Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Disusun oleh :

1. Elsan Oktavian M. (P17019)


2. Nadia Hanifa P. (P17138)
3. Risky Nuryadin (P17144)
4. Rita Anggrahini (P17145)
5. Arvian Jalu J. P (P17163)
6. Frensiska Meilinda (P17177)
7. Munawaroh (P17187)
8. Nita Agustina (P17189)
9. Silvia Niam U. (P17199)
10. Aisyah Rizky S. (P17208)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Masalah Utama

Isolasi Sosial

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Definisi

Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami seseorang karena


orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya. (Videbeck, 2014).

Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok


mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan keterlibatan dengan
orang lain tapi tidak mampu untuk membuat kontak. (Yosep, 2015).

Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari


interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
(Kehat, 2011).

Jadi dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial adalah
keadaan dimana individu atau kelompok menghindari interaksi dengan
orang lain dan menghindari hubungan dengan orang lain.

2. Faktor Predisposisi

Terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang


dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, ragu, takut salah, putus
asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan.
3. Faktor Presipitasi

Terjadinya faktor sosiokultural karena menurunnya stabilitas keluarga


dan terpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain bergantung.

4. Tanda dan Gejala

Isolasi sosial menarik diri sering ditentukan adanya tanda dan gejala
sebagai berikut :

a) Data Subyektif

Sukar didapati jika klien menolak berkomuikasi. Beberapa data


subyektifnya adalah menjawab pertanyaan dengan singkat seperti kata
“iya” dan “tidak”.

b) Data Obyektif

1. Tampak menyendiri dalam ruangan

2. Tidak berkomunkasi, menarik diri

3. Tidak melakukan kontak mata

4. Tampak sedih, efek datar

5. Posisi menekuk ditempat tidur dengan punggung menghadap


kepintu

6. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau dengan


perkembangan usianya

7. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya


8. Kurang aktivitas

9. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi

10. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan diwajahnya

5. Akibat Terjadinya Masalah

Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadi resiko
perubahan persepsi sensori (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah
satu orientasi aktivitas yag maladaptif, dimana halusinasi adalah persepsi
klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan
eksternal.

6. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Isoalasi Sosial : menarik diri

Gangguan Konsep Diri : harga diri rendah


C. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

1. Isolasi Sosial

a) Data subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiridan mengungkapkan perasaan malu
terhadap dirinya.

b) Data obyektif

Klien nampak terlihat apatis, ekspresi sedih, menyendiri, berdiam diri


dikamar dan tampak diam.

2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

a) Data subyektif

1. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan degan


stimulus nyata atau melihat bayangan

2. Klien mencium bau tanpa stimulus

3. Klien merasa makan sesuatu

4. Klien merasa tersentuh dikulitnya

b) Data obyektif

1. Klien berbicara dan tertawa sendiri

2. Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu


3. Klien berhenti bicara ditengah untuk mendengar sesuatu

4. Disorientasi

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

a) Data subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri dang mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.

b) Data obyektif

Klien tampak suka menyendiri, bingung bila suruh memilih, ingin


menciderai diri sendiri.

D. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial

E. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Untuk klien

Tujuan umum :

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Kriteria hasil :

Ekspresi wajah bersahabat, mau berkenalan, ada kontak mata,


bersedia menceritakan perasaan.

2. Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan


komunikasi terapeutik

2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. Degarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

b) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

1. Kriteria hasil :

Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri

2. Tindakan :

1. Tanyakan pada klien tentang orang yang paling dekat dengan


klien

2. Tanyakan pada klien apa yang membuat klien tidak dekat


dengan orang

3. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau


bergaul

4. Beri runforcement positif terhadap kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya

c) Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan


sosial

Tindakan :

1. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan


kerugian menarik diri

2. Diskusikan bersama klien manfaat hubungan sosial dan kerugian


menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya

d) Klien dapat melaksanakan hbungan sosial secara bertahap dengan


perawat

Tindakan :

1. Observasi perilaku klien saat berhubungan sossial

2. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkomunikasi dengan perawat


dan klien

3. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatka


kemampuan klien berkomunikasi

4. Beri motivasi untuk melakukan kegiatan sosial jadwal yag telah


dibuat

2. Untuk keluarga

a) Tujuan umum :

Klien dapat mendorong klien untuk berinteraksi dengan orang lain

b) Tujuan khusus :

Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

c) Tindakan :

1. Bina berhubungan saling percaya degan keluarga : salam


perkenalan diri, sampaikan tujuan, buat kontrak waktu, eksplorasi
perasaan keluarga

2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku menarik diri,


penyebab, akibat dari dan cara keluarga menghadapi klien menarik
diri
3. Dorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bamasyanti, Mukripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.


Bandung : Refika Aditama
Keliat Budi Ana. 2016. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi II. Jakarta. EGC
Kusumawati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. Salemba
Medika
Videbeck, shulal. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai