DISUSUN OLEH:
MAY DINDA INDRIYA ANGGRAENI
P1337420119320
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari luaryang
dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996).
2. MACAM-MACAM HALUSINASI
a. Halusinasi pendengaran
b. Halusinasi penglihatan.
c. Halusinasi penciuman.
d. Halusinasi pengecapan.
e. Halusinasi perabaan.
f. Halusinasi kinestik.
g. Halusinasi hipnogogik.
h. Halusinasi hipnopompik.
i. Halusinasi histerik.
j. Halusinasi autoskopi.
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar) yang berhubungan dengan
adanya isolasi sosial : manarik diri.
b. Resiko menciderai diri dan orang lain yang berhubungan dengan gangguan
persepsi sensori : halusinasi peraba
c. Perubahan isolasi sosial : menarik diri.
8. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa 1. Resiko menciderai diri sendiri dan oaring lain berhubungan
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar
a Tujuan Umum
Klien tidak menciderai orang lain
b Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil:
Ekspresi wajah bersahabat
Menunjukkan rasa senang
Ada kontak mata atau mau jabat tangan
Mau menyebutkan nama
Mau menyebut dan menjawab salam
Mau duduk berdampingan dengan perawat
Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapetik
a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non
verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan terima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
Rasionalisasi
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Kriteria hasil:
a. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya
halusinasi
b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap
halusinasinya
c. Bantu klien mengenal halusinasinya
Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan
apa yang sedang terasa
Katakan bahwa perawat percaya klien meraskan sentuhan
itu namun perawat sendiri tidak melihatnya
Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien
Katakan bahwa perawat siap membantu klien
d. Diskusikan dengan klien
Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Kriteria hasil:
Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan halusinasinya
Klien dapat menyebutkan cara baru
Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasi
Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
Intervensi
a. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi
halusinasi. Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus
halusinasi
b. Diskusikan manfaat dara yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian. Rasional: reinforcement positif dapat
meningkatkan harga diri klien
c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi
1) Katakan “ saya tidak mau merasakan kamu”
2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap
3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak
sempat muncul
4) Meminta perawat/teman/keluarga untuk menyapa jika
klien melamun, rasional: memberi alternatif pikiran bagi
klien
d. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap
rasional: memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien
untuk mencoba memilih salah satu cara pengendalian
halusinasi
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih,
evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi realita
Rasional:
Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi
realita klien
4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol
halusinasinya
Kriteria hasil
Klien dapat hubungan saling percaya pada perawat
Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan
untuk mengendalikan halusinasi
Intervensi
a. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika sedang
halusinasi
Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam
mengontrol halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
1) Gejala halusinasi yang dialami klien
2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri
4) Beri informasi tentang kapan pasien memerlukan
bantuan. Rasional: Untuk meningkatkan pengetahuan
tentang halusinasi
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Kriteria hasil
Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan
efek samping
Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan
benar
Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping
obat
Klien dapat memahami akibat pemakaian obat tanpa
konsultasi
Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
Intervensi
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,
frekuansi dan manfaat obat
b. Ajurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan
efek samping obat yang dirasakan.Rasional: dengan
mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus
dilakukan setelah minum obat
d. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.Rasional:
Pengobatan dapat bejalan sesuai rencana
e. Bantu klien menggunakan prinsip 5 benar. Rasional: dengan
mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang
pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap
Diagnosa Keperawatan 2 : Resiko menciderai diri dan orang lain yang
berhubungan dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi peraba
a. Tujuan umum:
Klien tidak menciderai orang lain dan diri sendiri
b. Tujuan khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mengenal amarahnya
Klien dapat mengendalikan emosinya
Klien dapat dukungan dari keluarganya untuk mengontrol
amarahnya.
Klien dapat memanfaatkan obat sebaik mungkin.
c. Kriteria hasil
Klien mampu mendemonstrasikan kemampuan mengendalikan diri
seperti relaksasi tubuh.
Klien mampu memahami situasi yang nyata.
Klien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan.
d. Intervensi
1. Dirikan sebuah kepercayaan dalam diri klien, seperti: jangan
berusaha berdebat/ menentang amuknya, yakinkan klien bahwa dia
dalam keadaan aman dan jangan tinggalkan klien sendirian.
Rasional: menghindari kecurigaan dan menimbulkan keterbukaan.
2. Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional: memperkirakan kemungkinan terjadi kekerasan.
3. Kaji persepsi sensori klien yang dapat menimbulkan keinginan
melakukan kekerasan.
Rasional: memahami isi pikir klien sehingga dapat mengetahui
perubahan isi pikir klien.
4. Jangan menerima/ mengkritik isi pikir klien yang salah.
Rasional: hal tersebut dapat menimbulkan konflik yang dapat
menghambat proses interaksi.
5. Pertahankan sikap yang tenang terhadap klien.
Rasional: ansietas perawat memancing klien lebih agitasi.
6. Ajarkan klien latihan relaksasi.
Rasional: membantu mengatasi meningkatnya stimulus.
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pembrian obat-obatan
tranquilizer dan pantau keevektifitasannya dan efek sampingnya.
Rasional: sebagai pengontrol prilaku psikosis dan penenang
hiperaktivitas.
Rasionalisasi :
Klien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar
terbiasa membina hubungan yang sehat dengan orang
alain
Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga
timbul motivasi untuk berinteraksi.
5. Klien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
Intervensi Keperawatan :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengn orang lain.
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat
berhubungn dengan orang lain.
c. Beri reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaanya berhubungan dengan orang lain.
Rasionalisasi :
Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang
lain akan sangat membantu klien memahami manfaat
berhubungan dengan orang lain.
6. Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan
dengan orang lain.
Kriteria evaluasi :
Keluarga dapat Menjelaskan perasaannya, Menjelaskan cara
mearawat klien menarik diri, mendemontrasikan cara
perawatan klien menarik diri, berpartisipasi dalam perawatan
klien menarik diri.
Intervensi Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya denagn keluarga : salam,
perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat kontrak eksplorasi
perasaan keluarga.
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku
menarik diri, penyebab perilaku menarik diri, akibat yang
akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara
keluarga menghadapi klien menarik diri.
c. Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
d. Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
e. Beri reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai keluarga.
Rasionalisasi :
Keluarga dapat membantu dan mendukung klien untuk
berhubungan dengan orang lain melalui keterlibatan
keluarga dalam merawat klien.
9. STRATEGI PELAKSANA
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
”Selamat pagi ibu, Saya Mahasiswa keperawatan Poltekkes Semarang yang
akan merawat ibu Nama Saya Aken Larasati, senang dipanggil Aken. Nama
ibu siapa?Ibu senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini ibu dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang
tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
”Apakah ibu merasakan sentuhan tanpa ada wujudnya?Apa yang dirasakan
dari sentuhan itu?”
” Apakah terus-menerus terasa atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering E merasa sentuhan? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa
sentuhan itu terasa? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang ibu rasakan pada saat merasakan sentuhan itu?”
”Apa yang ibu lakukan saat merasa sentuhan itu? Apakah dengan cara itu
sentuhan-sentuhan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah sentuhan-sentuhan itu muncul?
” Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik sentuhan tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat sentuhan-sentuan itu muncul, langsung
ibu bilang, pergi saya tidak mau merasakan, … Saya tidak mau merasakan
Kamu sentuhan palsu. Begitu diulang-ulang sampai sentuhan itu tak terasa
lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bu E
sudah bisa”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan E setelah peragaan latihan tadi?” Kalau sentuhan-
sentuhan itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita
buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara
masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan sentuhan dengan cara yang kedua? Jam berapa E?
Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (2009). Model Praktik Keperawatan rofesional Jiwa.
EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC:
Jakarta.