Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

HALUSINASI

Disusun Oleh :

Nama : Fathi Rozak


Nim : C1018065
Kelas : 3B S1 Ilmu Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2020
A. LATAR BELAKANG

Halusinasi merupakan gangguan orintasi realita, karena terganggunya fungsi otak:


kognitif dan proses pikir, fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial.
            Gangguan terhadap fungsi kognitif dan persepsi akan mengakibatkan kemampuan
menilai terganggu, sedangkan gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial akan
mengakibatkan terganggunya kemampuan berespon yakni  perilaku non verbal
(Ekspresi,gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Memperhatikan
perilaku klien seperti ini tentu akan menjadi suatu hal yang perlu direspon oleh Perawat
profesional, paling tidak mengeliminir masalah-masalah yang ada sehingga keadaan seorang
pasien tidak berkembang menjadi lebih berat ( perilaku agresif / perilaku kekerasan).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum mememperoleh pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan
keperawatan pada klien dengan halusinasi pendengaran, diharapkan akan mampu
mengidentifikasikan seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan halusinasi.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji klien dengan masalah utama halusinasi.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi.
c. Mahasiswa mampu merencistrian tindakan keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi.
d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan klien
dengan masalah utama halusinasi.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan masalah
utama halusinasi.
C. PENGERTIAN

Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Schizofrenia. Dari seluruh klien
Schizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiibua lain yang juga disertai
dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delerium.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
eksteren :Persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah
terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang
terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien.
D. PENYEBAB
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien menarik
diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan
sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih
terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus
eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal
dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
E. TANDA DAN GEJALA
1. Aspek fisik :
a. Makan dan minum kurang
b. Tidur kurang atau terganggu
c. Penampilan diri kurang
d. Keberanian kurang
2.   Aspek emosi :
a. Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
b. Merasa malu, bersalah
c. Mudah panik dan tiba-tiba marah
3. Aspek social
a. Duduk menyendiri
b. Selalu tunduk
c. Tampak melamun
d. Tidak peduli lingkungan
e. Menghindar dari orang lain
f. Tergantung dari orang lain
4. Aspek intelektual
a. Putus asa
b. Merasa sendiri, tidak ada sokongan
c. Kurang percaya diri
F. AKIBAT
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV,
di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya.
Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam
situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak
lingkungan.
1. Tanda dan gejala :
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat
f. Memaksakan kehendak: Marah marah jika keinginnya tidak terpenuhi
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif
a. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal
atau marah.
c. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
a. Mata merah, wajah agak merah.
b. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
c. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d. Merusak dan melempar barang-barang.
2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d. Klien merasa makan sesuatu
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g. Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
3. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal
kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang
memperhatikan kebersihan
H. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan

Perubahan Sensori Persepsi


Isolasi Sosial: Menarik Diri

I. Diagnosa Keperawatan

1.      Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi audiotorik.
2.      Perubahan persepsi sensorik : Audiotorik berhubungan dengan menarik diri
3.      Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri berhubungan dengan Harga diri rendah
J. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa I : Perubahan sensori persepsi halusinasi

Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya

Tindakan :

a.   Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

2.      Klien dapat mengenal halusinasinya

Tindakan :

a.    Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

b.    Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara

3.      Klien dapat mengontrol halusinasinya

Tindakan :

a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

b Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian

c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:


d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap

e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih

f. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil

g. Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi

4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

Tindakan :

a. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi

b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):

5. Klien memanfaatkan obat dengan baik

Tindakan :

a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum obat

b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya

c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan

d. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi

e. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri

Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi

Tujuan khusus :

1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik,
tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan


bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

2.      Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan :

a.    Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b.    Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul

c.    Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul

d.   Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3.      Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

a.         Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain

b.         Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

4.      Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan :

a.         Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b.         Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap

c.         Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d.        Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan


e.         Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

f.          Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g.         Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5.      Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Tindakan :

a.          Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain

b.          Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain

c.          Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan


manfaat berhubungan dengan oranglain

6.      Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan :

a.             Bina hubungan saling percaya dengan keluarga

b.            Diskusikan dengan anggota keluarga tentang

c.             Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk


berkomunikasi dengan orang lain

d.            Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu

e.             Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Iyus, Y. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:


Refika Aditama.

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003

Wijayaningsih, K. s. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.


Jakarta Timur: TIM

Anda mungkin juga menyukai