Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
ISWATUN YULIYANTINI
SN192033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

A. Masalah Utama
Isolasi Sosial : Menarik Diri

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Perilaku isolasi sosial menarik diri merupakan suatu gangguan
hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2010).
Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari
interaksi dengan orang lain. Individu marasa dirinya kehilangan hubungan
akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran
prestasi, atau kegagalan .ia kesulian untuk berhubungan secara spontan
dengan orang lain  (Balitbang, 2010).

2. Tanda dan Gejala


a. Data subyektif
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang
lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang
lain
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
b. Data obyektif
1) Tidak memiliki teman dekat
2) Menarik diri
3) Tidak komunikatif
4) Tindakan berulang dan tidak bermakna
5) Asyik dengan pikirannya sendiri
6) Tak ada kontak mata
7) Tampak sedih, afek tumpul (Yosep, 2010)
3. Penyebab Terjadinya Masalah
Salah satu penyebab dari menarik diri (isos) adalah harga diri rendah, harga
diri adalah penilaian inividu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
a Faktor Predisposisi
1) factor perkembangan
setiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan diri masa
bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga
memiliki masalah respon social menarik diri.
2) factor biologic
factor genetic dapat menunjang terhadap respon social maladaptive.
Genetic merupakan salah satu factor pendukung gangguan jiwa.
3) factor sosiokultural
isos merupakan factor dalam gangguan berhubungan. Merupakan
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
oranglain, tidak menghargai anggota masyarakat yng tidak
produktif.
(Stuart & Suddeen, 2012)
b Faktor Presipitasi
1) faktor perkembangan
tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
maladaptif. System keluarga yng terganggu dapat menunjang
perkembangan respon maladaptive.
2) faktor biologik
factor genetic dapat menunjang terhadap respon social maladaptive.
3) faktor sosiokultural
isos merupakan factor dalam hubungan. Dapat dari norma yang
mendukung pendektan orang lainatau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, cacat dan
berpenyakit kronis.

4. Akibat Terjadinya Masalah


Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi. 
Halusinasi adalah suatu keadaan  yang merupakan gangguan pencerapan
(persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi
semua system  penginderaan  pada seseorang dalam keadaan sadar penuh
( baik ).

C. Pohon Masalah

Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

(Nita F, 2010)

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a Isolasi sosial : menarik diri
b Gangguan konsep diri Harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
Isolasi sosial : menarik diri
a Isolasi sosial : menarik diri
1) Data subjektif
Apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam,
menyendiri dan menolak berhubungan dengan orang lain.
2) Data objektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat (ya/ tidak)
b Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3) Data subjektif
Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya, mengungkapkan tidak
ada lagi yang peduli dan mengkritik dirinya sendiri
4) Data objektif
Merusak diri sendiri dan orang lain
E. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri

F. Rencana Keperawatan
Tujuan umum:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
2 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya.
b Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
c Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
d Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
3 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a Identifikasi bersama klien cara tindakan yang
dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan
keuntungan berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan
prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain
c Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
1) beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan dengan orang lain
2) diskusikan bersama klien tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
3) beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan
orang lain
b Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan
orang lain melalui tahap :
a) Klien – Perawat
b) Klien – Perawat – Perawat lain
c) Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
d) K – Keluarga atau kelompok masyarakat
c Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.
d Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama
klien dalam mengisi waktu
e Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
f Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam
kegiatan ruangan

DAFTAR PUSTAKA

Budi A Keliat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Fitria, N. (2010). Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan  Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika

Keliat, A.B. (2011). Model Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, G.W. (2011). Buku Saku Keperawataan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Townsend, M.C. (2012) Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri:


Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KLIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
(SP 1 PASIEN)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak
mata berkurang (menunduk), menolak hubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan SP 1
a. Klien mamp mengungkapkan hal-hal yang melatar belakangi terjadinya
isolasi.
b. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
c. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan
orang lain
d. Klien mampu mempraktikan berkenlan dengan orang lain
4. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien pengenal penyebab
isolasi social, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien
berkenalan.
Tindakan Keperwatan :
a. Mendiskusikan faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya isolasi
social
b. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
c. Mendiskusikan kerugian tiadak berinteraksi dengan orang lain
d. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu!” Perkenalkan nama saya perawat Iswatun. Nama Ibu
siapa? Senang di panggil siapa?”

b. Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa yang terjadi sehingga Ibu
dibawa kesini?”
c. Kontrak :
 Topik: “Senang ya bisa berkenalan dengan Ibu hari ini, bagaimana
kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal
sekaligus agar bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain?”
 Waktu: “ Berapa lama Bu? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
 Tempat: “Di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, di ruangan ini saja kita berbincang-bincang.”
2. Fase Kerja
“apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O… ibu merasa
sendirian? Siapa saja yang ibu kenal diruangan ini?”
“apa saja kegiatan yang ibu biasa lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien lain?”
“menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ?(sampai pasien jiwa dapat
menyebutkan beberapa). Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa
ya bu? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)”
“jadi banyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya. Kalau begitu inginka
ya bu? Belajar bergaul dengan orang lain? Bagus, bagaimana kalau
sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“Untuk berkenalan dengan orang lain kita suka, asal kita dan hobi.
Contoh : nama saya T, senang berkenalan. Contoh : nama bapak siapa?
Senang dipanggil apa? Asal dari mana?Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba!Misalnya saya belum kenal dengan ibu, coba berkenalan
dengan saya!”
“ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca,
hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya”

3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
“Ibu tadi sudah memperaktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.”
“Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada, sehingga ibu lebih siap berkenalan dengan orang lain. Ibu
mau praktekkan kepasien lain? Mau jam berapa mencobanya? Mari kita
masukkan pada jadwal hariannya”
“Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu
berkenalan dengan teman saya perawat N. bagaimana ibu mau kan?
Baiklah. Sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai