Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

B
DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:
HALUSINASI PENDENGARAN PADA SKIZOFRENIA

DISUSUN OLEH

HAMSIANI
NIM : 2021012065
HALUSINASI DENGAR

1. MASALAH UTAMA
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Halusinasi dengar merupakan persepsi sensoriyang salah terhadap stimulus dengar
eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980).
Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu tanpa
adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984).
B. Tanda dan gejala
Prilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut
1. Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara.
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau
kepada benda mati seperti mebel, tembok dll.
3. Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak tampak.
4. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara.
C. Penyebab :
Isolasi sosial menarik diri
1. Pengertian
Menarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dan orang lain yang di tandai
dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri yang kurang.
2. Penyebab
a. Perkembangan
Sentuhan,perhatian,kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu menyendiri,
kemampuan berhubungan dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik
diri.
b. Harga diri rendah
3. Tanda dan gejala
Tanda gejala menarik diri dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain
a. Aspek fisik
1) Penampilan diri kurang.
2) Tidur kurang.
3) Keberanian kurang.
b. Aspek emosi
1) Bicara tidak jelas.
2) Merasa malu.
3) Mudah panik.
c. Aspek sosial
1) Duduk menyendiri
2) Tampak melamun
3) Tidak peduli lingkungan
4) Menghindar dari orang lain
d. Aspek intelektual
1) Merasa putus asa
2) Kurang percaya diri

D. Akibat
Resiko mencederai orang lain dan diri sendiri
1. Pengertian
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan keselamatan jiwanya maupun orang lain di sekitarnya (Town send, 1994)
2. Penyebab
a. Halusinasi
b. Delusi
3.Tanda dan gejala
a. Adanya peningkatan aktifitas motorik
b. Perilaku aktif ataupun destruktif
c. Agresif

III. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar

Isolasi sosial : menarik diri

IV. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


A. Data Obyektif .
Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini
1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau
kepada benda mati seperti mebel,tembok dll
3) Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara
4) Tidur kurang/terganggu
5) Penampilan diri kurang
6) Keberanian kurang
7) Bicara tidak jelas
8) Merasa malu
9) Mudah panik
10) Duduk menyendiri.
11) Tampak melamun.
12) Tidak peduli lingkungan.
13) Menghindar dari orang lain.
14) Adanya peningkatan aktifitas motorik.
15) Perilaku aktif ataupun destruktif.

B. Data Subyektif
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang tampak.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan persepsi sensori:
Halusinasi dengar.
B. Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya isolasi sosial :
menarik diri.

VI. FOKUS INTERVENSI .


A. Diagnosa 1 . Resiko menciderai diri sensiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan
sensori : Halusinasi dengar .
TUM : Klien tidak menciderai orang lain .
TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil - Ekspresi
wajah bersahabat.
- Menunjukan rasa senang.
- Ada kontak mata atau mau jabat tangan.
- Mau menyebutkan nama.
- Mau menyebut dan menjawab salam.
- Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi:
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.
Rasionalisasi : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya.

TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi dengan kriteria hasil:


a. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi.
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya terhadap halusinasi.
c. Bantu klien mengenal halusinasinya.
1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa yang sedang terdengar.
2) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak
melihatnya.
3) Katakan bahwa klien lain juga yang seperti klien.
4) Katakan bahwa perawat siap membantu klien.
d. Diskusikan dengan klien
1) Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.
2) Waktu dan frekuensinya terjadi halusinasi.
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.

TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil :


- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan cara baru.
- Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.
- Klin dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.
Intervensi:
a. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi halusinasi.
Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian. Rasional:
reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.
1) Katakan “ saya tidak mau dengar kamu”
2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.
3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
4) Meminta perawat /teman/keluarga untuk menyapa jika klien melamun.
Rasional: memberi alternative pikiran bagi klien
d. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap. Rasional: Memotivasi dapat
meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah satu cara pengendalian
halusinasi.
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan beri pujian
jika berhasil
f. Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi realita.
Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi realita klien.

TUK : 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya dengan kriteria
hasil:
- Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan
halusinasi
Intervensi:
a. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi. Rasional: untuk
mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasi.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
1). Gejala halusinasi yang dialami klien.
2). Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag untuk memutus halusinasi.
3). Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan jangan biarkan
sendiri.
4). Beri informasi tentang kapan pasien memerluakn bantuan.
Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang halusinasi.

TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik. Dengan kriteria hasil :


- Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping
- Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
- Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi
- Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.
Intervensi:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.
b. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek samping obat yang
dirasakan.
Rasional ; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus dilakukan
setelah minum obat.
d. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.
Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
e. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.
Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang pengobatan dapat
ditingkatkan secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I Edition . Lippincot .
Philadelphia .

2. Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC. Jakarta .

3. Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5 th Edition . Lippincott.
Philadelphia .

4. Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.

5. Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. EGC.Jakarta .

6. Townsend . 1995. Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing a Pocket Guide For Care Plan
Construction . Edisi 3 . EGC. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.B
DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PENDENGARAN PADA SKIZOFRENIA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. B
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pemulung
Pendidikan : SMP
No. RM :
Tanggal masuk : Jumat, 24 Juni 2022 pukul 19.00
WIB Tanggal pengkajian : Selasa, 28 Juni 2022 pukul
11.00 WIB Alamat : Jl. Sungai Kapuas
Diagnosa medis : Skizofrenia
2. Identitas Penanggung
Jawab Nama :
Ny. A
Umur : 50 tahun
Alamat : Jl. Sungai Kapuas
Hubungan : Ibu

B. ALASAN MASUK
Pada hari Jumat tanggal 24 Juni 2022 jam 19.00 WIB klien datang ke IGD RSJ
dibawa oleh keluarganya dengan laporan dari keluarga klien bahwa klien marah-marah,
dan melempar kaca tetangga dengan batu karena ada suara-suara bisikan yang
menyuruh klien untuk melempar batu ke rumah tetangganya. Kemudian klien dirawat di
ruang garuda RSJ.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Gangguan Jiwa Di Masa Lalu
Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 3 tahun yang lalu. Kepribadian
klien juga merupakan seorang introvert.
2. Pengobatan Sebelumnya
Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 3 tahun yang lalu dan kontrol ke
RSJ setiap bulannya.
3. Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa,tidak ada riwayat kejang, tidak ada riwayat infeksi.
4. Pengalaman Masa Lalu yag Tidak Menyenangkan
Klien bercerai dengan istrinya 3 tahun yang lalu.

D. FAKTOR PRESIPITASI
Klien sudah 2 bulan tidak mau kontrol ke RSJ dan tidak mau minum obat antipsikotik
karena merasa sudah sembuh.

E. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA


1. Persepsi Klien Atas Masalahnya
Menurut penuturan klien, klien ingin pulang dan merasa sudah merasa sembuh.
2. Persepsi Keluarga Atas Masalahnya
Keluarga menyadari apabila klien terlambat kontrol keluhan yang sebelumnya
dirasakan akan muncul kembali.
3. Harapan Klien Sehubungan Dengan Pemecahan Masalah
Menurut penuturan klien, klien tidak ingin di rawat di RSJ dan ingin melakukan kontrol
saja.
4. Harapan Keluarga Sehubungan Dengan Pemecahan Masalah
Keluarga berharap dengan dirawatnya klien di RSJ bisa membuat kondisi klien lebih
baik dan berharap kondisi klien bisa terkontrol.

F. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA


1. Koping Klien Terhadap Masalah Yang Dihadapi
Klien selalu mengungkapkan kalau dirinya sudah sembuh dan tidak ingin dirawat.
2. Koping Keluarga Terhadap Masalah Klien
Keluarga menerima kondisi klien dan mengungkapkan akan sering mengunjungi
klien.

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 MmHg suhu : 36,2 ˚C
Nadi : 80x/menit BB : 65 Kg
Respirasi : 20x/menit TB : 165 cm
Keluhan fisik : tidak ada.
2. Kardiovaskuler
Nadi Teraba regular 80x/menit tidak ada peningkatan tekanan ortostatik
3. Respirasi
Bentuk hidung simetris, tidak ada cuping hidung, suara nafas vesikuler 20x/menit, tidak
ada suara nafas tambahan, tidak ada nyeri tekan.
4. Integumen
Kulit kepala bersih, turgor kulit baik.
5. Gastrointestinal
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, refklek menelan baik, bising usus tidak
terkaji, BAB 1x/ hari
6. Persyarafan
Reflek bisep dan trisep tidak terkaji
7. Haemopiitik
Konjungtiva ananemis, akral hangat, CRT< 2 detik
8. Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,.
9. Pengindraan
Tidak dapat terkaji.
10. Muskuloskeletal
Klien dapat berdiri dan berjalan, kekuatan otot 5.

H. KELUARGA
1. Genogram
Keterangan = Laki-Laki
:

= Perempuan

X = Meninggal
= Klien
------ = Tinggal Serumah

2. Pola Pengambilan Keputusan


Keluarga klien mengatakan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dengan
pola asuh keluarga yang baik, dan pengambil keputusan oleh ibu, dan komunikasi
terhadap ibu dan adik adiknya cukup baik.

I. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Menurut penuturan klien, klien suka dengan seluruh tubuhnya.
b. Identitas Diri
Menurut penuturan klien, klien adalah seorang duda berusia 25 tahun dan cerai
dengan istrinya 3 tahun yang lalu.
c. Peran Diri
Menurut penuturan klien, klien adalah anak pertama dan harus membantu adik
adiknya.
d. Ideal Diri
Menurut Penuturan klien, klien ingin pulang dan bekerja kembali.
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Menurut keluarga klien, ibu adalah orang yang berarti dan ingin memenuhi
kebutuhannya.
b. Peran serta dalam kehidupan masyarakat kelompok
Klien kurang bergaul dengan orang sekitar, klien berangkat kerja pagi dan pulang
sore hari menjelang malam.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak berminat berhubungan dengan orang lain.
J. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Pendidikan terakhir klien adalah SMP. Klien bekerja sebagai pemulung.

K. GAYA HIDUP
Klien berasal dari keluarga sederhana yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

L. BUDAYA
Klien merupakan suku sunda, tidak ada ritual kebudayaan khusus yang dilakukan klien
atau keluarga.

M. SPIRITUAL
1. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan klien percaya bahwa Allah itu ada,dan klien percaya bahwa Allah
akan menolongnya dari gangguan suara-suara ghaib itu.
2. Kegiatan Ibadah
Menurut penuturan klien, klien kadang kadang menjalankan sholat wajib .

N. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien rapi dan bersih, keadaan rambut bersih. Penggunaan pakaian
sesuai dengan semestinya.
2. Aktivitas Motorik
Klien tampak, gelisah, tegang, dan sering mondar mandir.
3. Alam Perasaan
Klien tampak khawatir saat bisikan bisikan itu datang.
4. Afek
Afek klien labil, sering marah secara tiba tiba.
5. Interaksi selama wawancara
Pada saat berinteraksi klien kooperatif namun kurang konsentrasi dan selalu melihat
ke arah lain ketika diajak berbicara.
6. Persepsi : halusinasi
Klien berfikir bahwa suara-suara bisikan itu adalah nyata, suara-suara itu mengatakan
bahwa klien harus menuruti apa yang dikatakan suara ghaib itu.
7. Proses Pikir
Tangensial: saat ditanya jawaban klien berbelit belit dan sulit dimengerti.
8. Isi pikir
Klien tidak memiliki gangguan isi pikir.
9. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu , tempat dan orang masih baik. Klien juga mengatakan bahwa
dirinya sakit dan mengerti bahwa dirinya berada di rumah sakit jiwa.
10. Memori
Klien mudah mengingat apa yang baru di kenal, klien juga masih mengingat dengan
apa yang dia lakukan sebelum ia masuk ke rumah sakit jiwa.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dan mengerti barang-barang yang ada di sekitarnya tingkat
konsentrasi klien tinggi mudah menangkap dan paham tentang sesuatu
pengatahuan yang di berikan oleh perawat.
12. Daya Tilik Diri
Ketika klien di tanya klien mampu menjawab dan saat dihadapkan pada suatu
masalah klien mampu menyelesaikan masalah tanpa meminta pendapat orang lain.

O. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
a. makanan
Klien dan keluarga mampu memenuhi kebutuhan makanan setiap hari.
b. Transportasi
Jika pergi bekerja biasanya klien jalan kaki.
c. Tempat tinggal
Klien memiliki rumah dan tinggal bersama ibu dan adik adiknya.
d. Perawatan kesehatan
Terdapat poli jiwa di RSUD dekat tempat tinggal klien dan menerima klien BPJS.
e. Pakaian
Klien menggunakan pakaian yang sesuai.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, kebersihan
BAB/BAK, dan ganti baju secara mandiri.
b. Nutrisi
Klien merasa puas dengan selera makannya dan menghabiskan makananya,klien
terlihat lahap (frequensi makan 3x sehari), tidak terjadi penurunan BB.
c. Tidur
Klien mengatakan jarang tidur siang karena digunakan untuk aktifitas dan kien
juga mengatakan terkadang sulit tidur siang karena ada suara yang
menyuruhnya untuk tidak menutup mata ketika malam hari klien bisa tidur.
3. Penggunaan Obat
Sebelumnya klien sudah mengkonsumsi obat obatan selama 3 tahun, tetapi dalam 2
bulan terakhir klien tidak mau kontrol karena merasa sudah sembuh.
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : (√ ) ya ( ) tidak
Terapis : ( ) ya (√) tidak
Teman sejawat : ( ) ya (√) tidak
Kelompok sosial: ( ) ya (√) tidak
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi
Klien besyukur dengan pekerjaannya sekarang dan berharap mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik.
P. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik
Skizofrenia
2. Terapi medik
 ChlorpromaZine 2x100 mg / (pagi-sore) secara oral
 Haloperidol 2x5 mg / (pagi-sore) secara oral
 Risperidone 2x2 mg / (pagi-sore) secara oral
 Thryhixipenidile 2x2 mg / (pagi-sore) secara oral

Q. ANALISA DATA
No Data fokus Masalah Keperawatan
1 Ds :
- klien mengatakan mendengar suara dan
Gangguan persepsi
bisikan
sensori: halusinasi
Do :
pendengaran
- klien terlihat sering berbicara sendiri
- klien terlihat sering mondar mandir
- klien terlihat menyendiri dan melamun

R. MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
S. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn. B Dx Medis : Skizofrenia
No RM : Ruangan : Garuda

Diagnosa Perencanaa
Keperawatan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Gangguan TUM : Setelah 1x interaksi 1. Identifikasi jenis 1. Menentukan
persepsi Klien dapat klien menunjukan halusinasi klien jenis halusinasi
sensori: membina tanda-tanda percaya 2. Identifikasi waktu yang di alami
halusinasi halusinasi klien. atau di rasakan
hubungan saling kepada atau terhadap
3. Identifikasi frekuensi klien.
pendengaran percaya, klien perawat : halusinasi klien. 2. Menentukan
dapat mengenal 1. Klien dapat 4. Identifikasi isi apa isi /seperti
halusinasinya membina halusinasi klien. apa halusinasi
dan klien dapat hubungan saling 5. Identifikasi situasi yang di rasakan
mengontrol percaya dan mau yang menimbulkan klien.
halusinasinya. berjabat tangan halusinasi. 3. Menentukan
6. Identifikasi respon kapan
dengan perawat,
terhadap halusinasi. halusinasi
TUK 1 : mau menyebutkan 7. Latih klien cara tersebut
Klien dapat nama, kontrol halusinasi muncul.
mengenal 2. mau memanggil dengan menghardik. 4. Menentukan
halusinasi yang nama perawat, 8. Pinta klien untuk berapa sering
dialaminya dan mau duduk memperagakan halusinasi
dapat berdampingan ulang muncul.
5. Menentukan
melakukan cara dengan perawat.
pada saat apa
yang pertama 3. klien mampu halusinasi
yaitu mengenali tersebut
menghardik. halusinasi dan muncul.
mampu mengontrol 6. Mengatahui
dengan cara reaksi atau
menghardik respon klien
saat mengalami
halusinasi.
7. Mencegah
terjadinya
halusinasi
ketika muncul.
8. Menilai
kemampuan
klien.

TUK 2: Setelah tindakan 1. Evaluasi jadwal 1. Menentukan


Klien dapat keperawatan klien kegiatan klien apakah klien
mengontrol dapat bercakap-cakap 2. Latih klien sudah
halusinasinya mengontrol menetapkan
dengan teman,
dengan halusinasi dengan latihan
perawat, anggota cara bercakap- sebelumnya.
bercakap-cakap keluarga. cakap dengan 2. Agar klien
dengan orang teman, perawat, terdistraksi dan
lain, perawat, anggota keluarga, tidak fokus pada
halusinasi
teman, anggota
keluarga.
TUK 3: Setelah tindakan 1. Jelaskan pentingnya 1. Agar klien
Klien dapat keperawatan klien aktivitas yang mengerti apa
mengontrol dapat melakukan teratur untuk yang harus
halusinasinya mengatasi dilakukan
aktivitas sesuai jadwal
dengan halusinasi. 2. Agar sesuai
yang telah disusun. 2. Diskusikan aktivitas dengan
membuat jadwal
yang biasa keiinginan klien
harian dilakukan oleh klien dan sesuai
3. Susun jadwal dengan
aktivitas sehari-hari kebutuhan.
sesuai dengan 3. Agar klien
aktivitas yang telah terdistraksi dari
dilatih. halusinasi
4. pantau pelaksanaan 4. Agar terapi
jadwal kegiatan; dapat efektif
5. berikan penguatan 5. Meningkatkan
terhadap perilaku kepercayaan
klien yang positif. diri.
Klien dapat Setelah tindakan 1. Menentukan
mengontrol keperawatan klien 1. Evaluasi masalah apakah klien
halusinasinya dapat meminum obat dan latihan sudah mampu
dengan secara teratur. sebelumnya. mengendalikan
meminum obat 2. Jelaskan kegunaan halusinasinya.
obat 2. Klien dapat
3. Jelaskan akibat mengatahui
apabila putus obat kegunaan obat
4. jelaskan cara kontrol 3. Klien dapat
halusinasi dengan mengetahui
teratur minum obat, akibat putus
(prinsip 5 benar obat
minum obat) 4. Klien dapat
5. bimbing klien mengetaui cara
memasukan dalam minum obat
jadwal kegiatan yang benar.
harian.
T. TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Gangguan Selasa, Sp I Selasa, 28/6/2022 12.05 WIB
persepsi 28/6/202 1. Membina hubungan saling S: - Klien mengatakan
sensori: 2 percaya dengan selamat siang
12.00 WIB
halusinasi mengucapkan salam, - klien mengatakan
pendengaran memperkenalkan diri, namanya Tn.B
dengan menyebutkan - klien mengatakan senang
identitas secara lengkap, dipanggil Tn.B
menanyakan nama, nama - klien mengatakan suara-
panggilan klien, suara itu datang pada
menjelaskan kontrak. saat klien menyendiri dan
2. mengidentifikasi jenis, isi, pada saat klien akan tidur
waktu, frekuensi, situasi malam
menimbulkan halusinasi - klien mengatakan suara
dan respon klien terhadap itu seperti suara
halusinasinya, perempuan yang
3. mengajarkan klien memanggil-manggil
menghardik halusinasinya dirinya, klien mengatakan
dengan mengatakan kesal dan tidak suka
”tidak…tidak…saya tidak mendengar suara-suara
mau dengar” itu.
4. Meminta klien untuk - klien mengatakan akan
memperagakan kembali menerapkan cara
cara menghardik mengontrol halusinasi
halusinasi. yaitu dengan
menghardik.
O : - Klien mau menjawab
salam, klien mau berjabat
tangan, klien mau
menjawab pertanyaan
perawat, klien kooperatif
- klien mau menjelaskan
jenis, isi, waktu,
frekuensi, situasi yang
menimbulkan halusinasi
dan respon klien terhadap
halusinasinya.
- Klien tampak menyimak
saat perawat
mengajarkan cara
menghardik halusinasi.
A : Klien mampu menghardik
halusinasinya bila
muncul.
P: Klien : anjurkan klien untuk
melakukan cara yang
sudah perawat ajarkan
bila halusinasinya
muncul. Perawat :
lanjutkan Sp II, evaluasi
jadwal kegiatan harian
klien, latih klien
mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
Rabu, 1. mengevaluasi jadwal Rabu, 29/6/2022 12.05 WIB
29/6/2022 kegiatan klien S: - klien mengatakan saat
09.00 WIB malam hari klien
2. Melatih klien mengontrol
halusinasi dengan cara mendengar kembali
bercakap-cakap dengan bisikan tetapi sudah
teman, perawat, anggota mulai bisa dikontrol
keluarga, dengan dihardik
- Klien mengatakan sudah
mulai berinteraksi
dengan teman dalam
satu ruangan yaitu Tn. R
- Klien mengatakan saat
bercakap cakap dengan
orang lain, halusinasi
tidak muncul.
O: - klien lebih kooperatif
- Klien tampak berinteraksi
dengan teman satu
ruangan
A: klien mampu mengontrol
halusinasi dengan
bercakap cakap dengan
orang lain.
P: klien: anjurkan klien untuk
melakukan cara yang
sudah perawat ajarkan
bila halusinasinya muncul.
Perawat : lanjutkan Sp III,
evaluasi jadwal kegiatan
harian klien, latih klien
mengendalikan halusinasi
dengan cara membuat
jadwal harian.
Kamis, 1. Menjelaskan pentingnya Kamis, 30/6/2022 12.30 WIB
30/6/2022 aktivitas yang teratur untuk S: - klien mengatakan
09.00 WIB
mengatasi halusinasi. aktivitas yang ingin
2. Berdiskusikan aktivitas yang dilakukan adalah
biasa dilakukan oleh klien berkebun.
- Klien mengatakan akan
mencoba melakukan
kegiatan sesuai jadwal.
3. Menyusun jadwal aktivitas O: - klien melakukan 3
sehari-hari sesuai dengan kegiatan baru yaitu
aktivitas yang telah berinteraksi dengan Tn.
Dilatih yaitu bercakap cakap R, membereskan tempat
dengan orang lain dan tidur dan melakukan
melakukan yoga. yoga
4. Memantau pelaksanaan A: klien mampu mengontrol
jadwal kegiatan halusinasi mengikuti
5. memberikan penguatan jadwal harian
terhadap perilaku klien yang P: klien: anjurkan klien untuk
positif. melakukan cara yang
sudah perawat ajarkan
bila halusinasinya muncul.
Perawat : lanjutkan Sp IV,
evaluasi jadwal kegiatan
harian klien, latih klien
mengendalikan halusinasi
dengan cara rutin minum
Jumat, 1. Mengevaluasi masalah dan obat.
01/7/2022 latihan sebelumnya. Jumat, 01/7/2022 13.00 WIB
09.00 WIB 2. Menjelaskan kegunaan obat S: - klien mengatakan merasa
3. Menjelaskan akibat apabila menyesal karena
putus obat
berhenti melakukan
4. menjelaskan cara kontrol
halusinasi dengan teratur kontrol
minum obat, (prinsip 5 benar - klien mengatakan akan
minum obat) rutin meminum obat
5. bimbing klien memasukan O: - klien meminum obat
dalam jadwal kegiatan sesuai jadwal dan dosis
harian. yang ditentukan
A: klien mampu mengontrol
halusinasi meminnum obat
P: klien: anjurkan klien untuk
melakukan cara yang
sudah perawat ajarkan
bila halusinasinya muncul.
Perawat : evaluasi jadwal
kegiatan harian klien,
melakukan TAK stimulasi
persepsi, melakukan
terapi musik klasik

Anda mungkin juga menyukai