (overdosis beta bloker atau calcium
channel bloker)
Continous infusion : 1 mg adrenalin ditambahkan dalam 500 ml
NS. Kecepatan infuse awal 1 mcg/menit titrasi terhadap efek
(dosis 2-10 mcg/menit)
Endotrakeal tube : 2-2,5 mg dilusi dalam 10 ml NS
b. Profound Bradikardi atau hipotensi
2-10 mcg/ menit infuse; titrasi berdasar respon pasien
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat, IAR, IBS, ICU, Rawat Inap, Rawat Jalan
2. Instalasi Farmasi
3. Rekam Medis
RS ORTOPEDI
PROF.DR.R.SOEHARSO PENGGUNAAN OBAT LIFE SAVING
SURAKARTA SULFAS ATROPIN
Pengertian
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk layanan rawat
jalan berdasarkan kebutuhan perawatan kesehatan yang teridentifikasi dan
disesuaikan dengan sumber daya RS.
Tujuan Skrining bertujuan untuk mencocokkan kebutuhan pasien dengan misi dan
sumber daya rumah sakit
Kebijakan Keputusan Direktur Utama No:HK.02.03/XXX.3.2.1/4289/2020 tanggal 14
Juli 2020 tentang Pedoman pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Prosedur 1. Petugas melakukan skrining yang dilakukan di sumber daya perujuk,
selama transportasi darurat atau ketika pasien tiba di RS.
2. Skrining dari luar Rumah Sakit dengan cara petugas yang menerima
telepon dan atau system rujukan online (SISRUTE) dari petugas
Rumah Sakit lain dengan menanyakan tentang
a. Identitas Rumah Sakit/Petugas asal, identitas Pasien serta jaminan
kesehatan yang dimiliki
b. Diagnosis serta kondisi pasien secara lengkap
c. Tindakan/ pengobatan yang telah dilakukan
d. Alasan pasien dirujuk
e. Unit atau ruangan yang dituju.
3. Skrining di Rumah Sakit yaitu :
a. Pasien/ Keluarga Pasien mendaftar ke bagian pendaftaran
b. Petugas Pendaftaran melakukan skrining pada kontak pertama
dengan menanyakan identitas dan keluhan Pasien
c. Dokter dan Perawat IGD/ Rawat Jalan melakukan skrining dan
melakukan pemeriksaan kepada pasien secara lengkap dan
menentukan prioritas penanganan.
d. Melakukan skrining pasien dengan cara:
1) Lihat surat Rujukan dan atau pengantar pasien apakah dengan
misi dan sumber daya Rumah Sakit
2) Melakukan Triase
3) Evaluasi visual dengan cara kontak mata
4) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, tensi,
nadi, suhu, respirasi.
5) Pemriksaan laboratorium dan evaluasi pencitraan diagnostic
6) Pemeriksaan psikologis pasien
4. Setelah hail skrining didapatkan kebutuhan pasien sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit serta diputuskan pasien diterima sebagai pasien
rawat jalan, dipindahkan (Rawat Inap/Isolasi/Transit), dirujuk atau
dipulangkan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensive Care
5. Rekam Medik
RS ORTOPEDI
PROF.DR.R.SOEHARSO PELAYANAN PASIEN TIDAK GAWAT DARURAT
SURAKARTA INSTALASI GAWAT DARURAT
Pengertian
Pasien tidak gawat darurat adalah pasien trauma maupun tidak trauma atau
kelainan lain yang tidak mengancam jiwa maupun kecacatan fisik yang
datang ke IGD.
Tujuan tercapainya pelayanan pasien yang paripurna
Kelompok II :
1. Suminten
2. Joko Saputro
3. Kartika Sari
Kelompok III:
1. Adi Fitriyanto
2. Soelis Prihartanti
3. Singgih Widi H
Kelompok IV:
1. Sukini
2. Danang Maryudianto
3. Guntur Sunyata