Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Program D3 Keperawatan


Stase Keperawatan Jiwa

Di Susun Oleh :
Ahmad Alvian
72020040007

Di Susun Oleh :
Layliyana Vinkha Kumala
212019010088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian

Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari interaksi
dengan orang lain. Individu marasa dirinya kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran prestasi, atau kegagalan . ia
kesulian untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain  (Balitbang, 2015).

B. Tanda dan Gejala

Data subyektif

o Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain


o Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
o Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
o Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
o Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
o Pasien merasa tidak berguna
o Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

Data obyektif

o Tidak memiliki teman dekat


o Menarik diri
o Tidak komunikatif
o Tindakan berulang dan tidak bermakna
o Asyik dengan pikirannya sendiri
o Tak ada kontak mata
o Tampak sedih, afek tumpul

(Yosep iyus, 2015)


C. Penyebab

Penyebab dari isolasi sosial adalah harga diri rendah ( HDR ). Harga diri
rendah adalah Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala  harga diri rendah :

o Mengkritik diri sendiri


o Perasaan tidak mampu
o Pandangan hidup yang pesimis
o Penurunan produktifitas
o Penolakan terhadap kemampuan diri

D. Akibat

Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi. 


Halusinasi adalah suatu keadaan  yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi)
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi semua system 
penginderaan  pada seseorang dalam keadaan sadar penuh ( baik ).
Gejala Klinis :

o Bicara, senyum dan tertawa sendiri.


o Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
o Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
o Tidak dapat memusatkan perhatian.
o Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya),
takut.
o Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

(Budi Anna Keliat, 2015)


E. POHON MASALAH

Pohon Masalah Isolasi Sosial - Menarik Diri

F. Penatalaksanaan

1. Farmakologi
 Obat anti psikosis : Penotizin
 Obat anti depresi : Amitripilin
 Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
 Obat anti insomnia : Phneobarbital
2. Terapi

a. Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi


masalah klien  dengan memberikan perhatian

1. BHSP
2. Jangan memancing emosi klien
3. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga
4. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
5. Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan
masalah yang dialaminya
b. Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau


aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena masalah sebagian orang merupkan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain.

c. Terapi musik

Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan


kesadaran pasien.

. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah keperawatan:
a. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…
b. Isolasi sosial: menarik diri
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

Data Subjektif:

 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan


dengan stimulus nyata
 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata
 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 Klien merasa makan sesuatu
 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
 Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
 Klien ingin memukul/melempar barang-barang

Data Objektif:

 Klien berbicara dan tertawa sendiri


 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
 Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
 Disorientasi
2. Isolasi Sosial : menarik diri

Data Subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri. Data Obyektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data subyektif:

 Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.

Data obyektif:

 Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih


alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial: Menarik diri

. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1:Menarikdiri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapeutik dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan:

 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-


tandanya.
 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi


halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain
 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan:

 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain


 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :

 K–P
 K – P – P lain
 K – P – P lain – K lain
 K – Kel/Klp/Masy
 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain

Tindakan:

 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan


dengan orang lain
 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain.
 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain
3. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan:

 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

a. Salam, perkenalan diri


b. Jelaskan tujuan
c. Buat kontrak
d. Eksplorasi perasaan klien
 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
a. Perilaku menarik diri
b. Penyebab perilaku menarik diri
c. Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
d. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu kali seminggu
 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
. STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1) ISOLASI SOSIAL
.
. A.    Proses Keperawatan.
. 1.      Kondisi Klien
. Data subjektif :
. ·         Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
. ·         Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
. ·         Klien merasa orang lain tidak selevel.
. Data objektif :
. ·         Klien tampak menyendiri.
. ·         Klien terlihat mengurung diri.
. ·         Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
. 2.      Diagnosa Keperawatan.
. Isolasi Sosial.
. 3.      Tujuan
. Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
. Khusus :
. a.       Klien dapat membina hubungan saling percaya.
. b.      Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
. c.       Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan
orang lain.
. d.      Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
. e.       Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang
lain.
. f.       Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
. g.      Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
. 4.      Tindakan Keperawatan.
. a.       Membina hubungan saling percaya.
. b.      Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
. c.       Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
. d.      Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
. e.       Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
. f.       Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
.
. B.     Proses Pelaksanaan
. 1.      Fase Orentasi.
. a.       Salam Terapeutik.
. “Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya
belia. Saya mahasiswa praktek dari Fakultas Keperawatan UNAND
yang akan dinas di ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan
merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu
di panggil apa?”
. b.      Evaluasi / Validasi.
. “Bagaimana perasaan Bu hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan
dan tidak berguna”
. c.       Kontrak.
. ü  Topik :
. “Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu
dan kemampuan yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan
saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain”
. Waktu :
. “Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
.   Tempat :
. “Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?”
. 2.      Fase kerja
. “Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? apa
yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan
teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa yang membuat ibu tidak dekat dengan
orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?
. Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita
mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya
apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya
teman ya. Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini ibu,
untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita
dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya belia, senang sipanggil
abel. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya
saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.
. Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!! setelah berkenalan
dengan ibu orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan ibu bicara. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap
dengan teman ibu” (Dampingi pasien bercakap-cakap)
.
. 3.      Terminasi.
. a.       Evaluasi subjektif dan objektif :
. “Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang
coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain!”
. b.      RTL
. “Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada
jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah bercakap-
cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu”
. c.       Kontrak yang akan datang :

.   Topik :
. “Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-
cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?”
.   Waktu :
. “Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”
.   Tempat :
. “Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya
permisi Assalamualaikum WR,WB”
. LAPORAN PENDAHULUAN
. ISOLASI SOSIAL
.
.
.
. Di Susun Guna Memenuhi Tugas Program D3 Keperawatan
. Stase Keperawatan Jiwa
.
.
.
.
.
.
.
.
. Di Susun Oleh :
. Ahmad Alvian
. 72020040007
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Di Susun Oleh :
.
Layliyana Vinkha Kumala
. 212019010088
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN
. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
. STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2) ISOLASI SOSIAL
. A.    Proses Keperawatan.
. 1.      Kondisi Klien.
. Data subjektif :
. ·         Klien mengatakan malas berinteraksi.
. Data objektif :
. ·         Klien menyendiri di kamar.
. ·         Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar.
. ·         Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya.
. 2.      Diagnosa Keperawatan.
. Isolasi Sosial.
. 3.      Tujuan.
. a.       Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain.
. b.      Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain.
. 4.      Tindakan Keperawatan.
. a.       Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
. b.      Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang.
. c.       Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
.
. B.     Proses Pelaksanaan
. 1.      Fase Orentasi.
. a.       Salam Terapeutik.
. “Assalamualaikum W, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?”
. b.      Evaluasi/ Validasi :
. “Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? Apakah ibu
sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana perasaan ibu setelah mulai
berkenalan?”
. c.       Kontrak :
. ü  Topik :
. “Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai
mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu semakin banyak
teman. Apakah ibu bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
. ü  Tempat :
. “Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?”
.
. 2.      Fase Kerja.
. “Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga
dinas di ruangan melati ini, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat
bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa,
bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai (fasilitasi
perkenalan antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain
nama,alamat, hobby apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat C dan D?
(bantu pasien mengembangkkan topik pembicaraan) wah bagus sekali, Nah ibu apa
kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai mana kalau kita menemani
teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di ruang makan sambil menolong
teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari bu.. (dampingi pasien
ke ruang makan) apa yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara
menyusun piring diatas meja silahkan ibu( jika pasien diam dapat dibantu oleh
perawat) coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun piring di atas meja kepada
teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan.. silahkan.
. Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagaimana kalau ibu dengan teman ibu
melakukan menyusun gelas diatas meja bersama… silahkan bercakap-cakap ibu”
. 3.      Terminasi.
. a.       Evaluasi subjektif dan objektif :
. “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C
dan bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di ruang
makan? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?”
. b.      RTL
. “Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan siang. Mau jam
berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang”
. c.       Kontrak yang akan datang :
. ü  Topik :
. “Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan
dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian
lain, apakah ibu bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya
akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum
WR,WB”
. ü  Tempat :
. “Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”
.
. STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3) ISOLASI SOSIAL
. A.    Proses Keperawatan.
. 1.      Kondisi Klien.
. Data subjektif :
. ·         Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
. ·         Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan orang lain.
. Data objektif :
. ·         Klien tampak sudah mau keluar kamar.
. ·         Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.
. 2.      Diagnosa Keperawatan.
. Isolasi Sosial.
. 3.      Tujuan.
. a.       Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
. b.      Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
. 4.      Tindakan Keperawatan.
. a.       mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
. b.      memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
. c.     menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
.
. B.     Proses Pelaksanaan
. 1.      Fase Orentasi.
. a.       Salam Terapeutik.
. “Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?”
. b.      Evaluasi/ Validasi :
. “Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan otrang lain? Apa
kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan jadwal
berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus ibu”
. c.       Kontrak :
. ü  Topik :
. “Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi bu
berkenalan atau bercakap-cakap dengan tukang masak, serta bercakap-cakap
dengan teman sekamar saat melakukan kegiatan harian. Apakah ibu bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
. ü  Tempat :
. “Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?”
. 2.      Fase Kerja.
. “Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru
masak sedang memasak dan jurumasak disana berjumlah lima orang disana.
Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap bergabubg dengan
banyak orang? Nah ibu sesampainya disana ibu langsung bersalaman dan
memperkenalakan diri seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan
yakin bahwa orang-orang disana senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu kita
berangkat sekarang ya bu”
. (selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan kelompok, sampai dengan
kembali keruma).
. “Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat
melakukan kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin bu lakukan? Ooh merapikan
kamar baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan Nn. E? baiklah bu.
kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu kamar tidur ya bu” (perawat
mengaja pasien E untuk menemani pasien merapikan tempat tidur dan menyapu
kamar, kemudian memotivasi pasien dan teman sekamar bercakap-cakap.
. 3.      Terminasi.
. a.       Evaluasi subjektif dan objektif :
. “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di
dapur ? kalau setelah merapikan kamar bagaimana ibu? apa pengalaman ibu yang
menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah manfaatnya kita bergabung dengan
orang banyak?”
. b.      RTL :
. “Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu
bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan oleh teman-teman
ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur kita cantumkan
dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu akan berlatih? Baiklah pada pagi jam
08:00 dan sore jam 16:00”
. c.       Kontrak yang akan datang :
. ü  Topik :
. “Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam
melakukan berbincang-bincang saat menjemput pakaian ke laundry. apakah ibu
bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
. ü  Tempat :
. “Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? ? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok B. saya
permisi Assalamualaikum WR,WB”
.

. STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP 4) ISOLASI SOSIAL


. A.    Proses Keperawatan.
. 1.      Kondisi Klien.
. Data subjektif :
. ·         Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
. ·         Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.
. Data objektif :
. ·         Klien sudah mau keluar kamar.
. ·         Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.
. 2.      Diagnosa Keperawatan.
. Isolasi Sosial.
. 3.      Tujuan.
. a.       Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
. b.      Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
. 4.      Tindakan Keperawatan.
. a.     Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
. b.     Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
. c.     Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
.
. B.     Proses Pelaksanaan
. 1.      Fase Orentasi.
. a.       Salam Terapeutik.
. “Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih
kenal dengan saya?”
. b.      Evaluasi/ Validasi :
. ”Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepia, rasa
enggan berbicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah
dilakukan?dilakukan sambil bercakap-cakap kan ibu? sudah berapa orang baru yang
ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain bagaimana? Apakah sudah bercakap-
cakap juga? Bagaiman perasaan ibu setelah melakukan semua kegiatan? Waah ibu
memang luar biasa”

. c.       Kontrak :
. ü  Topik :
. “Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi
ibu dalam menjemput pakaian ke laundry atau latihan berbicara saat melakukan
kegiatan sosial. Apakah ibu bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
. ü  Tempat :
. “Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?”
. 2.      Fase Kerja.
. “Baiklah, apakah bu sudah mempunyai daftar baju yang akan di ambil?
(sebaiknya sudah disipakan oleh perawat) baiklah ibu mari kita berangkat ke
ruangan laundry.
. (komunikasi saat di ruangan laundry).
. “Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti, setelah itu
ibu bertanya kepada ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan melati sudah ada? Jika
ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya.. setelah selesai, minta ibu siti menghitung
total pakaian dan kemudian ibu ucapkan terimakasih pada Ibu siti.. Nah sekarang
coba ibu mulai” ( perawat mendampingi pasien)
.
. 3.      Terminasi.
. a.       subjektif dan objektif :
. “Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat menjemput pakaian
ke ruangan laundry? Apakah pengalaman yang menyenangkan bu?”
. b.      RTL :
. “Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan menjemput pakaian ke ruangan laundry”
. c.       Kontrak yang akan datang :
. ü  Topik :
. “Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang
kebersihan diri. apakah ibu bersedia?”
. ü  Waktu :
. “Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
. ü  Tempat :
. “Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi Assalamualaikum WR,WB”
.
 

DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan  Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat A,Budi Akemat. 2015. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
Yosep Iyus, 2015. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai