Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY ’S’ DENGAN HALUSINASI


DENGAR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMBANG MAROS

NAMA : DARMAWATI, S.ST


NIM : N2112176

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGIL ILMU KESEHATAN
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI DENGAR

1. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap
stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan
Wiliam, 1980).
Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran
individu tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen,
1984).
B. Tanda dan gejala
Prilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut
1. Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara.
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak
sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll.
3. Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang
tidak tampak.
4. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
C. Penyebab :
Isolasi sosial menarik diri
1. Pengertian
Menarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dan orang lain
yang di tandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri
yang kurang.
2. Penyebab
a. Perkembangan
Sentuhan,perhatian,kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan
individu meny endiri, kemampuan berhubungan dengan klien
tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri’’
b. Harga diri rendah
3. Tanda dan gejala
Tanda gejala menarik diri dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain
a. Aspek fisik
1) Penampilan diri kurang.
2) Tidur kurang.
3) Keberanian kurang.
b. Aspek emosi
1) Bicara tidak jelas.
2) Merasa malu.
3) Mudah panik.
c. Aspek sosial
1) Duduk menyendiri
2) Tampak melamun
3) Tidak peduli lingkungan
4) Menghindar dari orang lain
d. Aspek intelektual
1) Merasa putus asa
2) Kurang percaya diri
D. Akibat
Resiko mencederai orang lain dan diri sendiri
1. Pengertian
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan
yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya maupun orang lain di
sekitarnya (Town send, 1994)
2. Penyebab
a. Halusinasi
b. Delusi
3.Tanda dan gejala
a. Adanya peningkatan aktifitas motorik
b. Perilaku aktif ataupun destruktif
c. Agresif
III. PATHWAY

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar

Isolasi sosial : menarik diri

IV. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


A. Data Obyektif .
Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini
1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang
berbicara atau kepada benda mati seperti mebel,tembok dll
3) Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab
suara
4) Tidur kurang/terganggu
5) Penampilan diri kurang
6) Keberanian kurang
7) Bicara tidak jelas
8) Merasa malu
9) Mudah panik
10) Duduk menyendiri.
11) Tampak melamun.
12) Tidak peduli lingkungan.
13) Menghindar dari orang lain.
14) Adanya peningkatan aktifitas motorik.
15) Perilaku aktif ataupun destruktif.
B. Data Subyektif
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang
tampak.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar.
B. Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya
isolasi sosial : menarik diri.

VI. INTERVENSI .
A. Diagnosa 1 . Resiko menciderai diri sensiri dan orang lain berhubungan
dengan gangguan sensori : Halusinasi dengar .
TUM : Klien tidak menciderai orang lain .
TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
kriteria hasil - Ekspresi wajah bersahabat.
- Menunjukan rasa senang.
- Ada kontak mata atau mau jabat tangan.
- Mau mrnyrbutkan nama.
- Mau menyebut dan menjawab salam.
- Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi:
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.
Rasionalisasi : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk
kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.

TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi dengan kriteria hasil:


a. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnuya halusinasi.
b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap halusinasi.
c. Bantu klien mengenal halusinasinya.
1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa yang
sedang terdengar.
2) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun
perawat sendiri tidak melihatnya.
3) Katakan bahwa klien lain juga yang seperti klien.
4) Katakan bahwa perawat siap membantu klien.
d. Diskusikan dengan klien
1) Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.
2) Waktu dan frekuensinya terjadi halusinasi.
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.

TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil :


- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan cara baru.
- Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasi.
- Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.
Intervensi:
a. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi halusinasi.
Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian. Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri
klien.
c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.
1) Katakan “ saya tidak mau dengar kamu”
2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.
3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat
muncul.
4) Meminta perawat /teman/keluarga untuk menyapa jika klien
melamun.
Rasional: memberi alternative pikiran bagi klien
d. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap. Rasional:
Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba
memilih salah satu cara pengendalian halusinasi.
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi realita.
Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi
realita klien.

TUK : 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol


halusinasinya dengan kriteria hasil:
- Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi
Intervensi:
a. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi.
Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol
halusinasi.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
1). Gejala halusinasi yang dialami klien.
2). Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag untuk memutus
halusinasi.
3). Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri
kegiatan jangan biarkan sendiri.
4). Beri informasi tentang kapan pasien memerluakn bantuan.
Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang halusinasi.

TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik. Dengan kriteria hasil :


- Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek
samping
- Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
- Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi
- Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.
Intervensi:
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat obat.
b. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya.
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek
samping obat yang dirasakan.
Rasional ; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang
harus dilakukan setelah minum obat.
d. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.
Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
e. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.
Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang
pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I


Edition . Lippincot . Philadelphia .

2. Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC.


Jakarta .

3. Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5 th


Edition . Lippincott. Philadelphia .

4. Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.

5. Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. EGC.Jakarta
.

6. Townsend . 1995. Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing a Pocket Guide


For Care Plan Construction . Edisi 3 . EGC. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ’S’ DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMBANG MAROS

NAMA : DARMAWATI, S.ST


NIM : N2112176

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGIL ILMU KESEHATAN
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ‘S’ DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN

Tanggal pengkajian : 08 Agustus 2022


A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Usia : 39 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Simbang, Bantimurung Maros
B. Alasan Masuk
1. Kondisi saat ini : Keluarga mengatakan klien mengalami masalah
kejiwaan ± 2 tahun yang lalu. Saat ini pasien sudah jarang mendengar
suara-suara bisikan dan hanya sesekali mendengar, serta pasien rutin
mengkonsumsi obat yang diberikan.
C. Factor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : Ya
2. Pengobatan Sebelumnya : Kurang berhasil
3. Trauma : Tidak ada
Jelaskan : Klien telah mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya namun terkadang gejala-gejala halusinasinya masih
terdengar
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Tidak
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV : TD : 120/80 mmHg ND : 90 x/menit
RR : 22 x/menit SB : 36°C
2. Ukur : BB : 55 kg TB : 154 cm
3. Keluhan Fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
E. Psikososial
1. Genogram

39
40
9

20 17 14 11

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Hubungan
: Tinggal serumah
: Meninggal
? : Tidak diketahui
G1 : Orang tua pasien sudah meninggal
G2 : Pasien tinggal bersama suami, anak ketiga dan anak
bungsu
G3 : Anak pertama, dan kedua tinggal dengan orang tua klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai semua bagian
anggota tubuhnya.
b. Identitas : klien seorang perempuan berusia 39 tahun, pasien
merupakan seorang ibu dari anak-anaknya
c. Peran : Klien seorang istri dan ibu dari anak-anaknya.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjalani hidup normal.
e. Harga diri : Klien mengatakan ingin sembuh dan menjalani
hidup normal.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti : Suami dan anak-anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Sebelum klien
sakit klien rutin mengikuti kegiatan ibu rumah tangga di
kampungnya, namun semenjak sakit klien tidak mengikuti kegiatan
lagi.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah : Klien rutin sholat di rumah jika tidak
sedang sakit.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.
F. Status Mental
1. Penampilan : Penggunaan pakaian sesuai
Jelaskan : Klien berpenampilan cara berpakaian rapih dan
terlihat bersih.
Masalah keperwatan : Tidak ada masalah
2. Pembicaraan : Lambat
Jelaskan : Klien berbicara lambat saat ditanya, tidak mampu
memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
3. Aktivitas Motorik : Gelisah
Jelaskan : Klien tampak tidak tenang ketika berada di tempat
yang ramai.
Masalah keperawatan : Ansietas
4. Alam perasaan : Takut
Jelaskan : Klien tampak tidak tenang ketika berada di tempat
yang ramai.
Masalah keperawatan : Ketakutan
5. Afek : Tumpul
Jelaskan : Wajah klien tanpa ekspresi.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang
Jelaskan : Klien kooperatif, kontak mata kurang, klien sering
melihat-lihat area sekitar dengan gelisah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
7. Persepsi : Pendengaran
Jelaskan : Klien mengatakan mendengar suara seperti ada yang
memanggil, suara itu terkadang muncul saat klien sedang sendirian
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran
8. Tingkat kesadaran : Bingung
Jelaskan : Klien tampak bingung saat ditanya
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir
9. Daya ingat : Gangguan daya ingat jangka panjang
Jelaskan : Keluarga mengatakan klien tidak mengingat hal-hal yang
lalu
Masalah keperawatan : Kerusakan memori
10. Kemampuan berhitung dan konsentrasi : Tidak mampu
berkonsentrasi
Jelaskan : Klien tidak dapat berkonsentrasi
Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi
11. Kemampuan penilaian : Gangguan ringan
Jelaskan : Klien tidak dapat mengambil keputusan sendiri
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Daya tilik diri :-
Jelaskan : Tidak ada masalah pada daya tilik diri
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
G. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :
a. Makan : Ya
b. Perawatan kesehatan : Tidak
c. Pakaian : Ya
d. Transportasi : Tidak
e. Tempat tinggal : Ya
f. Uang : Tidak
Jelaskan : Klien dapat melakukan beberapa kebutuhan secara
mandiri
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri :
1) Mandi : Mandiri
2) Kebersihan : Bantuan minimal
3) Makan : Mandiri
4) BAB/BAK : Mandiri
5) Ganti pakaian : Mandiri
Jelaskan : Klien dapat melakukan beberapa kebutuhan secara
mandiri.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
b. Nutrisi
1) Apakah anda puas dengan pola makan anda ? Ya
2) Apakah anda memisahkan diri ? Tidak
3) Frekuensi makan sehari : 3 x sehari
4) Nafsu makan : Baik
5) Berat badan : 55 kg
Jelaskan : Tidak ada masalah pada nutrisi klien
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
c. Tidur
1) Apakah ada masalah tidur ? Ya
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? Ya
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang ? Ya
4) Lama tidur siang : ± 3 jam
5) Tidur malam jan : ± 8 jam Bangun jam : 7 Pagi
6) Apakah ada gangguan tidur ? Ya
Jelaskan : Klien mengatakan saat mau tidur biasa ada suara
bisikan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Kemampuan klien dalam
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri : Ya
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak
c. Mengatur penggunaan obat : Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) : Tidak
Jelaskan : Keluarga mengatakan klien tidak mampu mengambil
keputusan, mengatur penggunaan obat dan tidak mampu melakukan
pemeriksaan Kesehatan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4. Klien memiliki system pendukung
a. Keluarga : Ya
b. Terapis : Ya
c. Teman sejawat : Ya
d. Kelompok social : Tidak
Jelaskan : Klien memiliki keluarga dan tetangga yang sering
memberikan dukungan kepada klien
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
H. Mekanisme Koping
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
Adaptif : Tidak ada
Maladaptive : Berdiam diri di rumah
I. Masalah Psikososial & Lingkungan
1. Masalah dengan pendidikan : Tidak ada masalah dengan pendidikan
klien, pendidikan terakhir klien SMU.
2. Masalah dengan pekerjaan : Selama pasien mengalami masalah
kejiwaan klien tidak berkerja
3. Masalah dengan ekonomi : Klien dibiayai oleh suaminya
4. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
J. Kurang Pengetahuan Tentang
a. Penyakit jiwa
Malasah Keperawatan: Defisit pengetahuan
K. Aspek Medik
Diagnose medik : Skizofrenia
Terapi medik :
Obat Dosis Fungsi

Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 Membantu menjernihkan pikiran dan


mengurangi halusinasi, rasa gelisah,
agresi, pikiran negative, atau keinginan
untuk melukai diri sendiri

Risperidon 2 mg 2 x 1 Mengobati gangguan bipolar, gangguan


kecemasan, dan depresi. Obat ini
membantu pasien untuk berpikir jernih
dan beraktivitas normal dalam
kehidupan sehari-hari

Cepezet 100 mg 1 x 1 Mengatasi gangguan mental atau mood


seperti gangguan kejiwaan yang
membuat penderitanya mengalami
halusinasi, delusi, dan perubahan pada
sikap (skizofrenia) dan gangguan
kesulitan membedakan antara imajinasi
dan kenyataan (psikosis) serta gangguan
perilaku

L. Pohon Masalah

Halusinasi pendengaran

Isolasi social : menarik diri

Mekanisme koping tidak


efektif
ANALISA DATA
Nama : Ny. S
Tanggal Pengkajian : 08 November 2022
No Hari/ Data Masalah Keperawatan
Tanggal
1. Selasa, DS : Gangguan persepsi sensori :
08 November Klien mengatakan sering Halusinas
2022 mendengar suara saat
sedang sediri, suara
tersebut kadang muncul
kadang tidak, suaranya
muncul hanya sebentar

DO :
Klien saat interaksi kadang
ketawa sendiri
2. Selasa, DS : Isolasi social : Menarik diri
08 November -
2022
DO :
- Kontak mata klien
kurang saat
berinteraksi
- Klien sering melamun
INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Diagnosa Tujuan
No Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan Persepsi sensori : halusinasi Manajemen Halusinasi (I.09288)
persepsi membaik (L.09083), dengan Observasi :
sensori : kriteria hasil : 1. Monitor perilaku yang
Halusinasi 1. Verbalisasi mendengar mengidinkasi halusinasi
bisikan menurun (2 – 5) 2. Monitor dan sesuaikan tingkat
2. Distorsi sensori menurun aktivitas dan stimulasi
(2 – 5) lingkungan
3. Perilaku halusinasi seperti 3. Monitor isi halusinasi (mis.
menarik diri, melamun, Kekerasan atau membahayakan
curiga dan mondar-mandir diri)
menurun (2 – 5) Terapeutik :
4. Respons sesuai stimulus, 1. Pertahankan lingkungan yang
konsentrasi dan orientasi aman
membaik (2 – 5) 2. Lakukan tindakan keselamatan
ketika tidak dapat mengontrol
perilaku (mis. Limit setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan, fisik, seklusi)
3. Diskusikan perasaan dan
respons terhadap halusinasi
4. Hindari perdebatan tentang
validasi halusinasi
Edukasi :
1. Anjurkan memonitor sendri
situasi terjadinya halusinasi
2. Anjurkan bicara pada orang
yang dipercaya untuk
memberikan dukungan dan
umpan balik korektif terhadap
halusinasi
3. Anjurkan melakukan distraksi
(mis. mendengarkan music,
melakukan aktivitas, dan teknik
relaksasi)
4. Ajarkan pasien dan keluarga
cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat anti
psikotik dan antiansietas, jika perlu.
2. Isolasi social : Keterlibatan social Promosi Sosialisa (I.13498)
menrik diri meningkat (L.13116), dengan Observasi :
kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan
1. Minat interaksi yang berinteraksi dengan orang lain
dalamnya ada verbalisasi 2. Identifikasi hambatan
tujuan yang jelas dan melakukan interaksi dengan
minat terhadap aktivitas orang lain
meningkat (2 – 5) Terapeutik :
2. Verbalisasi keamanan 1. Motivasi meningkatkan
ditempat umum keterlibatan dalam suatu
meningkat (2 – 5) hubungan
3. Verbalisasi social 2. Motivasi kesabaran dalam
meningkat (2 – 5) mengembangkan suatu
4. Perilaku menarik diri yang hubungan
didalamnya ada 3. Motivasi berpartisipasi dalam
verbalisasi perasaan aktivitas baru dan kegiatan
berbeda dengan orang kelompok
lain, verbalisas preokupasi 4. Motivasi berinteraksi di luar
dengan pikiran sendiri, lingkungan (mis. jalan-jalan, ke
afek murung/sedih, tokoh buku)
perilaku bermusuhan 5. Diskusikan kekuatan dan
dapar meningkat keterbatasan dalam
5. Perilaku sesuai dengan berkomunikasi dengan orang
harapan orang lain lain
membaik (2 – 5) 6. Diskusikan perencanaan
6. Perilaku bertujuan kontak kegiatan di masa depan
mata, dan tugas sesuai 7. Berikan umpan balik positif
usia membaik (2 – 5) dalam perawatan diri
8. Berikan umpan balik positif
pada setiap peningkatan
kemampuan
Edukasi :
1. Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
2. Anjurkan ikut serta kegiatan
social dan kemasyarakatan
3. Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
4. Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan hak orang lain
5. Anjurkan membuat perencanaan
kelompok kecil untuk kegiatan
khusus
6. Latuh bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
7. Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Hari/ Tanggal/
No Implementasi Evaluasi
Jam
1. Rabu 09 november S:-
2022 1. Membina Hubungan O : klien tampak gelisah, kontak
saling percaya mata belum terjalin.
2. Melakukan SP 1 A : Masalah belum teratasi
: Cara menghardik P : Lanjutkan intervensi dan lanjut
ke SP 2

Rabu 09 november Selasa, 23 Juni 2020 S:-


2022 Jam 08.00 : O : klien tampaqk sudah sedikit
1. Membina Hubungan baik, kontak mata terjalin sedikit
saling percaya lama
2. MelakukanSP 2 A : masalah belum teratasi
: Bercakap-cakap P : lanjutkan intervensi dan lanjut
dengan orang lain ke SP 3 dan 4
Rabu 09 november Selasa, 23 Juni 2020 S:-
2022 Jam 08.00 : O : Klien tampak sudah sedikit
1. Membinan hubungan baik
saling percaya A : Masalah belum teratasi
2. Melakukan SP 3 : P : lanjutkan intervensi
melakukan aktifitas
Jam 10.00 :
Melakukan SP 4 :
Mengendalikan Halusinasi
pendengaran dengan
minum obat
2. Kamis 10 Senin, 22 Juni 2020 S: Klien menanyakan bagaimana
november 2022 Jam 08.00 : cara bercakap-cakap dengan
1. Membina Hubungan orang lain, klien banyak bertanya
saling percaya
2. Melakukan SP 1 dengan O : klien SP 1 dan SP 2 klien
cara bercakap- cakap tampak masih pasif tetapi setelah
dengan orang lain memasuki SP 3 klien dapat
berbicara dengan lancar tapi kontak
Jam 10.00 : mata masih belum terlalu lama
Melakukan SP 2 dengan A : masalah belum teratasi
cara bercakap-cakap P : intervensi dilanjutkan
dengan orang lain lebih
dari 1

Jam 15.00 :
Melakukan SP 3 dengan
cara bercakap-cakap
dengan orang lain lebih
dari 2
Jam 16.00 :
Melakukan SP 4 dengan cara
bercakap-cakap dengan
orang lain lebih dari 3 atau
sekelompok orang.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 1)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering mendengar suara saat sedang sendiri,
suara tersebut kadang muncul kadang tidak, suaranya muncul hanya
sebentar.
DO : Klien saat interaksi kadang ketawa sendiri.
2. Diagnose Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien
8) Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu
terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat
terjadi halusinasi
9) Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a) Jelaskan cara menghardik halusinasi
b) Peragakan cara menghardik halusinasi
c) Minta klien memperagakan ulang
d) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku
klien yang sesuai.
e) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP 1)
ORIENTASI :
1. Salam terpeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi. Boleh saya kenalan dengan ibu? Nama
saya Arida, saya bisa dipanggil dengan Rida. Kalau boleh tau nama ibu siapa?
Ibu senang dipanggil dengan sebutan apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Ada
keluhan tidak?”
3. Kontrak
a. Topic
“Apakah ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara dan sesuatu yang selama ini ibu dengar?”
b. Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa lama?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
c. Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang? Mau ibu dimana?”
KERJA
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering ibu mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa ibu mendengar suara tersebut?”
“Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara-suara?”
“Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu?”
“Apakah dengan cara itu suara itu hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara itu agar tidak
muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu tidak muncul”
“Pertama, dengan cara menghardik suara tersebut”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal”
“Keempat, minum obat dengan teratur”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”
“Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul, ibu langsung tutup telinga ibu
dengan kedua tangan dan ibu bilang “Pergi saya tidak mau dengar…. Saya tidak
mau dengar… kamu suara palsu” Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…. Bagus! Coba lagi! Ya bagus ya
ibu sudah bisa”
TERMINASI
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak
dengan latihan tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba ibu sebutkan cara untuk mencegah
suara itu agar tidak muncul lagi”
“Coba ibu peragakan lagi cara menghardik yang kita latihan tadi”
3. Rencana tindak lanjut klien
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan ibu coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja
latihannya?”
“(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian klien) Jika ibu melakukannya dengan sendiri ibu tulisnya M, jika ibu
diingatkan oleh keluarga ibu tulisnya B, jika ibu tidak melakukannya ibu
tulisnya T. Apakah ibu mengerti?”
4. Kontrak yang akan datang
a. Topic
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara
dengan orang lain saat suara-suara itu muncul?”
b. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jama 09.30
pagi?”
c. Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya? Sampai
jumpa besok”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 2)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS : Klien masih mendengar suara saat sendiri
DO : Klien saat berinteraksi kontak mata kurang
2. Diagnose Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan Khusus
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4. Tindakan Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP 2)
ORIENTASI :
1. Salam terpeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi. Bagaimana kabarnya ibu hari ini? Apakah
ibu masih ingat dengan saya? Apakah ibu sudah makan?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
halusinasi, apakah ibu bisa menjelaskan kepasa saya tentang isi suara-suara
yang ibu dengar, apakah ibu bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi
yang pertama yaitu dengan cara menghardik”
3. Kontrak
a. Topic
“Sesuai dengan janji kita kemarin ya bu, kita akan berbincang-bincang
tentang cara mengontrol suara yang ibu sering dengar agar suara itu tidak
muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang
lain”
b. Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 10 menit?
Bagaimana ibu setuju?”
c. Tempat
“Di mana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-
bincang?”
KERJA
“Kalau ibu mendengar suara-suara tersebut apa yang ibu lakukan pada saat itu?”
“Apa yang telah saya ajarkan kemarin sudah dilakukan apabila suara-suara itu
muncul?”
“Untuk cara kedua bila suara itu muncul ibu bisa langsung pergi ke keluarga ibu.
Katakana bahwa ibu mendengar suara ayo ngobrol dengan saya”
“Nanti keluarga ibu akan mengajak ibu mengobrol sampai suara itu hilang”
TERMINASI
1. Evaluasi Subjektif
“Tidak terasa ya kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali ibu
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang?”
2. Evaluasi Objektif
“Jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih untuk mengontrol
halusinasinya ibu adalah…”
“Coba ibu peragakan lagi cara menghardik yang kita latihan tadi”
3. Rencana tindak lanjut klien
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, ibu bisa praktekkan cara yang telah saya
ajarkan agar suara tersebut tidak datang lagi. Yaitu pertama, dengan cara
menghardik, kedua dengan cara berbincang dengan orang lain”
4. Kontrak yang akan datang
a. Topic
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara yang ketiga
yaitu dengan cara menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat”
b. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 pagi?”
c. Tempat
“Besok kita berbincang-bincang disini lagi? Terimakasih ya ibu sudah
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 3)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan suara yang sering didengar berkurang.
DO : Kontak mata mulai ada dan klien nyaman ngobrol
2. Diagnose Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan Khusus
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas/kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas
harian klien.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP 3)
ORIENTASI :
1. Salam terpeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi. Bagaimana kabarnya ibu hari ini? Apakah
ibu masih ingat dengan saya? Apakah ibu sudah makan?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu masih mendengar suara-suara
yang kita bicarakan kemarin?”
3. Kontrak
a. Topic
“Sesuai dengan janji kita kemarin ya bu, kita akan berbincang-bincang
tentang cara mengontrol suara yang ibu sering dengar agar suara itu tidak
muncul lagi dengan cara yang ketiga yaitu dengan cara melakukan
aktifitas/kegiatan harian”
b. Waktu
“Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana ibu
setuju?”
c. Tempat
“Di mana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-
bincang?”
KERJA
“Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara yang kita sudah diskusikan
tentang cara pertama dan kedua, untuk cara yang ketiga yaitu ibu menyibukkan
diri dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk
sendiri dan melamun saja”
“Jika ibu mulai mendengar suara-suara, ibu segera menyibukkan diri dengan
kegiatan seperti menyapu, mengepel atau menyibukkan diri dengan kegiatan lain”
TERMINASI
1. Evaluasi Subjektif
“Tidak terasa ya kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali ibu
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba ibu jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?”
3. Rencana tindak lanjut klien
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, ibu bisa praktekkan cara yang telah saya
ajarkan agar suara tersebut tidak datang lagi. Yaitu pertama, dengan cara
menghardik, kedua dengan cara berbincang dengan orang lain, dan yang
ketiga dengan cara menyibukkan diri dengan kegiatan”
4. Kontrak yang akan dating
a. Topic
“Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara yang keempat
yaitu dengan cara minum obat dengan teratur”
b. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 pagi?”
c. Tempat
“Besok kita berbincang-bincang disini lagi? Terimakasih ya ibu sudah
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi”

Anda mungkin juga menyukai